MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)
Oleh:
Ulfatul Maghfuroh NIM. 10210419
JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1436 H/ 2015 M
MODERASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)
Oleh:
Ulfatul Maghfuroh NIM. 10210419
Pembimbing:
Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA
JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1436 H/ 2015 M
iv
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ulfatul Maghfuroh
NIM : 10210419
Tempat/Tgl Lahir : Banyuwangi, 9 September, 1987
menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Moderasi Dalam Perspektif Al-Qur’an” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta,12 Juni 2015
Ulfatul Maghfuroh
v
MOTTO
Bermanfaat Dan Bermartabat Fi Al-Din Wal Akhirat
PERSEMBAHAN
Karya kecil ku ini secara khusus aku persembahkan untuk kedua orang tua ku, orang-orang terkasih dan sahabat-sahabat ku.
Namun, secara umum aku persembahkan untuk para
pencinta ilmu pengetahuan.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Sholawan serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., nabi pembawa kabar kebahagiaan nan penulis nantikan syafaatnya di dunia dan akhirat kelak.
Seperti halnya kehidupan yang terus berputar, kebahagiaan selalu memiliki waktunya sendiri untuk bersandar.
Begitu pula bagi penulis, dalam penulisan skripsi ini, tidak jarang penulis menemukan berbagai kendala dan kesulitan.
Namun semua itu, tidak lantas menyurutkan niat dan minat penulis untuk terus belajar dan menulis agar apa yang penulis uraikan dalam karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang yang membacanya.
Seiring telah selesainya skripsi berjudul “Moderasi dalam Perspektif Al-Qur`an” ini, penulis menyadari atas segala kekurangan yang ada. Dan selesainya penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik moril maupun materi yang sangat berharga. Oleh sebab itu, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
vii
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA., selaku Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
3. Ibu Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA., selaku pembimbing skripsi, yang telah banyak membantu, mengarahkan, dan menempa penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen IIQ Jakarta, khususnya Dosen-dosen Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta dan segenap instruktur Tahfizh yang telah mencetak dan mendidik penulis sehingga sampai jenjang akhir ini.
5. Ibu Dra. Rukoyah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku staf Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang tidak lelah memotivasi penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala Perpustakaan IIQ Jakarta, Perpustakaan Baitul Hikmah Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ), PU UIN Jakarta, dan Perpustakaan Islam Iman Jama‟ yang telah menyediakan koleksi buku-buku yang sangat membantu dalam penyelesain skripsi ini.
viii
7. Abah Abdul Aziz dan Ibu Siti Asiyah, orang tua ku tercinta yang telah menyediakan cinta, kasih, doa, harapan, dan hidupnya untuk penulis agar penulis dapat mengenyam nikmatnya pendidikan dengan tenang dan meraih kesuksesan.
8. Adik-adik ku yang manis, Lilik Sayyidatul Ummah, Yu‟la Maria, dan Abdullah Kafabihi, yang menjadi cermin dari kesuksesan penulis kini dan nanti.
9. Sirojuddin Ahmad, suami tercinta yang sangat baik untuk hadir dalam kehidupan penulis.
10. Sahabat-sahabat satu perjuangan di IIQ Jakarta, khususnya kelas USIQ 2010 yang senantiasa mengajak penulis selalu berlari dalam meraih mimpi dan menjadi insan yang berarti.
11. Segenap jajaran pengurus pesantren takhasus IIQ Jakarta, Jam‟iyyah Mudarrasah Al-Qur`an (JMQ) Keluarga Mahasiswa Jawa Timur di Jakarta, dan Keluarga Mahasiswa dan Pelajar Banyuwangi (Kamawangi) Jakarta.
Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai ganti dari semua yang telah mereka lakukan. Semoga Allah Swt.
ix
memberikan pahala yang sebesar-besarnya kepada mereka semua dan mencatatnya sebagai amal ibadah yang diterimanya.
Selain itu, penulis dengan senang hati menerima masukan dan saran dari siapapun yang membaca karya ini, agar skripsi ini terhindar dari banyaknya kesalahan dikarenakan sedikitnya pemahaman penulis tentang apa yang tertuah didalamnya. Akhirnya, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Jakarta, 25, Sya’ban 1436 H 12 Juni 2015 M
x
PEDOMAN TRANSLITERASI 1. Konsonan
أ
: aط
: thب
: bظ
: zhث
: tع
: „ث
: tsغ
: ghج
: jف
: fح
: hق
: qخ
: khك
: kد
: dل
: lذ
: dzم
: mز
: rن
: nش
: zو
: wس
: sه
: hش
: syء
: „ص
: shي
: yض
: dhxi 2. Vocal
Vocal Tunggal : Fathah: a Vocal Panjang :أ : â : Kasrah : i ي : î
: Dhammah : u و : û
Vocal Rangkap : ...ْي :ai : ْو… : au
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (لا) qamariyah Ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
ةسقبلا : al-Baqarah تنيدملا : al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (لا) syamsiyah Ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
لجسلا : ar-rajulu ةديسلا: as-Sayyidah شلا
سم : asy-Syams يمزادلا: ad-Dârimî c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang (ّ_), sedangkan untuk alihaksara dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara
xii
menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
Contoh:
:ِللهاِب اّنَمأ Âmannâbillâhi ُءاَهَفّسلا َهَمأ : Âmana as-Sufahâ’u
َهْيِرَلا َنِإ : Inna al-ladzîna ِعَكُّسلاَو : waar-rukka’i d. Ta Marbûthah(ة)
Ta Marbûthah(ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.
xiii
xiv DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pernyataan Penulis ... iv
Motto dan Persembahan ... v
Kata Pengantar ... vi
Pedoman Trasnliterasi ... x
Daftar Isi ... xiii
Abstraksi ... xvi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah . 9 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 11
D. Tinjauan Pustaka ... 12
E. Metodologi Penulisan ... 18
F. Teknik dan Sistematika Penulisan ... 22
BAB II : PENGERTIAN MODERASI A. Definisi Moderasi ... 25
xv
1. Moderasi Secara Bahasa ... 25
2. Moderasi Secara Istilah ... 27
B. Kosakata Moderasi dalam Al-Qur`an Dan Sinonimnya……….. 51
1. Penyebutan Kata Moderasi dalam Al-Qur‟an ... 51
2. Sinonin Kata Moderasi dalam Al-Qur‟an ... 61
C. Urgensi Mengetahui Moderasi dalam Al-Qur‟an .... 70
BAB III : ASPEK-ASPEK YANG TERKANDUNG DALAM AYAT-AYAT MODERASI A. Moderasi Umat Islam dan Fungsinya Sebagai Syuhada‟ ... 73
1. Prinsip Moderasi ... 78
2. Ciri dan Karakteristrik Moderasi Islam ... 95
B. Objek Moderasi ... 109
1. Moderat dalam Beragama ... 110
2. Moderasi dalam Kehidupan ... 120
C. Tantangan Mewujudkan Sikap Moderat ... 131
D. Menuju Islam Moderat ... 143
1. Memahami Universalisme Islam (Syumul) ... 143
2. Memahami Sejarah Islam dengan Benar ... 145
3. Memahami Dialog Konstruktif ... 148
4. Memahami Pluralitas dalam Kehidupan ... 151
xvi
5. Positif Thinking Terhadap Sesama Umat Muslim ... 155
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 159 B. Saran ... 161 DAFTAR PUSTAKA ... 163
87
xvii ABSTRAKSI
Ditengah hiruk pikuk kehidupan, manusia dipaksa untuk menghadapi pelbagai problem yang tidak jarang memaksa dirinya untuk bersikap ekstrim dan berlebihan. Hal ini tentu menjadi permasalahan dikemudian hari. Al-Qur‟an sebagai sumber kehidupan memiliki formula terbaik untuk menangkis dan mengendalikan segala bentuk ekstrimis tersebut yakni moderasi atau wasathiyyah.
Baik di dunia Islam maupun Barat menyadari akan pentingnya bersikap moderat dalam menghadapi permasalahan yang ada. Namun, keduanya seolah memiliki konsep masing- masing dan keterbatasan ruang lingkup. Oleh karena itu penting sekali memahami “apa” dan “bagaimana” makna moderasi yang tertuah dalam Al-Qur‟an dan hadis nabi. Dari sini perlu kiranya dilakukan penelitian menyangkut “moderasi”
dalam perspektif Al-Qur`an.
Moderasi bukanlah hal yang baru menjadi kajian para penulis dewasa ini. Ada beberapa karya sejenis ini, seperti skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama Dede Asmudin dengan judul “Konsep Ummatan Wasathan dalam Al-Qur’an Kajian Surah Al-Baqarah ayat 143 menurut Yusuf Qardhawi” 2009. Dalam penulisan skripsi tersebut, Dede Asmudin lebih spesifik membahas tentang pandangan Yusuf Qardhawi tentang moderat dan kaitannya dengan fungsi ummatan wasathan. Selain itu, terdapat pula tesis mahasiswa IIQ Jakarta dengan judul Konsep Moderat Dalam Syariat Islam (Kajian Atas Pemikiran Yusuf Al- Qardhawiy) yang ditulis oleh H. Subhan Fadli, 2011. Dalam tesis tersebut, Subhan Fadli fokus mengkaji secara mendalam pandangan Yusuf Qardhawi mengenai kemoderatan dalam syariat Islam. Dari kedua karya tulis tersebut, penelitian yang
xviii
penulis lakukan tidak hanya terfokus pada pandangan satu tokoh saja dan tidak hanya menyoroti moderat dalam sisi hukum saja. Dalam penelitian ini, penulis lebih cenderung memperhatikan sisi-sisi moderat dalam tataran sosial.
Kajian dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan kajian pustaka (library research), yaitu penelitian yang penulis lakukan terhadap literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Selanjutnya, karena objek penelitian ini adalah ayat- ayat Al-Qur`an dan pendapat para ulama, maka metode yang digunakan adalah metode tafsir maudhu’i dan muqarran.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah moderasi merupakan salah satu karakteristrik utama yang dimiliki umat Islam. Moderasi tidak hanya mengajarkan arti penting dari sebuah toleransi dan kearifan. Selain toleransi dan kearifan, moderasi memiliki unsur penting yang harus ditegakkan dan dipegang yakni sebuah keadilan. Keadilan merupakan landasan penting dimana moderasi menuntut dirinya agar berlaku seimbang dan bijak dalam berbagai hal.
Seseorang yang bersikap moderat tentu akan menjadi pribadi yang bijaksana, jauh dari sikap terombang ambing disana sini, fanatik buta, dan selalu merasa benar dan baik sendiri. Sikap moderat akan membawa keharmonisan, kemajuan dan kedamaian.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Diskursus mengenai agama sangat sarat dengan muatan emosi, kecenderungan dan subyektivitas individu. Agama mempunyai ajaran yang sangat ideal dan cita-cita yang sangat tinggi. Bagi pemeluknya, agama merupakan keyakinan yang suci, sakral, dan keramat. Ia dianggap selalu menawarkan janji-janji keselamatan, kebahagiaan dan keadilan. Namun kenyataan berkata lain, tidak jarang agama justru dianggap melahirkan permusuhan dan perpecahan di tengah umat manusia.1
Seperti kita ketahui bersama bahwa berbagai peristiwa ekstrim dan anarkis telah terjadi jauh sebelum Rasulullah Saw. menyampaikan dakwah Islamnya.
Peristiwa-peristiwa memilukan telah diabadikan Tuhan dalam Al-Qur’an mengenai kaum yang ingkar terhadap para nabiNya, sehingga membuat mereka tenggelam dalam siksa dan kehancuran yang mengerikan. Kisah-kisah
1 Ahmad Najib Burhan, Islam Dinamis: Menggugat Peran Agama Membongkar Doktrin Yang Membantu, (Jakarta: Kompas, 2001), Cet. I, h. 1
2
tersebut merupakan contoh dari sikap ektrimis yang menyisakan kepiluan dan kengerian dibenak manusia.
Banyak pakar sejarah menilai bahwa perpecahan yang terjadi di tengah umat Islam berakar dari masalah politik. Dari situlah agama kerap dijadikan sebagai landasan atas kepentingan alat politik. Kisah abadi yang dianggap memantik perpecahan terdahsyat dalam tubuh umat Islam terjadi ketika turunnya Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah dari singgasana kekhalifahan dalam proses negoisasi tahkim dengan Muawiyyah bin Abi Sofyan.
Peristiwa tersebut telah memecah umat Islam menjadi tiga kelompok sekaligus. Khawarij yang semula mendukung khalifah Ali, menyatakan keluar dari golongan Ali karena menilai hasil negoisasi tidak sah. Khawarij melegalkan segala gerakan ektrimisme untuk menumpas segala bentuk kezhaliman dengan semboyan Lâ Hukma Illa Allah. Dan ironisnya, ditangan salah seorang dari kelompok inilah, Ali bin Abi Thalib meregang nyawa dan wafat.
Apa yang dilakukan Khawarij berbanding berbalik dengan apa yang dilakukan oleh Syi’ah. Kaum Syi’ah menunjukkan solidaritasnya secara berlebihan terhadap Ali
3 bin Abi Thalib. Sepeninggal Khalifah Ali, kelompok politik ini berkembang menjadi sebuah sekte agama dan berkembang dalam berbagai aliran. Rasa solidaritas yang terlalu tinggi tersebut, lambat laun menciptakan sebuah pemikiran dan penilaian bahwa ia merupakan Nabi yang dijanjikan. Namun, kaum Syi’ah sendiri akhirnya bersepakat bahwa Ali bin Abi Thalib merupakan Al-Wâshi yakni pemegang wasiat Nabi Muhammad Saw. Sehingga jabatan Imâmah yang sah adalah hak Ali dan keturunannya.2
Terlepas dari dua kelompok sebelumnya yang ekstrim tersebut, Murjiah merupakan kelompok yang dinilai loyal terhadap Ali dan pemerintahan sesudahnya yang dipimpin oleh Mu’awiyyah bin Abi Sufyan. Menurut Ahmad Amin dan Abu Zahrah, benih-benih Murjiah sudah ada sejak peristiwa terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan. Faham ini dianut oleh sebagian sahabat Nabi seperti, Abu Bakrah, Abdullah bin Umar, Saad bin Abi Waqqas, dan Imran bin Husain yang tidak mau melibatkan diri dalam perselisihan politik.
2 Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur-Rasyidin, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979), h. 540
4
Memasuki abad kedua hijriyah dan setelah lahirnya para tokoh ahli debat, kaum Murjiah terbelah menjadi dua kelompok besar.3 Kelompok pertama disebut kaum Murjiah moderat atau Murjiah sunnah. Murjiah moderat atau sunnah merupakan kelompok mayoritas yang umumnya terdiri dari para Fuqohâ’ dan Muhadditsîn.
Mereka berpendapat bahwa orang muslim yang berdosa tetap dihukumi mukmin, tidak kafir dan tidak kekal dalam neraka. Mereka akan dihukum sesuai kadar hukumnya, dan ada kemungkinan Tuhan mengampuni dosa mereka sehingga mereka terbebas dari siksa neraka.4
Kelompok kedua disebut Murjiah ekstrim atau radikal. Murjiah kedua ini adalah mereka yang menganut paham meremehkan arti dan peranan amal perbuatan.
Kelompok ini hanya mementingkan unsur keimanan saja.5 Paham moderat yang muncul pada abad keempat Hijriyah di kelompok Ahlussunah wal Jama’ah, disebut-sebut
3 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa Dan Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1986), Cet. V, h. 24
4 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa Dan Perbandingan, h. 24
5 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa Dan Perbandingan, h. 26
5 merupakan adopsi dari paham moderat yang ada pada kaum Murjiah moderat atau Murjiah sunnah.6
Berbagai aksi teror dan ektrimis yang terjadi di belahan dunia dan mengatasnamakan agama tidak hanya terjadi dalam umat Islam. Perang suci atau yang lebih dikenal dengan perang salib merupakan perang yang digelontorkan oleh Paus Urban II pada abad ke 11 bukan saja melancarkan kekerasan terhadap umat Yahudi dan Islam, kelompok Kristen Ortodoks Timur pun tidak luput dari serangan tersebut. Semua ini dilancarkan atas nama Isa Al-Masih pencinta kedamaian dan penganjur kasih sayang.7
Meskipun memiliki landasan teologis yang sama, kerukunan antara Islam, Yahudi, dan Kristen, dirasa sulit terjadi. Yahudi dan Kristen merupakan agama yang diadopsi oleh Barat sedangkan Islam diidentikkan dengan agama kaum gurun pasir di Timur Tengah. Ekspansi awal Islam yang menuai kesuksesan dinilai sebagai ancaman terhadap teologis, politis, dan budaya oleh Barat. Melalui sejarah panjangnya Kristen kerap memulai tindakan
6 Abdul Aziz Dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam Islam, h. 63
7 Alwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung: Mizan, 1998), Cet. III, h. 147
6
kontroversi dengan memfitnah Nabi dan merusak nama Islam, dan sejarah Islam seringkali disamakan dengan radikalisme dan terorisme.8
Dewasa ini, sikap ekstrim radikal ini kerap menyerang umat Muslim di tanah air. Sebagian konflik yang terjadi di tengah masyarakat banyak di atas namakan agama, baik konflik itu terjadi dalam internal umat Muslim atau eksternal yang bersinggungan dengan non Muslim.
Sebut saja konflik umat Islam dan Kristen di Poso Ambon, konflik Sunni dan Syiah di Sampang Madura, perusakan rumah ibadah jamaah Ahmadiah di Tasikmalaya Jawa Barat, dan beberapa ketegangan yang sering terjadi antara masyarakat sipil dan ormas keagamaan di beberapa wilayah di Indonesia.
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa penyebaran Islam di bumi Nusantara dilakukan dengan jalan damai. Para ulama terdahulu mengajarkan nilai-nilai ke Islaman terhadap masyarakat dengan sangat baik dan ramah. Meskipun saat itu tingkat kekafiran dan kefasikan ditengah masyarakat begitu berat dirasakan oleh para ulama, mereka dengan bijak mengajarkan dan
8 John L. Esposito, Ancaman Islam Mitos Atau Realitas?, Penerj.
Alwiyah Abdurrahman dan MISSI, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. I, h. 35
7 membimbing masyarakat tanpa menaruh benih-benih kebencian dan permusuhan.
Salah satu jalan dakwah yang dilakukan oleh para Ulama saat itu adalah dengan mengadopsi budaya masyarakat yang ada di Nusantara. Para ulama tidak serta mengubah adat istiadat yang ada di Nusantara akan tetapi menggunakan tradisi tersebut sebagai sarana dakwah yang baik. Terobosan tersebut selaras dengan apa yang tertera dalam kaidah “Al-Muhâfadzah ala qadîm al-ashlah wal ahdzu bil jadid al-ashlah” (menjaga tradisi/nilai-nilai terdahulu yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik). Melalui dakwah kultural inilah masyarakat pribumi berbondong-bondong masuk Islam tanpa merasa ada paksaan dan tekanan.9
Di era modern ini, Barat memetakkan umat Islam menjadi dua kelompok besar, yaitu kaum Fundamentalis dan Moderat. Fundamentalis disematkan atas seorang Muslim atau golongan umat Islam yang kerap melakukan tindakan anarkis dan radikal. Dan sebaliknya moderat
9 Muhammad Baharun, Islam Idealitas Islam Realitas, (Jakarta:
Gema Insani, 2012), Cet. I, h. 87
8
dianugerahkan untuk kaum Muslim yang menerima segala persyaratan perdamaian.10
Salah satu upaya penanganan tindakan anarkisme yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama di dunia saat ini adalah dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang agama dan karakteristiknya. Diantara gerakan perdamaian yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh Islam kontemporer yaitu dengan menggalakkan pemahaman masyarakat tentang moderasi. Diskursus mengenai moderasi Islam telah banyak menjadi kajian dan menyedot banyak perhatian. Di Indonesia sendiri, kajian moderasi Islam banyak digagas oleh para cendekiawan dan ulama melalui diskusi, seminar dan ceramah-ceramah keagamaan.
Norma kasih sayang, rahmat, dan pemaaf merupakan ciri khas umat Islam. Semakin besar rahmat yang diberikan kepada mereka seharusnya akan menambah rasa toleransi dalam menerima segala gagasan atau ide dari kelompok atau golongan yang berbeda sekalipun. Oleh karena itu, setiap kaum Muslim hendaklah menempatkan dirinya dalam kedudukan yang moderat, i’tidal (lurus), dan
10 Khaled Abu El Fadl, Selamatkan Islam dari Muslim Puritan, Penerj. Helmi Musthafa, (Jakarta: Serambi, 2006), Cet. I, h. 14
9 menjauhi sikap yang berlebih-lebihan atau berbuat melampaui batas (ghuluw).11 Namun, pembahasan mengenai moderasi Islam tidak luput dari pro dan kontra.
Banyak pihak yang menilai bahwa moderasi merupakan sebuah rencana politik Barat untuk menundukkan umat Islam agar memenuhi segala prasyarat perdamaian yang sedang digalakkan oleh Barat dan sekutunya.
Lebih jauh, berdasarkan akan pentingnya bersikap moderat atau wasathiyyah dalam kehidupan, maka penulis berkeinginan untuk mengkaji makna moderasi sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, penulis mengambil judul skripsi “Moderasi Dalam Perspektif Al-Qur’an”.
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Dari judul yang dibahas oleh penulis, dapat ditemukan beberapa masalah yang patut untuk dibahas, di antaranya adalah:
a. Moderasi dalam Al-Qur`an, b. Ruang lingkup moderasi,
11 Toto Tasmara, Menuju Muslim Kaffah: Menggali Potensi Diri, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), Cet. I, h. 389
10
c. Pandangan Mufassirin terhadap ayat moderasi, d. Urgensi moderasi dalam Al-Qur’an,
2. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas persoalan dan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, maka perlu disampaikan pembatasan masalah. Hal ini diperlukan agar pembahasan tidak melebar kepada materi-materi yang tidak berkaitan dengan judul skripsi. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut,
a. Moderasi dalam Al-Qur`an dan urgensi mengetahuinya.
b. Pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat moderasi.
c. Objek moderasi dalam Al-Qur’an.
3. Perumusan Masalah
Dari batasan persoalan di atas, masalah pada tulisan ini dirumuskan pada pertanyaan berikut,
1. Apa yang dimaksud moderasi dalam Al-Qur`an dan apa urgensi mengetahuinya?
2. Bagaimana pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat moderasi?
11 3. Apa objek moderasi dalam Al-Qur’an?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui uraian moderasi dalam Al-Qur`an dan mengetahui urgensi nya.
2. Mengetahui pendapat Mufassir mengenai ayat-ayat yang terkait dengan moderasi.
3. Mengetahui objek moderasi dalam Al-Qur’an.
Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut,
1. Bagi penulis sendiri, menambah wawasan dan menekankan akan pentingnya bersikap moderat dalam kehidupan sehari-hari terlebih setelah penulisan skripsi tentang ayat-ayat moderasi dalam Al-Qur’an.
2. Bagi masyarakat luas, sebagai tambahan keilmuan dalam rangka menerapkan sikap moderat yang semestinya sebagaimana ajaran Al-Qur’an Al- Karim.
3. Bagi kalangan praktisi dan akademisi, merupakan sumber referensi dan saran pemikiran bagi mereka
12
dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain.
D. Tinjauan Pustaka
Kajian tentang moderat sejauh ini sudah banyak dilakukan. Kajian tersebut terdiri dari beberapa buku, karya tulis ilmiah, dan modul-modul pembelajaran.
Adapun beberapa buku rujukan yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
1. Dr. Yusuf Qardhawi, dalam bukunya yang berjudul Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah (Baina Al- Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah) dan sudah dialih bahasakan dalam bahasa Indonesia oleh H. Arif Munandar Riswanto, Lc. dengan judul Fiqih Maqashid Syariah Moderasi Islam Antara Aliran Tekstual dan Aliran Liberal yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar 2007.
Dalam buku tersebut, Syaikh Yusuf Qardhawi mengajak kepada umat Muslim agar tidak terpengaruh dengan model-model pemahaman ekstrim yang sempit dari kaum tekstual, dan juga tidak terseret dengan pemahaman liar dari kaum liberal yang sering
13 melampaui batas. Umat Muslim juga harus menjadi umat terbaik yang dapat mengkombinasikan nash- nash Al-Qur’an dengan segala permasalahan global yang dapat menyambungkan syariat dengan realita kehidupan.12
Di dalam buku tersebut, Yusuf Al-Qardhawi secara khusus membahas tentang maksud-maksud syariah (maqashid asy-syari’ah) dan secara umum membahas tentang fikih syariah Islam. Dapat difahami bahwa buku fikih maqashid syariah tersebut merupakan moderasi Islam antara aliran yang berdasarkan atas teks dan aliran liberal.13
Perbedaan mendasar antara buku tersebut dengan skripsi yang penulis susun terletak pada perluasan materi yang disampaikan. Jika buku tersebut lebih banyak membahas tentang moderasi dalam fikih dan permasalahanya, skripsi ini tidak hanya membahas moderasi dalam bidang fikih namun juga
12 Yusuf Qardhawi, Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah (Baina Al-Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah), Penerj.
Arif Munandar Riswanto, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), Cet. I, h. ix
13 Yusuf Qardhawi, Dirasat fi Fiqh Maqashid Asy-Syari’ah (Baina Al-Maqashid Al-Kulliyyah wa An-Nushush Al-Juz’iyyah), h. 4
14
membahas moderasi dalam lingkup yang lebih luas atau umum.
2. Dr. Muchlis M. Hanafi, MA., Moderasi Islam Menangkal Radikalisasi Berbasis Agama yang diterbitkan oleh Ikatan Alumni Al-Azhar dan Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) 2013. Dalam bukunya tersebut beliau memaparkan mengenai kecenderungan ekstrem umat Islam dalam beberapa dekade ini. Yang mana hal tersebut dapat memicu konflik dan pandangan negatif terhadap keberadaan umat Islam. Buku tersebut menekankan akan pentingnya menangkal radikalisme berbasis agama.14
Melihat isi kandungan dari buku ini dan skripsi yang penulis susun terlihat beberapa perbedaan.
Diantaranya, dalam buku ini lebih banyak dipaparkan moderasi untuk menangkal pengaruh pemikiran radikal dan liberal, yang mana pemikiran tersebut memunculkan kecenderungan ekstrim disatu sisi dan liberal disisi yang lain. Sedangkan penulis dalam skripsi ini membahas moderasi dari berbagai sisi, baik moderasi dalam bidang sosial, hukum, dan agama
14 Muchlis M. Hanafi, Moderasi Islam Menangkal Radikalisasi Berbasis Agama,(Tangerang Selatan: Ikatan Alumni Al-Azhar dan Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ), 2013), Cet. I, h. viii
15 yang merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an, As-Sunnah, dan penjelasan para ulama.
3. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an mengeluarkan buku dengan judul Moderasi Islam (Tafsir Tematik) 2012. Sebagai salah satu kitab tafsir tematik yang menjadi rujukan umat Muslim di Indonesia, buku tersebut sudah sangat memberikan gambaran yang luas tentang makna moderasi Islam. Buku ini secara garis besar berbicara tentang moderasi dan berbagai dimensi yang terdapat di dalamnya. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan potret moderasi zaman Rasulullah dan fenonema-fenomena ektrimis yang ada.
Perbedaan mendasar dari buku tersebut dan skripsi yang penulis susun adalah, buku tersebut tidak ditulis secara perseorang namun secara kolektif oleh tim Lajnah Pentashih Al-Qur’an. Sedangkan dalam penulisan skripsi ini, selain menggunakan metode tematik, penulis juga menggunakan metode muqarran (perbandingan).
4. Tesis dengan judul Al-Wasathiyyah fi Al-Qur’an Al- Karim karya Dr. Ali Muhammad Muhammad Al- Shalabi, yang diterbitkan oleh Maktabah Tabi’in,
16
Kairo, 2001. Dalam tesis tersebut Dr. Ali Muhammad Muhammad Al-Shalabi, membahas tentang moderasi dalam Al-Qur’an secara insentif, mendetail, dan luas.
Selain itu, pembahasan moderasi dilengkapi juga beberapa pendapat mufassirin dan ahli bahasa.15
Antara tesis tersebut dengan skripsi yang penulis susun terdapat perbedaan, diantaranya: dalam tesis tersebut tidak banyak membicarakan moderasi dari berbagai sudut dan hanya fokus membahas moderasi dalam lingkup Al-Qur’an saja. Muatan pembahasan juga tidak terlalu melebar dan tidak ada perbandingan dengan berbagai aliran pemikiran.
Dalam skripsi ini, penulis selain mengkaji moderasi sebagaimana dalam Al-Quran juga menambahkan beberapa materi dan pendapat dari berbagai ulama sebagai pembanding terhadap moderasi itu sendiri.
Adapun judul skripsi yang membahas tentang moderasi, penulis menemukan dalam skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama Dede Asmudin dengan judul “Konsep Ummatan Wasathan dalam Al-Qur’an Kajian Surah Al-Baqarah ayat 143
15 Ali Muhammad Muhammad Al-Shalabi, Al-Wasathiyyah fi Al- Qur’an Al-Karim, (Kairo: Maktabah Tabi’in, 2001), h. 6-7
17 menurut Yusuf Qardhawi” 2009. Beliau menjelaskan bahwa ummatan wasathan merupakan amanah bagi umat Islam, dimana umat Islam dianggap memiliki kemampuan untuk menegakkan keadilan dalam segala hal. Dalam penulisan skripsi tersebut, Dede Asmudin lebih spesifik membahas tentang pandangan Yusuf Qardhawi tentang moderat. Sedangkan penulis lebih menekankan aspek- aspek moderat yang terkandung dalam Al-Qur’an disertai penjelasan dari para Mufassir dan para Ulama.
Sedangkan dalam kajian pustaka yang dilakukan di Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, penulis tidak menemukan skripsi yang membahas akan moderat maupun ummatan wasathan. Namun, penulis menemukan sebuah tesis berjudul Konsep Moderat Dalam Syariat Islam (Kajian Atas Pemikiran Yusuf Al- Qardhawiy) yang ditulis oleh H. Subhan Fadli, 2011.
Dalam tesis tersebut, Subhan Fadli terlihat fokus mengkaji secara mendalam pandangan Yusuf Qardhawi mengenai kemoderatan dalam syariat Islam. Moderasi syariat Islam lebih mengarahkan pemahaman terhadap elastisitas dan fleksibilitas atau kelembutan syariat Islam dengan jalan ijtihad yang selalu terbuka sepanjang waktu dan tempat
18
dengan tetap memperhatikan aspek-aspek Rabbaniyyah dan Insaniyyah, spiritual-material, realitas dan idealitas.16
Menimbang tesis tersebut dengan skripsi yang penulis susun, terdapat perbedaan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak hanya menggali pandangan moderasi dari Yusuf Qardhawi saja. Selain itu materi penulisan skripsi ini tidah hanya terfokus kepada pemikiran Yusuf Qardhawi dalam bidang syariat saja, namun mengembalikan maksud moderasi sebagaimana dalam Al- Qur’an berdasarkan penjelasan para Mufassir dan pemerhati Islam yang lain.
E. Metodologi Penulisan 1. Jenis Penelitian
Untuk mendapatkan data dan fakta yang objektif dalam penelitian dan kajian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang penulis lakukan terhadap literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.17
16 Subhan Fadli, Konsep Moderat Dalam Syariat Islam (Kajian Atas Pemikiran Yusuf Al-Qardhawiy), (Jakarta: tidak dicetak, 2011), h. 164
17 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta:
Yayasan Obor, 2004), h. 3
19 Jenis penelitian telaah pustaka ini merupakan penelitian kualitatif (qualitative research) yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.18
Adapun fokus penelitian ini berdasarkan pada ayat- ayat Al-Qur’an dan Hadis, serta pemikiran para ahli tafsir serta para cendekiawan muslim tentang moderasi. Dengan memperhatikan aspek ini, maka metode tafsir yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode maudhui (tematik) dan muqarran (komparatif).
2. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya wawancara, observasi, angket, dan studi dokumentatif. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik studi dokumentatif, yakni dengan mengumpulkan, memeriksa dan mencatat data-data yang relevan dengan tema yang dibahas dan bersumber dari
18 Nana Syaodin Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. VI, h. 60
20
kitab-kitab, buku-buku, kamus, jurnal dan lain sebagainya.19
3. Sumber Data
Untuk mendapatkan data dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sumber data yang relevan dengan skripsi ini.
Adapun sumber-sumber primer dalam penulisan skripsi ini adalah,
a. Al-Qur`an dan Terjemahnya,
b. Kitab-kitab Tafsir, khususnya Tafsir Al-Mishbâh karya M. Quraish Shihab,
Selain sumber primer, ada juga sumber sekunder, di antaranya:
a. Ensiklopedi Al-Qur`an, b. Kitab-kitab Hadits Tujuh, c. Kamus-kamus Bahasa,
d. Buku-buku penunjang, seperti: Fiqh Maqashid Syariah karya Yusuf Qardhawi, Moderasi Islam karya Muchlis M. Hanafi, Moderasi Islam (Tafsir Tematik) karya Lajnah Pentashih Al-Qur’an.
19 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. 1, h. 64
21 4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, yang membedakannya dengan penafsiran, yaitu dengan memberikan arti yang signifikan terhadap analisis.20
Adapun penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu teknik yang menggambarkan apa yang ada, pendapat yang berkembang, prosedur yang ada, serta yang sedang tumbuh.21
5. Keabsahan Data
Guna menjamin keabsahan data, penulis melakukan pengamatan secara terperinci sampai menemukan titik kebenaran. Juga, penulis menggunakan metode Triangulasi, dengan cara membandingkan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.22
20 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. 1, h. 136
21 Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1982), h. 119
22 Asthi Fathimah Hamdiyah, Skripsi “Tikrâr Kisah Nabi Mûsâ as. dalam Al-Qur`an (Telaah terhadap Surah Al-A’râf, Yûnus, Thâhâ, dan Asy-Syu’arâ)”, tidak diterbitkan, h. 13
22
F. Teknik dan Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi dalam penelitian ini, seperti yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa lainnya sebagai satu bentuk keseragaman, merujuk pada Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Institut Ilmu Al- Qur`an (IIQ) Jakarta (Edisi Revisi) yang diterbitkan oleh IIQ Press, cetakan ke-2 tahun 2011.
Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri atas beberapa bab yang antara bab satu dengan bab lain memiliki keterkaitan. Untuk menghasilkan suatu pembahasan yang runtut, maka bab-bab dibagi menjadi beberapa sub bab.
Bab I berisi pijakan dalam penelitian yang terbagi menjadi enam sub bab. Sub bab pertama mencakup latar belakang masalah. Sub bab kedua berisi identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah.
Sub bab ketiga berisi tentang pemaparan tujuan dan manfaat penulisan. Sub bab keempat berisi tinjauan pustaka, sub bab kelima berisi metodologi penelitian, dan sub bab keenam berisi teknik dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tiga sub bab, sub bab pertama membahas tentang pengertian moderasi, sub bab kedua membahas kosa kata moderasi dalam Al-Qur’an, sub bab ketiga
23 membahas tentang urgensi mengetahui moderasi dalam Al-Qur’an.
Bab III terdiri atas empat sub bab, pertama membahas tentang landasan moderasi dan fungsinya sebagai syuhada’. Sub bab kedua membahas tentang objek moderasi dalam Al-Qur’an. Sub bab ketiga membahas tentang tantangan mewujudkan sikap moderat. Sedangkan sub bab keempat membahas tentang menuju Islam moderat.
Bab IV terdiri atas kesimpulan dan saran.
Kesimpulan yang membahas atas pemaparan penelitian atas ayat-ayat moderasi dalam Al-Qur’an. Selain itu juga berisi saran dari penulis untuk menindak lanjuti nilai moderasi yang ada di masyarakat.
163
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asfahani, Abu Al-Qasim Al-Husain bin Muhammad Al- Ma’ruf Al-Raghib. Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an, Bairut: Dar Al-Qalam, 1412 H.
Al-Asyqalani, Ibnu Hajar. Fathul Bari, Jilid VIII, Kairo: Dar Al-Masr, 2000.
_________. Ibnu Hajar. Fathul Bari, Penerj. Amiruddin, Jilid 22, Jakarta: Pustaka Azzam, 2011.
Al-Barry, M.D.J. dan A.T., Sofyan Hadi. Kamus Ilmiah Kontemporer, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Al-Bukhori, Abu Abdullah Muhammmad bin Ismail. Shahih Bukhori, Bairut: Darl al-fiqr, 2008.
Al-Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan. Sirah Nabawiyah, Penerj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Robbani Press, 2008.
Al-Dimasqyi, Abul Fida Ismail ibnu Kasir. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim, Penerj. Bahrun Abu Bakar, Jilid 27.
Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung, 2011.
Al-Ghazali, Muhammad. Al-Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman, Penerj. Abdullah Abbas, Jakarta: Lentera Hati, 2011.
164
Ali, Abdullah Yusuf. Tafsir Yusuf Ali, Penerj. Ali Audah, Jilid II, Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2009.
Al-Luwaihiq, Abdurrahman bin Mu’alla. Ghuluw Benalu dalam Ber-Islam, Penerj. Kathur Suhardi, Jakarta Timur: Darul Falah, 2003.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir Al-Maraghi, Penerj.
Bahrun Abu Bakar, Semarang: Toha Putra, 1993.
Al-Qardhawi, Yusuf. Fiqih Maqashid SyariahModerasi Islam Antara Aliran Tekstual dan Aliran Liberal, Penerj. Arif Munandar Riswanto, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007.
_________. Karakteristrik Islam Kajian Analitik, Penerj. Rori’
Munawwar dan Tajuddin, Surabaya: Risalah Gusti, 1994.
_________. Kebudayaan Islam Ekslusif atau Inklusif, Penerj.
Jasiman, Solo: Era Intermedia, 2001.
_________. Pengantar Kajian Islam, Penerj. Setiawan Budi Utomo, Jakarta Timur: Pustaka Kautsar, 1997.
_________. Islam Radikal, Penerj. Hawin Murtadho,Solo: Era Intermedia, 2004.
_________. Perjalanan Hidupku I, Penerj. Cecep Taufikurrahman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003 Al-Qazwini, Abi Abdullah Muhammad bin Yazid. Sunan Ibnu
Majah, Jilid II Bairut: Dar al-Fiqr, 2004.
165 Al-Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi.Al- Jami’ Li Ahkaam Al-Qur’an/Tafsir Al-Qurthubi, Penerj.
Fathurrahman dan Ahmad Hotib, Jilid 1, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2007.
Al-Shalabi, Ali Muhammad Muhammad. Al-Wasathiyyah fi Al- Qur’an Al-Karim, Kairo: Maktabah Tabi’in, 2001.
Al-Syanqithi, Syaikh. Tafsir Adwa’ul Bayan fi Idhah Al- Qur’an bi Al-Qur’an, Penerj. Fathurazi, Jilid 1, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2006.
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam, Penerj. Samson Rahman, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.
Al-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Wasith, Penerj. Muhtadi, dkk, Jilid 2, Depok: Gema Insani, 2013.
_________. Tafsir Al-Munir, Penerj. Abdul Hayyie Al-Kattani, dkk, Jilid XV, Depok: Gema Insani, 2014.
Anam, Choirul. Pertumbuhan Dan Perkembangan NU, Surabaya: Duta Aksara Mulia, 2010
Asy-Syaukani, Al-Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad.Tafsir Fathul Qadir, Penerj. Amir Hamzah Fachrullah dan Asep Saefullah, Jilid 1, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
166
Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Al- Thabari, Penerj. Ahsan Askan, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
Baharun, Muhammad. Islam Idealitas Islam Realitas, Jakarta:
Gema Insani, 2012.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâzh Al-Qur`ân al-Karîm, Bairut: Dar al-Ma’rifah, 1992.
Bashori, Ahmad Dumyati. Konsep Al-Wasathiyyah Dalam Pemikiran Politik Yusuf Al-Qardhawi, Tangerang Selatan: Young Progressive Muslim, 2012.
Boisard, Marcel A..Humanisme Dalam Islam, Penerj. H.M.
Rasyidi, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.
Bruinessen, Martin Van. NU Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru, Penerj. Farid Wajidi, Yogyakarta: LKIS, 1999.
Burhan, Ahmad Najib. Islam Dinamis: Menggugat Peran Agama Membongkar Doktrin Yang Membantu, Jakarta:
Kompas, 2001.
Dar’, Abud bin Ali. Berlebih-Lebihan dalam Agama, Penerj.
Rusli dan Rizal, Jakarta: Pustaka Azam, 2002.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:
Departemen Agama RI, 2004.
167 _________. Tafsir Al-Qur’an Tematik Moderasi Islam, Seri 4,
Jakarta: Departemen Agama RI, 2012.
_________. Hubungan Antar-Umat Beragama (Tafsir Alquran Tematik), Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Alquran, 2008.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Empat, Jakarta:
Gramedia, 2008.
Effendi, Djohan. Pesan-Pesan Al-Qur’an, Jakarta: Serambi, 2012.
El Fadl, Khaled Abu. Selamatkan Islam dari Muslim Puritan, Penerj. Helmi Musthafa, Jakarta: Serambi, 2006
Esposito, John L.. Ancaman Islam Mitos Atau Realitas?, Penerj. Alwiyah Abdurrahman dan MISSI, Bandung:
Mizan, 1994.
Fadli, Subhan. Konsep Moderat Dalam Syariat Islam (Kajian Atas Pemikiran Yusuf Al-Qardhawiy), Jakarta: tidak dicetak, 2011.
Faisal, Sanapiah. Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya:
Usaha Nasional, 1982.
Fatah, Munawir Abdul. Tradisi Orang-Orang NU, Yokyakarta:
Pustaka Pesantren, 2006
168
Geovanie, Jeffrie. The Pluralism Project, Jakarta: Mizan Publika, 2013.
Hamdiyah, Asthi Fathimah. Skripsi “Tikrâr Kisah Nabi Mûsâ as. dalam Al-Qur`an (Telaah terhadap Surah Al-A’râf, Yûnus, Thâhâ, dan Asy-Syu’arâ)”, tidak diterbitkan.
Harahap, Syahrin. Islam Dinamis, Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1997.
Husaini, Adian. dan Hidayat, Nuim. Islam Liberal: Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan, Dan Jawabannya, Jakarta:
Gema Insani Press, 2002.
Idahram, Syaikh. Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, Yogyakarta: Printing Cemerlang, 2011.
Imarah, Muhammad. Islam dan Pluralitas Perbedaan dan Kemajemukan dalam Bingkai Persatuan, Penerj. Abdul Hayyie Al-Kattanie, Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
_________. Perang Terminologi Islam Versus Barat, Penerj.
Mustafa Maufur, Jakarta: Robbani Press, 1998.
Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.
Juergensmeter, Mark. Teror Atas Nama Tuhan Kebangkitan Global Kekerasan Agama, Penerj. M. Sadad Ismail, Jakarta: Nizam Press, 2002.
169 Khadduri, Majid. Teori Keadilan Perspektif Islam, Penerj.
Mochtar Zoerni dan Joko S. Kahhar, Surabaya: Risalah Gusti, 1999.
M. Echols, John. dan Shadily, Hassan. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2005.
Maarif, Ahmad Syafi’i. Al-Qur’an dan Realitas Umat, Jakarta:
Republika, 2010.
_________., dkk, Muhammadiyah Dan NU Reorientasi Wawasan KeIslaman, Yogyakarta: LPPI Muhammadiyah, LKPSM NU, & PP Al-Muhsin, 1993.
Misrawi, Zuhairi. Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta: Fitrah, 2007.
_________. Pandangan Muslim Moderat, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010.
Munawir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawir Arab- Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Muthahhari, Murtadha. Islam Dan Tantangan Zaman, Penerj.
Ahmad Sobandi, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.
Majelis Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah,. 1 Abad Muhammadiyah Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan, Jakarta: Kompas, 2010
170
Nasution, Harun. Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa Dan Perbandingan, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2002.
Nugraha, Heru. Atas Nama Agama Wacana dalam Dialog Bebas Konflik, Bandung: Pustaka Hidayah, 1998.
Nuruddin, Amiur. Keadilan Dalam Al-Quran, Jakarta: Hijri Pustaka Utama 2008.
Purwadi, Sejarah Walisanga, Yogyakarta: Ragam Media, 2009.
Qutb, Sayyid. Karakteristrik Konsep Islam, Penerj. Muzakkir, Bandung: Pustaka, 1990.
_________. Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an, Penerj. As’ad Yasin, Abdul Aziz Salim Basyarahil, Muchotob Hamzah, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
Rachman, Budhy Munawar Islam Pluralis Wacana Kesetaraan Kaum Beriman, Jakarta: Paramadina, 2001.
Ridwan, Nur Khalik. NU dan NeoLiberalisme Tantangan dan Harapan Menjelang Satu Abad, Yogyakarta: LKIS, 2008.
Sagiv, David. Islam Otentisitas Liberalisme, Penerj. Yudian W.
Asmin, Yogyakarta: LKIS, 1997
Safwan, Mardanas. dan Kutoyo, Sutrisno. KH. Akhmad Dahlan, Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001.
171 Schartz, Stephen Sulaiman. Dua Wajah Islam (Moderatisme dan Fundamentalisme dalam Wacana Global), Penerj.
Hodri Ariev, Jakarta: Blantika dkk, 2007.
Shihab, Alwi. Islam Inklusifis, Bandung: Mizan, 1999.
Shihab, M. Quraish, dkk. Ensiklopedia Al-Qur’an, Jakarta:
Lentera Hati, 2007.
_________. Membumikan Al-Qur’an Jilid 2, Tangerang Selatan: Lentera Hati, 2011.
_________. Tafsir Al-Misbah, Vol. 6, Jakarta: Lentera Hati, 2009.
Simuh, dkk. Toleransi dalam Islam, Jakarta: PT. Media Cita, 2002.
Siroj, Said Aqil. Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara, Jakarta: LTN NU, 2015
Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Khulafaur-Rasyidin, Jakarta:
Bulan Bintang, 1979.
Sukmadinata, Nana Syaodin. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
Syaltut, Mahmud. Tafsir Al-Qur’an Karim, Penerj. Hossein Bahreisj dan Herry Noer Ali, Bandung: CV.
Diponegoro, 1989.
Tasmara,Toto. Menuju Muslim Kaffah: Menggali Potensi Diri, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
172
Thabathab’i, Muhammad Husain.Inilah Islam, Penerj. Ahsin Muhammad, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992.
Ubaid, Abdullah. Dakwah Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, Tangerang Selatan: Simaharaja Press, 2010.
Umar, Nasaruddin.Ulumul Qur’an, Jakarta Selatan: Al-Ghazali Center, tt.
Yasid, Abu. Islam Moderat, Jakarta: Erlangga, 2014.
Watt, William Montgomery. Fundamentalisme Islam dan Modernitas, Penerj. Taufiq Adnan Amal, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:
Yayasan Obor, 2004.
Abdalla, Ulil Abshar. “Islam Moderat”, http://www.islamlib.com/?, diakses pada tanggal 15 Juni 2015
Hadahullah, “Siapakah-dr-yusuf-al-qardhawi,”
http://www.darussalaf.or.id/ hizbiyyahaliran//, diakses tanggal 14 Juni 2015
Jamil, Mukhlis. “Islam Moderat”,
http://mukhsinjamil.blog.walisongo.ac.id/ diakses pada tanggal 15 Juni 2015
Kahar, Novriantoni. ”Islam Indonesia Kini: Moderat Keluar,
Ekstrem di Dalam?”,
173 http://islamlib.com/id/artikel/, diakses tanggal 14 Juni 2015
Thayyib, Ahmad. “The World Association For Al-Azhar Graduates,” http://www.waag-azhar.org/id/print.aspx, diakses tanggal 13 November 2014