• Tidak ada hasil yang ditemukan

model active learning tipe the firing line pada

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "model active learning tipe the firing line pada"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL ACTIVE LEARNING TIPE THE FIRING LINE PADA AKTIVITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII DI MTsS

MTI BATANG KABUNG PADANG

ARTIKEL

HERMANSAH NPM. 10070252

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

ACTIVE LEARNING MODEL IN THE FIRING LINE TYPE AT IPS LEARNING ACTIVITIES STUDENTS ON VIII CLASS IN MTsS MTI BATANG KABUNG PADANG

Hermansah1, Yenni Melia, M.Pd2, Marleni, M.Pd3 Sosiologi of Education Studies Program

STKIP PGRI West Sumatera Padang [email protected]

ABSTRACT

Backgrand of this research is the lowest student learning activities in IPS subject. This is from the students are not seriously, make hol se, and do nont do test that given by teacher. The purpose of this research want to discribe Active Learning model in The Firing Line type at increasing student learning activities at VIIIC class. the teory that used is behaviorisme theory that supposed by Ivan Pavlov. the approach in this reseach is quantitative and the design is descriptive research. there are five observation is four meeting. The subject of this research is VIIIC class in MTsS MTI Batang Kabung Padang with 34 students. The technique of collecting data use observation then analysis the data is done by formula : P =F/N x 100. based on the result of this research, Active Learning model in The Firing Line type can increase students learning activities in that process there is increased from students in learnig process specially in IPS subject at VIIIC class in MTsS MTI Batang Kabung Padang. Students activities become better because in learning students to more active each of students learning activities observation has increase because they students can do with tim work and students has bean motivated with also become more active the result of the research shwos that student learning activities become better.

Keyword : Active Learning model in The Firing Line type and Activities Students.

1 Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2010

2Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan cukup besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu anggota ilmu sosial. Walaupun IPS bukan merupakan induk dari ilmu tetapi siswa dituntut harus menguasainya. Namun dalam dunia pendidikan kita ada hal yang sangat ironis yaitu dimana sebagian anak didik menganggap pelajaran IPS itu sebagai pelajaran yang membosankan dan hal ini disebabkan karena model pengajaran yang diterapkan selama ini kurang tepat dalam kegiatan mengajar. Untuk menarik minat anak dalam belajar, maka kegiatan belajar mengajar yang selama ini terkesan monoton atau lebih di kenal sebagai model pembelajaran pasif harus diubah menjadi model pembelajaran aktif, yaitu kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental dan sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya secara sistematis.

Berdasarkan fakta yang ditemui di kelas, kurangnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, karena guru masih menggunakan model pembelajaran pasif. Model dalam pembelajaran seperti ini guru aktif memberikan pembelajaran dan siswa hanya mendengarkan, siswa tidak dituntut berpartisipasi aktif di kelas.

Kenyataan ini terlihat dari sikap siswa yang memperlihatkan sikap pasif, siswa hanya menerima apa saja yang diberikan guru, guru kurang terampil memotivasi siswa dalam pujian dan penghargaan.

Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari kurangnya minat, ketekunan, perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Juga dapat dilihat dari aktivitas siswa antara lain siswa sering mintak izin keluar ruangan, mengganggu teman belajar, tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, kurang gigih berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, kurangnya interaksi antara siswa dengan guru dan sesama siswa lainnya.

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti dengan Ibu Esimardiani, S.Pd, guru IPS kelas VIII pada tanggal 24 Oktober 2013 di MTsS MTI Batang Kabung Padang, terhadap pembelajaran yang dilakukan, peneliti menilai bahwa pembelajaran yang berlangsung selama ini masih berpusat pada guru. Terdapat kecendrungan guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya sehingga siswa tidak terlatih untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan tidak terbiasa bekerja sama dalam pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran yang dialami siswa kurang bermakna baginya. Berdasarkan fenomena di atas peneliti mencoba mengambil suatu tindakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPS di MTsS MTI Batang Kabung Padang.

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan model Active Learning tipe The Firing Line pada aktivitas belajar IPS pada siswa kelas VIII MTsS MTI Batang Kabung Padang. Manfaat

(5)

Penelitian adalah sebagai bahan masukan bagi guru khususnya guru IPS dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam pengajaran IPS, bagi siswa diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar aktif dalam pelajaran IPS dan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPS. Teori yang digunakan adalah teori behaviorisme yaitu menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi didalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Skiner beranggapan bahwa prilaku manusia yang dapat diamati secara langsung adalah akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya. Behaviorisme juga melihat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku. Ciri yang paling mendasar dari aliran ini adalah bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah yang berdasarkan paradigma S-R (Stimulasi Respons), yaitu suatu proses yang memberikan respons tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar. Proses S-R ini terdiri beberapa unsur dorongan (drive). Pertama, seorang merasakan adanya kebutuhan akan sesuatu terdorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, rangsangan atau stimulus.

Kepada seorang yang memberikan stimulus yang akan menyebabkan memberikan respons.

Ketiga, adalah respons, dimana seorang memberikan reaksi atau respons terhadap stimulus yang diterimanya dengan melakukan suatu tindakan yang dapat diamati. Keempat, unsur penguatan reinforcement. Aunurrahman (2010:39).

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dian Ika Sari NST, 2006. Skripsi Universitas Negeri

Padang (UNP) dengan judul

penelitian“Pengaruh Penggunaan Strategi The Firing Line Pada pembelajaran Active Learning Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X Semester II SMAN 5 Padang. Selanjutnya Rita Juliani. 2014 Skripsi Universitas Negeri Padang (UNP) dengan judul penelitian

“Penggunaan Kartu Flash Terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sosiologi Pada Kelas X di SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan Pesisir Selatan”.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif.

Menurut Sugiyono (2011:14) penelitian kuantitatif adalah dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan sebagai filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan metode observasi, studi dokumentasi, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah digunakan. Sementara itu Nasir (1983:55) menjelaskan bahwa deskritif adalah salah satu jenis penelitian yang

(6)

mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari satu fenomena yang sedang diselidiki. populasi dan sampel populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117) populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsS MTI Batang Kabung Padang. sementara sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. pengambil sampel peneliti ini berpedoman pada pendapat Arikunto (1989:102) bahwa apabila populasi kurang dari 100 maka semuanya dijadikan sampel, apabila populasinya lebih besar maka dapat diambil 10- 15% atau 20-25%. pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik klas random, sampelnya adalah kelas VIIIC dengan jumlah siswa 34 orang siswa. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:308).

selanjutnya data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:309). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Observasi, 2) Studi dokumentasi.

Unit analisis data dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu siswa kelas VIIIC MTsS MTI Batang Kabung Padang. Teknik

analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis persentase (%) yaitu P (%) = f x 100

n Keteranagan:

P = Persentase aktivitas siswa

F = Jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran

N = Jumlah total siswa yang diteliti Sesuai dengan rumus yang digunakan, untuk mengetahui adanya perubahan (kenaikan) peningkatan pada kelas VIIIC maka dilihat menurut Arikunto (2010:279) dengan rating scale sebagai berikut:

81% -100% = Baik Sekali (BS) 61% - 80% = Baik (B)

41% - 60% = Cukup (C) 21% - 40% = Kurang (K) 0% - 20% = Kurang Sekali (KS)

Penelitian dilakukan di MTsS MTI Batang Kabung Padang, mulai pada tanggal 08 September s/d 29 September 2014.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 08 September s/d 29 September 2014,dalam penelitian ini pengamatan aktivitas siswa dilakukan setiap pertemuan dan diamati oleh peneliti dan guru IPS pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dan mencatat siswa yang melakukan aktivitas sesuai indikator yang terdapat pada lembar observasi. Data hasil penelitian aktivitas siswa diolah dengan perhitungan persentase dan rating scale setiap pengamatan dan setiap indikator dengan hasil sebagai berikut :

(7)

Tabel 1. Data Hasil Observasi N

O AKTIV ITAS SISWA

Pengama tan 1 N=34

Pengama tan 2 N=34

Pengama tan 3 N=34

Pengama tan 4 N=34

J % J % J % J %

1 Memba ca buku teks / bahan ajar

22 64,7 26 76,4 31 91,1 33 97,5

B B BS BS

2 Mencat at materi yang dijelask an guru

20 58.8 19 55,8 24 70,5 29 85,2

C C B BS

3 Siswa membu at pertany aaan

13 38,2 15 44,1 19 55,8 21 61,7

K C C B

4 Siswa menjaw ab pertany aan

8 23,5 12 35,2 11 32,3 13 38,2

K K K K

5 Siswa menden garkan penjela san guru

29 85,2 27 79,4 33 97,5 32 94,1

BS B BS BS

Sesuai dengan rumus yang digunakan pada pengamatan aktivitas belajar siswa di MTsS MTI Batang Kabung Padang. Maka dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran dengan pengamatan pertama, kedua, ketiga dan keempat yang dijelaskan dibawah ini.

1. Pengamatan ke-1 pada tanggal 10 September 2014 dengan materi unsur-unsur lingkungan hidup dan arti pentingnya bagi kehidupan, pengamatan ke-1 dengan lima indikator aktivitas belajar siswa sebagai berikut.

a. Membaca buku teks/bahan ajar dengan jumlah siswa 34 orang, yang aktif 22 orang siswa 64,7% kategori baik.

b. Mencatat, yang aktif 20 orang siswa 58,8% cukup.

c. Bertanya , yang aktif 13 orang siswa 38,2% kurang.

d. Menjawab, yang aktif 8 orang siswa 23,5% kurang.

e. Mendengarkan, yang aktif 29 orang siswa 85,2% baik sekali.

2 Pengamatan ke-2 pada tanggal 11 September 2014 dengan materi bentuk- bentuk kerusakan lingkungan, pengamatan ke-2 dengan lima indikator aktivitas belajar siswa sebagai berikut.

a. Membaca buku teks/bahan ajar dengan jumlah siswa 34 orang, yang aktif 26 orang siswa 76,4% kategori baik.

b. Mencatat, yang aktif 19 orang siswa 55,8% cukup.

c. Bertanya , yang aktif 15 orang siswa 44,1% cukup.

d. Menjawab, yang aktif 12 orang siswa 35,2% kurang.

e. Mendengarkan, yang aktif 27 orang siswa 79,4% baik

3 Pengamatan ke-3 pada tanggal 18 September 2014 dengan materi kerusakan lingkungan hidup akibat kegiatan manusia, pengamatan ke-3 dengan lima indikator aktivitas belajar siswa sebagai berikut.

(8)

a. Membaca buku teks/bahan ajar dengan jumlah siswa 34 orang, yang aktif 31 orang siswa 91,1% kategori baik sekali, b. Mencatat, yang aktif 24 orang siswa

70,5% baik.

c. Bertanya , yang aktif 19 orang siswa 55,8% cukup.

d. Menjawab, yang aktif 11 orang siswa 32,3% kurang.

e. Mendengarkan, yang aktif 33 orang siswa 97,5% baik sekali

4 Pengamatan ke-4 pada tanggal 20 September 2014 dengan materi usaha pelestarian lingkungan hidup, pengamatan ke-4 dengan lima indikator aktivitas belajar siswa sebagai berikut.

a. Membaca buku teks/bahan ajar dengan jumlah siswa 34 orang, yang aktif 33 orang siswa 97,5% kategori baik sekali.

b. Mencatat, yang aktif 29 orang siswa 85,2% baik sekali.

c. Bertanya , yang aktif 21 orang siswa 61,7% baik.

d. Menjawab, yang aktif 13 orang siswa 38,2% kurang.

e. Mendengarkan, yang aktif 32 orang siswa 94,1% baik sekali

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di kelas VIII MTsS MTI Batang Kabung Padang. Pada masing-masing pengamatan ternyata aktivitas belajar siswa

pada kegiatan pembelajaran melalui model Active Lerning tipe The Firing Line mengalami perubahan aktivitas belajar siswa IPS sesuai dengan pengamatan/indikator penilaian aktivitas belajar yang diamati. Active Learning tipe The Firing Line adalah salah satu model instruksional dari pembelajaran aktif, ditujukan untuk meningkatkan aktivitas belajar. Model Active Learning tipe The Firing Line ini digunakan sebagai solusi alternatif dari upaya rutinitas kelas dan teknik konvensional yang akan menimbulkan kebosanan dan juga menghambat kreativitas siswa. Selain itu juga bertujuan untuk menghilangkan penilaian negatif siswa terhadap pelajaran IPS yang selama ini dianggap sulit dan membosankan karena belajar IPS itu kebanyakan memberikan materinya hanya bercerita sehingga siswa menjadi bosan. Siswa membutuhkan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak mengekang. Dengan demikian teknik permainan di sekolah akan membantu siswa dalam belajar IPS. Model Active Learning tipe The Firing Line mengajak siswa untuk bisa menyampaikan pendapatnya tentang suatu konsep melalui kegiatan permainan.

Diharapkan pelajaran IPS menjadi menyenangkan dan bertahan lama dalam ingatan siswa.

Beberapa prosedur Active Learning tipe The Firing Line menurut Silberman (2002:

205-207) bahwa The Firing Line adalah sebagai berikut:

(9)

a. Menentukan tujuan Active Learning tipe The Firing Line

b. Kursi-kursi diatur dalam dua baris yang berhadapan, usahakan kursi- kursi itu cukup untuk semua peserta di kelas.

c. Kursi-kursi itu dipisahkan dalam kelompok-kelompok tiga sampai lima pada setiap baris.

d. Setiap siswa X mendapat sebuah kartu yang berisi tugas di mana dia akan menginstruksikan kepada peserta didik Y dihadapannya untuk merespon.

e. Tugas pertama dimulai, setelah periode waktu yang singkat diumumkan bahwa waktu untuk semua peserta Y untuk memindahkan satu kursi ke kiri atau kanan dalam kelompok. Jangan pindahkan kursi X, perintahkan teman X menyampaikan tugasnya kepada teman Y dihadapannya. Teruskan untuk sebanyak mungkin tugas yang berbeda yang kamu miliki.

Berikut ini akan dibahas hal yang berkenaan dengan hasil pengamatan observasi yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut tampak dari indikator yang telah diamati rata-rata persentase pada pengamatan pertama 3 indikator belum dikategorikan baik yaitu indikator mencatat materi yang dijelaskan guru/teman, siswa yang membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan dan pada pengamatan kedua 3 indikator belum dikategorikan baik yaitu indikator mencatat materi yang dijelaskan guru/teman, siswa yang membuat pertanyaan dan siswa menjawab pertanyaan dan pengamatan ketiga 2 indikator belum dikategorikan baik yaitu siswa yang

membuat pertanyaan dan siswa yang menjawab pertanyaan. Pengamatan keempat 1 indikator belum dikategorikan baik yaitu siswa yang menjawab pertanyaan. Dari pengamatan pertama sampai pengamatan keempat terlihat bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, hal ini juga sudah dirasakan oleh siswa, dan siswa memperlihatkan ketertarikan pada proses pembelajaran yang selama ini monoton, karena banyak manfaat yang diperoleh siswa diantaranya dapat menimbulkan semangat belajar, siswa merasa lebih dekat dengan teman-temannya dan timbulnya suasana yang tidak kaku dalam belajar. Dalam setiap pertemuan menunjukkan keaktifan siswa cendrung meningkat dan banyak melakukan aktivitas belajar, peran guru disini sebagai motivator dan fasilitator bukan sebagai pemberi informasi utama dalam kegiatan pembelajaran.

Semua ini dapat terlaksana karena siswa memiliki motivasi yang baik dan berani dalam mengeluarkan ide-ide dalam diskusi maupun dalam menjawab pertanyaan guru/teman. Guru hendaknya memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa dan memotivasi siswa dengan memberikan nilai bagi siswa yang aktif.

Disamping itu dalam model Active Learning tipe The Firing Line ini diperlukan bahan atau materi ajar yang lengkap seperti buku teks yang bervariasi agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

(10)

Dari analisis data yang telah dilakukan peneliti bahwa dengan model Active Learning tipe The Firing Line siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti diskusi yang dilaksanakan pada pembelajaran. Kekompakan kelompok sangat mendukung pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan siswa mulai menunjukkan keberanian untuk bertanya disaat diskusi berlangsung. Kelompok yang aktif akan memperoleh nilai/skor tinggi dalam kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan rating scale menurut Arikunto, umumnya masing-masing indikator aktivitas belajar siswa yang mendukung keberhasilan belajar terlaksana dengan kategori baik dan baik sekali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS melalui model Active Learning tipe The Firing Line.

Meningkatnya aktivitas belajar siswa, karena proses belajar tidak hanya terpusat pada guru.

Siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Walaupun sebagian indikator belum menunjukkan peningkatan yang besar, namun secara umum dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan Active Learning tipe The Firing Line dapat membantu siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan teori Behaviorisme yang menyatakan bahwa penelitian ini model Active Learning tipe The Firing Line bisa

membangkitkan aktivitas belajar siswa dan akan menimbulkan gerak balas dengan adanya aktivitas dalam belajar siswa tersebut akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Sesuai pendapat Ivan Pavlov, teori Behaviorisme ini tentang tingkah laku yang timbul akibat dari pada rangsangan dan rangsangan itu adalah apa saja bentuk tenaga yang menimbulkan gerak balas dalam peroses pembelajaran. Menurut Aunurrahman (2010:54), teori Behaviorisme menjelaskan yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru pada peserta didik saat belajar, dengan model Active Learning tipe The Firing Line dapat meningkatkan respons siswa pada kegiatan belajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Stimulus juga dapat berupa aktivitas saat belajar berupa pertanyaan yang dilontarkan guru kepada peserta didik dan ditanggapi oleh peserta didik dengan baik dan menjawab pertanyaan guru maupun teman secara baik dan benar. Hal ini sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan The Firing Line, dalam model Active Learning tipe The Firing Line ini guru memberikan stimulus berupa lembar diskusi kartu yang berisi pertanyaan yang telah dipelajari untuk diselesaikan kelompok dengan jawaban yang benar serta guru memotivasi atau mendorong siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

(11)

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian diperoleh kesimpulan, model Active Learning tipe The Firing Line dapat meninglkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS kelas VIIIC MTsS MTI Batang Kabung Padang. peningkatan tersebut dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Active Learning tipe The Firing Line dalam proses pembelajaran IPS kelas VIII C MTsS MTI Batang Kabung Padang, aktivitas siswa menjadi meningkat, karena siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

SARAN

Penulis memberikan saran agar dapat bermanfaat bagi Guru MTsS MTI Batang Kabung Padang, terutama guru IPS kelas VIII, sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang menarik atau berpusat kepada siswa yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Kepada kepala sekolah, agar memantau pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, dan memberikan masukan kepada mereka untuk selalu menggunakan model pembelajaran yang selalu bervariasi, sehingga kegiatan pembelajaran tidak terkesan monoton dan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, Kepada peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang model Active Learning tipe The Firing Line pada aktivitas belajar untuk pengembangan lebih jauh pada kelas lain dan topik yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

________________. 2010. Manajemen penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Nasir, moh. 1983. Pengantar Penelitian Ilmu (Dasar-Dasar Metode dan Teknik).

Bandung: CV Tarsindo.

Silberman, Melvin L. 2002.101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Bumi Media

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

________. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Untuk sebagai bahan masukan atau referensi kepada pihak sekolah terkhusus guru mata pelajaran akuntansi agar dapat menggunakan model pembelajaran Review, Overview,