• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 1 (ISTILAH DAN DASAR ELEKTRONIKA)

N/A
N/A
Ikhsan Heru Ramadhan

Academic year: 2023

Membagikan "Modul 1 (ISTILAH DAN DASAR ELEKTRONIKA)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL I

PENGENALAAN ISTILAH KELISTRIKAN DAN ALAT UKUR LISTRK

ِميِح ّرلا ِنمْح ّرلا ِهللا ِمْسِب

1.1 Kegiatan Belajar 1 (Waktu Belajar 120 menit) A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:

1. Memahami teori dasar kelistrikan 2. Mengetahui istilah dan alat ukur listrik B. Teori Dasar

1. Molekul dan Atom

Benda padat, cair dan gas terdiri dari molekul-molekul. Molekul merupakan bagian yang terkecil dari bahan dan masih mempunyai sifat- sifat yang sama dengan bahannya. Molekul itu sendiri tersusun dari atom dan atom tersusun dari sebuah inti (nukleus) yang dikitari oleh elektron dengan kecepatan yang amat tinggi. Gambar 1 merupakan ilustrasi dari sebuah atom.

Gambar 1. Elektron-elektron yang bermuatan negatif mengitari inti yang bermuatan positif. Dilintasan yang terluar terdapat elektron bebas.

Elektron merupakan suatu partikel listrik yang mengandung muatan negatif (-). Karena kecepatannya dalam mengitari inti, maka elektron mempunyai tenaga (energi) yang amat besar. Inti atom

(2)

terdiri ari proton dan elektron. Proton memiliki massa ± 1836 kali massa elektron dan mempunyai muatan listrik positif (+) yang sama besarnya dengan muatan listrik seluruh elektron yang mengitarinya, tetapi arahnya berlawanan sifatnya. Neutron tidak bermuatan listrik (netral). Muatan listrik yang senama (positif dan positif atau negatif dan negatif) mempunyai sifat tolak menolak. Muatan listrik yang tidak senama (positif dan negatif) mempunyai sifat tarik menarik. Proton di dalam inti saling menolak, tetapi dengan elektron saling tarik menarik. Karena gaya tarikan yang kuat inilah elektron tidak terlepas dari lintasannya. Tetapi pada lintasan terluar yang terjauh jaraknya dari inti, tarikan antara elektron dan proton kurang kuat. Elektron pada lintasan terluar dapat keluar dari ikatan atomnya bila terpengaruh oleh suatu energi. Elektron yang keluar dari ikatan atomnya disebut elektron bebas. Jumlah proton di dalam atom sama dengan jumlah elektron yang mengitari inti, maka atom itu netral (tidak bermuatan).

Susunan atom disegala macam zat itu sama. Perbedaannya hanya di dalam jumlah proton, neutron dan elektronnya. Misalnya atom zat air mempunyai satu proton dan tidak ada neutron didalam intinya. Hanya ada satu elektron yang mengitari inti (Gambar 2). Atom Helium mempunyai dua proton dan dua neutron didalam intinya, dikelilingi oleh dua elektron (Gambar 3). Sedangkan inti atom Lithium tersusun dari tiga proton dan empat neutron dikelilingi oleh tiga elektron (Gambar 4). Jumlah protonnya dan elektronnya menunjukkan urutan nomor atau zat. Jadi zat air mempunyai nomor atom satu, Helium dua, Lithium tiga, begitu seterusnya dengan zat lainnya.

Gambar 2. Atom Zat Air, Satu Proton, Satu Elektron

(3)

Gambar 3. Atom Helium, dua proton, dua neutron, dan dua elektron

Gambar 4. Atom Lithium, tiga proton, empat neutron, tiga elektron.

2. Pengertian Tegangan (Beda Potensial) Listrik

Benda yang bermuatan listrik bila dihubungkan dengan tanah (bumi) akan menjadi netral kembali, karena memberikan kelebihan elektronnya kepada bumi atau mengambil elektron dari bumi untuk menutup kekurangan elektronnya. Jadi benda yang bermuatan itu dalam keadaan tidak seimbang muatannya atau tegang, maka benda yang bermuatan tersebut juga bertegangan atau berpotensial. Dua benda yang tidak sama muatannya mempunyai tegangan yang tidak sama. Antara dua benda yang tidak sama besar muatannya atau tidak sama sifat muatannya terdapat beda potensial listrik (biasa sebagai tegangan listrik).

3. Pengertian Arus Listrik

Perpindahan elektron bebas dalam suatu penghantar yang dihubungkan pada kutub positif (kekurangan elektron) sebuah batery dan kutub negatif (kelebihan elektron) sebuah baterai disebut arus elektron. Gambar 5 menunjukkan jalannya elektron bebas yang berpindah dari atom ke atom di dalam penghantar.

(4)

Gambar 5.Atom no 2 yang kekurangan elektron menarik elektron bebas dari atom pertama. Atom no 3 yang kekurangan elektron menarik elektron bebas tadi dari atom no 2, begitu seterusnya elektron bebas berpindah dari atom ke atom sepanjang penghantar, merupakan arus elektron

Jadi arus elektron terjadi bila ada proses perpindahan elektron. Arus listrik mengalir dari titik positif ke titik negatif. Arah arus listrik berlawanan dengan arah perpindahan elektron. Kuat arus listrik tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang dalam satu satuan waktu. Satuan untuk banyaknya elektron ialah coulomb. Satu coulomb sama dengan 6,28x1018 elektron. Kuat arus listrik mempunyai satuan amper (coulomb/second). Jadi Kuat Arus Listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu. “Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik” “muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif.

Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektron.

Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik.

4. Pengertian Hambatan Listrik

Perjalanan elektron dalam penghantar (kawat penghantar) amat berliku- liku di antara berjuta-juta atom. Dalam perjalanannya elektron bertumbukan satu dengan yang lainnya dan juga bertumbukan dengan atom. Rintangan yang terdapat di dalam penghantar ini disebut tahanan penghantar itu. Satuan tahanan penghantar ialah ohm diberi lambang Ω (omega). Satu ohm ialah satu

(5)

kolom air raksa yang panjangnya 1,063 m dan berpenampang 1 mm2 pada suhu 0o celcius. Penghantar yang mempunyai tahanan kecil amat mudah dialiri arus listrik, dikatakan mempunyai daya hantar listrik yang besar.

Penghantar yang mempunyai tahanan besar, sulit dialiri arus listrik, dan dikatakan mempunyai daya hantar listrik yang kecil. Jadi kita katakan bahwa besarnya nilai tahanan berbanding terbalik dengan besarnya nilai arus yang mengalir.

5. Listrik DC dan AC

Pengenalan Arus searah ( DC/Direct Current), Arus Listrik DC merupakan jenis arus yang mengalir secara searah. Awalnya arus DC dikira mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Namun kini banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa sebenarnya arus listrik DC mengalir dari Kutub negatif ke kutub positif. Aliran inilah yang menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif yang membuatnya seperti terlihat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Pada arus DC, tegangan listrik memiliki nilai dan arah yang tetap. Contoh penggunaan dari arus DC dalam kehidupan sehari-hari juga cukup banyak. Seperti pada handphone, laptop, radio, dan komputer. Biasanya, arus listrik DC disimpan dalam bentuk baterai yang umum digunakan pada jam dinding, remot TV, atau dalam bentuk aki yang tersedia pada mobil dan motor.

Kelebihan Arus Listrik DC (Direct Current)

 Arus Listrik DC dapat kita temui disetiap peralatan elektronik seperti remote dan segala jenisnya. Yang dapat disimpan dalam bentuk baterai atau aki.

 Arus Listrik DC dapat diisi ulang supaya kita mudah untuk membawa dan menyimpannya dalam waktu yang lama

Kekurangan Arus Listrik DC (Direct Current)

Arus DC hanya bisa digunakan dalam daya yang rendah dan tidak dalam daya yang tinggi.

(6)

Gambar 6. Direct Current Curve

Pengertian Arus Listrik Bolak Balik (AC/Alternating Current) adalah merupakan jenis arus yang tidak mengalir secara searah. Melainkan bolak-balik. Arus AC memiliki nilai dan arah yang selalu berubah-ubah dan akan membentuk suatu gelombang yang bernama gelombang sinusoida

Gambar 7. Alternaing Current Curve

Pada arus listrik AC, dikenal yang namanya frekuensi. Yang mana besarnya frekuensi ini berbeda-beda di setiap negara. Di Indonesia, arus listrik AC yang ditetapkan oleh PLN memiliki frekuensi sebesar 50 Hertz. Sedangkan tegangan standar untuk arus bolak-bali 1 fasa di Indonesia adalah 220 Volt.

Contoh penggunaan dari arus listrik AC pun sangat banyak.

Kelebihan Arus Listrik AC (Alternating Current)

 Arus Listrik AC biasanya dipergunakan untuk menyalurkan listrik menuju tempat yang jauh dikarenakan arus AC memiliki kerugian yang lebih kecil dibandingkan arus DC. Listrik disalurkan menggunakan voltage yang tinggi yang sudah di

(7)

step up dari trafo sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk menyalurkan listrik menuju ketempat yang jauh sehingga berbeda dengan arus DC.

 Arus AC sangat mudah untuk didapatkan hanya dengan menggunakan generator sedangkan untuk arus DC sulit.

Kekurangan Arus Listrik AC (Alternating Current)

Arus AC tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan juga tidak dapat dipindahkan untuk keperluan yang tiba-tiba.

Berbeda dengan arus DC yang bisa kita dapatkan atau kita pindahkan dalam bentuk aki dan baterai.

6. Alat Ukur Listrik

6.1 Pengertian Pengukuran

Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai standar. Dalam pengukuran listrik terjadi juga pembandingan, dalam pembanding- an ini digunakan suatu alat Bantu (alat ukur). Alat ukur ini sudah dikalibrasi, sehingga dalam pengukuran listrikpun telah terjadi pembandingan. Sebagai contoh pengukuran tegangan pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini tegangan yang akan diukur diperbandingkan dengan penunjukkan dari Voltmeter.

Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal:

a. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (ampere), tegangan (volt), daya listrik (watt), dll

b. Pengukuran besaran nonlistrik, seperti suhu, luat cahaya, tekanan, dll.

Dalam melakukan pengukuran, pertama harus ditentukan cara pengukurannya. Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemikian rupa sehingga alat ukur yang ada dapat digunakan dan diperoleh hasil dengan ketelitian seperti

(8)

yang dikehendaki. Juga cara itu harus semudah mungkin, sehingga diperoleh efisiensi setinggi-tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan, penggunaannya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat-alat yang akan digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai kelas ketelitian sesuai dengan keperluannya. Jadi jelas pada pengukuran listrik ada tiga unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu:

 cara pengukuran

 orang yang melakukan pengukuran

 alat yang digunakan

Sehubungan dengan ketiga hal yang penting ini sering juga harus diperhatikan kondisi dimana dilakukan pengukuran, seperti suhu, kelembapan, medan magnet, dll.

Mengenai alat ukur itu sendiri penting diperhatikan mulai dari pembuatannya sampai penyimpanannya. Karena sejak pembuatannya, alat itu ditentukan ketelitiannya sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah itu dalam pemakaian, pemeliharaa n dan penyimpanan memerlukan perhatian kita agar ketelitiannya tetap terpelihara.

6.2 Besaran, satuan, dan dimensi

Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan / mengetahui hasil perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang dipakai. Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah untuk mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan laik atau tidaknya peralatan / jaringan akan dioperasikan. Dalam pengukuran kita mem-bandingkan suatu besaran dengan besaran standar. Sehingga dalam pengukuran perlu mengetahui besaran, satuan dan dimensi.

Besaran

(9)

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Besaran terdiri dari:

 Besaran dasar: besaran yang tidak tergantung pada besaran lain.

 Besaran turunan: besaran yang diturun-kan dari besaran- besaran dasar. Jadi merupakan kombinasi dari besaran dasar.

 Besaran pelengkap: besaran yang diperlukan untuk membentuk besaran turunan.

Satuan

Satuan adalah ukuran dari pada suatu besaran. Dalam sistem internasional (SI) digunakan enam sistem satuan dasar.

Keenam besaran dasar SI dan satuan-satuan pengukuran beserta simbolnya diberikan pada Tabel dibawah ini :

Dimensi

Dimensi adalah cara penulisan dari besaran-besaran dengan meng-gunakan simbol-simbol (lambang-lambang) besaran dasar.

Kegunaan dimensi adalah:

 Untuk menurunkan satuan dari suatu besaran.

Untuk meneliti kebenaran suatu rumus atau persamaan Contoh:

Dimensi Gaya (F) → F=m.a = M.L.T-2

Dimensi Kecepatan (v)

Panjang meter

→ v = –––––––– = –––––– = .L.T-1 Waktu detik

(10)

Tabel 1.1 Besaran Dasar dan Satuan SI

BESARAN SATUAN ALAT UKURLISTRIK

Tegangan Tahanan Arus

Daya Energi Frekuensi Induktansi

Volt ohm amper Wattjam hertz henry

Volmeter Ohmmeter Ampermeter

Wattmeter/kWhmeter Frekuensimeter Induktasimeter

6.3 Macam-macam alat ukur listrik 1. Multimeter

Multimeter sering disebut AVO meter atau multitester, alat ini biasa dipakai untuk mengukur harga resistansi (tahanan), tegangan AC (Alternating Current), tegangan DC (Direct Current), dan arus DC. Bagian-bagian multimeter seperti ditunjukkan gambar di bawah.

Gambar 8. Multimeter / AVO meter

Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :

(11)

1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.

2. Tombol pengatur jarum penunju pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0.

3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :

a. Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K

b. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500;

dan 1000.

c. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500;

dan 1000.

d. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500. Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.

4. Lubang kutub + (V A Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.

5. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam.

6. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.

(12)

7. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen- komponen multimeter.

8. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.

9. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

2. Ampere meter / Tang Ampere

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya arus/aliran listrik baik berupa:

- Arus listrik yang diproduksi mesin pembangkit.

- Arus listrik yang didistribusikan ke jaringan distribusi.

Cara penyambungan dari ampere meter adalah dengan menghubungkan seri dengan sumber daya lisitrik (power source). Amperemeter harus dihubungkan seri dengan rangkaian yang akan diukur karena mempunyai tahanan dalam (RA) yang kecil sehingga apabila amperemeter dihubungkan paralel akan terjadi dua aliran (I1 dan I2), karenanya pengukuran tidak benar (salah) akan tetapi merusak amperemeter karena dihubung singkat dengan baterai/tegangan sumber alat ukur tersebut.

Gambar 9. Tang Ampere

(13)

Gambar 10. Ampere meter dan beban 3. OSCILOSKOP

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Contoh beberapa kegunaan osiloskop :

• Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.

• Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

• Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.

• Membedakan arus AC dengan arus DC.

• Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Gambar 11. Oscilloscope Bagian-bagian osiloskop

 On/Off : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope

 Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.

 Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi

 Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi

 Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi

 CAL : Frekuensi Sample yang dapat diukur untuk mengkalibrasi Oscilloscope

Tombol di Vertikal Block :

(14)

 Position : Untuk mengatur naik turunnya garis.

 V. Mode : Untuk mengatur Channel yg dipakai

 Ch1 : Menggunakan Input Channel1

 Ch2 : menggunakan Input Channel 2

 Alt : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel2

 Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2

 Add : Menggunakan penjumlahan dari Channel1 dan Channel2

 Coupling : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,

 Source : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2

 Slope : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.

 AC-GND-DC : Pilih AC untuk gelombang bolak-balik (peak to peak)

 Pilih DC untuk gelombang/tegangan searah DC

 Pilih GND untuk menonaktifkan gelombang misal:Untuk menentukan posisi awal

 VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dalam satu kotak/DIV Vertikal.

Tombol di Horizontal Block :

 Position : Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.

 TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dalam satu kotak/DIV Horizontal.

 X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.

 Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.

(15)

 Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.

1.1

Praktikum (Waktu 180 menit) 1. Menggunakan Multimeter

Pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri (lihat gambar 1 a), dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan (lihat gambar 1 b). Jika belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.

DC

(a) (b)

Gambar 1. Kedudukan Normal Jarum Penunjuk Meter

1.1 Multimeter digunakan untuk mengukur resistansi

Untuk mengukur resistansi suatu resistor, posisi saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan dengan batas ukur x 1. Test lead merah dan test lead hitam saling dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi nol pada skala. Jika jarum penunjuk meter tidak dapat diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan harus diganti dengan baterai yang baru.

Langkah selanjutnya kedua ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur resistansinya. Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak

(16)

lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum penunjuk meter berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya di ubah dengan memutar saklar pemilih pada posisi x 10.

Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol, kemudian dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10. Apabila dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah tahanan, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10. Pembacaan hasilnya pada skala K, yaitu angka penunjukan jarum meter dikalikan dengan 1 K.

Langkah Kerja

Percobaan Mengukur Hambatan (Range W ) menggunakan Multimeter 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

mengukur beberapa resistor dengan berbagai macam hambatan 2. Sesuaikan batas ukur dengan besar resistor yang akan diukur.

3. Aturlah kedudukan jarum penunjuk pada posisi nol ohm dengan menghubungkan test lead (+) dan test lead negatif kemudian memutar tombol pengatur pada kedudukan nol ke kanan atau ke kiri.

4. Ukurlah hambatan tersebut dan masukan hasilnya dalam tabel 5. Ulangilah langkah 2 sampai 4 untuk resistor dengan nilai

yang berbeda.

6. Bandingkan hasilnya antara yang tertera pada body resistor dengan hasil pengukuran.

Tabel 1. Percobaan Mengukur Hambatan (Range) menggunakan Multimeter

No Harga yang tertulis

pada body (ohm) Pengukuran

(ohm) Selisih (o h m ) 1

(17)

2 3 4 5

1.2 Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan DC

Untuk mengukur tegangan DC (misal dari baterai atau power supply DC), saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan DCV dengan batas ukur yang lebih besar dari tegangan yang akan diukur.

Test lead merah pada kutub (+) multimeter dihubungkan ke kutub positip sumber tegangan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke kutub negatip (-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam ini disebut hubungan paralel. Untuk mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan jarum penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum, caranya dengan memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari 1000 V ke 500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merusakkan multimeter.

Langkah Kerja

Percobaan Mengukur Tegangan DC (Range DCV) dengan multimeter r

1. Siapkanlah beberapa buah batu baterai yang akan diukur tegangannya.

2. Aturlah saklar pemilih pada posisi DCV dan sesuaikan batas ukur Voltmeter dengan tegangan baterai yang akan diukur.

3. Ukurlah tegangan baterai dengan cara kutub positip meter dihubungkan kutub positip baterai dan kutub negatip meter dihubungkan dengan kutub negatip baterai, hasilnya masukan dalam tabel 2 (lihat gambar 2).

(18)

+ Multimeter

+ DC V

Baterai + -

Gambar 2. Multimeter untuk Mengukur Tegangan DC

4. Ulangilah langkah 2 sampai dengan 3 untuk batu baterai dengan tegangan yang berbeda.

5. Bandingkan hasilnya antara yang tertulis di baterai dengan hasil pengukuran

Tabel 2. Percobaan Mengukur Tegangan DC (Range DCV) dengan Multimeter

No Tegangan Baterai (Volt)

Pengukuran (Volt)

Selisih (Volt)

1 1.5

2 3

3 6

4 9

1.3 Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan AC

Untuk mengukur tegangan AC dari suatu sumber listrik AC, saklar pemilih multimeter diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua test lead multimeter

(19)

dihubungkan ke kedua kutub sumber listrik AC tanpa memandang kutub positif atau negatif. Selanjutnya caranya sama dengan cara mengukur tegangan DC di atas.

Tabel 3. Percobaan Mengukur Tegangan (Range DCV) dengan Multimeter

No Tegangan Trafo (Volt)

Pengukuran (Volt)

Selisih (Volt)

1 3

2 4.5

3 6

4 9

5 12

1.4 Multimeter digunakan untuk mengukur arus DC

Untuk mengukur arus DC dari suatu sumber arus DC, saklar pemilih pada multimeter diputar ke posisi DCmA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian

sumber DC (perhatikan gambar.2 di bawah)

Gambar 2. Multimeter untuk Mengukur Arus DC

Ketelitian paling tinggi akan didapatkan bila jarum penunjuk multimeter pada kedudukan maksimum. Untuk

(20)

mendapatkan kedudukan maksimum, saklar pilih diputar setahap demi setahap untuk mengubah batas ukurnya dari 500 mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merusakkan multimeter.

2. Menggunakan Tang Ampere Langkah Kerja

Percobaan Mengukur Kuat Arus AC dan DC dengan multimeter r

1. posisikan switch pada posisi ampre (A), karena selain untuk mengukur arus, tang ampere juga bisa di pakai untuk pengukuran tahanan dan tegangan.

2. adjust tang ampere sehingga menunjukan angka nol.

3. pilih skala yang paling besar dulu, bila hasil pengukuran lebih kecil maka pindahkan ke skala yang lebih kecil untuk hasil pengukuran yang lebih akurat.

4. pilihlah jenis pengukuran yang akan kita lakukan, arus AC atau Arus DC. tapi ada juga tang ampere yang hanya untuk mengukur AC saja, biasanya tang ampere jenis analog.

5. kalungkan tang ampere ke salah satu kabel.hasil pengukuran akan segera terlihat.

6. geser tombol hold untuk menahan hasil pengukuran tersebut.

7. matikan posisi hold, untuk melakukan pengukuran kembali.

8. Ulangilah beberapa kali dengan menggunakan motor listrik 3 phasa sebagai beban daya nya.

3. Menggunakan oscilloscope Langkah Kerja

Percobaan Mengukur Gelombang AC dan DC dengan Oscilloscope

(21)

1. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.

2. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.

3. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.

4. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.

5. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

6. Ukurlah bentuk gelombang dari Trafo AC 6 volt dan 12 volt melalui rangkaian filter.

7. Ukurlah bentuk gelombang dari baterai dan adaptor (dengan nilai tegangan baterai 9 volt dan adaptor 12 volt)

Referensi

Dokumen terkait

kelayakan dari e-modul interaktif sebagai sumber belajar Elektronika Dasar di. SMKN

Program pembelajaran Tutorial Interaktif Rangkaian Dasar Elektronika Komunikasi Pada Mata Kuliah Dasar Elektronika Komunikasi Menggunakan Macromedia Flash 8 dan pemrograman

Berdasarkan hasil observasi di SMK Negeri 1 Pariaman, mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika memiliki peran penting dalam pemahaman ilmu dasar kelistrikan

Permukaan Air Berfungsi normal Hasil uji trainer dari segi materi diperoleh dari dua ahli materi bidang dasar listrik dan elektronika. Aspek yang diukur pada angket

Berdasarkan hasil observasi di SMK Negeri 1 Pariaman, mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika memiliki peran penting dalam pemahaman ilmu dasar kelistrikan

Materi yang disusun oleh peneliti berdasarkan acuan RPS (Rencana Perkuliahan Semester) pada mata kuliah Elektronika Dasar 1, berdasarkan hal tersebut materi yang

Berdasarkan hasil observasi di SMK Negeri 1 Pariaman, mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika memiliki peran penting dalam pemahaman ilmu dasar kelistrikan

Mengoperasikan rangkaian elektronika terapan 8.1 Menjelaskan konsep dasar sensor dalam elektronika industri 8.2 Menjelaskan konsep dasar transduser dalam elektronika industri 8.3