ASPEK LEGAL
JASA KONSTRUKSI
Semester : VII Bobot : 3 SKS
Sifat : Matkul Pilihan
Pertemuan : 15
(PERAN PERANGKAT DAN KONSULTAN HUKUM DALAM LAYANAN JASA KONSTRUKSI)
LATAR BELAKANG
• Peranan kontrak konstruksi sangat penting dalam pelaksanaan
pembangunan dan bersifat mengikat bagi para pihak
• Dalam kontrak konstruksi seringkali mengalami permasalahaan hukum yang diakibatkan kurangnya
pemahaman atas hak dan kewajiban para pihak
– terlambatnya penyelesaian kontrak
– tidak sempurnanya pelaksanaan kontrak – pemutusan kontrak yang dapat
menimbulkan kerugian 2
PENGERTIAN • Masalah Hukum adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas dan
fungsi Pengguna Jasa dan/
Penyedia Jasa, yang dapat diselesaikan diluar badan peradilan dan/atau di
badan peradilan
3
POTENSI MASALAH
• Tuntutan masyarakat
• Pelayanan publik
• Kesalahan prosedural
• Hubungan kerja
• Peraturan perUndang-Undang an
• Korupsi
4
Masalah Hukum di Pengadilan (perdata, pidana, TUN, arbritase)
Di luar Pengadilan (Musyawarah: Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi)
PERAN UTAMA KONSULTAN
HUKUM
• Memastikan bahwa dalam penyusunan kontrak konstruksi
(PEMERINTAH MAUPUN SWASTA/PERORANGAN) tersebut jelas dan
berimbang proporsinya serta tidak terdapat
aspek-aspek yang
melanggar hukum
5• Memastikan perjanjian atau kontrak konstruksi berlaku sesuai hukum yang berlaku memeriksa, “membedah”,
membetulkan/menyesuaikan, dan memastikan segala hal (terkait dengan hukum) yang ada di
dalam perusahaan agar sesuai hukum yang berlaku guna kelancaran aktivitas bisnis perusahaan (legal audit) SBU, IJUK, Pakta Integritas, kontrak yang memiliki makna “kalimat hukum”
PERAN KONSULTAN HUKUM DALAM BIDANG KONSTRUKSI
6
7
• Mencegah timbulnya perselisihan atau masalah hukum di kemudian hari Jika
perjanjian telah disusun dengan sebaik dan sedetail mungkin, maka hal tersebut akan meminimalkan
celah untuk melakukan tindak kecurangan dalam berkegiatan/berbisnis yang dapat menyebabkan perselisihan. Itu karena semua hal, meliputi cara penyelesaian pereselisihan dan segala sanksi2, sebelumnya telah diatur dalam kontrak
PERAN KONSULTAN HUKUM
DALAM BIDANG KONSTRUKSI
8
• Memberikan perlindungan hukum (pembelaan di luar
maupun di dalam pengadilan) serta mengambil tindakan
cepat untuk mencegah kerugian Sebaik apapun pelaksanaan suatu kontrak, tetap bisa saja muncul pihak-pihak yang
kemungkinan merasa dirugikan & akhirnya mengajukan berbagai tuntutan / gugatan hukum.
• Advokat / KH akan memberikan perlindungan pada klien di dalam maupun di luar pengadilan (seperti mendampingi di
pengadilan, kejaksaan, pengadilan, mediasi, negosiasi, arbitrase dan sebagainya)
• Advokat/KH yang akan mengambil langkah hukum yang tersedia untuk dan atas nama Perusahaan/perorangan, terhadap pihak ketiga yang dianggap oleh kliennya mengakibatkan timbulnya kerugian
PERAN KONSULTAN HUKUM
DALAM BIDANG KONSTRUKSI
BENTUK ADVOKASI
HUKUM
• Konsultasi hukum dan opini hukum
• Pendampingan perkara pidana
• Penyelesaian perkara perdata
• Penyelesaian sengketa tata usaha negara (UU30/2014)
• Penyelesaian sengketa persaingan usaha (UU5/1999)
• Penyelesaian sengketa informasi publik (UU14/2008)
• Penyelesaian informasi pelayanan publik (UU25/2009)
• Penyelesaian sengketa arbritase dan sengketa diluar pengadilan (UU30/1999)
• Pemanggilan saksi atau ahli
9
PENDAMPINGAN PERKARA
SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 10/SE/M/2006 TANGGAL 19 APRIL 2006
Pemanggilan oleh Instansi Penegak Hukum
Lapor kpd
Pejabat ybs
Tertulis
Faximile e-mail
Lisan
Konsultasikan/
Pendampingan Perkara dr Bagian Hukum ybs
&/ Biro Hukum Wajib Datang
Klarifikasi Pemanggilan
Saksi Ahli Informan Tersangka Pasal 112
UU No. 8 Tahun 1981 Ttg. Hukum Acara
Pidana Pasal 121 HIR
Berdasarkan Pasal 54 KUHAP, bila sudah menyandang status sbg Tersangka, berhak mendapatkan
bantuan hukum dari seorang atau lebih PENASEHAT
HUKUM, pada setiap tingkat pemeriksaan
Kejaksaan RI dipandang perlu untuk memberikan
pendampingan kepada pemerintah terkait dalam hal
akselerasi pembangunan dan program-program strategis pembangunan nasional,
Mengingat pentingnya peran Kejaksaan RI sebagai Lembaga penegak hukum untuk berperan mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional di pusat maupun didaerah melalui pengawalan dan
pengamanan baik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfaatan hasil pembangunan termasuk dalam upaya mencegah timbulnya penyimpangan dan kerugian negara maka dibentuklah
TP4 (Tim Pengawal dan Pengaman
Pemerintahan dan Pembangunan) sesuai
(Kepjagung No. 152/2015 dan Perjagung No
14/2016)
Tetapi di Bulan Desember 2019 telah
dilakukan
Pembubaran TP4D berdasarkan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor 345 Tahun 2019 tentang PencabutanKeputusan Jaksa Agung RI Nomor : KEP-152/A/JA/10/2015
Pelaksanaan pengamanan dan pendampingan dikembalikan ke masing – masing bidang sesuai tupoksinya, yaitu
Pengamanan Pembangunan Proyek Strategis
Bahwa Pembubaran TP4 tidak menghilangkan tugas pokok, fungsi dan kewenangan Kejaksaan untuk mengamankan
Pembangunan Proyek Strategis justru makin diperkuat secara kelembagaan
MEKANISME KERJA PENGAMAN PEMBANGUNAN PROYEK
Akan melakukan pengawasan terhadap proyek
pembangunan strategis nasional dan daerah yang telah ditetapkan oleh presiden ataupun kepala daerah
Jika proyek pembangunan berada di wilayah nasional, maka akan ditangani oleh kejaksaan agung ataupun kejaksaan tinggi, namun jika proyeknya di daerah
maka akan ditangani oleh kejaksaan negeri
Namun kalau proyek strategis bukan oleh nasional
atau daerah, maka pendampingan akan ditangani di bidang perdata dan tata usaha negara
TIM ADVOKASI KEJAKSAAN AGUNG
Jasa Kejaksaan Agung sbg Jaksa Pengacara Negara (JPN) termasuk
memberikan Pendapat Hukum, sesuai UU 16/2004
Pembentukan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan
Pembangunan (TP-4)
Kejaksaan Republik Indonesia, No Kep.
152/A/JA/10/2015 dan PerJagung
014/2016
TUGAS & FUNGSI TIM ADVOKAT KEJAGUNG
1. Mengawal, mengamankan, dan mendukung keberhasilan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dg upaya preventif dan persuasif
2. Memberikan pendampingan hukum di setiap tahapan pembangunan dalam hal,
Pembahasan hukum
Pendapat hukum
3. melakukan koordinasi dengan aparat pengawasan intern untuk
mencegah penyimpangan yang berpotensi menghambat, menggagalkan, dan merugikan keuangan negara
4. bersama melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan dan program
5. melaksanakan penegakkan hukum represif ketika ditemukan bukti permulaan yang cukup dan setelah berkoordinasi dengan aparat
pengawas intern