• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minyak atsiri (minyak eterik)

N/A
N/A
beew laa

Academic year: 2023

Membagikan "Minyak atsiri (minyak eterik)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Minyak atsiri (dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), essential oil, minyak terbang, serta minyak aromatik) adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap tanpa mengalami dekomposisi sehingga memberikan aroma yang khas, berasa getir, dan umumnya larut dalam pelarut organik serta tidak larut dalam air. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri minyak wangi, kosmetik, obatobatan, dan makanan (Sastrohamidjojo,2004). Dibawah ini beberapa komoditas penghasil minyak atsiri.

1. Buah Pala

Buah pala

terdiri dari empat bagian yaitu daging buah, fuli,

tempurung dan biji. Terdiri dari 83,3% daging buah; 3,22% fuli; 3,94%

tempurung biji, dan 9,54% daging biji (Permentan, 2011). Pada buah muda (umur 4 – 5 bulan) kadar minyak atsiri berkisar 8 - 17% atau rata-rata 12%

(Rismunandar, 1990).

▸ Baca selengkapnya: air aromatik merupakan larutan jenuh minyak atsiri dalam

(2)

Tabel 1. Komposisi kimia buah pala dari Banda

Sumber: Jense dalam Rismunandar (1990).

Minyak atsiri pala dapat diperoleh dari penyulingan biji pala, sedangkan minyak fuli dari penyulingan fuli pala. Minyak atsiri dari biji pala maupun fuli mempunyai susunan kimiawi dan warna yang sama, yaitu jernih, tidak berwarna hingga kuning pucat. Minyak fuli baunya lebih tajam daripada minyak biji pala. Rendemen minyak biji pala berkisar antara 2–15% (rata- rata 12%), sedangkan minyak fuli antara 7-18% (rata-rata 11%). Bahan baku biji dan fuli pala yang digunakan biasanya berasal dari biji pala muda dan biji pala tua yang rusak (pecah).

 Ekstraksi Minyak

Ekstraksi minyak pala dilakukan dengan cara penyulingan air dan uap (water and steam distillation). Rajangan daging buah pala yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam ketel dan diatur agar tidak terlalu padat dan merata. Cara penyulingan yang digunakan adalah distilasi air dan distilasi air-uap. Suhu penyulingan 95oC dengan lama penyulingan 6 jam.

Minyak yang dihasilkan ditampung dalam botol-botol penampung yang bersih. Setelah itu, dilakukan pemisahan air dengan minyak menggunakan corong pemisah (Sipahelut dan Telussa, 2011).

(3)

2. Serai Wangi

Tanaman ini mempunyai daun berwarna hijau muda, potongan sempit panjang, daun tunggal dan tidak lebar. Daunnya berbentuk pita yang semakin meruncing ke ujung, tepi daunnya kasar dan tajam.

Tulang daun tanaman ini berbentuk sejajar. Tanaman ini dapat dipanen setelah berumur 4-8 bulan. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong rumpun dekat tanah, setiap 3-4 bulan sampai tanaman berumur 5 tahun. Hasil daun basah kira-kira 10 - 15 ton/ha/tahun dengan kadar minyak 0,5% - 1,2% (Soebardjo , 2010). Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman sereh antara lain, sitronelal, geraniol, sitronelol dan sisa hasil destilasi mengandung sekitar 2 % nitrogen yang dapat digunakan sebagai pupuk (Sastrohamidjojo, 2004).

 Ekstraksi Minyak

Pengolahan minyak sereh dilakukan dengan proses destilasi. Proses destilasi adalah suatu proses perubahan minyak yang terikat di dalam jaringan parenchym cortex daun, batang dan tanaman sereh menjadi uap kemudian didinginkan sehingga berobah kembali menjadi zat cair.

Penyulingan minyak atsiri serai menggunakan sistem penyulingan uap dan air. Pemilihan sistem penyulingan ini karena bahan yang digunakan berupa daun dan batang sehingga minyak atsiri yang dihasilkan lebih banyak, penyulingan lebih singkat dan bahan yang disuling tidak menjadi gosong.

Bahan yang akan disuling sebaiknya dipotong-potong terlebih dahulu. Hal

(4)

ini bertujuan untuk mempermudah pelepasan minyak atsiri setelah bahan tersebut ditembus oleh uap. Bahan yang dipotong harus segera disuling karena bila tidak segera diproses maka minyak atsiri yang mempunyai sifat mudah menguap, sebagian akan teruapkan sehingga hasil total minyak atsiri yang diperoleh akan berkurang dan komposisi minyak atsiri akan berubah sehingga akan mempengaruhi hasilnya. Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi air sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan tetapi bahan tanaman tidak terkena air yang mendidih (Sastrohamidjojo, 2004).

3. Cengkeh

Pemakain cengkeh dalam industri karena cengkeh memiliki aroma yang enak yang berasal dari minyak atsiri yang terdapat dalam jumlah yang cukup besar, baik dalam bunga (10-20%), tangkai (5-10%) maupun daun (1-4%). Selain itu minyak cengkeh mempunyai komponen eugenol dalam jumlah besar (70-80%) yang mempunyai sifat sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik.

Tabel Komposisi kimia bunga cengkeh

(5)

Sumber : Tainter dan Grenis. (1993).

Bunga cengkeh kering mengandung minyak atsiri, fixed oil (lemak), resin, tannin, protein, cellulosa, pentosan dan mineral. Karbohidrat terdapat dalam jumlah dua per tiga dari berat bunga. Komponen lain yang paling banyak adalah minyak atsiri yang jumlahnya bervariasi tergantung dari banyak faktor diantaranya jenis tanaman, tempat tumbuh dan cara pengolahan (Purseglove, dkk., 1981).

Minyak daun cengkeh biasa diperoleh dari daun cengkeh yang sudah gugur. Komposisi minyak yang dihasilkan bervariasi tergantung dari keadaan daun serta cara destilasinya, minyak yang dihasilkan biasanya mengandung eugenol antara 80 - 88 % dengan kadar eugenol asetat yang rendah tetapi kadar coryophyllene yang tinggi. Penyulingan daun dengan kadar air sekitar 7 - 12% yang dilakukan dalam tangki stainless steel volume 100 l selama delapan jam, menghasilkan minyak dengan rendemen 3,5% dan total eugenol 76,8% (Nurdjannah dkk., 1993).

Minyak bunga cengkeh biasa digunakan untuk makanan, minuman dan parfum, minyak gagang cengkeh digunakan sebagai subsitusi minyak bunga cengkeh, dan minyak daun cengkeh digunakan sebagai bahan baku untuk isolasi eugenol dan caryophyllen (Weiss, 1997). Eugenol disamping digunakan sebagai bahan penambah aroma juga mempunyai sifat antiseptik, karena itu bisa digunakan dalam sabun, ditergen, pasta gigi, parfum dan produk farmasi.

 Ekstraksi Minyak

Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan, ekstraksi dengan pelarut, dan ekstraksi dengan lemak padat. Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran, berdasarkan perbedaan

(6)

titik uapnya dan proses ini di lakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut terhadap air. Metode penyulingan ada tiga macam yaitu penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap dan air, dan penyulingan dengan uap langsung. Ektraksi adalah salah satu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan solven sebagai tenaga pemisah.

Ekstraksi dengan lemak padat, proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengestraksi bunga-bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi (Hadi, 2012).

4. Daun Kemangi

Kemangi merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai obat, pestisida nabati, penghasil minyak atsiri, sayuran dan minuman penyegar. Tanaman kemangi memiliki khasiat merangsang penyerapan, peluruh keringat (diaphoretic), diuretik, pelancar peredaran darah, penghilang rasa sakit (analgesik), dan pembersih racun.

Kandungan minyak atsiri pada daun kemangi kurang dari 1 %. Minyak atsiri yang terkandung dalam kemangi diantaranya, linalool, nerol, neral, geraniol, geranial, β-kariofilen, α-trans-bergamotene, α-epi-kadinol, 1,8- sineole, (Z)-metil siamate, (E)-metil sinamate, metil kavicol, eugenol (Dewi, 2013). Minyak atsiri daun kemangi tersusun atas senyawa hidrokarbon,

(7)

alkohol, ester, phenol (eugenol 1-19 %, iso-eugenol), eter phenolat (metil clavicol 3-31%, metil eugenol 1-9%), oksida dan keton (Maryati dkk., 2007).

Tabel Komposisi Nilai Gizi Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) per 100 Gram Bahan

(8)

Sumber: Riana (2000)

 Ekstraksi Minyak

Ekstraksi minyak kemangi dari daun kemangi dilakukan dengan metode penyulingan air dan uap. Daun kemangi sebagai bahan baku dilayukan di atas nampan. Pelayuan dilakukan dalam ruangan tertutup (tidak terkena cahaya matahari langsung). Daun kemangi yang telah layu diletakkan di atas piringanyang terletas beberapa sentimeter di atas permukaan air dalam ketel suling. Pengisian bahan dalam ketel suling adalah 2/3 dari kapasitas maksimum ketel. Ketel ditutup rapat dan api dinyalakan. Kondensat mulai menetes setelah kira-kira 30 menit dan tetesan pertama dihitung sebagai awal waktu penyulingan.

Kondensat yang dihasilkan terdiri dari campuran minyak dan air yang ditampung dalam labu Florentine. Campuran minyak dan air dipisahkan dengan menggunakan chorong pemisah. Air yang masih terdapat dalam minyak diserapmenggunakan Na2So4.

5. Kulit Jeruk

Salah satu jenis minyak atsiri yang dapat diproduksi di Indonesia adalah minyak kulit jeruk (citrus pell oil). Kegunaan minyak kulit jeruk cukup banyak, yaitu secara umum sebagai flavouring atau fragrance agent pada berbagai industri. Industri kosmetik menggunakan minyak kulit jeruk sebagai bahan pembuatan sabun, pasta gigi, shampo, lotion,

(9)

pembersih wajah, dan minyak wangi. Industri makanan menggunakannya sebagai essence atau penambah citra rasa. Di industri farmasi, minyak kulit jeruk digunakan sebagai pembersih atau sterilisasi peralatan medis, perawatan kanker antioksidan, dan obat jerawat. Industri lain menggunakannya sebagai bahan pembuatan sabun cuci tangan, pewangi pel, pengharum ruangan, dan penutup bau tidak sedap dari obat pembasmi serangga.

Komponen minyak atsiri dari kulit jeruk manis terdiri dari limonene (95%), mirsen (2%), oktanal (1%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen (0,05%), sinnsial (0,02%), dan sinensial (0,01%) (Megawati dan Kurniawan, 2015).

 Ekstraksi Minyak

Kulit jeruk yang sudah dikeringkan dan sudah diperkecil ukurannya (0,3-0,5 cm) ditimbang sebanyak 5 kg lalu dimasukkan ke dalam ketel distilasi uap berkapasitas 10 kg. Proses dari distilasi uap adalah kulit jeruk diletakkan di atas pelat berlubang dalam ketel distilasi.

Ketel tersebut dialirkan uap yang berasal dari steam boiler. Bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas. Hasil distilasi menunjukkan sebagian minyak membentuk emulsi dengan fasa cair. Kemudian campuran minyak dan air dipisahkan dengan menggunakan dekanter atau labu pemisah.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

(11)

Dewi, Y. A., Wulanjati, M. P., Saifullah, T. N., Astuti, P. 2013.

Formulasi Mouthwash Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Serta Uji Antibakteri Dan Antibiofilm Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans Secara In Vitro. Trad. Med. J, Vol. 18(2).

Hadi, Saipul. 2012. Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Maryati, Fauzia, R.T., Rahayu, T. 2007. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.) terhadap Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 8, No. 1 Megawati dan Kurniawan, R D. 2015. Ekstraksi Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

(Citrus Sinensis) Dengan Metode Vacuum Microwave Asissted Hydrodistillation. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Nurdjannah, N., S. Hardjo dan Mirna. 1993. Distillation method influence the yield and quality of clove leaf oil. Industrial Crops Research Journal.

Research and Development centre for Industrial crops 3.

Purseglove, J.W., E.G. Brown, C.L. Green, and S.R.J. Robbins. 1981. Pepper Spices. Longman, London and New York.

Riana, A. 2000. Kemangi. Jakarta: PT Asiamaya Dotcom Indonesia.

Rismunandar. 1990. Budidaya dan Tataniaga Pala. Cetakan kedua. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Sipahelut, S., G., dan Telussa, I. 2011. Karakteristik Minyak Atsiri Dari Daging Buah Pala Melalui Beberapa Teknologi Proses. Maluku: Universitas Pattimura.

Soebardjo, B . 2010. Ketahanan Pangan dan Energi. Surabaya: Nasional Teknik Kimia.

Tainter, D. R. and Grenis, A. T. 1993. Spices and Seasoning-A Food Technology Handbook. New York: VCH Publishers Inc.

Weiss, E.A, 1997. Essential Oil Crops. CAB International, Wallingford Oxon, United Kingdom.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, Indonesia sendiri mempunyai Minyak Atsiri berjenis Minyak Nilam yang dikenal memiliki mutu terbaik dalam pasar Minyak Atsiri dunia. Produk Nilam dari Indonesia ini

The shaded area is an area without image data Mapping of minerals in the Ijen Caldera Complex can be seen in Figure 7 as a results of PCA method and Figure 8 as the results of DPCA