• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minute by Minute: The Eruptions of Mount St. Helens

N/A
N/A
Aulia

Academic year: 2024

Membagikan "Minute by Minute: The Eruptions of Mount St. Helens"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 Nama : Aulia Afifatuz Zulfah NIM : 104120045

Tugas Review Video Youtube:

Minute by Minute: The Eruptions of Mount St. Helens (Link Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=fArB5Jz2wos )

Gunung St. Helens merupakan gunung setinggi 9677 kaki yang dikenal dengan keindahannya layaknya gunung fujinya Amerika Serikat karena terletak di jajaran rangkaian gunung berapi di atas garis patahan pasifik di sebelah barat daya negara bagian Washington DC dan telah lama tidak aktif (dormant) selama 123 tahun. Namun pada tanggal 27 Maret 1980 pada pukul 12.30 p.m, didekat danau

“spirit” seorang pengawas dinas kehutanan AS bernama Kathy Andreson bersama dengan 3 kru penanaman pohon mendengar seperti adanya ledakan kecil. Setelah dikonfirmasi oleh USGS (United State Geological Survey), ternyata Gunung St. Helens telah terbangun dari tidur panjangnya dengan memberikan semburan kecil berupa uap dan abu yang kemudian membentuk kawah selebar 250 kaki dari puncaknya dan ada retakan besar mendatar di sekitar gunung. Ilmuwan USGS selanjutnya memasang lebih banyak peralatan monitoring di pos pengamatan dekat letusan kecil tersebut yang mereka lihat sebagai awal dari peristiwa yang lebih besar dan berpotensi mematikan. Empat minggu setelah letusan awal, para ilmuwan menemukan adanya tonjolan yang mengkhawatirkan di sisi utara gunung yang disinyalir sebagai magma yang hendak naik mendesak keluar akibat lubang utama di dalam gunung mengalami penyumbatan. Bahkan dua minggu setelahnya tonjolan di sisi utara tersebut tumbuh lebih besar lagi setiap harinya dengan kecepatan sekitar lima kaki dalam sehari. Oleh karena itu, akhirnya pemerintah setempat menetapkan daerah yang membentang 3-8 mil di sekitar puncak gunung sebagai zona merah dan penduduk di kawasan tersebut mulai dievakuasi.

Pada 18 Mei 1980 pada pukul 8.32 a.m, gempa berkekuatan 5.1 Skala Richter merobek inti Gunung St. Helens yang menimbulkan retakan besar terbuka seolah-olah gunung terbelah menjadi dua sisi. Kemudian 25 detik setelahnya, terjadi ledakan besar dari sisi utara gunung yang mengeluarkan gas super panas serta menembakkan batu dan abu lebih dari 12 mil ke udara. Pada pukul 8.33 a.m, giliran ledakan gas dan batuan yang lebih besar lagi menyembur keluar saat sisi barat laut gunung runtuh.

Letusan mencakup area seluas 230 mil persegi dan melemparkan puing-puing letusan gunung tersebut sejauh 200 kaki ke arah danau spirit. Puncak Gunung St. Helens terkoyak oleh ledakan berkekuatan 500 kali lebih besar dari bom atom Hiroshima. Dari pengamatan Dorothy Stoffel seorang ahli geologi USGS dengan menggunakan pesawat kecil, terlihat gumpalan awan besar terangkat dan pada saat yang bersamaan terdapat sambaran petir yang menumbangkan pohon setinggi seratus kaki serta angin yang membawa abu panas bertiup begitu kencang. Panas dengan intensitas tinggi dari gunung berapi tersebut juga mencairkan lapisan es gunung yang kemudian mengalirkan sebanyak 46 miliar gallon air ke arah lembah sungai toodle di bawahnya diiringi dengan tanah longsor panas yang bergerak dengan kecepatan

(2)

2 90 mil per jam menuruni gunung dan membawa-serta potongan-potongan kayu hasil penebangan hutan dalam aliran banjir lumpur tersebut. Hampir empat jam setelah letusan pertama, letusan kembali terjadi akibat magma segar yang kuat naik ke permukaan dan semburan gas keluar dari gunung berapi menyapu lereng Gunung St. Helens hingga 80 mil per jam. Tiga hari setelah letusan Gunung St. Helens, Presiden Jimmy Carter terbang ke area tersebut untuk mengamati kehancuran dan mengirimkan bantuan darurat untuk empat kabupaten yang paling terdampak oleh letusan tersebut. Jumlah korban tewas mencapai 57 orang, 36 orang hilang, dan rumah sakit dipenuhi oleh banyak orang yang mengalami gangguan pernapasan akibat menghirup abu dan mengalami luka bakar. Area seluas 230 mil persegi berserta jalan raya dan rel kereta apinya telah hancur dan terkubur serta sebanyak 68.000 hektar kayu komersial senilai 400 juta dollar telah rusak. Kurang dari setahun setelah letusan Gunung St. Helens, ditanam di zona ledakan gunung tersbut lima juta lebih pohon. Selama tiga tahun kedepan dibangun monumen gunung berapa nasional Gunung St. Helens yang meningkatkan pariwisata dan perekonomian daerah. Letusan Gunung St. Helens 18 Mei 1980 menjadi persitiwa vulkanik terdahsyat dalam sejarah Amerika Serikat.

Di sisi lain peristiwa ini juga menjadi pendorong kemajuan teknologi dalam sistem peringatan dini menggunakan satelit sebagai upaya mitigasi kemungkinan letusan gunung berapi di masa mendatang.

Beberapa volcanic hazard yang ditimbulkan oleh aktivitas Gunung St. Helens (1980), diantaranya:

1. Volcanic Ash

Sepanjang hari, angin kencang meniup 520 juta ton abu ke arah timur melintasi Amerika Serikat dan menyebabkan kegelapan total di Spokane, Washington, 400 km (250 mil) dari gunung berapi. Hujan abu besar terjadi hingga Montana tengah, dan abu terlihat jatuh jauh ke arah timur hingga Great Plains di Amerika Serikat Tengah, lebih dari 1.500 km (930 mil) jauhnya. Awan abu menyebar ke seluruh AS dalam tiga hari dan mengelilingi bumi dalam 15 hari.

2. Pyroclastic Flow

Aliran piroklastik adalah campuran panas, gas, abu dan batuan vulkanik lainnya yang mengalir sangat cepat ke bawah lereng gunung berapi.

3. Lahar

Selama beberapa menit pertama letusan ini, sebagian dari awan ledakan melonjak di atas tepi kawah yang baru terbentuk dan menuruni sisi barat, selatan, dan timur gunung berapi.

Batuan dan gas panas yang mengalir deras dengan cepat mengikis dan mencairkan sebagian salju dan es yang menutupi gunung berapi, menciptakan gelombang air yang terkikis dan bercampur dengan puing-puing batuan lepas untuk membentuk lahar. Beberapa lahar mengalir dari gunung berapi ke lembah sungai, mencabut pohon dari akarnya dan menghancurkan jalan dan jembatan.

(3)

3 Learned lesson yang dapat diambil dari peristiwa letusan Gunung St. Helens, diantaranya:

a. Dokumentasi peristiwa yang sangat detail dilakukan oleh ilmuwan geologi USGS.

Walaupun bukan ledakan yang paling kuat dalam catatan sejarah, namun dokumentasi peristiwa letusan Gunung St. Helens pada tahun 1980 tersebut, menyediakan laboratorium alami untuk ilmuwan di seluruh dunia memahami seberapa cepat proses bencana dapat membentuk kembali bumi dan seberapa cepat satwa liar dapat pulih.

b. Pemulihan daerah yang hancur dengan cepat.

Selama kurang dari satu tahun pemulihan daerah terdampak letusan Gunung St. Helens mulai dilaksanakan. Dimulai dari penanaman kembali juta pohon untuk mengembalikan ekosistem hutan dan upaya-upaya pemulihan lingkungan lainnya.

c. Jumlah korban jiwa yang relatif tidak terlalu banyak.

Hal ini dapat terjadi karena tindakan tegas yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat untuk segera melakukan evakuasi sejak letusan kecil pertama kali diidentifikasi oleh pengawas dinas kehutanan AS.

d. Pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat terutama masyarakat yang rentan terhadap bahaya letusan gunung berapi di seluruh dunia.

REFERENSI

USGS. (2008). 1980 Cataclysmic Eruption. Washington: United States Geological Survey. URL:

https://www.usgs.gov/volcanoes/mount-st.-helens/1980-cataclysmic-eruption Diakses pada 11 Juni 2023.

Major J.J., Crisafulli C.M., and Swanson F.J. (2020). Lessons from a Post-Eruption Landscape.

Washington: American Geophysical Union. URL: https://eos.org/features/lessons-from-a-post- eruption-landscape Diakses pada 11 Juni 2023.

Referensi

Dokumen terkait