• Tidak ada hasil yang ditemukan

MERINTIS FIQIH LINGKUNGAN HIDUP (2)

N/A
N/A
Ihya' Ulumuddin

Academic year: 2025

Membagikan "MERINTIS FIQIH LINGKUNGAN HIDUP (2)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

MERINTIS FIQIH LINGKUNGAN HIDUP

Judul Buku Merintis Fiqih Lingkungan Hidup Pengarang M. Ali Yafie

Penerbit Ufuk Press Tahun Terbit Agustus 2006 Jumlah Halaman 246

M Ali yafie merupakan tokoh kyai Nahdlatul ulama dan pernah menjadi guru besar di beberapa universitas di Indonesia, selain itu beliau juga aktif di dunia penulisan buku bertemakan fiqh ,salah satu karyanya adalah buku yang berjudul merintis fiqih lingkungan hidup,buku yang secara khusus membahas mengenai cara pandang fiqih mengenai lingkungan hidup, Buku tersebut menerangkan Bagaimana aktivitas kehidupan manusia dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan serta bagaimana peran penting kesadaran manusia dalam menjaganya .

Semua negara di dunia baik berkembang maupun negara maju , saat ini tak bisa lepas dengan persoalan lingkungan hidup yang semakin lama semakin rumt dan kompleks, hal ini terjadi karena dalam satu pihak ancaman hidup bagi kelangsungan hidup manusia semakin menonjol sedangkan di sisi lain eksploitasi terhadap alam secara besar besaran masih berjalan dan cenderung terus meningkat dengan alasan pemenuhan kebutuhan guna kelangsungan hidup manusia . Keinginan untuk menjaga keberlangsungan hidup merupakan hal yang wajar dan manusiawi, tapi persoalannya negara negara di dunia begitu condong melakukan pemanfaatan alam dengan ugal ugalan ,tentunya hal tersebutlah yang menyebabkan alam tidak seimbang.

Persoalan lingkungan hidup muncul dari permasalahan pandangan hidup dan sikap manusia yang memandang secara ego tentang alam dan lingkungankannya , dalam hal inilah fiqh berperan dalam mempengaruhi upaya pembangunan pemikiran terhadap upaya pengembangan wawasan hidup atau lebih tepatnya pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup .Buku Merintis fiqih lingkungan hidup mencoba merangkum pembahasan mengenai keselarasan antara pandangan fiqh ,tingkah manusia dan reaksi alam .

Dalam pembahasan awal buku ini ,terdapat pengenalan mengenai berbagai polemik lingkungan yang terjadi di berbagai belahan dunia , ekonomi global dituding menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan lingkungan, sistem ekonomi global yang mengacu pada terbukanya pemasaran dunia , kebebasan adalah nilai khas dan bukan lagi di jadikan usaha melindungi ekologi, sistem globalisasi memacu penyerangan besar besaran terhadap segala aspek kehidupan manusia, setiap sesuatu itu harus bisa di manfaatkan dan memiliki nilai jual. Seiring bertumbuhnya ekonomi maka teknologi pun semakin berkembang, teknologi memang berperan penting dalam efisiensi dan efektifitas kerja manusia , namun teknologi mempunyai sisi gelap pada pencemaran lingkungan seperti udara air dan efek lingkungan lainnya .

Teknologi dituntut memenuhi kebutuhan hidup populasi manusia yang membludak , membuat dunia produksi dan industri melakukan rangkaian inovasi baru , penambahan zat pengawet , perasa sintetis dalam makanan , menjadi contoh

(2)

kecil , belum lagi pada industri pertanian yang menerapkan obat dan pestisida serta persilangan kultural berdampak pada ketidak seimbangan alam dan hayati.

Tidak berbeda jauh dengan negara lain , Indonesia juga mengalami perubahan alam yang tak kalah mengkhawatirkan, penyebabnya hampir sama dengan negara lain di dunia .Dewasa ini , di Indonesia banyak terjadi fenomena kerusakan alam , fenomena tersebut muncul dalam beragam bentuk mulai dar bencana alam seperti tanah longsor, banjir , ataupun fenomena pencemaran lingkungan, udara ,air , dan masih banyak lagi. Lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo Jawa timur merupakan salah satu bentuk bencana alam akibat kesalahan manusia saat mencoba melakukan pemanfaatan sumber daya alam .Banjir jakarta yang setiap tahunnya hadir tanpa penyelesaian seakan menggambarkan kesalahan manusia terkait pengelolaan alam yang salah akan menjadikan alam marah dan menyerang balik manusia tanpa pandang bulu .

Fiqih yang diketahui merupakan salam satu cabang ilmu Islam , mempunyai cara pandang tersendiri mengenai fenomena alam dan sikap manusia terhadap keberlangsungan keseimbangan alam, walaupun harus diakui dalam ilmu fiqh memang belum ada bab yang menjelaskan khusus dan terperinci mengenai lingkungan hidup, hal tersebut dikarenakan pada masa lampau lingkungan hidup belum menjadi permasalahan yang menarik perhatian para ahli hukum Islam dan belum terjadi pengruskan lingkungan yang membahayakan seperti sekarang akan tetapi dalam buku ini "merintis fiqh lingkungan hidup"dijelaskan beberapa prinsip dasar pemeliharaan lingkungan , diantaranya

1.perlinduangan jiwa raga (hifdl Al nafs) adalah kewajiban utama

2 kehidupan dunia bukan tujuan, kehidupan dunia adalah titian menuju kehidupan akhirat yang kekal

3.produksi dan konsumsi harus sesuai dengan standar kebutuhan layak manusia (gass Al kifayah) . melampaui batas standar kebutuhan layak manusia dilarang

4.keselarasan dan keseimbangan alam (ekosistem)mutlak ditegakkan, mengganggu dan merusak ekosistem sama dengan menghancurkan kehidupan seluruhnya .

5.semua makhluk adalah mulia ( Muharam)siapapun dilarang mengeksploitasi semua jenis makhluk yang menyebabkan kehidupan nya terganggu

6.manusia adalah pelaku pengelolaan alam semesta yang menentukan kelestarian kehidupan.segala tindakanmya akan di minta pertanggung jawaban, baik di dunia maupun di akhirat.

Pelestarian lingkungan hidup merupakan suatu fardhu kifayah, yang berati semua pihak baik individu, kelompok maupun perusahaan bertangg,g jawab atas kelestarian alam , walaupun yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah,dalam hal ini Pemerintah adalah yang dibebani dalam memimpin rakyat beserta lingkungan nya , namun pada dasarnya setiap individu dibebankan untuk menjaga lingkungan hidup dengan baik karena pada dasarnya manusia hadir di dunia ini sebagai Khalifah di bumi.

Referensi

Dokumen terkait