• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metropolitan Area Network(MAN) Menurut Syafrizal (2019:16) mengemukakan bahwa : Sebuah MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Metropolitan Area Network(MAN) Menurut Syafrizal (2019:16) mengemukakan bahwa : Sebuah MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1. Tinjauan Jurnal

Berdasarkan dari beberapa jurnal yang penulis jadikan sebagai acuan dalam menyusun skripsi ini, adalah sebagai berikut:

Menurut Sukendar (2017 : 89) menyimpulkan bahwa :

Load Balancing bukanlah seperti rumus matematika, bahwa dengan menggunakan load balancing dengan dua jalur koneksi, maka besarnya bandwith yang kita dapat bukanlah 2 kali lipatnya atau pertambahan dari bandwith itu, dengan 2 jalur koneksi internet dari speedy yang besarnya masing-masing up to 3 Mbps bukan berarti setelah diload balancing maka bandwithnya jadi 3 + 3 = 6, tapi 3 +3 = 3 +3 atau 3 +3 =2 +2 +2 +2 bisa juga 3 + 3 = 1 +1 +1 +1 +1 +1.

Sedangkan menurut Triono (2015 : 170) mengemukakan bahwa:

Dalam perancangan pembangunan sistem implementasi Load Balancing dengan menggunakan Algoritma Round Robin, penulis ingin menerapkan pengggunaan load balancer. Dimana setiap client akan ditangani oleh beberapa server. Dengan adanya load balancer maka beban akan diberikan kepada server yang berbeda dan secara otomatis maka beban tiap server akan berkurang.

2.2. Konsep Dasar Jaringan

Menurut Wongkar, Sinsuw, dan Najoan (2015 : 63) yang mengatakan bahwa “Jaringan komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara 2 komputer autonomus atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless).”

(2)
(3)

2.2.1 Jenis-jenis Jaringan 1. Local Area Network(LAN)

Menurut Syafrizal (2019:16) mengatakan bahwa “Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung, atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antarnode tidak lebih jauh dari 200 m.”

Sumber : Syafrizal (2019:16)

Gambar II.1

JaringanLocal Area Network (LAN)

Dapat disimpulkan bahwa Local Area Network adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah yang terbatas.

2. Metropolitan Area Network(MAN)

Menurut Syafrizal (2019:16) mengemukakan bahwa :

Sebuah MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian). Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar. Sebagai contoh, jaringan beberapa cabang sebuah bank di dalam sebuah kota besar yang dihubungkan antara satu dengan lainnya.

(4)

Sumber : Syafrizal (2019:17)

Gambar II.2

JaringanMetropolitan Area Network (MAN)

3. Wide Area Network (WAN)

Menurut Syafrizal (2019:16) mengatakan bahwa :

Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan media wireless, sarana satelit, ataupun kabel serat optic, karena jangkauannya yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antarkota dalam suatu wilayah, tetapi mulai menjangkau area / wilayah otoritas negara lain. Sebagai contoh, jaringan computer kantor City Bank yang ada di Indonesia ataupun yang ada di negara lain, yang saling berhubungan, jaringan ATM Master Card, Visa Card, atau Cirrus yang tersebar di seluruh dunia, dan lain-lain. Biasanya WAN lebih rumit dan sangat kompleks bila dibandingkan LAN maupun MAN. Menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam komunikasi global seperti internet, meski demikian antara LAN, MAN, dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal. Hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu dengan yang lain.

(5)

Sumber : Syafrizal (2019:18)

Gambar II.3.

Wide Area Network(WAN)

2.2.2 Jenis – jenis Topologi Jaringan Komputer

Menurut Sofana dalam Widodo, Yana, dan Agung (2018 : 20) menyimpulkan bahwa:

Topologi jaringan adalah salah satu aturan bagaimana menghubungkan komputer (node) satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara komponen-komponen yang berkomunikasi melalui media atau peralatan jaringan, seperti server, workstation, hub/switch, dan pemasangan kabel (media transmisi data).

Adapun topologi yang biasa digunakan, yaitu:

1. TopologiBus

Menurut Irawani dalam Prayama dan Aulia (2015 : 26) mengatakan bahwa:

Pada topologi ini semua komputer dihubungkan secara langsung pada medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari suatu komputer tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah.

Seluruh jaringan biasanya merupakan satu saluran kabel yang kedua ujungnya diterminasi dengan alat berupa Terminator. Topologi jaringan bus tidak umum digunakan untuk interkoneksi antar komputer, tetapi biasanya digunakan pada system jaringan komputer.

Sumber: Prayama dan Aulia (2015 : 26)

(6)

Gambar II.4.

TopologiBus

2. Topologi Bintang (Star)

Menurut Prayama dan Aulia (2015 : 26) mengatakan bahwa :

Disebut topologi star karena bentuknya seperti bintang, sebuah alat yang disebut concentrator bisa berupa hub atau switch menjadi pusat, dimana semua komputer dalam jaringan dihubungkan keconcentratorini. Dengan demikian kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari topologi ini lebih besar.

Sumber: Prayama dan Aulia (2015 : 26)

Gambar II.5.

TopologiStar

3. Topologi cincin (Ring)

Menurut Prayama dan Aulia (2015 : 26) mengemukakan bahwa :

Topologi yang berbentuk seperti cincin, untuk membentuk jaringan cincin, setiap komputer harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Semua komputer dalam jaringan akan dihubungkan pada sebuah cincin. Cincin ini hampir sama fungsinya dengan concenrator pada topologi star yang menjadi pusat berkumpulnya ujung kabel dari setiap komputer yang terhubung. Dengan demikian topologi ini memiliki kemampuan untuk melakukan switching ke berbagai arah komputer.

(7)

Sumber: Prayama dan Aulia (2015 : 27)

Gambar II.6.

TopologiRing 4. Topologi Pohon (Tree)

Menurut Prayama dan Aulia (2015 : 27) menyimpulkan bahwa :

Topologi pohon adalah pengembangan atau generalisasi topologi bus disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antara sentral dengan hirarki yang berbeda.

Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer.

Sumber: Prayama dan Aulia (2015 : 27)

Gambar II.7.

TopologiTree 5. TopologiMesh

(8)

Menurut Prayama dan Aulia (2015 : 27) mengemukakan bahwa :

Topologi Mesh adalah topologi yang tidak memiliki aturan dalam koneksi.

Topologi ini biasanya timbul akibat tidak adanya perencanaan awal ketika membangun suatu jaringan. Karena tidak teratur maka kegagalan komunikasi menjadi sulit dideteksi, dan ada kemungkinan boros dalam pemakaian media transmisi.

Sumber: Prayama dan Aulia (2015 : 27)

Gambar II.8.

TopologiMesh

2.2.3 IPAddress

Menurut Syafrizal (2019 : 110) IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bit-nya dipisahkan oleh tanda titik.

Adapun format IP Address dapat berupa bentuk biner (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner 0 atau 1). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik. Bentuk ini dikenal dengan dotted decimal (Xxx.xxx.xxx.xxx di mana xxx merupakan nilai dari 1 oktet yang berasal dari 8 bit).

Dikenal dua cara pembagian IP Address, yakni classfull dan classless

(9)

addressing. berdasarkan klas di mana IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi ke dalam lima kelas, yakni:

Kelas A

Format : Onnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama : 0

Panjang NetlD : 8 bit Panjang HostID : 24 bit Byte pertama : 0-127

Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan) Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx

Jumlah IP : 16.777.214 IP Address di setiap Kelas A

Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar Kelas B

Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh Bit pertama : 10

Panjang Net!D : 16 bit Panjang HostID : 16 bit Byte pertama : 128-191

(10)

Jumlah : 16.384 Kelas B

Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx Jumlah IP : 65.532 IP Address pada setiap Kelas B

Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang Kelas C

Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh Bit pertama : 110

Panjang NetID : 24 bit Panjang HostID : 8 bit Byte pertama : 192-223

Jumlah : 2.097.152 Kelas C

Range IP : 1.xxx.xxx.xXx sampai 223.255.255.xxx Jumlah IP : 254 IP Address pada setiap Kelas C Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil Kelas D

Format : 1110mmmm.mmmmmmm.mmmmmmm.mmmmmmm

Bit pertama : 1110 Bit multicast : 28 bit Byte inisial : 224-247

(11)

Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112)

Kelas E

Format : 1111rrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr Bit pertama : 1111

Bit cadangan : 28 bit Byte inisial : 248-255

Deskripsi : Kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimen.

Metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan mengalokasikan IP Address dalar notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik disebut juga dengan Network Prefix.

Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) "" diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.

Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai 12/8. Angka /8 menunjukkan notasi CIDR yang merupakan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix, yang berarti netmask-nya 255.0.0.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.777.214 node.

(12)

Contoh lain untuk menunjukkan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/18. Angka /18 merupakan notasi CIDR, yang berarti netmask yang digunakan pada jaringan iní adalah 255.255.192.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.382 node.

2.3. Manajemen Jaringan

Manajemen jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontrol, dan merencanakan suatu jaringan komputer dan komponen sistem. Monitoring jaringan merupakan bagian dari manajemen jaringan. Hal yang paling mendasar dalam konsep manajemen jaringan adalah tentang adanya manajer atau perangkat yang memanajemen dan agen atau perangkat yang dimanajemen .

Dalam implementasinya, ada berbagai macam arsitektur manajemen jaringan yang didasarkan pada tipe dan ukuran masing-masing. Ada dua arsitektur yang dapat digunakan yaitu manajemen terpusat (centralized management) dan manajemen menyebar (distributed management).

A. Simple network Management Protocol(SNMP)

Menurut B. Douglas Mauro and K. Schmidt Publisher dalam Taftazanie, Prasetijo, dan Widianto (2017 : 62) “Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah sebuah protokol yang digunakan untuk memonitor perangkat pada jaringan, seperti memonitor peralatan jaringan (seperti switch), peralatan komputer, dan perangkat lainnya”.

Menurut R. Pradikta, A. Affandi, and E. Setijadi dalam Taftazanie, Prasetijo,

(13)

dan Widianto (2017 : 62) mengatakan bahwa :

memaparkan perancangan siste pemantauan menggunakan protokol SNMP.

Protokol SNMP digunakan untuk mengumpulkan data perangkat dengan melakukan permintaan informasi pada perangkat. Informasi yang dikumpulkan digunakan untuk menghitung nilai availability pada perangkat.

Basis data digunakan untuk menampung hasil dari permintaan SNMP”.

Menurut A. A. Syuhada dalam Taftazanie, Prasetijo, dan Widianto (2017 : 62) memaparkan bahwa:

perancangan sebuah prototipe perangkat yang dapat mengirim pesan laporan jika terjadi kesalahan pada perangkat. Pendeteksian kesalahan dilakukan dengan menggunakan ping pada setiap perangkat dan service. Penelitian tersebut menggunakan syslog sebagai protokol untuk mengumpulkan log perangkat. Rsyslog digunakan sebagai aplikasi untuk menyimpan log pada basis data yang telah ditentukan.

Menurut H. A. W. Taufan, D. Prayogo, K. Kushartantya Taftazanie, Prasetijo, dan Widianto (2017 : 62) menyimpulkan bahwa “perancangan sistem pemantauan secara berkala setiap 10 menit. Sistem menggunakan script yang akan melakukan PING pada server perangkat. Script dijalankan dengan menggunakan crontab setiap 10 menit secara otomatis”.

2.4. Konsep Penunjang Usulan

Dalam pembuatan desain suatu sistem penulis menggunakan aplikasi penunjang sebagai alat pendukung dalam mensimulasikan suatu jaringan untuk konsep Load balancing.

1. Virtual Box

VirtualBox adalah perangkat lunak virtualisasi, yang dapat digunakan untuk mengeksekusi sistem operasi tambahan di dalam sistem operasi utama, dan kelebihan dari virtual box antara lain untuk mencoba sistem operasi yang baru rilis atau masih dalam tahap uji coba, untuk membuat sebuah simulasi jaringan, dan

(14)

digunakan untuk mencoba simulasi pengujian sebuah security,Operating System ataupunwebsite.

2. Winbox

Winbox adalah sebuah software atau utility yang di gunakan untuk meremote sebuah server mikrotik kedalam mode GUI (Graphical User Interface) melalui operating system windows.

3. Mikrotik OS

Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP, provider hotspot dan warnet.

4. Packet Tracer

Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco,  Packet Tracer biasanya digunakan siswa Cisco Networking Academy melalui sertifikasi Cisco Certified Network Associate (CCNA). Dikarenakan batasan pada beberapa fiturnya, software ini digunakan hanya sebagai alat bantu belajar, bukan seabagai pengganti Cisco routers dan switches.Packet Tracer memungkinkan siswa untuk merancang kompleks dan besar jaringan, yang sering tidak layak dengan hardware

(15)

fisik, karena biaya. Packet Tracer biasanya digunakan oleh siswa CCNA Academy, karena tersedia untuk mereka secara gratis. 

Referensi

Dokumen terkait