BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka
Berikut ini tinjauan pustaka yang digunakan penulis dalam penelitian ini sebagai referensi dan pembanding dalam penelitian yang dilakukan. Literatur yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2. 1 Tinjauan Pustaka
No. Literatur Penulis, Tahun Judul
Literatur 01
Tiya Windea dan Sarmidi, 2018
Aplikasi Pengolahan Surat Menyurat Berbasis Web (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah BPI Baturompe Kota Tasikmalaya)
Literatur 02
Dheska Ranita Setyowati, Anton, dan Ummu Radiyah, 2019
Implementasi Pelayanan Administrasi Kependudukan Desa Kalimanah Wetan Purbalingga Berbasis Online
Literatur 03
Wihda Nashir Fathoni, Maryam, 2021
Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Surat Keterangan Berbasis Web (Studi Kasus: Desa Dawungan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen)
Tabel 2. 2 Tinjauan Pustaka (lanjutan)
No. Literatur Penulis, Tahun Judul
Literatur 04
Abdul Karim, Elvitrianim Purba, 2018
Sistem Informasi Pendataan Penduduk Kelurahan Kampung Mesjid Berbasis Web
Literatur 05
Endang Amalia, Yayat Supriatna, 2017
Perancangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Sebagai Pengembangan E- Government
2.1.1 Literatur 01
Penelitain Tiya Windea, Sarmidi (2018) dari STIMIK DCI yang berjudul
“Aplikasi Pengolahan Surat Menyurat Berbasis Web (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah BPI Baturompe Kota Tasikmalaya”. Penelitian ini mengangkat masalah tentang pengolahan surat dagang yang ada di Perusahaan Dagang Dua Putra yang dalam pencatatan suratnya masih menggunakan buku agenda sebagai record transaksi surat yang dinilai tidak efisien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan dengan banyaknya jumlah surat yang dibuat agar lebih efisien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan obervasi dengan melihat sistem yang berjalan. Sistem dirancang dengan menggunakan data flow diagram dan entity relationship diagram. Hasil dari penelitian ini adalah analisis sistem yang berjalan dan rancangan sistem baru yang dapat membantu kinerja menjadi lebih efektif, mudah, dan cepat.
2.1.2 Literatur 02
Penelitian Dheska Ranita Setyowati, Anton, Ummu Radiyah (2019) dari STIMIK Nusa Mandiri Jakarta yang berjudul “Implementasi Pelayanan Administrasi Kependudukan Desa Kalimanah Wetan Purbalingga Berbasis Online”. Penelitian ini mengangkat masalah pelayanan pembuatan surat-surat yang terjadi pada Kantor Desa Kalimanah yang masih kovensional dan pengolahan data penduduk masih manual yang mengharuskan masyarakat datang langsung ke Kantor Desa untuk mengajukan permohonan pembuatan surat yang dinilai tidak efisien dari segi tenaga dan waktu yang digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada masyarakat lebih cepat dan efisien.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan menggunakan wawancara, observasi, dan studi pustaka. Metode pengembangan perangkat lunak menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) dengan model Waterfall. Hasil penelitian ini adalah Implementasi dari Website Pelayanan Administrasi Penduduk Desa Kalimanah Wetan dapat digunakan dan memudahkan pelayanan administrasi dan laporan kependudukan yang lebih mudah dan efisien.
2.1.3 Literatur 03
Penelitian Wihda Nashir Fathoni, Maryam (2021) dari Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadyah Surakarta dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Surat Keterangan Berbasis Web (Studi Kasus: Desa Dawungan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen)”.
Penelitian ini mengangkat permasalahan proses pembuatan surat keterangan
yang masih manual dan mengharuskan masyarakat datang ke Kantor Desa untuk mengurus surat dan memberikan persyaratan lalu di verifikasi oleh petugas, karena terbatasnya jam kantor menjadikan pelayanan ini dinilai tidak efisien dan efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan kurang efektifnya pembuatan surat keterangan yang konvensional dan tidak efisien dengan membangun sistem pelayanan surat keterangan yang dapat dijalankan secara online. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Waterfall.
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem informasi layanan surat keterangan yang dapat dijalankan secara online oleh masyarakat desa.
2.1.4 Literatur 04
Penelitian Abdul Karim, Elvitrianim Purba (2018) dari Program Studi Teknik Informatika Komputer, AMIK STIEKOM Sumatera Utara Rantauprapat, Indonesia yang berjudul “Sistem Informasi Pendataan Penduduk Kelurahan Kampung Mesjid Berbasis Web”. Penelitian ini mengangkat masalah pengelolaan data dan administrasi dengan memanfaatkan teknologi berbasis web. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan teknologi yang ada dimasa kini dalam mengelola data penduduk agar lebih efektif dan secara otomatis.
Metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah sistem yang dapat memberikan informasi dengan jelas dan pencatatan penduduk secara otomatis untuk mengetahui kebutuhan sistem yang selanjutnya dilakukan perancangan dengan membuat perancangan DFD terbagi menjadi menjadi dua
yaitu diagram konteks dan diagram level, rancangan output, rancangan input, dan membuar diagram entitas (ERD).
2.1.5 Literatur 05
Penelitian Endang Amalia, Yayat Supriatna (2017) dari Sistem Informasi Fakultas Teknik, Universitas Widyatama, kota Bandung dengan judul
“Perancangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Sebagai Pengem bangan E-Government”. Penelitian ini mengangkat masalah dalam pelaksanaan tata kelola administrasi yang masih manual sehingga memakan waktu yang lama dan dinilai tidak efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini diantaranya untuk mempermudah instanti dalam melakukan pelayanan kepada publik, dan juga memudahkan dalam pembuatan laporan.
Penelitian ini dilakukan dimulai dengan persiapan pelaksanaan, penentuan anggota, penginstalan aplikasi, dan training serta sosialisai. Hasil penelitian meliputi analisis proses bisnis yang dilakukan dengan menggunakan data flow diagram (DFD) yang berkonsep dekomposisi.
Perbedaan yang terdapat pada penelitian sebelumnya menggunakan metode Waterfall dalam pengembangan perangkat lunak sedangkan peneliti menggunakan metode Exteme Programing dengan menggunakan Framework CodeIgniter untuk mempermudah sistem dibangun. Peneliti menggunakan ISO 25010 sebagai standard pengujian Sistem Informasi Pelayanan Surat Menyurat dan Pencatatan Kependudukan dengan menguji terhadap dua aspek pengujian yaitu aspek Functionality dan aspek Usability. Pada penelitian sebelumnya membahas tentang pembuatan surat menyurat yang masih manual dan mengharuskan datang ke Kantor Desa terkait, berbeda dengan adanya penerapan
E-Government pada penelitian ini masyarakat dan pemerintah berinteraksi dengan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan masyarakat yang efisien dan efektif. Dengan demikian bisa disimpulkan penelitian ini belum banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan masih banyak kekurangan oleh peneliti terdahulu.
2.2 Pengertian Rancang Bangun
Dalam sebuah sistem rancang adalah merupakan sekumpulan kerangka kerja yang disusun dan dideskripsikan secara detail. Bangun merupakan kata yang memiliki arti dalam sebuah sistem yakni membuat sesuatu yang belum ada atau mengubah dan mengembangkan dari yang sudah ada sebelumnya. Rancang bangun adalah kerangka kerja dari pembuatan dan pengembangan sebuah sistem yang di deskripsikan secara detail (Eri sasmita susanto, herfandi 2021).
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sebuah gabungan dari kumpulan-kumpulan komponen dalam sistem yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, dan pengguna yang melakukan sebuah proses pengolahan data yang kemudian menghasilkan sebuah keluaran yang berguna bagi penerimanya untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Amalia and Supriatna 2017) .
2.4 Pengertian Surat Menyurat
Surat merupakan alat yang bisa digunakan untuk komunikasi yang dilakukan secara tertulis yang diberikan kepada orang lain sebagai penerimanya.
Surat juga merupakan sebuah pernyataan secara tertulis dari seseorang maupun sebuah instansi baik swasta dan pemerintahan yang di dalamnya memuat
informasi, perintah, dan juga pemberitahuan yang dimuat di dalam surat tersebut (Windea and , Sarmidi 2018)
2.5 Pengertian E-Government
E-Government merupakan penggunaan teknologi dibidang komunikasi dan informasi yang memproses dari penggunaan teknologi tersebut sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dari pemerintah maupun instanti tertentu. E-Government juga merupakan sebuah mekanisme baru dalam hubungan antara masyarakat dan pemerintah yang berfokus pada pelayanan yang ditingkatkan kepada masyarakat (Shafira and Kurniasiwi 2021).
Implementasi e-government mempunyai beberapa tujuan dan sasaran yang sesuai dengan prinsip diantaranya:
a. Peningkatan pemberian layanan pemerintah
b. Pemberdayaan masyarakat melalui akses yang lebih besar untuk mendapatkan informasi
c. Keberhasilan dalam transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi dari pemerintah
d. Peningkatan hubungan internal pemerintah dan pengiriman elektronik warga
Berdasarkan prinsip tersebut e-government digunakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat dan sektor swasta untuk mengkases layanan pemerintah melalui pemberian layanan yang terintegrasi, efektif dimana saja, kapan saja dalam bentuk yang lebih nyaman memalui penggunaan internet (Nugroho 2016).
E-government saat ini dikenal dibagi menjadi empat jenis klasifikasi diantaranya:
a. Government to Citizen (G2C)
Government to Citizen yaitu mempermudah interaksi dengan warga/masyarakat dengan lembaga pemerintah
b. G2B
Government to Business yaitu membantu dalam hal fasilitas aktivitas perisinan dan lain-lain yang berbasisi pertumbuhan ekonomi
c. G2G
Government to Government yaitu berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan antar pemerintah /lembaga dan saling tukar data dan informasi
d. G2E
Government to Employes digunakan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri dan karyawan pemerintahan
Manfaat yang diberikan dengan penerapan e-government yang dapat dirasakan dalam pelayanan yang lebih baik yaitu informasi yang bisa diakses kapan saja (Nurita 2016).
2.6 Pengertian Framework
Framework adalah kerangka kerja yang digunakan sebagai bantuan dalam melakukan pengembangan sebuah aplikasi oleh para programmer yang dapat mengatasi permasalahan di dalam melakukan pemrograman seperti mengkoneksikan ke database, memanggil sebuah variabel, dan file, biasanya
didalam framework sudah tersedia struktur aplikasi yang baik dan sesuai standard sehingga programer bisa membuat aplikasi tanpa membuatnya dari awal (Rosmala, Ichwan, and Gandalisha 2011).
2.7 Pengertian CodeIgniter
CodeIgniter adalah kerangka kerja yang bersifat open source yang termasuk kedalam framework, didalamnya terdapat kerangka yang berguna bagi programer dalam membuat sebuah aplikasi secara cepat. Programmer bisa menggunakan CodeIgniter karena dinilai dari penggunaannya memudahkan pemanggilan variabel dan banyak hal lainnya (Herfandi 2021).
2.8 Pegertian PHP
PHP adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang saat ini populer dikalangan programer. Dalam pembuatan aplikasi PHP bisa menjadi pilihan bahasa yang mudah untuk dikuasai dengan keunggulannya diantaranya cepat dengan menyisipkannya di dalam kode HTML, mudah digunakan, dan bisa dijalankan hampir di semua sistem operasi yang ada saat ini (Kesuma and Juniati 2020).
2.9 MySQL
MySQL adalah aplikasi yang digunakan sebagai penyimpanan data dari sebuah sistem atau aplikasi yang cepat dalam pengelolaan databasenya. MySQL juga dikenal sebagai perangkat lunak yang mudah digunakan dan cocok untuk aplikasi yang memerlukan media penyimpanan data yang responsive (Witirani and Janah 2017).
2.10 Laragon
Laragon adalah sebuah universal development environment untuk PHP, Python, dan terisolasi serta mudah dipakai. Laragon memiliki kelebihan diantaranya yaitu bisa diakses menggunakan localhost, bisa dipindahkan tanpa merusak sistem, tidak mempengaruhi komputer lokal, dan cocok digunakan untuk pengembangan web (Irianto, Anshori, and Mas’udi 2020).
2.11 Metode Extreme Programing
Metode Extreme Programing adalah metode pengembangan sistem yang pengkodean atau coding menjadi kegiatan utama dalam metode pengembangan ini. Dalam metode extreme programing ini memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak diantaranya:
perencanaan, desain, coding, dan testing (Borman, Priandika, and Edison 2020).
Berikut ini adalah gambar tahapan dari metode extreme programing.
Gambar 2. 1 Metode Extreme Programing
2.12 Unified Modeling Language (UML)
UML adalah bahasa pemodelan yang digunakan dalam pengembangan sebuah perangkat lunak. UML digunakan dengan memodelkan atau menganalisis serta merancang kerangka didalam pemrograman, digunakan sebagai bentuk visualisasi dari perangkat lunak yang akan dibangun. Dalam UML dibagi menjadi tiga ketegori dan terdapat tiga belas jenis diagram didalamnya (Simatupang and Sianturi 2019). Berikut pembagian kategori dapat dlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. 2 UML 2.12.1 Use Case Diagram
Use Case adalah sebuah diagram yang menggambarkan atau pemodelan dari perangkat lunak yang akan dibangun. Use Case berguna untuk mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan antara aktor satu dengan yang lain
yang berhubungan di dalam sistem, Use Case juga digunakan sebagai pemetaan terhadap akses yang diberikan(Simatupang and Sianturi 2019).
Tabel 2. 3 Usecase Diagram
No Simbol Keterangan
1.
Aktor/Actor
Orang, proses, atau sistem lain yang berintraksi dengan sistem yang akan dibangun
2. Use Case
Fungsionalitas yang disediakan sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor; biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case.
3.
Assocation
Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor.
4.
Extend/Ekstensi
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu.
Use Case
Tabel 2. 4 Usecase Diagram (lanjutan)
No Simbol Keterangan
5.
Generalization/
Generalisasi
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.
6.
Menggunakan/
Include/Uses
Relasi use case tambahan ke sebuah use case di mana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat.
2.12.2 Activity Diagram
Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan alur kegiatan atau aktifitas yang terjadi di dalam sistem yang akan dibangun (Simatupang and Sianturi 2019). Berikut simbol yang terdapat pada activity diagram.
Tabel 2. 5 Activity Diagram
Simbol Deskripsi
Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal.
Status Akhir Status akhir yang dilakukan sistem,sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir.
Tabel 2. 6 Activity Diagram (lanjutan)
Simbol Deskripsi
Aktifitas Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja.
Percabangan/ Decision Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari Satu.
Penggabungan Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.
2.12.3 Class Diagram
Class diagram adalah diagram yang menggambarkan struktur sistem dimulai dari kelas-kelas yang ada dan kelas tersebut memiliki atribut dan operasi didalamnya (Simatupang and Sianturi 2019). Berikut dapat dilihat simbol dari class diagram.
Tabel 2. 7 Class Diagram
Simbol Deskripsi
Kelas Kelas pada struktur sistem.
Tabel 2. 8 Class Diagram (lanjutan)
Simbol Deskripsi
Antar muka /interface
nama_interface
Sama dengan konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek.
Asosiasi / association Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity.
Asosiasi berarah / directed association
Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiais biasanya juga disertai dengan multiplicity.
Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna generalisasi- generalisasi- spesialisasi (umum khusus).
Kebergantungan / Dependency
Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas.
Agregasi/aggregation Relasi antar kelas dengan makna semua- bagian (whole- part).
Kebergantungan / Dependency
Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas.
2.13 ISO 25010
ISO 25010 adalah pengujian standard yang digunakan untuk menguji sebuah sistem atau perangkat lunak yang telah dibuat. ISO 25010 mengevaluasi perangkat lunak yang dilakukan dengan detail berdasarkan kualitas produk yang terdiri dari delapan karakter uji yang dimiliki oleh ISO 25010 yakni functionality suitability, performance efficiency, compatibility, usability, reliability, security, maintainability, dan portability (Murdiani and Umar 2020). Karateristik uji dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. 3 ISO 25010
Berdasarkan gambar diatas terdapat delapan karateristik yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Functional suitability adalah pengujian yang dilakukan dengan melihat kebutuhan dari sistem yang dibangun terpenuhi atau tidak.
Adapun ciri yang dimiliki diantaranya:
a. Kelengkapan fungsi, melihat fungsi yang berjalan mencakup tujuan dan tugas dari pengguna sistem.
b. Kesesuaian fungsi, melihat fungsi yang berjalan sesuai dengan pengguna.
c. Ketepetan fungsi, melihat hasil yang didapatkan benar sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem.
2. Reliability adalah pengujian yang dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah sistem yang dibangun dapat berfungsi pada kondisi dan rentang waktu tertentu. Adapun ciri yang dimiliki diantaranya:
a. Ketersediaan, melihat apakah sistem bisa digunakan pada saat akan diakases.
b. Kematangan, melihat apakah sistem mampu memenuhi kebutuhan dalam keadaan baik.
c. Dapat dipulihkan, melihat apakah sistem dapat memulihkan data ketika terjadi ganguan.
d. Toleransi kesalahan, melihat apakah sistem bisa beroperasi meski terdapat kesalahan pada perangkat lunak maupun perangkat keras pada sistem.
3. Performance Efficiency adalah pengujian untuk meilhat kinerja penggunaan sumber daya dalam waktu tertentu. Adapun ciri yang dimiliki diantaranya:
a. Kapasitas, melihat batasan yang dimiliki sistem.
b. Perilaku waktu, melihat respon dari sistem saat melakukan pengoperasian suatu fungsi di dalam sistem.
c. Pemanfaatan sumber daya, melihat sumber daya yang digunakan apakah memenuhi kebutuhan sistem.
4. Usability adalah pengujian yang dilakukan dengan tujuan melihat apakah sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Adapun ciri yang dimiliki diantaranya:
a. Learnability, melihat apakah pengguna dapat menjalankan perangkat lunak yang dibuat dengan belajar menggunakannya secara efektif.
b. Ketepatan pengenalan, melihat apakah sistem telah memenuhi keinginan para pengguna.
c. Operabilitas, melihat apakah sistem yang dibangun mudah dioperasikan oleh para pengguna.
d. Aksesbilitas, melihat apakah sistem dapat digunakan oleh semua kelompok atau pengguna.
e. Estetika, melihat apakah tampilan dari sistem telah dibuat sesuai dengan keinginan pengguna.
f. Protect, melihat apakah sistem dapat melindungi pengguna jika terjadi kesalahan yang disebabkan oleh pengguna itu sendiri.
5. Mantainability adalah pengujian yang dilakukan dengan melihat sistem apakah bisa diubah. Adapun ciri yang dimiliki diantarany:
a. Modularitas, melihat sistem terdiri dari komponen yang terpisah jika diubah apakah berdampak kecil pada komponen lainnya di dalam sistem.
b. Modifiality, melihat apakah sistem dapat dimodofikasi secara efektif.
c. Testability, melihat tingkat efisiensi dengan membentuk kriteria pengujian suatu perangkat lunak.
6. Security adalah pengujian yang dilakukan apakah sistem dapat melindungi sata dan informasi dari penggunanya. Adapun ciri yang dimiliki diantaranya:
a. Kerahasiaan, memastikan sistem dapat menjaga akses yang diberikan dalam mengubah data.
b. Keaslian, memastikan pengguna yang memiliki akses asli yang dapat di klaim secara legal.
7. Compatibility adalah pengujian yang dilakukan terhadap kemampuan sistem yang dibangun pada saat berbagi informasi atau dijalankan secara bersamaan dengan sistem yang sama. Adapun ciri yang dimiliki diantaranya:
a. Koeksistensi, melihat apakah sistem bisa berbagi informasi tanpa merusak komponen lain yang ada pada sistem.
b. Interoperablitas, melihat sistem meggunakan informasi yang sama.
8. Portability adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat ketahanan sistem jika digunakan di perangat atau media yang berbeda. Adapun ciri yang dimiliki diantaranya:
a. Adaptabilitas, melihat apakah sistem mampu beradaptasi dengan lingkungan berbeda.
b. Penginstalan, melihat apakah sistem dapat diinstal di perangkat yang berbeda.
2.14 Class Responsibility Collaboration (CRC) Card
Class responsibility Collaboration (CRC) adalah tool yang dipakai untuk membantu mengidentifikasi hubungan, akses, dan respon yang ada di dalam sistem (Pramudita and Christy 2020).