CARA KERJA PESTISIDA NABATI
(MODE OF ACTION)
• Menggambarkan bagaimana pengaruh pestisida thd
organisme sasaran
• Menggambarkan proses biologis mana yang diinterupsi atau
dipengaruhi oleh pestisida
• Enzim
• Protein
• Tahapan biologis tertentu
• Tujuan
• Meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produk
• Memahami system cara kerja target/sasaran
• Mencegah kekebalan OPT
Produk pestisida botani
• Empat produk pestisida botani yg utama (global)
1. Piretrum 2. Rotenon
3. Mimba atau Nimba 4. Minyak atsiri
• Penggunaan terbatas (ryania, nikotin, dan sabadilla)
• Produk tambahan secara terbatas atau local (bawang putih, Capsicum oleoresin, dan ekstrak tumbuhan lainnya)
Pirethrum
• 80 % dari pasar insektisida botani global
• Produsen terbesar
• Tasmania (Australia)
• Afrika Timur (Tanzania, Ekuador, Rwanda dan Kenya)
• Cina bagian selatan
Pirethrum
• Sasaran: serangga rumah tangga dan pasca panen
• Cukup beracun thd manusia (nilai LD50 akut oral tikus
berkisar antara 350 hingga 500 mg kg-1)
• Toksisitas mamalia rendah tetapi memiliki toksisitas yang
signifikan terhadap ikan dan invertebrata air
Pirethrum
• Bubuk bunga kering (Chrysanthemum
cinerariaefolium - Asteraceae)
• “pyrethrins" mengacu pada enam senyawa insektisida
(monoterpene) yang terdapat dalam bunga piretrum:
• Piretrin I dan II (paling dominan)
• Cinerin I dan II
• Jasmolin I dan II
• Bunga dikeringkan lalu digiling menjadi bubuk
• diekstraksi dg pelarut organic (petroleum eter dan heksana) --->> oleoresin --->>>> Ekstrak dianalisis dengan HPLC untuk produk piretrin standar
• Produk komersial biasanya
mengandung 20-25 % piretrin
• Mode of action pyrethrins
• mengganggu proses pertukaran ion natrium dan kalium dalam membran saraf serangga dan mengganggu transmisi normal impuls saraf
• bekerja sangat cepat dan menyebabkan kelumpuhan "knockdown" serta hiperaktif dan kejang
• Setelah periode kelumpuhan yang singkat, serangga dapat pulih lagi (tidak mati) -->>> ditambah sinergis, piperonil butoksida
(meningkatkan aktivitas piretrin 4X)
-->>> lignan alami (sessamolin), alkaloid turunan triptofan, dan ekstrak lada hitam
• Sangat labil (waktu paruh piretrin pd buah tomat dan paprika yang ditanam di lapangan adalah 2 jam atau kurang)
• Dorongan pengembangan turunan sintetis (“piretroid”) yang lebih kuat, ekonomis dan stabil
• Piretroid 1: allethrin ditemukan oleh Schechter & LaForge th 1949
• Resmethrin (LD50 oral > 2.500) and permethrin (LD50 oral 430- 4,000)
Rotenon
• Telah digunakan lebih dari 150 th (pestisida pertanian) dan sbg racun ikan lebih lama lagi
• Digunakan untuk produksi pangan organik
• Isoflavonoid yg diproduksi pada akar dan rimpang legum tropis (Fabaceae):
• Derris elliptica
• Lonchocarpus (Venezuella dan Peru disebut akr Cube)
• Tephrosia
Derris
Lonchocarpus
Tephrosia
• Ekstraksi akar dengan pelarut
organik menghasilkan resin yang mengandung rotenoid 45%
(rotenon, deguelin, elliptone dan toxicarol)
• Dipasarkan sbg insektisida dlm formulasi
• dust (perumahan dan taman dg konsentrasi bhn aktif 1%)
• Cair (pertanian dg konsentsrasi bhn aktif 8% dan 15%)
Deguelin
Rotenon
• Racun perut karena harus tertelan agar efektif
• racun mitokondria, yang
menghalangi rantai transpor
elektron dan mencegah produksi energi
• Cara Kerja Rotenone adalah penghambat kuat respirasi sel
• Pada serangga, rotenone memberikan efek toksiknya terutama pada sel saraf dan
otot, menyebabkan penghentian makan dengan cepat. Kematian terjadi beberapa jam sampai
beberapa hari setelah terpapar.
• toksisitas akutnya terhadap
mamalia (LD50 oral tikus adalah 132 mg kg−1
• Sebuah studi tentang residu rotenon pada buah zaitun di Italia menetapkan bahwa waktu paruh rotenon adalah 4 hari, dan pada tingkat residu panen berada di atas batas toleransi (Cabras et al. 2002). Selain itu, residu
terkonsentrasi dalam minyak yang diperoleh dari buah zaitun.