Tindakan K3 Pengolahan Air Limbah
KODE UNIT : E.370000.013.01
Disiapkan Oleh Moch. Luqman Ashari, ST., MT.
& Dika Rahayu Widiana, PhD.
Prodi D4 Teknik Pengolahan Limbah
KEPMENAKER RI No. 187/2016
NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI
1. E.370000.001.01 Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah
2. E.370000.002.01 Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Air Limbah 3. E.370000.003.01 Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah
4. E.370000.004.01 Menganalisis Air Limbah
5. E.370000.005.01 Melakukan Supervisi Analisis Air Limbah
6. E.370000.006.01 Menentukan Peralatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 7. E.370000.007.01 Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
8. E.370000.008.01 Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air Limbah
9. E.370000.009.01 Melakukan Perawatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 10. E.370000.010.01 Menyusun Rencana Pemantauan Kualitas Air Limbah
11. E.370000.011.01 Melaksanakan Pemantauan Kualitas Air Limbah
12. E.370000.012.01 Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
13. E.370000.013.01 Melakukan Tindakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
Pengendalian Potensi Bahaya
Identifikasi Bahaya Pengolahan limbah
Material Safety Data Sheet (MSDS)
• MSDS adalah lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat dan informasi lain yang diperlukan.
Bagian MSDS
1. Identifikasi bahan dan perusahaan 2. Identifikasi bahaya
3. Komposisi atau informasi bahan bahan 4. Tindakan pertolongan pertama
5. Penanganan kebakaran
6. Tindakan pelepasan yang tidak disengaja 7. Penanganan dan penyimpanan
8. Pengendalian pajanan dan perlindungan personal 9. Properti fisik dan kimia
10. Stabilitas dan reaktivitas 11. Informasi toksikologis 12. Informasi ekologi 13. Pembuangan limbah 14. Informasi transportasi 15. Informasi regulasi 16. Informasi lain
Pertolongan Pertama untuk Cedera akibat Klorin
INFORMASI UMUM : Perawatan awal yang mendukung. Tidak ada terapi khusus pasca-paparan bahan klorin di inhalasi.
PENAWAR: Tidak ada obat penawar untuk keracunan klorin.
EYE
Segera bebaskan pasien / korban dari sumber paparan.
Segera dekontaminasi mata dengan banyak air hangat selama minimal 15 menit.
Bawa ke dokter/ahli medis segera.
TERTELAN
Segera bebaskan pasien / korban dari sumber paparan.
Bawa ke dokter/ahli medis segera.
TERHISAP
Segera bebaskan pasien / korban dari sumber paparan.
Evaluasi fungsi pernapasan dan denyut nadi.
Pastikan bahwa pasien / korban mendapatkan aliran udara.
Jika sesak napas terjadi atau sulit bernafas (dyspnea), berikan oksigen.
Membuka ventilasi yang diperlukan. Selalu menggunakan masker atau masker kantung udara dengan pengatur.
Jika pernapasan berhenti (apnea), berikan bantuan pernapasan (buatan).
Memantau gangguan pernapasan.
Periksa bagian-bagian tubuh dan rongga (membran mukosa) yang menyebabkan efek menggigil.
Mengatur jalan pernafasan secara agresif pada pasien / korban jika ada luka bakar pada saluran napas bagian atas atau ada akumulasi cairan (edema).
Memantau dan mengobati penyempitan saluran spasmodik dari saluran udara utama (bronkospasme) jika terjadi.
Bawa ke dokter/ahli medis segera.
KULIT
Segera bebaskan pasien / korban dari sumber paparan.
Lihat prosedur Dekontaminasi untuk prosedur dekontaminasi pasien /korban.
Perlakukan luka bakar kimia dengan terapi luka bakar standar.
Dalam kasus radang dingin, lindungi daerah luka dari cedera lebih lanjut secara berkelanjutan sehingga proses penghangatan terlihat.
Carilah perhatian medis segera.
Product B
• Feature 1
• Feature 2
• Feature 3
Pagar pengaman di sekitar kolam aerasi di
Jakarta. Pemasangan pagar pengaman disekeliling kolam
aerasi merupakan praktek keamanan yang baik.
Instalasi pengolahan air limbah adalah tempat berbahaya yang mengundang ketertarikan.
Pagar pengaman dapat mencegah masuknya anak-anak dari sekitar instalasi serta pengunjung yang terpencar dari grupnya. Ini merupakan intervensi engineering yang harus sudah direncanakan sejak disain fasilitas.
Beberapa Langkah Pencegahan Bahaya Pada Instalasi IPAL
Gambar Tanda peringatan keselamatan sengatan listrik dari bahaya keamanan yang serius.
Tanda peringatan harus digunakan sebagai pengingat dan peringatan dari potensi bahaya.
Mereka dapat melengkapi nilai rekayasa perlindungan, seperti lemari listrik terkunci.
Mereka harus ditempatkan di sekitar fasilitas di mana bahaya tertentu diidentifikasi.
Beberapa Langkah Pencegahan Bahaya Pada Instalasi IPAL
Area Kelistrikan
Daftar Periksa Keamanan Kelistrikan
Lanjutan.... Oregon OSHA. www.orosha.org
• Ventilasi ruang dan menguji kandungan O
2di udara dalam ruangan.
• Pekerja memasuki ruang menggunakan pengait keamanan yang terhubung ke tali pengaman.
• Pekerja di luar ruang berdiri untuk menarik pekerja pertama dengan aman jika terjadi suatu masalah.
• Peralatan ruang terbatas/sempit/khusus
– Harness/pelana dengan pengait pekerja
– Penarik untuk menarik pekerja untuk penyelamatan jika diperlukan – Membuat selang/saluran udara (tabung kuning)
– Oksigen dan alat pengukur/meter gas.
Area Memasuki Ruang Sempit/Terbatas
Daftar Periksa keamanan ruangan
terbatas/sempit/khusus
Lanjutan....
Daftar Periksa Safety Tenggelam
Daftar Periksa Keselamatan Publik
Daftar Periksa APD
Bahan / barang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja di area IPAL
– Klorin (dalam satu atau lebih dari bentuknya) – Sulfur dioksida
– Lime/kapur tohor – Polymer
– Methane dan Methanol – Ferri klorida
– Alum – Amonia
– Asam (sulfat, klorida, nitrat)
– Basa (amonium hidroksida, natrium hidroksida)
Daftar Periksa Safety Bahan Kimia
TANGGAP DARURAT
Definisi
• Keadaan darurat (Emergency) adalah suatu keadaan, kondisi atau kejadian yang tidak normal yang terjadi secara tiba tiba yang berpotensi menyebabkan kerugian baik pada manusia, property maupun lingkungan
• Contoh : kebakaran, banjir, topan, gempa bumi, ancaman
bom, pemadaman listrik, tumpahan/kebocoran bahan kimia
Sistem Tanggap Darurat di IPAL
• Sistem tanggap darurat yang perlu dilengkapi meliputi : 1.Sistem keamanan fasilitas
−Memiliki sistem penjagaan 24 jam
−Mempunyai pagar pengaman atau penghalang lain yang memadai
−Mempunyai tanda (sign-sign) yang mudah terlihat dari jarak 10 meter
−Mempunyai penerangan yang memadai disekitar lokasi
2.Sistem pencegahan terhadap kebakaran
−Memasang sistem arde (Electronic-Spark Grounding)
−Memasang tanda peringatan dari jarak 10 meter
−Memasang peralatan pendeteksi bahaya kebakaran outomatis selama 24 jam yaitu detektor asap dan detektor panas
−Tersedia alat pemadam kebakaran (Alat pemadam api ringan/APAR dan Hydrant)
−Jarak antara bangunan yang memadai bagi kendaran pemadam kebakaran
3. Sistem pencegahan tumpahan bahan kimia
Pengoperasian IPAL menggunakan bahan kimia yang bersifat dapat mudah terbakar, reaktif dan korosif.
Untuk itu terhadap bahan kimia tresebut perlu dilakukan sebagai berikut :
−Harus mempunyai rencana, dokumen dan petunjuk teknis operasi (Material Safety Data Sheet) pencegahan tumpahan bahan kimia IPAL seperti kaporit untuk desinfeksi.
−Pengawasan harus dapat mengidentifikasi setiap kelainan yang terjadi, seperti : kerusakan, kelalaian operator, kebocoran, tumpahan dll
−Penggunaan bahan penyerap yang sesuai atau chemical spill kits/peralatan untuk tumpahan bahan kimia meliputi chemical sorbent sock, pad, pillow, disposal bag atau yang tradisional seperti pasir, tanah, kapur, serbuk gergaji.
4. Sistem penanggulangan keadaan darurat
Kejadian darurat dalam pengoperasian dan pemeliharaan IPAL terjadi secara tiba-tiba. Untuk itu, maka guna mencegah dan meminimalisir dampak yang terjadi, perlu dilakkan hal-hal sbb :
−Ada Petugas (koordinator) penanggulangan keadaan darurat IPAL
−Jaringan komunikasi atau pemberitahuan kepada Tim penanggulangan keadaan darurat RS ( Pos Satpam), Dinas pemadam kebakaran setempat dan Pelayanan kesehatan darurat (IGD)
−Memiliki prosedur evakuasi
−Mempunyai peralatan penanggulangan keadaan darurat -Memiliki alat pelindung diri yang memadai
5.Sistem pengujian peralatan
Pengoperasian peralatan mekanikal dan elekrikal IPAL akan menghadapi gangguan sistem akibat kerusakan peralatan yang tidak terkontrol
pemeliharaannya. Untuk itu perlu dilakukan upaya sbb :
−Semua alat pengukur, peralatan operasi pengolahan dan perlengkapan pendukung operasi harus diuji minimum sekali dalam setahun
−Hasil pengujian harus dituangkan dalam berita acara
6. Pelatihan karyawan
Reaksi cepat dan tepat perlu diterapkan dalam pengoperasian IPAL guna untuk mencegah dan
mengendalikan dampak akibat keadaan darurat IPAL. Peran operator dalam kondisi ini akan menempati posisi strategis. Untuk itu, maka operator IPAL perlu dibekali pengetahuana melalui pelatihan sbb :
−Pelatihan dasar : seperti pengenalan limbah, peralatan pelindung, keadaan darurat, prosedur inspeksi, P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), K3 dan peraturan perundangan limbah B3
−Pelatihan khusus : seperti pemeliharaan peralatan, pengoperasian alat pengolahan, laboratorium lingkungan , dokumentasi dan pelaporan