PENDAHULUAN
Laatar Belakang Masalah
Fokus Dan Sub-Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada kontribusi santri Pondok Pesantren Raudlatul Huda Al-Islamy dalam menerapkan proses proses metode Tazkiyatun Nafs yang didirikan oleh para petani, serta efektivitas pelaksanaan kegiatan Tazkiyatun Nafs dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri. . Sedangkan sub fokus penelitiannya adalah peningkatan kecerdasan spiritual peserta didik melalui pelaksanaan berbagai kegiatan pelaksanaan dengan menggunakan sarana dan prasarana kegiatan Tazkiyatun Nafs yang direncanakan dan ditentukan oleh para petani.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan intervensi terhadap Hunian Islami untuk memberikan kontribusi penambahan wawasan guna meningkatkan kecerdasan spiritual melalui tazkiyatun nafs.
Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Walaupun penelitian ini tidak terfokus pada dzikir saja melainkan pada metode tazkiyatun nafs yang dilakukan santri dan dilakukan di Pondok Pesantren Raudlatul Huda Al-Islamy. Jurnal yang berjudul “Model Pendidikan Tazkiyatun Nafs Sebagai Upaya Membentuk Akhlak Mulia Santri Di Pondok Pesantren Al-Huda Kuningan Jawa Barat”. Rifqi Faldu Rahman, Udin Supriadi dan Fahrudin, jurnal ini membahas tentang bagaimana pendidikan tazkiyatun nafs.
Sedangkan pada penelitian ini peneliti akan mengkaji apakah terdapat pengaruh metode tazkiyatun nafs terhadap kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren. Penelitian yang dilakukan peneliti adalah bagaimana pemanfaatan tazkiyatun nafs di Pondok Pesantren Raudlatul Huda Al-Islamy untuk kecerdasan spiritual santri. Sedangkan penelitian yang akan dibahas oleh peneliti adalah bagaimana penerapan metode tazkiyatun nafs dapat mengembangkan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren Raudlatul Huda Al-Islamy.
Selain itu, sumber data pendukung lainnya diperoleh dari beberapa buku dan jurnal terkait metode tazkiyatun nefs dan teori kecerdasan spiritual yang peneliti perlukan sebagai sumber referensi. 49 Lukma Nulhakim, Konsep Bimbingan Tazkiyatun Nafs dalam pembentukan sikap jujur mahasiswa BKI melalui pengondisian (conditioning), Majalah Al-Tazkiah, Vol. Tazkiyatun Nafs dapat dilalui melalui proses mujahad al-nafs (takhali) kemudian menghiasinya dengan sifat-sifat yang suci melalui proses ridhah al-nafs (tahalli) yang memerlukan kesabaran dan usaha yang gigih hingga akhirnya menemukan penampakan Tuhan (texhalli). . . a) Takhali.
60 Clauradita Angga Reny, Maemonah, “Penerapan Konsep Tazkiyatun Nafs Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin dan Teknik Self-Management Untuk Hidup Bahagia Warga Pecandu Narkoba,” Pembimbing Konseling Islami dan Komunitas, Angga’Clauita 63Klau. Reny, Maemonah, “Konsep Implementasi Tazkiyatun Nafs Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin dan Teknik Manajemen Diri untuk Hidup Bahagia bagi Pecandu Narkoba”, Bimbingan Konseling Islam & Masyarakat, 50. 65 Lukma Nulhakim, Konsep Bimbingan Tazkiyatun Nafs dalam Membentuk Sikap Jujur Mahasiswa BKI melalui Pembiasaan, Jurnal al-Tazkiah, volume 8, no.2, Desember 2019, 138.
67 Lukma Nulhakim, Konsep Pedoman Tazkiyatun Nafs Dalam Membentuk Sikap Jujur Mahasiswa BKI Melalui Pengkondisian (Conditioning), Jurnal al-Tazkiah, Vol.8, No. Metode Tazkiyatun Nafs untuk Kecerdasan Spiritual Pada prinsipnya tazkiyatun nafs sangat bermakna bagi terselenggaranya kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu melalui proses tazkiyatun nafs ini peneliti dapat membuktikan pengaruh metode tazkiyatun nafs terhadap kecerdasan spiritual seorang santri.
Metode Penelitian
- Sistematika Pembahasan
LANDASAN TEORI
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshall sebagaimana dikutip Ary Ginanjar adalah kecerdasan untuk menyikapi dan memecahkan permasalahan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan kehidupan dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau cara hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan yang lain. Berdasarkan berbagai definisi kecerdasan spiritual, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dimiliki setiap manusia sejak lahir guna menjalani kehidupan secara bermakna. Orang dengan kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan sikap hidup yang fleksibel atau dapat fleksibel dalam menghadapi permasalahan.
Namun, orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik akan mempunyai kemampuan dalam menangani penderitaan dengan baik. Ciri seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah kehidupannya yang berkualitas, karena dijiwai oleh visi dan nilai-nilai. Kecerdasan spiritual akan mempengaruhi kecerdasannya dalam berhubungan dengan orang lain, karena ia dibantu oleh Tuhan yaitu hati manusia condong kepada-Nya.
Doa sebagai salah satu nilai kecerdasan spiritual yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan hidup juga sangat membantu dalam penyembuhan. Kecerdasan spiritual mengarahkan hidup untuk selalu bersentuhan dengan makna hidup sehingga hidup menjadi lebih bermakna. Seperti yang ditulis Danah Zohar dan Ian Marshall menggambarkan orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah orang yang mampu fleksibel, beradaptasi secara spontan dan aktif, memiliki kesadaran diri yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan, kesakitan dan memanfaatkan, memiliki visi. dan prinsip nilai, berkomitmen dan bertindak secara bertanggung jawab.
Selain mampu membentuk pribadi yang bersih dari gangguan jiwa, juga meningkatkan kecerdasan spiritual dan kesehatan jiwa. Dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para santri, ada upaya yang menggunakan proses tazkiyatun nafs, yang tentunya tidak lepas dari bimbingan para kiyai.79 Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, yang membantu menyembuhkan dan mengembangkan manusia. alam secara keseluruhan. Kecerdasan spiritual ini bertujuan untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang penting dan bernilai, yaitu menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan yang lain.
Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual ditandai dengan kemampuan fleksibel dan mudah beradaptasi dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mengetahui cara menghadapi penderitaan dan kesakitan serta dapat belajar dari pengalamannya, mandiri dan memahami makna dari penderitaannya. kehidupan. 79 Cece Jalaludin Hasan, “Bimbingan Dzikir Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Santri Melalui Tazkiyatun Nafs,” Bimbingan, Konseling, Konseling dan Psikoterapi Islami, Vol.7, No. Pengembangan kecerdasan spiritual santri; Kajian kegiatan keagamaan di rumah Al-Qur'an Deresan Putri Tahfid.
