• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DAKWAH Kel.3[1],

N/A
N/A
Itsnan Muhammad Irsyad

Academic year: 2025

Membagikan "METODE DAKWAH Kel.3[1],"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“METODE DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dalam mata kuliah

:

“Tafsir Dakwah”

DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Yuyun Affandi, Lc. MA.

DISUSUN OLEH :

1. Triskha Nugroho Ilham Arifin (23010360046) 2. Itsnan Muhammad Irsyad (23010360047) 3. Fadhlu Izza Asyifa’ (23010360048) 4. Syarifatun Nida (23010360049) 5. Salis Rahma Aulia (23010360050) 6. Nadinda Evita Daniati (23010360051)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO SEMARANG TAHUN 1445 H/2023 H

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dan dapat diterima oleh manusia. Sebaliknya, tanpa dakwah Islam akan semakin jauh dengan masyarakat dan akan lenyap dari permukaan bumi. Namun, dakwah bukan hanya tentang menyampaikan pesan Islam. Dakwah juga harus dilakukan dengan cara yang tepat dan efektif agar tujuan dakwah tercapai. Di sinilah peran metode dakwah menjadi penting.

Metode dakwah adalah cara atau strategi yang digunakan oleh da'i (penyebar dakwah) untuk menyampaikan pesan Islam kepada mad'u (objek dakwah). Metode dakwah yang tepat dapat membantu da'i untuk menyampaikan pesan Islam dengan lebih mudah dan efektif, sehingga mad'u lebih mudah menerima pesan tersebut. Seiring perjalanan sejarah Islam, metode dakwah terus berkembang dan beradaptasi dengan kondisi zaman. Dari metode dakwah bil hikmah (dengan kebijaksanaan) dan bil mau'idhah al hasanah (dengan nasehat yang baik) yang digunakan Rasulullah SAW, hingga metode dakwah bil lisan (ceramah), bil qalam (tulisan), dan bil hal (contoh) yang berkembang di era modern.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pun membuka peluang baru dalam metode dakwah. Dakwah melalui media sosial, aplikasi mobile, dan platform digital lainnya memungkinkan da'i untuk menjangkau mad'u yang lebih luas dengan cara yang lebih interaktif dan kreatif. Metode dakwah ibarat ruh dari dakwah itu sendiri.

Metode yang tepat bagaikan kompas yang mengantarkan da'i dalam menyampaikan pesan Islam secara efektif dan efisien, sehingga mad'u dapat menerimanya dengan mudah dan antusias. Di era modern, metode dakwah dituntut untuk adaptif, inovatif, dan relevan dengan realitas zaman yang terus berkembang. Dengan metode dakwah yang tepat, dakwah dapat terus berkumandang, mengantarkan cahaya Islam menerangi kehidupan manusia.

(3)

B. Rumusan Masalah.

1. Apa Pengertian Dari Metode Dakwah?

2. Apa Saja Macam Macam Metode Dakwah?

3. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Dakwah?

4. Bagaimana Metode Dakwah Yang Efektif Di Era Digital Saat Ini?

(4)

PEMBAHASAN

A. Teks Al-Qur’an dan Terjemahannya

نَ يْ دِ نَ يْ مُ يْ ادِ مُ نَ يْ نَ نَ مُ نَ هٖ دِ يْ دِ نَ يْ نَ نَ نَ يْ نَ دِ مُ نَ يْ نَ نَ مُ نَ نَ نَ نَ دِ مُنُۗ !نَ"يْنَ #نَدِ #يْدِ نَ ادِ يْ مُ يْ $دِا%نَنَ &دِ'نَ!نَ(نَيْ &دِ)نَدِ يْ نَ يْ نَ &دِنَ *يْ(دِيْ ادِ نَ بِّ نَ دِ يْ دِ نَ ىلٰ دِ .مُ$يْمُ

Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)1

B. Mufrodat Kata yang Sulit

MufradatKata yang Sulit

عُدْاُ = Serulah (manusia)

& *( ا = Dengan hikmah: dengan bijaksana

&'!( &) = Dan pelajaran yang baik

$ا% = Dan bantahlah mereka

= Siapa yang tersesat

ا = Orang-orang yang mendapat petunjuk2

C. Sabab Nuzul Ayat

Para Mufasir Berbeda Pendapat Seputar Asbabun Nuzul (Latar Belakang Turunnya) Ayat Ini. Al-Wahidi Menerangkan Bahwa Ayat Ini Turun Setelah Rasulullah SAW. Menyaksikan Jenazah 70 Sahabat Yang Syahid Dalam Perang Uhud, Termasuk Hamzah, Paman Rasulullah.

Al-Qurthubi Menyatakan Bahwa Ayat Ini Turun Di Makkah Ketika Adanya Perintah Kepada Rasulullah Saw, Untuk Melakukan Gencatan Senjata (Muhadanah) Dengan Pihak Quraisy."3 Akan tetapi, Ibnu Katsiir tidak menjelaskan penyebab turunnya ayat tersebut.

D. Munasabah Antar Ayat dan Surat

Pada ayat sebelumnya, Allah memerintahkan Rasulullah SAW dan memberi pengajaran

1 Kemenag RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya

2 Asy Syabuni. Shafwaat At-Tafaasir, jilid 11, hlm 145

3 Ath-Thabary. Dikutip dari Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adhiim, jilid II, Hlm 591

(5)

kepadanya, agar Ibrahim dalam segala mengikuti jejak Nabi aspek kehidupan, terutama dalam teknis berdakwahnya. Sedangkan pada ayat ini menuntun bagaimana cara menghadapi sasaran dakwah yang diduga dapat menerima ajakan setelah jidal (bermujadalah), yaitu tentang metode dakwah asasiyah yang seyogyanya dilakukan Rasulullah dalam melaksanakan dakwah.

Adapun pada ayat berikutnya dijelaskan bagaimana menghadapi mereka yang

membangkang dan melakukan kejahatan terhadap para pelaku dakwah /penganjur kebaikn. Al- Qur'an telah mengijinkan kaum muslimin untuk memberi sanksi kepada orang-orang kafir yang menentang da'wah, namun sanksi tersebut tidak boleh melampaui batas, melainkan sebatas kesalahan yang dilakukan.4

Surah An-Nahl juga ada hubungan erat dengan surah sesudahnya, yakni surah Bani Israil.

Pada surah An-Nahl, Allah memperlihatkan qudariahnya dalam menciptakan binatang kecil luar biasa, yaitu lebah, binatang mungil tersebut, hidupnya dipenuhi dengan kedisiplinan dan manfaat bagi makhluk lainnya, manusia diharapkan hidupnya tidak merugikan pihak lain sperti lebah, namun anfa'uhum linnaas.5 Sedangkan pada surah berikutnya yakni al- Isra' diterangkan tentang kekuasaanNya dalam mengisra' mi'raj kan Rasulullah yang khariqun lil adah dan tidak rasional, dimana walaupun sekarang teknologi sudah canggih peristiwa lsra Mi'raj tetap mengundang perdebatan bagi para ahli di seluruh dunia.6

E. Tafsir Ayat

نَ بِّ نَ دِ دِ نَ ىنَ /دِ .مُ$يْ

Kalimat pertama ayat 125 surah An-Nahl ini diawali dengan jumlah fi'liyyah, menggunakan fi'il amr/kata kerja perintah غ udu, berasal darida'a, yad'u, da'wah artinya serulah atau ajaklah. 7 Khitab/ sasaran perintah pada kalimat tersebut adalah Rasulullah. Meskipun demikian, ayat ini tetap berlaku umum untuk sasaran dakwah siapa saja, Muslim ataupun kafir, dan tidak hanya berlaku khusus sesuai dengan sabab an- nuzul-nya (andai kata ada sabab an-nuzul- nya). Sebab, ungkapan yang ada memberikan pengertian umum. Ini berdasarkan kaidah ushul:

8Artinya: "Yang menjadi patokan adalah keumuman ungkapan, bukan kekhususan sebab". Setelah kata ud'u (serulah) tidak disebutkan siapa obyek (mafûl bih)-nya. Ini adalah uslub (gaya

4 Asy Syabuni. Shafwaat At-Tafaasir, jilid 11, hlm 146

5 Kementerian RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya

6 Asy Syabuni. Shafwaat At-Tafaasir, jilid 11, hlm 147

7 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, hlm 223.

8 Ath-Thabary, dikutip Ibnu Katsir,al-Quraisy, Tafsir al-Qur’an al-Adhiim, jil II, hlm 591

(6)

pengungkapan) bahasa Arab yang memberikan pengertian umum (li at-ta'mim). Dari segi siapa yang berdakwah, ayat ini juga berlaku umum. Meski ayat ini adalah perintah Allah kepada Rasulullah, perintah ini juga berlaku untuk umat Islam. Sebagaimana kaidah dalam ushul fikih Artinya: "Perintah Allah kepada Rasulullah, perintah ini juga berlaku untuk umat Islam, selama tidak ada dalil yang mengkhususkannya. 9

Kalimat ini juga mengandung hukum tentang kewajiban berdakwah seperti dijelaskan di judul pertama tentang dasar hokum dak'wah. Kemanakah Rasulullah kaum muslimin melakukan dakwah?, dijawab padaredaksi berikutnya yakni ى / ila sabiili rabbika, artinya ke jalan Tuhanmu. Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai maksudnya: ada yang mengatakan bahwa arti sabiil adalah

Metode dakwah dalam Islam memiliki beragam pendekatan yang dapat digunakan sesuai dengan konteks dan tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa macam metode dakwah yang umum digunakan:

1. Metode Dakwah, al-Hikmah

Metode ini diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Ibnu Qoyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah seperti yang dikatakan oleh Mujahid dan Malik yang mendefenisikan bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengalaman. Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami Al-Qur'an, dan mendalami syariat islam serta hakikat iman. Menurut Imam Abdullah bin Mahmud An- Nasafi, arti hikmah, yaitu: "Dakwah bil-hikmah" adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan.

Dari pendapat diatas, dapat dipahami bahwa al-Hikmah adalah merupakan kemampuan dan ketepatan da'i dalam memilih, memilih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objectif mad'u. Al-Hikmah merupakan kemampuan da'i dalam menjelaskan doktrin-doktrin islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang

9 Asy Syabuni. Shafwaat At-Tafaasir, jilid II, hlm 146

(7)

komunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah.

2. Metode Dakwah Al-Mau'idza Al-Hasanah

Secara bahasa, mau' izhah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau'izhah dan hasanah. Kata mau'izhah berasal dari kata wa'adza ya'idzu-wa'dzan-idzatan yang berarti;

nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan. Sementara hasanah merupakan kebalikan dari sayyi'ah yang artinya kebaikan lawanmya kejelekan. Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara lain:

a. Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh H.Hasanuddin adalah sebagai berikut: "al-Mau'izhah al-Hasanah" adalah (perkataan-perkataan) yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-Quran".

b. Menurut Abd. Hamid al-Bilali al-Mau'izhah al-Hasanah merupakan suatu manhaj (metode) dalam berdakwah untuk mengajak kejalan Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar meraka mau berbuat baik.

Dari beberapa definisi diatas, mau'izhah hasanah tersebut bisa diklarifikasi dalam beberapa bentuk:

 Nasihat atau petuah

 Bimbingan pengajaran (pendidikan)

 Kisah-kisah

 Kabar gembira dan peringatan (al-Basyir dan al-Nadzir)

 Wasiat (pesan-pesan positif)

Jadi mau 'izhah hasanah, dapat diartikan sebagai kata-kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan; tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab kelemah lembutan dalam menasihati sering kali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.

(8)

3. Metode Dakwah Al-Mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan

Dari segi etimologi (bahasa) lafazh mujadalah terambil dari kata "jadala" yang bermakna memintal, memilit. Kata "jadala" dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Dari segi istilah (terminologi) terdapat bahwa pengertian al- mujadalah (al- hiwar). Al-mujadalah (al-hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara senergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduaanya". Sedangkan menurut Dr.Sayyid Muhammad Tantawi ialah, suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat.

Dari pengertian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa al-mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang di ajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dan lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang pada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.

Ketiga metode tersebut merupakan pendekatan yang di sebutkan dalam al quran, yaitu dalam surat an-Nahl ayat 125

Selain menggunakan pendekatan yang disebutkan dalam A-Qur'an, dalam sebuah haditis nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan:

"Barang siapa di antara kamu melihat kemurkaran, moka cegahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu, maka cegahlah dengan lisanmu, jika tidak mampu, maka cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman."

(H.R. Muslim).

Dari hadits dapat disimpulkan ada 3 (tiga) tahapan metode, yaitu:

1. Metode dengan tangan (bil yad). Tangan secara tekstual diartikan sebagai tangan yang digunakan dalam menggunakan situasi kemungkaran. Secara tekstual kata "tangan"

dapat diartikan sebagai kekuatan kekuasaan (power). Metode ini efektif bila dilakukan

(9)

oleh penguasa yang berjiwa dakwah.

2. Metode dengan lisan (bil lisan). Maksudnya dengan perkataan yang baik, lemah lembut dan dapat dipahami oleh penerima dakwah (mad'u), bukan dengan kata-kata sukar apalagi menyakitkan hati.

3. Metode dengan hati (bil qalb). Tahapan ini digunakan dalam situasi yang sangat berat.

Ketika mad'u sebagai penerima pesan menolak pesan yang disampaikan, mencemooh bahkan mendzalimi da'i, yang sebaiknya dilakukan oleh da'i ialah bersabar serta terus mendo'akan agar pesan dakwah dapat diterima suatu saat nanti.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Dakwah

Pemilihan metode dakwah yang tepat merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan dakwah. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dakwah:

1. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah menjadi faktor utama dalam menentukan metode yang digunakan. Apakah tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan agama, menumbuhkan keimanan, atau mendorong perubahan perilaku? Setiap tujuan membutuhkan metode yang berbeda.

2. Mad'u (Sasaran Dakwah)

Mad'u atau sasaran dakwah memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti usia, tingkat pendidikan, latar belakang budaya, dan kebutuhan. Metode dakwah yang efektif harus disesuaikan dengan karakteristik mad'u.

3. Materi Dakwah

Materi dakwah yang disampaikan juga perlu dipertimbangkan dalam memilih metode.

Materi yang kompleks mungkin memerlukan metode yang berbeda dengan materi yang sederhana.

4. Media Dakwah

(10)

Media dakwah yang tersedia juga dapat memengaruhi pemilihan metode. Apakah dakwah akan dilakukan secara langsung, melalui media massa, atau media sosial? Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

5. Kemampuan Da'i

Kemampuan da'i atau penyampai dakwah juga perlu diperhitungkan. Da'i harus memilih metode yang sesuai dengan kemampuannya, baik dalam hal komunikasi, penguasaan materi, maupun penggunaan media.

6. Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi saat dakwah dilakukan juga dapat memengaruhi pemilihan metode.

Misalnya, jika dakwah dilakukan di daerah yang rawan bencana alam, metode yang dipilih harus mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan mad'u.

G. Metode Dakwah Yang Efektif Di Era Digital

Berdakwah di era milenial berhadapan dengan pesatnya perkembangan teknologi.

Dakwah harus menyesuaikan diri dengan perkembangan perangkat yang pesat. Juga dituntut dapat diakses dengan cepat dengan konten menarik dalam bentuk digital. Terlebih pada era milenial yang kecenderungannya bergantung pada internet, aktivitas sehari-hari cenderung menggunakan media modern. Maka kajian tentang era milenial secara khusus penting dikaji untuk mengetahui pendekatan dakwah seperti apa yang bisa digunakan untuk mencapai kesuksesan dalam berdakwah.

Beberapa studi tentang generasi milenial menggambarkan mereka yang terkatagori milenial dalam berkomunikasi banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial seperti facebook, line, path, Instagram, wahtsApp, dan twitter, mereka juga gemar bermain game online. Generasi ini dikenal

(11)

sangat senang menghabiskan hidupnya di jejaring media daring. Generasi ini melihat dunia tidak secara langsung melainkan hidup di dunia maya. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja online, mendapatlan informasi, dan kegiatan lainnya.Inilah tantangan sekaligus peluang dakwah yang harus dieksekusi. Untuk itu ada dua hal yang dapat dilakukan.

Pertama, terkait dengan penggunaan media dakwah. Pada era digital saat ini, gadget dan media sosial tidak lepas dari generasi milenial. Maka, gadget dan media sosial harus dijadikan wasilah dakwah. Pesan dakwah harus dikemas melalui konten-konten yang akrab dengan generasi kekinian. Penggunaan portal dakwah dengan konten tidak selalu berupa tulisan, namun juga dapat dikemas dalam bentuk vlog, soundcloud, infografis, dan juga meme, dimuat di YouTube agar dakwah makin meluas. Dakwah juga dapat dilakukan secara online dengan memanfaatkan YouTube, Instagram, dan sebagainya sebelum akhirnya bisa fenomenal secara offline. Kedua, pengemasan pesan-pesan dakwah harus menarik. Sebab, sebaik apapun materi dakwah tanpa didukung dengan kemasan yang menarik terkadang mudah ditinggalkan orang. Dengan dua pendekatan tersebut tantangan dakwah pada generasi milenial dapat dilalui dan diselesaikan dengan baik.

Mengemas pesan dakwah, pesan adalah seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima yang merupakan seperangkat symbol verbal atau non verbal dan mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan dalam komunikasi bermedia menjadi faktor penting untuk mencapai tujuan komunikasi. Pesan dakwah harus dikemas semenarik mungkin agar memiliki daya Tarik sehingga dapat diterima dengan baik oleh mad’u.

(12)

KESIMPULAN

Metode dakwah adalah cara tertentu yg dilakukan oleh seorang da'i( komunikator) kepada mad'u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang dengan langkah sistematis dalam menyampaikan atau menyeru umat ke jalan allah swt sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.hal mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented menempatkan hargaan yg mulia atas diri manusia.

Metode dakwah terdiri atas metode Bil Hikmah,bi mauidzatil hasanah, dan bil lati hiya ahsan(Sumber ayat al-Qur’an),serta bil yad (tangan), bil lasan(ucapan), dan bil qolb(hati). Sumber metode dakwah berasal dari al-quran, sunah nabi ,sejarah hidup para sahabat serta fuqoha. Adapun hal hal yang mempengaruhi seorang dai untuk memilih metode dakwah yaitu Tujuan dari dai tersebut untuk berdakwah, Sasaran dakwahnya, Materi Dakwah, Media yang di gunakan saat berdakwah dan kemampuan dari dai tersebut patut untuk di perhitungkan terlebih dahulu.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Husna, N. 2021. Metode Dakwah Islam Dalam Perspektif Al-Quran. Selasar KPI: Media Komunikasi dan Dakwah.

Mullasari, S. 2018. Metode Dakwah Menurut Jalaluddin Rakhmat dan Implementasinya dalam Bimbingan dan Konseling Islam (BKI). Jurnal Ilmu Dakwah.

M. Munir dkk, Metode dakwah, Jakarta; Kencana, 2006.

Makhfuld, Ki Musa A. Ilmu dakwah dan penerapannya, Jakarta; Bulan Bintang, 2004.

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta; Kencana, 2009.

Aji, Darusman. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode. Diakses pada tgl 1 Mei 2024 Yulianti, Cicin. 3 Metode Dakwah Islam yang Disebutkan dalam Surat An Nahl Ayat 125. Diakses pada

tgl 1 Mei 2024.

(14)

Referensi

Dokumen terkait