Metode Pembelajaran Berbasis Masalah | 1 METODE PEMBELAJARAN PAI BERBASIS MASALAH
Alfi Nuralpiah1, Imanisa2
12Program Sarjana Pendidikan Agama Islam STAI Siliwangi Garut Email: [email protected]. [email protected]
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SILIWANGI GARUT Jl. Raya Leles No. 117 Ds. Haruman Kec. Leles Kab. Garut
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah | 2 METODE PEMBELAJARAN PAI
Alfi Nuralpiah1, Imanisa2
12Program Sarjana Pendidikan Agama Islam STAI Siliwangi Garut Email: [email protected]. [email protected]
Abstrak
Problem Based Learning (PBL) is a method of learning which guide the learners to solve the problem and make some reflection by using their experiences so that their cognitive skills can be developed (inquiry, communication and connection) especially in solving the problem which is meaningful, relevance and contextual. PBL is a method in contextual teaching Learning based on the theory of constructivism. PBL is effective to ease the students’ understanding and to connect their knowledge with the reality of the problem existed in the society.
Abstrak
Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah metode yang membelajarkan peserta didik untuk memecahkan masalah dan mereflesikannya dengan pengalaman mereka, sehingga memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir (penalaran komunikasi dan koneksi) dalam memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kinstektual. PBL merupakan salah satu metode dalam model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang didasarkan pada teori belajar kontriktivisme. PBL cukup efektif dalam memudahkan pemahaman mahasiswa dan menghubungkan pengetahuan mereka dengan realitas permasalahan yang ada dalam masyarakat.
Kata Kunci: Problem-Based Learning, PBL, Metode Pembelajaran.
PENDAHULUAN
Negara Indonesia mempunyai harapan yang sangat besar dalam dunia Pendidikan.
Pendidikan sangat penting untuk dikembangkan dalam hidup manusia guna membangun masyarakat dan negara. Segala upaya terus dilakukan demi memperbaiki sistem pendidikan agar sesuai dengan perkembangan zaman yang mampu berdaya saing (I. Y. Rahmawati & Yulianti, 00; Safithri et al., 01).
Temuan terkait pembelajaran berbasis masalah sudah banyak dilakuka, problem based learning dapat dikatakan sebagai suatu proses pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar secara berkelompok dalam mencari solusi dari permasalahan dunia
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah | 3 nyata kemudian dituntut untuk memecahkan masalah tersebut (Kristiana & Radia, 01;
Saputro & Rayahu, 00).
Penggunaan model Problem Based Learning bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dapat berpikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran (Al-Fikry et al., 018; Cahyo et al., 018).
Pendidikan memiliki peranan yang sangat sentral dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), misalnya, menunjukkan akan peran strategis pendidikan dalam pembentukan SDM yang berkualitas.
Karakter manusia Indonesia yang diharapkan menurut undang-undang tersebut adalah manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, maju, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, profesional, bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Upaya efektif untuk membentuk karakter manusia seperti ini dapat dilakukan melalui peningkatan kaulitas pendidikan. Dunia pendidikan saat ini dituntut untuk dikembangkanya pendekatan pembelajaran.
UU No 0 Tahun 003 pasal 1 ayat menerangkan bahwa “Pendidikan berakar pada nilainilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Oleh karena itu, perancangan dan perkembangan pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan IPTEK. Nurdyansyah meperejelas “The education world must innovate in a whole. It means that all the devices in education system have its role and be the factors which take the important effect in successful of education system”.
Proses pembelajaran melibatkan berbagai pihak, tidak hanya melibatkan pendidik dan siswa. Hakikat belajar yaitu proses interaksi dari seluruh kondisi disekitar peserta didik dalam rangka dalam pencapaian tujuan dan proses melakukan perbuatan melalui pengalaman yang diciptakan. Untuk mencapai kompetensi perlu ada pengukuran/penilaian. Penilaian hasil belajar memerlukan sebuah pengolahan dan analisis yang akurat.
Proses pembelajaran hendaknya berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Guru- guru hendaknya melakukan pergeseran dari pengajaran yang menekankan pada keterampilan berpikir tingkat rendah ke pembelajaran yang menekankan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau keterampilan berpikir kritis. Bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
METODE PENILITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan menggunakan studi pustaka dengan mencari beberapa informasi dari jurnal, buku dan internet sebagai
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah | 4 pendukungnya. Dalam penelitian ini kami menggali secara lebih mendalam agar didapat informasi seseuai dengan kebutuhan.
PEMBAHASAN
Definisi Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Komalasari (013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah: Model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa utuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran.
Wardani (007:7) mengatakan, “Model pembelajaran berbasis masalah dapat menyajikan masalah autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan penyelidikan dan menemukan sendiri”. Dan model pembelajaran berbasis masalah menurut Suradijono (dalam Pitriani, 014:3) adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan data dan mengintegrasikan pengetahuan baru”. Adapun pendapat Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 001:5) pembelajaran berbasis masalah adalah: Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasi berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan. Adapun pendapat Riyanto (010:85) mengatakan, “Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah”.
Menurut Arends (dalam Trianto, 007:68) pembelajaran berbasis masalah adalah:
Suatu model pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Beberapa definisi menurut para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai langkah untuk mengumpulkan pengetahuan, sehingga dapat merangsang siswa untuk berfikir kritis dan belajar secara individu maupun kelompok kecil sampai menemukan solusi dari masalah tersebut. Peran guru pada model pembelajaran masalah yaitu sebagai fasilitator dan membuktikan asumsi juga mendengarkan perspektif yang ada pada siswa sehingga yang berperan aktif di dalam kelas pada saat pembelajaran adalah siswa.
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) memiliki ciri: menekankan pada pemecahan masalah, menyadari kebutuhan akan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti di rumah, masyarakat, dan pekerjaan, mengajar siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga mereka menjadi pembelajar mandiri, mengkaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda, mendorong siswa untuk belajar dari sesama
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah | 5 teman dan belajar bersama, menerapkan penilaian autentik dan menyenangkan.
Dalam pembelajaran sains khususnya biologi sangatlah penting menerapkan pembelajaran berbasis masalah, karena strategi ini selain inovatif juga mendorong siswa bersikap memproyeksikan diri sendiri ke masa depan Hal ini sesuai pendapat Kusnandar (007:33), bahwa "Di dalam suatu pembelajaran, pemecahan masalah dipandang oleh beberapa ahli sebagai tipe yang tertinggi dari belajar, karena respons tidak bergantung hanya pada asosiasi masa lalu dan pengkondisian, tetapi bergantung pada kemampuan manipulasi ide-ide yang abstrak." Dengan demikian, siswa dapat menggunakan aspek-aspek dan perubahan dari belajar terdahulu dengan cara melihat perbedaan-perbedaan yang kecil, dan memproyeksikan diri sendiri ke masa yang akan datang. Di dalam memecahkan masalah membutuhkan kreasi, dan bukan pengulangan.
Metode pembelajaran berbasis masalah bukanlah metode yang lahir dari tradisi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Sehingga manakala metode ini digunakan dalam pembelajaran PAI maka perlu adanya usaha untuk mengkaji keberadaan metode baik dalam tataran teoritis maupun empirical historis-nya Mengacu pada hasil International Conference on Engineering Education, pembelajaran berbasis masalah didefinisikan sebagai: “Prolem Based Learning is effecient way to acquire new knowledge. It combines aspects from cooperative learning and focuses on team work, problem solving skills and self directive studies as well as reveals the importance of interdisciplinary knowledge for the understanding of problems.(Rau Dar Chin, 004:1) Paparan di atas dapat diartikan sebagai berikut yaitu: Pembelajaran berbasis masalah merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan yang mengkombinasikan aspek- aspek pembelajaran kooperatif dan memusatkan kegiatan pada kerja kelompok, keahlian memecahkan masalah dan belajar mandiri, serta menemukan pentingnya pengetahuan antar disiplin untuk memahami masalah. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Helmut R Lang (006: 469): “Problem Based Learning is any learning situation in which the problem drives the learning.” Artinya pembelajaran berbasis masalah merupakan situasi pembelajaran yang mana permasalahan menjadi titik tolak pembelajaran. Berdasarkan paparan di atas dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan metode yang berupaya memfasilitasi pembelajaran individual dan kelompok dengan menempatkan permasalahan yang berkaitan dengan pengetahuan sebagai inti dari kegiatan pembelajaran agar siswa bisa membangun pengetahuan dengan cara sendiri yang disukainya.
Adapun yang menjadi karakter khusus dari metode pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah:
a. Pengajuan Pertanyaan atau Masalah
Metode PBM mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan bermakna bagi pribadi.
b. Berfokus pada Keterkaitan antar Disiplin
Metode PBM mungkin berpusat pada satu segi, akan tetapi masalah yang akan dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau dari berbagai segi.
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah | 6 c. Penyelidikan Autentik
Metode PBM mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik berdasarkan masalah yang nyata dengan penyelesaian yang nyata pula.
d. Menghasilkan Produk dan Memamerkannya
Metode PBM menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak danperagaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.
e. Kolaborasi
Metode PBM mempunyai karakter adanya kerja sama antar siswa baik berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugastugas kompleks dan memberi peluang berbagi penemuan dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Arends (dalam Hariyanto dan Warsono, 01, h. 401) mengemukakan sintaks pembelajaran berbasis masalah yaitu:
a. Orientasi siswa pada masalah
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik (bahan dan alat) apa yang diperlukan bagi penyelesaian masalah serta memberikan motivasi kepada siswa agar menaruh perhatian terhadap aktivitas penyelesaian masalah.
b. Mengorganisasi siswa.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan pembelajaran agar relevan dengan penyelesaian masalah.
c. Membimbing penyelidikan indvidu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai, melakukan eksperimen, dan mencari penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil.
Guru membantu siswa dalam perencanaan dan perwujudan hasil yang sesuai dengan tugas yang diberikan;
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya serta proses-proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kesimpulan yang diambil dari pendapat Arends mengenai langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah menurut penulis yaitu pada langkah awal pembelajaran siswa harus mampu merumuskan masalah yang akan dipecahkan dan dipelajari, dan guru bertugas untuk membimbing siswa, selanjutnya siswa harus mampu menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang, setelah itu siswa
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah | 7 menentukan sebab akibat yang akan dipecahkan atau diselesaikan, untuk memecahkan masalah yang ada siswa harus mengumpulakan informasi atau data dari berbagai sumber yang relevan, kemudian siswa berhipotesis untuk mengahasilkan data yang dibutuhkan dan menarik kesimpulan.
KESIMPULAN
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) merupakan metode yang fleksibel dan dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu.
Metode PBL sesuai untuk diaplikasikan dalam pembelajaran PAI, dan dapat dikombinasikan dengan metode konvensional lainnya untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal. Penerapan PBL cukup efektif dalam memudahkan pemahaman mahasiswa dan menghubungkan pengetahuan mereka dengan realitas permasalahan yang ada dalam masyarakat.
Agar pelaksanaan metode PBL berjalan efektif dan efisien, perlu sinergi dan kerjasama yang melibatkan para pakar materi PAI, khususnya Fiqh, dengan praktisi pembelajaran, sehingga dapat menyesuaikan pilihan materi dengan metode pembelajaran yang tepat, dengan memusatkan perhatian pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. Karena metode PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21.
DAFTAR PUSTAKA
Tatang Herman, “Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama”, Educationist, 1 (Januari, 007), 47h
M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. (015). “Pendekatan Pembelajaran Saintifik.”
Sidoarjo: Nizamia learning center. 41
Nurdyansyah & Luly Riananda. (016). Developing ICT-Based Learning Model to Improve Learning Outcomes IPA of SD Fish Market in Sidoarjo, Proceedings of International Research Clinic & Scientific Publications of Educational Technology. Jurnal TEKPEN, Jilid 1, Terbitan , 99-930.
Nurdyansyah, Pandi Rais, Qorirotul Aini. (017). The Role of Education Technology in Mathematic of Third Grade Students in MI Ma’arif Pademonegoro Sukodono.
Madrosatuna: Journal of Islamic Elementary School Vol. 1 (1), November 017, 37-46 ISSN 579. 38.
Nurdyansyah. N., Eni fariyarul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013 (Sidoarjo:Nizamia Learning Center,016), 1.
Nurdyansyah. N., Andiek Widodo, Manajemen Sekolah Berbasis ICT (Sidoarjo:Nizamia Learning Center,015), 103.
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah | 8 Kusnandar. Ade., dkk. (007). Panduan Pengembangan Multimedia. Pembelajaran.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Lang. R.H. and David N. Evans., (006). Models, Strategy and Methods for Effective Teaching Pearson A&B Boston New York San Fransisco.
Rau, Dar-Chin dkk, (004). Four Phase to Construct Problem Based Learning instruction Materials,International Confrence on Enginering Education October 16-1,004, Gainessvile Florida.