• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyelami Samudra Kalimat Tauhid, karya Al Ustadz Abdurrahman bin Abdul Karim Attamimi

N/A
N/A
Thao Vu

Academic year: 2023

Membagikan "Menyelami Samudra Kalimat Tauhid, karya Al Ustadz Abdurrahman bin Abdul Karim Attamimi"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Dengan kalimat Tauhid inilah Allah mengutus para Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya dan menetapkan hukum-hukum-Nya. Dengan putusan tauhid ini, manusia berpecah kepada mukmin dan kafir, orang baik dan orang soleh. Jawapan pertama ialah merealisasikan lafaz tauhid هااللّ الَِإ احالِإ الَ, baik dari segi kefahaman, nazar mahupun amalan.

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata: Ungkapan tauhid هااللّ الَِإ احالِإ الَ mempunyai banyak keutamaan. Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata: Allah tidak memberikan nikmat yang lebih besar kepada seorang hamba daripada memahamkannya (kuat) kalimah tauhid bahawa sesiapa yang berpegang padanya akan selamat dan sesiapa yang tidak berpegang dengannya. akan diselamatkan ia akan binasa.

Kalimat tauhid ialah ةَيِقَب ْلاةَمِلَكْلا / Al-Kalimah Al-Bâqiyah (ucapan yang kekal) yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim  kepada keturunannya agar mereka kembali (ke jalan Allah). Dan Nabi Ibrahim menjadikan kalimat tauhid sebagai kalimat yang tetap bagi keturunannya agar mereka kembali kepada kalimat tauhid. Kalimah tauhid ialah ى َوْقَّتلا ةَمِلَك / Kalimah At-Taqwa yang diperintahkan Allah kepada para sahabat Nabi-Nya.

Hukuman tauhid lebih berat (dalam timbangan hari kiamat) berbanding catatan dosa pada hari kiamat. Imam Ibnu Jarir Ath-Tabari rahimahullah berkata ketika menafsirkan kalimah tauhid هااللّ الَِإ احلِإ الَ yang terdapat dalam surat Ghafir ayat 3: Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Esa. Imam Suyuthi rahimahullah berkata tentang maksud kalimah tauhid هااللّ الَِإ احالِإ الَ yang terdapat dalam ayat kursi: Tidak ada seorangpun yang berhak disembah (dengan.

Tidak Ada Tuhan/Pencipta Selain Allah

Beliau juga mengatakan: Ini adalah pernyataan bid'ah, tidak ada satupun ulama Islam atau ahli bahasa Arab yang mengatakannya. Hal ini disebabkan karena mereka ahli dalam bahasa Arab dan ungkapan tauhid هااللّ الَِإ اهالِإ الَ dari bahasa mereka. Dari kalimat tersebut mereka memahami bahwa makna tauhid هااللّ الَِإ اهالِإ الَ membatalkan segala penyembahan berhala dan membatasi ibadah hanya kepada Allah saja.

Maka dari sini jelaslah bahawa maksud هااللّ الَِإ احالِإ الَ dan akibatnya ialah memuji Allah dalam beribadah dan meninggalkan semua ahli ibadah kecuali Allah. Jika maksud هااللّ الَِإ احالِإ الَ ialah tiada Tuhan/pencipta selain Allah, maka secara automatik orang-orang musyrikin Jahiliah akan masuk Islam dan tidak diperangi oleh Rasulullah. Jika maksud kalimat tauhid itu seperti yang mereka (orang jahil) beriman, maka tidak akan ada lagi perselisihan pendapat antara Nabi  dan orang-orang kafir Quraisy.

Dan mereka bersepakat menafsirkannya dengan maksud bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah. Dan Dia menjadikan kutukan tauhid sebagai kutukan yang kekal bagi anak cucunya, sehingga mereka kembali kepada kutukan tauhid.” (QS. Az-Zukhrûf: 26-28) 55. Mereka menjadikan ulama dan rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (mereka pun bertuhankan) Al tetap anak Maryam, Walaupun mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.

Perkataan “Tidak ada Tuhan selain Allah” terkadang dapat menimbulkan keyakinan sesat dan kekufuran, yaitu keyakinan terhadap wihdatul wujhud. Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah tentang tafsir هااللّ الَِإ احالِإ الَ dengan Tiada Tuhan/Pencipta selain Allah. 63 Artinya, tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada pemberi rezeki selain Allah, dan tidak ada yang memberi petunjuk (alam semesta) selain Allah.”

Makna yang benar dari kalimat tauhid هااللّ الَِإ اهالِإ الَ adalah tidak ada Tuhan yang benar selain Allah dan semua ibadah kecuali Allah adalah ibadah yang batil. Kaum musyrik (di zaman jahiliyah yang ahli bahasa Arab) belum memahami pengertian tauhid yang besar ini namun maknanya sudah kami jelaskan di atas. Dari sini jelas bahwa kaum musyrik (jahiliyah) memahami makna kalimat tauhid هااللّ الَِإ اهالِإ الَ ​​sebagai orang yang menafsirkannya dengan meyakini bahwa Allah SWT adalah Pencipta dan Pemberi rejeki.

Tidak Ada Sesembahan di Alam Semesta Kecuali Allah

Masalah utama adalah wajib bagi seseorang untuk bertaubat kepada Allah dari tafsiran yang salah. Oleh itu, tidak ada faedah bagi mereka dalam ibadah yang mereka seru kecuali Allah, pada masa azab Tuhanmu. Jadi mengapa apa sahaja yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri kepada Allah tidak dapat membantu mereka?

Maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang masih menyembah berhala-berhala mereka, Bani lsrail berkata, "Wahai Musa, buatkan untuk kami berhala sebagaimana mereka mempunyai berhala". Ayat-ayat ini menjelaskan banyaknya penyembah (selain Allah), tetapi mereka adalah penyembah yang batil. Dan makna "Tiada sembahan di alam semesta selain Allah" kadangkala boleh membawa kepada kepercayaan kepada Wihdatul Wujud (penyatuan Tuhan dalam makhluk-Nya) seperti yang dikatakan oleh Ibnu Arabi.

Hal senada juga disampaikan Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullahu ketika menyanggah ulama Nahwu terkait i'rab Lâ Ilâha Illallâhu.

Tidak Ada Hakim/Pembuat Hukum Kecuali Allah

Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” Artinya, orang yang mengucapkan kalimat tauhid harus beriman seyakin mungkin terhadap isi kalimat tauhid. Sesungguhnya yang beriman hanyalah mereka yang beriman (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berperang (jihad) dengan harta dan jiwa mereka.

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, maka mereka selalu gelisah dalam keraguannya. Allah memberitahu kita tentang orang-orang terdahulu yang Allah selamatkan kerana mereka menerima kandungan kalimat tauhid dan Allah juga memberitahu kita bagaimana Dia menghukum orang yang enggan dan tidak mahu menerimanya. 80 menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya." Demikianlah Kami membinasakan mereka, maka lihatlah kesudahan orang-orang yang berdusta.

Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. Di antara manusia ada yang berkata: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian", padahal mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, sedang mereka menipu diri sendiri tanpa disedari.

Dan di antara manusia ada yang menyembah penentang selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Allah ta'ala memberitahu bahawa hamba-hambaNya yang beriman adalah yang paling cintakan Allah. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga dan tempat kembalinya ialah Neraka, tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang yang berdosa.

Bentuk-bentuk syirik termasuklah berdoa kepada si mati, beristighatsah (meminta pertolongan ketika kesusahan), berjanji dan menyembelih untuk mereka seperti menyembelih jin dan kubur. Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya". Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik dari (hukum) Allah bagi orang-orang yang beriman.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

Referensi

Dokumen terkait