MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
" PROJECT BASED LEARNING "
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
2024
1. Andi Nur Putri Wulandari 2340022689
2. Yahya hizbu rohim 2380022887
3. Nurul Aini 2340022718
4. fadli fahmidin 5. Khusnul khotimah
2380022900 2340022708
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu meskipun jauh dari kata sempurna. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Model Pembelajaran Inovatif. Serta membantu mahasiswa ataupun pembaca untuk menambah wawasan tentang Model Pembelajaran Project Based Learning.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...2
C. Tujuan Penulisan...2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Project Based Learning...3
B. Tujuan Project Based Learning...3
C. Ciri-ciri Project Based Learning...4
D. Prinsip Project Based Learning...5
E. Karakteristik Project Based Learning...5
F. Langkah-langkah Project Based Learning...6
G. Peran Guru dan Siswa dalam Project Based Learning...8
H. Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning...10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 12
B. Saran...13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini pada proses pembelajaran di ruang kelas masih banyak ditemukan siswa yang pasif dalam pembelajaran, sehingga guru menjadi pusat pembelajaran. Siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan materi dari guru sehingga pembelajaran cenderung membosankan dan siswa pun terkadang tidak memahami tentang materi yang dijelaskan oleh guru tersebut. Sebagai guru harus menciptakan suasana yang aktif dan menyenangkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar di kelas. Guru juga harus kreatif dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa sehingga pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa.
Dari segi efektifitas, seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang monoton tentunya akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang bermakna. Tentunya disini guru sangat berperan dalam merancang dan melaksanakan sebuah pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek atau model Project Based Learning (PJBL).
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan siswa ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan otentik dan perancangan produk dan tugas. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator,
mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Project Based Learning?
2. Apa tujuan dari Project Based Learning?
3. Apa saja ciri-ciri dari Project Based Learning?
4. Apa saja prinsip Project Based Learning?
5. Bagaimana karakteristik Project Based Learning?
6. Bagaimana langkah-langkah Project Based Learning?
7. Bagaimana peran guru dan siswa dalam pelaksanaan Project Based Learning?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan Project Based Learning?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini berdasarkankan rumusan masalah diatas adalah:
1. Mengetahui pengertian dari Project Based Learning.
2. Mengetahui tujuan dari Project Based Learning.
3. Mengetahui ciri-ciri dari Project Based Learning.
4. Memahami prinsip Project Based Learning.
5. Memahami karakteristik dari Project Based Learning.
6. Memahami langkah-langkah Project Based Learning.
7. Mengetahui peran guru dan siswa dalam pelaksanaan Project Based Learning.
8. Mengetahui kelebihan dak kekurangan dari Project Based Learning.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Project Based Learning
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sadiki, A, Hakim N., 2017).
Model pembelajaran Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek yaitu proses pembelaran yang memberikan penekanan pada pemecahan masalah sebagai usaha kolaboratif dalam periode pembelajaran tertentu. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan melibatkan siswa pada tuigas-tugas kompleks dalam kelompok pembelajaran klooperatif. Dengan demikian, siswa dimungkinkan untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk yang nyata (Nasrul Hakim, 2015).
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dengan melakukan investigasi mendalam tentang suatu masalah dan menemukan solusi dengan pembuatan proyek.
B. Tujuan Project Based Learning
Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam penerapannya. Tujuan project based learning, antara lain :
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek.
2. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata.
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat kelompok.
C. Ciri-ciri Project Based Learning
Ciri pembelajaran berbasis proyek menurut Center For Youth Development and Education Boston (Muliawati, 2010:10) yaitu:
1. Melibatkan para siswa dalam masalah – masalah kompleks, persoalan – persoalan dunia nyata, dimana pun para siswa dapat memilih dan menetukan persoalan atau masalah yang bermakna
2. Para siswa diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian keterampilan perencanaan, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah saat mereka menyelesaikan proyek.
3. Para siswa diharapkan mempelajari dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek.
4. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan pribadi pada saat mereka bekerja dalam tim kooperatif, maupun saat mendiskusikan dengan guru.
5. Memberikan kesempatan bagi para siswa mempraktekan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan dewasa mereka dan karir (bagaimana mengalokasikan waktu, menjadi individu yang bertanggung jawab, keterampilan pribadi, belajra melalui pengalaman).
6. Menyampaikan harapan mengenai prestasi/hasil pembelajaran (ini disesuaikan dengan standard an tujuan pembelajaran untuk sekolah/negara.
7. Melakukan refleksi yang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman mereka dan menghubungkan pengalaman dengan pelajaran.
8. Berakhir dengan presentasi atau produk yang menunjukkan pembelajaran dan kemudian dinilai (kriteria dapat ditentukan oleh para siswa).
D. Prinsip Project Based Learning
Menurut Thomas, pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip dalam penerapan-nya, yaitu (Wena, 2011):
1. Centrality (keberpusatan)
Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
2. Driving question (berfokus pada pertanyaan atau masalah)
Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.
3. Constructive Investigation (investigasi konstruktif)
Pada project based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai fasilitator).
4. Autonomy (otonomi siswa)
Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem solver dari masalah yang dibahas. Dalam problem solving siswa belajar sendiri untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan alternatif untuk memecahkannya (Sadiki, A, Hakim N., 2017).
5. Realisme (realisme)
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan sikap professional.
Pembelajaran berbasis proyek membutuhkan suatu pendekatan pengajaran yang komperehensif dimana lingkunganbelajar siswa perlu didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah- masalah autentik, termasuk pendalaman materi pada mata topik pelajaran serta melaksanakan tugasnya dan beberapa durasi,bukan sekedar rangkaian pertemuan kelas. Biasanya pembelajaran berbasis proyek memerlukan tahapan. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja (Nasrul Hakim, 2015).
E. Karakteristik Project Based Learning
Model pembelajaran Project Based Learning mempunyai beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut (Winastaman Gora dan Sunarto, 2010:119):
1. Mengembangkan pertanyaan atau masalah, yang berarti pembelajaran harus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
2. Memiliki hubungan dengan dunia nyata, berarti bahwa pembelajaran yang outentik dan siswa dihadapkan dengan masalah yang ada pada dunia nyata.
3. Menekankan pada tanggung jawab siswa, merupakan proses siswa untuk mengakses informasi untuk menemukan solusi yang sedang dihadapi.
4. Penilaian, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil proyek yang dikerjakan siswa.
5. Sedangkan menurut Stripling, model Project Based Learning memiliki tujuh karakteristik sebagai berikut (Sani, 2014:173-174):
6. Mengarahkan siswa untuk menginvestifigasi ide dan pertanyaan penting.
7. Merupakan proses inkuiri.
8. Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa.
9. Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara mandiri.
10. Menggunakan ketrampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk.
11. Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik.
F. Langkah-langkah Project Based Learning
Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek. peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya
kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait dengan kehidupan siswa. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para siswa.
2. Menyusun perencanaan proyek (design project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.
Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (create schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah
disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
5. Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
G. Peran Guru dan Siswa dalam Project Based Learning
Menurut Waras Khamdi, selama berlangsungnya proses pembelajaran berbasis proyek, pelajar akan mendapatkan bimbingan dari narasumber atau fasilitator.
1. Peran Guru
a. Mengajar kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.
b. Memastikan bahwa sebelum dimulai, setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman – temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.
c. Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok.
d. Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evalution.
e. Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.
f. Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, serta mengajar agar proses belajar terus berlangsung. Dengan tujuan agar setiap tahapan dalam proses belajar tidak dilewati atau diabaikan, sehingga tiap tahapan dilakukan dalam urutan yang tepat.
g. Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga mempertahankan untuk mendorong pelajaran keluar dari kesulitan.
h. Membimbing proses belajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat, secara mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dsb.
i. Mengevaluasi kegiatan belajar termasuk partisipasi pelajar dalam proses kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam proses kelompok dan berbagai pemikiran dan pandangan.
2. Peran Siswa
a. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
b. Melakukan riset sederhana.
c. Mempelajari ide dan konsep baru.
d. Belajar mengatur waktu dengan baik.
e. Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
f. Mengaplikasikan belajar lewat tindakan.
g. Melakukan interaksi social (wawancara, survei, observasi, dll).
h. Kegiatan lebih banyak pada kerja kelompok.
H. Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning
Menurut Boss dan Kraus, model pembelajaran ini memiliki kelebihan atau keunggulan sebagai berikut (Abidin, 2007:170):
1. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.
2. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.
3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
4. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Selain keunggulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut (Abidin, 2013:171):
1. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
2. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.
3. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
4. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
5. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
6. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
7. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
8. Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
9. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
Secara umum siswa melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi (Nasrul Hakim, 2015).
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dengan melakukan investigasi mendalam tentang suatu masalah dan menemukan solusi dengan pembuatan proyek.
Langkah-langkah pembelajaran ini peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Pembelajaran ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak- anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.
Dalam model pembelajaran ini, guru berperan merencanakan dan mendesain pembelajaran, membuat strategi pembelajaran, menilai dan membimbing siswa dalam pengerjaan proyek. Siswa dituntut menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, melakukan riset sederhana, melakukan
kegiatan kelompok, serta menghasilkan sebuah produk dari proses pembelajaran.
B. Saran
Bagi para guru, metode pembelajaran ini sebaiknya diterapkan karena sangat cocok dengan kurikulum 2013. Guru juga harus dapat memfasilitasi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran, selalu membimbing dan memantau aktivitas siswa dalam perencanaan proyek, membuat proyek, serta merancang penilaian terhadap proyek yang dilakukan oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.
Hadiyanti, Lutfia. (2012). Project based learning. [Online].
Hakim, Nasrul. 2015. Penerapan Project-Based Learning dipadu Group Investigation untuk Meningkatkan Motivasi, dan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadyah Malang. Jurnal BIODIK, Vol.1, No.1
Kemdikbud. 2013. Model Pengembangan Berbasis Proyek (Project Based Learning). http//www.staff.uny.ac.id
NYC Department of Education. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School Students to Engage in Deep and Active Learning. New York.
Sadiki,A., Hakim,.2017. Dasar Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi. Jambi:
Salim Media Indonesia.
Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Wena, Meda. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporar. Jakarta: Bumi Aksara.
Winastwan, Gora dan Sunarto. 2010. Pakematik Strategy Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Flex Media Komputindo.