• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN TIANG PANCANG MENGGUNAKAN HYDRAULIC STATIC PILE DRIVER PADA PROYEK REHAB SARANA DAN PRASARANA GOR SEGIRI DI JALAN KESUMA BANGSA

N/A
N/A
TUGAS AJA

Academic year: 2024

Membagikan "METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN TIANG PANCANG MENGGUNAKAN HYDRAULIC STATIC PILE DRIVER PADA PROYEK REHAB SARANA DAN PRASARANA GOR SEGIRI DI JALAN KESUMA BANGSA "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN TIANG PANCANG MENGGUNAKAN HYDRAULIC STATIC PILE DRIVER PADA PROYEK REHAB SARANA DAN PRASARANA GOR SEGIRI DI JALAN KESUMA

BANGSA

Sahrul Febyawan1, Santi Yatnikasari2*, 3Adi Kurniawan

1,2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Samarinda, Indonesia

3PT. Raka Bangun Utama, Jl. Teuku Nyak Arief Blok. G No. 9 LT. 2 Grogol Selatan Kebayoran Lama , DKI Jakarta 12220, Indonesia

*Email : sy998@umkt.ac.id

Abstract – Pembangunan infrastruktur untuk sarana publik di negara berkembang seperti Indonesia akhir–akhir ini terus digiatkan demi menunjang kemajuan suatu negara. Pembangunan dalam hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun berbagai sarana dan asset penunjang dalam kehidupan bermasyarakat. Pembangunan gedung merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan ini tidak hanya muncul di kota – kota besar di Indonesia saja, namun juga diberbagai wilayah lainnya.Dalam hal ini penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada salah satu proyek Rehab yang ada di GOR segiri di Jalan Kesuma Bangsa Kota Samarinda. Rehab bangunan tersebut merupakan salah satu prasarana bagi masyarakat sekitar kota samarinda dan sekitarnya. Rehab GOR ini juga bertujuan untuk meningkatkan fasilitas kegiatan olahraga yang akan datang sebagai salah satu terpilihnya menjadi tuan rumah event yang bersifat Nasional. Tiang pancang merupakan struktur penopang vertikal yang ditanamkan ke dalam tanah untuk mendukung beban bangunan di atasnya. Tiang pancang digunakan dalam konstruksi untuk menyediakan fondasi yang kokoh dan stabil, terutama di daerah dengan tanah lunak atau kurang stabil. Tiang pancang dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti beton atau baja, dan dipasang dengan berbagai metode, termasuk penggunaan alat khusus. Hydraulic Static Pile Drive (HSPD) adalah alat yang di gunakan untuk pemancangan pada proyek Rehab Sarana dan Prasarana GOR karena proyek ini berdiri di tengah kota dan cara pengerjaannya di tekan menggunakan hydraulic sehingga minim gangguan getaran dan tidak meghasilkan suara yang tinggi

Keywords: Metode Pelaksanaan, Tiang Pancang, Hydraulic Static Pile Driver,

1. INTRODUCTION

Pembangunan infrastruktur untuk sarana publik di negara berkembang seperti Indonesia akhir–akhir ini terus digiatkan demi menunjang kemajuan suatu negara.

Pembangunan dalam hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun berbagai sarana dan asset penunjang dalam kehidupan bermasyarakat. Pembangunan gedung merupakan bagian dari pembangunan nasional.

Pembangunan ini tidak hanya muncul di kota – kota besar di Indonesia saja, namun juga diberbagai wilayah lainnya.

Dalam hal ini penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada salah satu proyek Rehab yang ada di GOR segiri di Jalan Kesuma Bangsa Kota Samarinda. Rehab bangunan tersebut merupakan salah satu prasarana bagi masyarakat sekitar kota samarinda dan sekitarnya. Rehab GOR ini juga bertujuan untuk meningkatkan fasilitas kegiatan olahraga yang akan datang sebagai salah satu terpilihnya menjadi tuan rumah event yang bersifat Nasional.

Tiang pancang adalah struktur penopang vertikal yang ditanamkan ke dalam tanah untuk mendukung beban bangunan di atasnya. Tiang pancang digunakan dalam konstruksi untuk menyediakan fondasi yang kokoh dan stabil, terutama di daerah dengan tanah lunak atau kurang

stabil. Tiang pancang dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti beton atau baja, dan dipasang dengan berbagai metode, termasuk penggunaan alat khusus.

Hydraulic Static Pile Drive (HSPD) adalah alat yang di gunakan untuk pemancangan pada proyek Rehab Sarana dan Prasarana GOR karena proyek ini berdiri di tengah kota dan cara pengerjaannya di tekan menggunakan hydraulic sehingga minim gangguan getaran dan tidak meghasilkan suara yang tinggi.

Tujuan yang ingin dicapai pada praktik kerja lapangan di proyek pembangunan renovasi Gedung olah raga segiri,yaitu:

1. Mengetahui metode yang digunakan dalam proses pemancangan di Rehab Sarana dan Prasarana GOR Segiri.

2. Melengkapi persyaratan Program Pendidikan Strata I (S-1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

3. Membandingkan, menganalisa, dan mengaplikasikan antara teori di bangku kuliah dengan keadaan di lapangan dan dapat memecahkan masalah yang ada di lapangan berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

(2)

4. Memberi bekal pengetahuan dan pengalaman lapangan untuk mengenal sikap kerja rekan yang terlibat di lapangan.

2. RESEARCH METHODS

Dalam suatau kegiatan, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan Teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observaction), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi [1].

Dalam melakukan kegiatan Kerja Praktik, penulis melakukan beberapa metode dalam pengumpulan data untuk terselesaikannya Laporan Kerja Praktik ini, diantaranya adalah :

1. Pengambilan data primer a. Observasi

observasi merupakan salah satu dasar fundamental dari semua metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, khususnya menyangkut ilmu- ilmu sosial dan perilaku manusia. Observasi juga dipahami sebagai “andalan perusahaan etnografi”

(Werner & Schoepfle, 1987: 257). Maksudnya adalah observasi merupakan proses pengamatan sistematis dari aktivitas manusia dan pengaturan fisik dimana kegiatan tersebut berlangsung secara terus menerus dari lokus aktivitas bersifat alami untuk menghasilkan fakta [2]

b. Metode Wawancara

wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Teknik ini paling luas digunakan untuk memperoleh informasi dari responden/

informan (subyek yang akan dimintakan informasin ya). Penulis melakukan tanya jawab dengan pembimbing di lapangan dari pihak kontraktor, dan para pelaksana di lapangan.Dokumentasi [3]

c. Dokumentasi digunakan sebagai lampiran pada laporan kerja praktik ini yang berupa foto–foto.

2. Pengambilan data sekunder a. Intrernet Searching

Internet searching adalah proses pencarian data melalui media internet untuk memperoleh informasi berdasarkan referensi, jurnal, artikel ataupun perundangundangan secara online yang berkaitan objek penelitian[4].

b. Hammer Test

Hammer Test adalah metode non-destruktif yang digunakan untuk mengukur kekerasan beton atau material konstruksi lainnya dengan cara menghantam permukaan bahan dengan palu khusus yang disebut

“rebound hammer.” Prinsip dasar di balik pengujian ini adalah bahwa semakin keras bahan konstruksi, semakin tinggi rebound atau pantulan palu ketika mengenai permukaannya.

c. Test Sondir

Test Sondir merupakan pengujian penetrasi Statis, pengujian ini untuk mendapatkan parameter - parameter nilai perlawanan konus/Conus Resistance,

perlawanan geser/Lokal Resistance, geseran total/

totalResistance, geseran total komulatif/

Accumulative total Resistance (JHL) dan angka banding geser/ Friction ratio yang dilakukan pada setiap kedalaman tanah sampai kedalaman tanah ditentukan,

3. RESULT AND DISCUSSION

Berdasarkan pelaksanaan Kerja Praktik dalam waktu yang begitu singkat ini, maka disini penulis memberikan laporan pelaksanaan Kerja Praktik sesuai dengan waktu yang diberikan, sehingga saya tidak dapat memberikan laporan pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh. Pada saat Kerja Praktik dimulai pekerjaan telah berjalan +30%, oleh karena itu untuk pekerjaan lain yang telah dilaksanakan sebelumnya tidak dilaporkan secara detail dalam laporan ini.

Tinjauan proyek secara detail yang berisi tentang uraian pekerjaan yang dilihat dan diamati pada waktu pelaksanaan kerja Praktik. Dalam hal ini penulis mengamati pekerjaan pemancangan pada segmen 1, segmen 2 dan segmen 3 yang merupakan titik pemancangan pada proyek Rehab Sarana dan Prasarana GOR Segiri Samarinda.

Gambar 1 Segmen 1

Gambar 2 Segmen 2

(3)

Gambar 3 Segmen 3

III.1 Metode Pelaksanaan Pemancangan Metode pelaksanaan pemancangan adalah serangkaian langkah dan teknik yang digunakan dalam memasang tiang pancang atau pondasi dalam konstruksi bangunan atau struktur. Pemilihan metode pemancangan harus mempertimbangkan kondisi tanah, jenis tiang pancang, kedalaman yang diperlukan, dan berbagai faktor lainnya.

Tipe tiang pancang yang digunakan untuk pekerjaan pada pekerjaan Rehab Sarana dan Prasarana GOR Segiri Samarinda adalah Mine Pile. Pihak pelaksanaan

menggunakan Mini Pile karena sifat tanah pada lokasi merupakan tanah lunak. Data spesifikasi tiang pancang pada titik yang digunakan pada proyek ini adalah adalah sebagai berikut:

1. Segmen 1

a. Tiang pancang beton Mini Pile ukuran: 25 cm x 25 cm x 600 cm

b. Mutu beton: K 400

c. Titik Pemancangan: 2 Titik d. Kedalaman rencana: ± 24 m.

2. Segmen 2

a. Tiang pancang beton Mini Pile ukuran: 25 cm x 25 cm x 600 cm

b. Mutu beton: K 400

c. Titik Pemancangan: 4 Titik d. Kedalaman rencana: ± 24 m.

3. Segmen 3

a. Tiang pancang beton Mini Pile ukuran: 25 cm x 25 cm x 600 cm

b. Mutu beton: K 400

c. Titik Pemancangan: 4 Titik d. Kedalaman rencana: ± 24 m.

1) Pekerjaan Persiapan Alat Pemancangan

1. Melakukan survey dan melakukan cek antara gambar kerja dengan kondisi dilapangan, apakah sudah sesuai dengan gambar kerja ataukan Akan ada penyesuaian kembali.

2. Pelaksana kontraktor harus mengkoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan mengenai urut-urutan alur kerja/ prioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian pekerjaan

yang diminta dan aksebilitas kerja agar tercapai produktivitas yang terbaik

3. Surveyor melakukan marking dan setting out titik- titik tiang pacang sesuai gambar kerja/shop drawing

4. Penggunaan tanda-tanda dan penomoran titik pancang harus disepakati agar tidak terjadi kesalahan dalam membedakan titik-titik pemancangan dengan titik as atau grid bangunan.

5. Penempatan tiang pancang sebaiknya diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan agar tidak terjadi pengangkatan dan pemindahan yang berulang-ulang sehingga resiko tiang rusak, pecah ataupun patah akibat pengangkatan dapat ditekan seminimal mungkin. Posisi penumpukan tiang pancang juga perlu diperhatikan, sebaiknya penumpukan tiang diberi pad atau dudukan agar jangan sampai bersentuhan langsung dengan tanah.

Hal ini dimaksudkan agar tiang-tiang tidak mengalami penurunan kualitas dimana tulangan besi tiang pancang bisa mengalami korosi.

6. Tiang yang akan dipancang harus diperiksa kondisi fisiknya apakah dalam keadaan baik (tidak mengandung retak-retak dan keropos) dan diberi tanda ukuran panjangnya setiap pancang dengan cat. Dan di cek untuk umur dari beton tersebut serta melakukan hammer test untuk mengecek mutu pancang sudah sesuai dengan rencana.

7. Sebelum proses pemancangan dengan sisten tekan, cek alat HSPD dalam keadaan rata dengan bantuan alat "Nivo" yang terdapat pada ruang operator dibantu dengan alat waterpass yg diletakkan pada posisi long boat (chasis panjang).

2) Pekerjaan Pemancangan MinePile dengan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

1. Pemancangan Mini Pile adalah proses pemasangan tiang pancang atau pile dalam bahasa Inggris untuk mendukung struktur bangunan di daerah yang memiliki tanah yang lemah atau tidak stabil. Tiang pancang ini berfungsi sebagai fondasi yang kuat dan stabil untuk bangunan. Pemancangan dilakukan dengan alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD). Proses kerja Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah sebagai berikut:

a. Tiang pancang ditempatkan di lokasi yang ditentukan di atas tanah

b. Alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) ditempatkan di atas tempat yang akan dipancang.

c. Menaikan tiang pancang dengan cara di kaitkan pada tali serat baja

d. Operator mengatur tekanan hydraulic sesuai dengan persyaratan proyek.

e. Piston hydraulic didorong ke bawah dalam tabung dengan kekuatan yang tinggi, menghasilkan tekanan besar pada ujung tiang pancang.

(4)

f. Tekanan hydraulic mendorong tiang pancang ke dalam tanah atau lapisan substrat lainnya dengan cepat dan efisien.

g. Setelah tiang pancang mencapai kedalaman yang diinginkan, mesin dihentikan, dan tiang pancang tersebut terpasang dengan kokoh.

Selanjutnya, lakukan berulang- ulang pemancangan hingga lokasi yang di tentukan sudah terpancang semua 1. Pemancangan Mini Pile segmen 1 dibagi menjadi

empat tahap, yaitu pemancangan Mini Pile pertama dengan panjang 6 m

Gambar 4 Pemancangan Bagian Pertama Pada Segmen 1

2. Tahap ke dua pemancangan Mine Pile dengan panjang 6 m, penyambungan pada bagian ke dua dengan cara di beri plat besi yang dilakukan pekerjaan pengelasan.

Gambar 5 Pengelasan Bagian Kedua Pada Segmen 1

3. Tahap ke tiga pemancangan Mine Pile dengan panjang 6 m, penyambungan pada bagian ke ketiga dengan cara di beri plat besi yang dilakukan pekerjaan pengelasan.

Gambar 6 Pengelasan Bagian Ketiga Pada Segmen 1

4. Tahap ke empat pemancangan Mine Pile dengan panjang 6 m, penyambungan pada bagian ke empat dengan cara di beri plat besi yang dilakukan pekerjaan pengelasan.

Gambar 7 Pengelasan Bagian Keempat Pada Segmen 1

5. Setelah Tiang Pancang pada titk yang di tentukan telah terpasang semua. Bacaan Dial akan menunjukan pada kekuatan 12 MPa yang artinya tiang pancang pada titik yang di tentukan sudah mencapai keras sesuai dengan rencana pemacangan yaitu 24 meter.

Gambar 8 Dial

6. Pada pemancangan Mini Pile segmen 2 dan segmen 3 cara pengerjaannya sama dengan segmen 1 7. Setelah semua pemancangan pada segmen 1, segmen

2 dan segmen 3 selesai dilakukan penggalian tinggi dahulu hingga elevasi yang sudah direncanakan 8. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tiang

pancang. Pemotongan dilakukan dengan manual dengan bantuan tenaga kerja yang menggunakan alat hammer drill.

(5)

III.2 Pengendalian Data dan Pengendalian Mutu Proyek

Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Validitas pengumpulan data serta kualifikasi pengumpul data sangat diperlukan untuk memperoleh data yang berkualitas. Pekerjaan kontrol mutu merupakan pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengetahui pekerjaan yang kita lakukan sudah sesuai mutu/spesifikasi atau belum, untuk itu diperlukan beberapa pengujian data seperti Hammer Test dan Test Sondir

1) Hammer Test

Prinsip kerja Concrete Hammer adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energy yang besarnya tertentu.Karena timbul tumbukan antara massa tersebut dengan permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa yang terukur memberikan indikasi kekerasan permukaan beton. Kekerasan beton dapat memberikan indikasi kuat tekannya.

Berikut adalah cara penggunaan Hammer Test:

1. Alat schmidt hammer dipegang dengan kuat dan tegap,

2. Posisi palu tegak lurus dengan permukaan media yang akan diuji,

3. Tekan alat secara perlahan menghadap ke arah permukaan meda uju sampai palu menumbuk hulu palu,

4. Setelah menumbuk, tahan tekanan dan jika perlu kunci hulu pada posisinya, dengan cara menekan tombol pada bagian sisi,

5. Lihat angka hasil pengujian yang tertera di alat dan catat,

6. Lakukan 10 titik bacaan pada setiap daerah pengujian dengan jarak masing–masing titik bacaan tidak boleh lebih kecil dari 25 mm, 7. Selalu cek permukaan media pengujian, jika

benturan palu menghancurkan beton, sebab adanya rongga udara didalamnya maka batalkan. Lakukan pengujian pada titik bacaan yang lainnya.

2) Test Sondir

Test Sondir merupakan pengujian penetrasi Statis, pengujian ini untuk mendapatkan parameter-parameter nilai perlawanan konus/Conus Resistance, perlawanan geser/Lokal Resistance, geseran total/total Resistance, geseran total komulatif/Accumulative total Resistance (JHL) dan angka banding geser/Friction ratio yang dilakukan pada setiap kedalaman tanah sampai kedalaman tanah ditentukan, (SNI 287-2008/ASTM D3441). Dari hasil data sondir ini adalah mengetahui tipe jenis tanah kekerasan di proyek Rehab Sarana dan

Prasarana GOR Segiri Kota Samarinda yaitu lempung dan lanau.

III.3 Pengamatan Permasalahan Yang Terjadi di Lokasi Proyek

Dalam pelaksanaan kegiatan di proyek pasti ditemukan permasalahan - permasalahan yang mengganggu jalannya pekerjaan. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan. Faktor - faktor tersebut dapat berasal dari alam, teknis, perizinan, operasional, maupun faktor manusia. Akibat dari permasalahan yang terjadi bisa menyebabkan memperlambat, mengganggu, bahkan menyebabkan pekerjaan dihentikan sementara sehingga pekerjaan menjadi terlambat dan tidak bisa selesai sesuai dengan rencana. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis dan informasi yang didapatkan di lapangan, permasalahan yang terjadi pada Rehab Sarana dan Prasarana GOR Segiri Samarinda sebagai berikut:

1) Faktor Alam (Hujan)

Hujan merupakan salah satu faktor alam yang bisa menghambat pelaksanaan pekerjaan, terutama pekerjaan pemancangan karena pada saat hujan dapat memberhentikan alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) yang digunakan untuk pemancangan itu amblas atau tidak dapat digerakan dan juga pengelasan dapat diberhentikan, sehingga sempat terjadinya keterlambatan dalam pemasangan tiang pancang.

2) Genangan Air

Pada saat hujan air akan menggenang di setiap galian proyek. Pihak pelaksana proyek mengatasi

permasalahan ini dengan melakukan dewatering dengan pompa air pada daerah yang terjadi genangan air kemudian dilakukan penimbunan langsung agar tidak lagi terjadi genangan pada titik tersebut.

Dewatering merupakan suatu pekerjaan yang diperlukan untuk mengeringkan lahan galian di bawah muka air tanah.

4. CONCLUSION 1) Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Kerja Praktik yang telah dilaksanakan dan berdasarkan data lapangan yang diperoleh, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pekerjaan yang dilakukan pada proyek Rehab Saran dan Prasarana GOR Segiri selama Kerja Praktik 2 bulan yaitu pekerjaan struktur bawah yang meliputi pekerjaan pemancangan, persiapan pile cap, tie beam, dan kolom.

2. Mekanisme kerja proyek Rehab Saran dan Prasarana GOR Segiri Samarinda sudah sangat baik dalam pengerjaannya baik di lapangan maupun non lapangan, karena masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek ini memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

Hal ini memudahkan proses pelaksanaan di lapangan.

(6)

3. Penanganan masalah pada proyek di lakukan dengan sangat baik, namun memerlukan pengawasan secara berlanjut untuk mencegah permasalahan yang sama terjadi kembali.

4. Peralatan yang di gunakan berdasarkan pada spesifikasi yang di butuhkan guna memaksimalkan pekerjaan dan jumlah yang ada sangat cukup. Material yang di gunakan sesuai mutu yang berdasarkan studi

2) Saran

Walaupun hampir secara keseluruhan proyek Rehab Saran dan Prasarana GOR Segiri Samarinda sudah berjalan dengan baik, perlu adanya beberapa saran yang dirasa perlu agar kedepannya dapat menjadi pertimbangan untuk menjadi lebih baik. Beberapa saran itu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Setiap pelaksaanan pekerjaan pada proyek Pembangunan Gedung harus dilakukan pengawasan oleh pengawas lapangan agar proyek berjalan dengan baik dan sesuai dengan mutu.

2. Perlu ditingkatkannya edukasi dan memperketat peraturan kepada para pekerja mengenai pentingnya akan keselamatan selama bekerja dengan menggunakan pakaian pelindung diri K3 lengkap.

Karena tanpa adanya pelindung diri, para pekerja memiliki resiko yang besar terhadap keselamatan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja.

1. REFERENCE

[1] Ervianto, W. (2005). Manajemen proyek konstruksi [2] Hasanah, H (2016). Teknik-Teknik Observasi

(Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial. Jurnal at-taqqadum No. 1, 8.

[3] Salmaniah, N. S. (2002). Metode dan Teknik Wawancara. Tenaga Edukatif Kopertis WIlayah 1 Di Universitas Medan.

[4] Zaskia, R. (2021). Metode Penelitian Bab 3 - Repository STEI. Retrieved 12 1, 2022, from http://repository.stei.ac.id/4999/2/BAB%203.pd [5] Badan Standarisasi Nasional. (2002). Standar Tata

Cara Perhitungan Benton untuk Bangunan Gedung (SNI-03-2847-2002). Jakarta: Indonesia.

[6] Asroni, A. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[7] Dipohusodo, I. (1994). Pengertian Kolom. In Struktur Beton Bertulang (p. 287 Bab 9). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

[8] Zaskia, R. (2021). Metode Penelitian Bab 3 - Repository STEI. Retrieved 12 1, 2022, from http://repository.stei.ac.id/4999/2/BAB%203.pd [9] N. Nurdiani, "Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang,"

Cara Pemancangan, vol. II, no. 10, p. 219, 2017.

[10] E. Handayani, "Efektifitas Penggunaan Alat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD),"

Pemancangan, vol. BAB 3 Lingkup Kerja, no.

Efektifitas, p. 32, 2018.

Referensi

Dokumen terkait