• Tidak ada hasil yang ditemukan

miskonsepsi siswa kelas viii smp negeri 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "miskonsepsi siswa kelas viii smp negeri 3"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Konteks Penelitian

14 Wardani, Mardiyana dan Subanti, “Analisis miskonsepsi siswa pada materi pokok rangkaian ditinjau dari kesiapan belajar dan gaya berpikir siswa kelas XI IPA SMA N 3 Surakarta Tahun Ajaran. 16 Wardani, Mardiyana dan Subanti, “Analisis Miskonsepsi miskonsepsi siswa tentang materi pokok rangkaian ditinjau dari kesiapan belajar dan gaya berpikir siswa kelas XI IPA SMA N 3 Surakarta Tahun Pelajaran. 18 Rizul Maldian, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dilihat dari Gaya Berpikir” (Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, 2020).

Serta penelitian Endang Purwati Wardani, Mardiyana dan Sri Subanti (2016) berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Pokok Lingkaran Dilihat dari Kesiapan Belajar dan Gaya Berpikir Siswa Kelas XI IPA SMA N 3 Surakarta pada Tahun Pelajaran 2013/2014".

Fokus Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dwi Susilowati, S.Pd selaku Guru Matematika dan Wali Kelas Kelas VIII A SMP Negeri 3 Rambipuji pada tanggal 19 November 2022 menyatakan bahwa siswa Kelas VIII A mampu menyelesaikan masalah lebih baik dibandingkan siswa lainnya. Kelas VIII 'adalah. Miskonsepsi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Rambipuji Jember dalam Menyelesaikan Masalah Matematika pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau dari Gaya Berpikir.”

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk penelitian selanjutnya mengenai paparan miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari gaya berpikir. Sebagai upaya pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya mengenai miskonsepsi siswa tentang gaya berpikir dan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain tentang miskonsepsi siswa tentang gaya berpikir dalam menyelesaikan masalah matematika. Melalui penelitian ini guru dapat mengetahui miskonsepsi siswa tentang gaya berpikir dan sebagai acuan guru matematika dalam melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya.

Sebagai sumber informasi bagi upaya merancang sistem pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Definisi Istilah

Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear dua variabel, masing-masing variabel berderajat satu, dan dihubungkan dengan Persamaan.

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Ira Wati (2021) dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas 25 Adilah, “Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Penyelesaian Masalah Matematika Menggunakan Peta Konsep untuk Tujuan Gaya Belajar” (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2021) Mardiyana dan Sri Subanti (2016) “Analisis miskonsepsi siswa pada materi pokok lingkaran untuk kesiapan belajar dan gaya berpikir siswa kelas XI IPA SMA N 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.”

Kemampuan memecahkan masalah matematika kelas

Kajian Teori

47 Wati, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas 48 Sylvia Eriani, “Analisis Keterampilan Proses Sains Dilihat dari Gaya Berpikir Siswa pada Materi Response Rate” (UIN Syarif Hidayatullah, 2019). 50 Wati, “ Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas

52 Wati, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas

Tabel 2. 2  Indikator Miskonsepsi  Jenis
Tabel 2. 2 Indikator Miskonsepsi Jenis

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
  • Analisis Data
  • Keabsahan Data
  • Tahapan Penelitian

Hal ini menunjukkan adanya kekeliruan atau kekeliruan pada penulisan contoh dan lembar jawaban AK1 soal 2. Dilanjutkan dengan pembahasan hasil tes pengetahuan tertulis dan wawancara mengenai miskonsepsi siswa VIII. kelas SMP Negeri 3 Rambipuji dalam menyelesaikan masalah matematika mengenai gaya berpikir. Jadi siswa dengan pemikiran sekuensial konkrit tidak menuliskan apa yang diketahuinya, mereka hanya menuliskan apa yang ditanyakan pada soal.

Siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak mengalami miskonsepsi klasifikasi tentang indikator dalam kesimpulan jawaban tertulis.

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Gambaran Objek Penelitian

Rumah Desa Nomor 6, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember Kode Pos 68152, Luas Tanah NPSN, Email : smpn3rambipuji@gmail.com. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di Kelas VIII A dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang dan guru mata pelajaran Matematika adalah Ibu Dwi Susilowati, S.Pd.

Penyajian Data dan Analisis

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini pada lembar jawaban SK1 soal 1 dapat dituliskan model matematika. Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini pada lembar jawaban SK1 soal 2 dapat dituliskan model matematika. jangan menulis contoh dan pertanyaan yang diketahui. Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini pada lembar jawaban SK2 soal 1 dapat dituliskan model matematika.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa SK2 soal 2 saat ini sudah mampu menulis model matematika. Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini pada lembar jawaban SA1 soal 2 Anda sudah mampu menulis model matematika. Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini pada lembar jawaban AK1 soal 2 sudah mampu menulis model matematika.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap AK2 soal membaca soal 2. Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada level ini Soal 2 AK2 sudah mampu menulis model matematika. Berdasarkan hasil tes pengetahuan tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini pada lembar jawaban AA1 untuk soal pertama, ia belum mengetahui cara menulis model matematika.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini pada lembar jawaban AA1 soal 2 Anda sudah mampu menulis model matematika. Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada lembar jawaban AA2 soal 1 saat ini, ia belum mampu menulis model matematika. Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa AA2 soal 1 pada tahap ini dapat menyelesaikan soal yang diajukan dan memeriksa kembali lembar jawaban.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini soal 2 AA2 sudah mampu menulis model matematika.

Gambar 4. 2 Lembar Jawaban SK1 Soal 1
Gambar 4. 2 Lembar Jawaban SK1 Soal 1

Pembahasan Temuan

Siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit mengalami miskonsepsi klasifikasi pada indikator penulisan contoh dan indikator penulisan jawaban kesimpulan. Namun siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit memahami konsep indikator yang menunjukkan letak konstanta, variabel, dan koefisien. Siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit mengalami miskonsepsi korelatif terhadap indikator penyelesaian masalah dengan menggunakan metode eliminasi dan metode substitusi.

Siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit mengalami kesalahpahaman teoritis tentang indikator dalam menulis definisi soal secara lengkap. Siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak mengalami kesalahpahaman teoritis tentang indikator dalam menulis definisi soal secara lengkap. Siswa dengan gaya berpikir acak konkrit mengalami kesalahpahaman klasifikasi tentang petunjuk menulis contoh dan petunjuk menulis jawaban kesimpulan.

Siswa dengan gaya berpikir acak konkrit mengalami miskonsepsi korelatif terhadap indikator penyelesaian soal dengan metode eliminasi. Siswa dengan gaya berpikir acak konkrit mengalami kesalahpahaman teoritis tentang indikasi penulisan definisi soal secara lengkap. Siswa dengan gaya berpikir abstrak mengalami kesalahpahaman teoritis tentang indikasi penulisan definisi soal secara lengkap.

Bagaimana miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel gaya barisan konkrit (SK). Bagaimana miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel ditinjau dari cara berpikir acak.

PENUTUP

Kesimpulan

Hal ini menunjukkan bahwa SK1 soal 2 melakukan kesalahan atau kekeliruan dalam penyelesaian soal dengan metode substitusi. Hal ini menunjukkan bahwa SK2 soal 1 melakukan kesalahan atau kekeliruan dalam penyelesaian soal dengan metode eliminasi. Hal ini menunjukkan bahwa soal SK2 melakukan kesalahan atau kekeliruan pada saat penyelesaian soal dengan metode substitusi.

Hal ini menunjukkan bahwa soal SA1 2 salah atau salah dalam penulisan contoh dan , karena tidak menuliskannya pada lembar jawaban. Sedangkan SA1 pada soal 2 salah atau salah dalam menuliskan apa yang diketahui, hanya menuliskan apa yang ditanyakan pada soal. Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara, terlihat SA2 mengalami kesalahpahaman klasifikasi yaitu melakukan kekeliruan atau kekeliruan dalam menuliskan kesimpulan jawaban pada soal 1 dan soal 2.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa pada tahap ini pada lembar jawaban AK1 soal 1 dapat dituliskan model matematika. jangan menulis contoh tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa AK1 pada soal 1 salah atau salah dalam penulisan contoh dan , karena tidak menuliskannya pada lembar jawaban. Hal ini menunjukkan bahwa AK2 pada soal 2 salah atau salah dalam penulisan contoh dan , karena tidak menuliskannya pada lembar jawaban.

Hal ini menunjukkan bahwa AK2 soal 2 melakukan kesalahan atau error dalam penyelesaian soal pada metode eliminasi. Hal ini menunjukkan bahwa AK2 melakukan kesalahan atau kesalahan dalam penulisan soal 2. misalnya dan , karena tidak menuliskannya di lembar jawaban. Hal ini menunjukkan bahwa AA1 soal 1 melakukan kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan model matematikanya namun mampu menuliskan contoh dan.

Hal ini menunjukkan bahwa soal AA2 2 salah atau salah dalam penulisan contoh dan , karena tidak menuliskannya pada lembar jawaban.

Gambar 4. 3 Lembar Jawaban SK1 Soal 2
Gambar 4. 3 Lembar Jawaban SK1 Soal 2

Saran

Miskonsepsi yang dialami siswa dengan cara berpikir acak abstrak adalah miskonsepsi klasifikasi, yaitu: siswa melakukan kesalahan saat menuliskan contoh, siswa melakukan kesalahan saat memberikan jawaban konklusif, dan siswa melakukan kesalahan saat menyatakan letak konstanta, variabel, dan koefisien. Analisis Miskonsepsi Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Peta Konsep Sesuai Gaya Belajar. "Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2021. Peran Berpikir Kreatif dalam Pemecahan Masalah Matematika." Dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika FKIP Universitas Madura yang diedit oleh Hasan Basri, Moh.

“Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Geometri dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Punggelan.” Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Bentuk Segi Empat yang Dibedakan Gaya Kognitif Siswa.” Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018. Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Pecahan Bentuk Matematika yang Dibedakan Gaya Kognitif Siswa Kelas VIII Akademik SMPN Kabupaten Kebumen Jurnal Elektronik Pengajaran Matematika Tahun 4, no.

Analisis Keterampilan Proses Saintifik dari Gaya Berpikir Siswa pada Materi Kecepatan Reaksi." Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2019. Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Sosial Ditinjau dari Keterampilan Awal Matematika." Sulthanthaha Saifuddin Universitas Islam Negeri Jambi, 2019 Analisis Keterampilan Penalaran Logis Siswa Kelas VIII pada Materi Persamaan Garis Lurus ditinjau dari gaya berpikir.

Analisis miskonsepsi siswa pada materi pokok lingkaran menurut kesiapan belajar dan gaya berpikir IPA siswa kelas XI SMA N 3 Surakarta Tahun Pelajaran Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 4, no. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika kelas 2019.

Gambar 1 Motif Tembakau          Gambar 2 Motif Kopi
Gambar 1 Motif Tembakau Gambar 2 Motif Kopi

Referensi

Dokumen terkait