• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode top-down tidak dimulai dari lantai basement paling bawah (dasar galian), melainkan dimulai dari pelat lantai satu (ground level atau muka tanah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Metode top-down tidak dimulai dari lantai basement paling bawah (dasar galian), melainkan dimulai dari pelat lantai satu (ground level atau muka tanah)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Akhir

Sukendar Kusuma Wardana 121 182 5009

xvi ABSTRAK

Analisa Perbandingan Metode Top-Down Dengan Bottom Up Pembangunan Tunnel Penghubung Gedung Parkir

ditinjau dari segi biaya dan waktu

Nama : Sukendar Kusuma Wardana NIM : 121.18.25009

Jurusan : Teknik Sipil

Pada Pelaksanaan proyek konstruki dibutuhkan metode konstruksi yang tepat, agar tercapainya mutu, biaya dan waktu yang sesuai.

Metode yang paling sering digunakan pada suatu proyek adalah metode bottom-up yang dimulai dari pembuatan pondasi atau penggalian tanah (dengan kedalaman yang direncanakan). Akan tetapi pada metode ini jadwal pelaksanaan proyek menjadi lebih panjang karena pekerjaan lainnya baru bisa dimulai setelah pekerjaan galian selesai. Seiring dengan berkembangnya teknologi dibidang konstruksi, muncul metode baru yang dapat digunakan yaitu metode top-down.

Metode top-down tidak dimulai dari lantai basement paling bawah (dasar galian), melainkan dimulai dari pelat lantai satu (ground level atau muka tanah). Kelebihan dari metode ini adalah Pekerjaan struktur bawah bisa simultan dengan pekerjaan struktur atas sehingga waktu pelaksanaan menjadi lebih singkat. Setiap proyek mempunyai keunikan tersendiri, sehingga terdapat perbedaan harga,metode dan waktu pelaksanaan. Karena itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan metode apa yang tepat digunakan pada proyek yang diteliti.

(2)

Tugas Akhir

Sukendar Kusuma Wardana 121 182 5009

xvii Pada tugas akhir ini Tunnel penghubung gedung pondok indah mall3 sebagai objek penelitian, adapaun hal yang dilakukan adalah dengan melakukan studi pustaka, pengumpulan data,analisa metode pelaksanaan, perhitungan kebutuhan material dan alat, analisa produktivitas, durasi pekerjaan serta analisa perhitungan biaya. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pengguaan metode top-down memerlukan biaya Rp 6,732,782,623.71,- atau Rp 232,164,918.06,- /m’ dengan durasi 199 Hari atau 7 hari/m’. sedangkan metode bottom up memerlukan biaya Rp 9,956,553,989,- atau Rp Rp 343,329,447,- /m’ dengan durasi 246 hari atau 8 hari/m’.

Kata Kunci : Metode Konstruksi, Top-Down, Bottom-Up, Perbandingan Biaya dan Waktu.

Tangerang selatan 27 Agustus 2020

Ir.Rachmi Yanita,MT Ketua Program Studi Teknik Sipil

Referensi

Dokumen terkait

DPRD as an institrtlion that would receive local government financial reports, commented on the application of rulent government accrual accounting as a fbrm of better accountability:

LEAP INTO THE MODERN: DANCE CULTURE IN AUSTRALIA FROM THE 1930’S SYMPOSIUM This program has been funded through the University of Melbourne, Engagement Grant 2017 with support from