Sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma akan berkembang menjadi zigot dan menjadi embrio di dalam rahim.Ovarium disebut juga gonad betina, merupakan bagian yang berfungsi menghasilkan sel telur haploid melalui proses pembelahan reduksi (meiosis). Sel telur yang dihasilkan oleh ovarium akan masuk ke dalam rahim melalui rahim (tuba fallopi), yang sering juga disebut tuba falopi.
Secara histologis tuba fallopi terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan paling dalam yang disebut nurcosa, yang tersusun atas sel-sel kolumnar dengan silia yang diduga membantu pergerakan dan nutrisi oosit. Kemudian oosit ini akan terdorong ke dalam saluran oosit epitel bersilia infundibulum. Jika sel telur dibuahi oleh sperma, pembuahan biasanya terjadi di saluran ampula.
Telur yang telah dibuahi disebut blastokista, yang turun ke dalam rahim dalam waktu 7 hari. Rahim merupakan tempat bersarangnya sel telur yang telah dibuahi dan di dalam rahim inilah berlangsung perkembangan janin hingga lahir.
Penyimpangan-Penyimpangan Perilaku Seksual
Masokisme, suatu kelainan yang mirip dengan sadisme, namun pada jenis ini, selain orangnya memperoleh kenikmatan seksual dengan melihat penderitaan fisik dan mental orang lain, juga melalui penderitaannya. Masturbasi, suatu pencapaian kenikmatan seksual melalui rangsangan alat kelamin baik secara manual maupun dengan mekanisme lain.
Macam Macam Penyakit Seksual
Homoseksual, yaitu laki-laki yang mempunyai hasrat seksual atau hubungan seksual dengan sesama jenis. Banyak orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala dan tidak menyadari status herpesnya. Penyakit ini sendiri disebut Trikomoniasis dan menyebabkan peradangan atau bisul pada daerah mukosa vagina pada wanita dan pada uretra pada pria.
Gejala pada wanita mungkin berupa rasa gatal dan nyeri pada area vagina, sedangkan pada pria terkadang tidak ada gejala yang jelas, namun bisa menular ke pasangan seksualnya. Radang Uretra Non Gonore (NGU) Penyakit ini disebut juga radang uretra non spesifik (NSU). Biasanya, orang yang terinfeksi bakteri ini akan mengalami pembengkakan dan penyempitan pada uretra sehingga menghalangi aliran urin.
Sel, Kromosom, dan Abnormalitasnya
STRUKTUR KROMOSOM
Struktur kromosom pada inti sel akan lebih mudah diamati jika berada pada tahap pembelahan sel ketika kromosom membentuk kumparan. Setiap kromosom dalam genom dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain panjangnya, kedudukan struktur protein yang disebut sentromer yang membagi kromosom menjadi dua lengan yang panjangnya berbeda, keberadaan dan kedudukan kromosom yang membesar disebut kromomer, adanya kromosom kecil. tonjolan bahan kromatin yang disebut satelit, dan sebagainya. Metasentrik: sentromer berada tepat di tengah sehingga membagi kromosom menjadi dua lengan yang sama panjang (p lengan = q lengan).
Submetasentrik atau akrosentrik: sentromer berada di antara bagian tengah dan ujung kromosom, sehingga membagi kromosom menjadi dua lengan yang panjangnya tidak sama (p arm < q arm). Setiap kromosom dalam suatu genom diberi nomor menurut ukurannya, dari yang terpanjang hingga terpendek, kecuali kromosom seks (kromosom penentu jenis kelamin). Perbedaan mamalia dan burung terletak pada penamaan kromosom seks dan kombinasinya, dimana pada burung kromosom seks disebut kromosom Z dan W.
ABNORMALITAS KROMOSOM
- Abnormalitas Struktur Kromosom
- Abnormalitas Jumlah Kromosom
Kelainan genetik akibat penghapusan kromosom antara lain: Sindrom DiGeorge (22q11.2), yaitu hilangnya sebagian fragmen kromosom no. 22 pada lengan q pada posisi 11.2 sehingga menyebabkan penurunan respon imun dan kelainan tulang. Duplikasi merupakan kebalikan dari delesi, yaitu kelainan kromosom yang terjadi akibat adanya penambahan susunan kromosom. Berdasarkan asal bagian tumbuhnya, duplikasi dibedakan menjadi duplikasi yang berasal dari kromosom homolog dan duplikasi yang berasal dari kromosom non homolog.
Inversi adalah kelainan kromosom yang terjadi ketika bagian dari kromosom putus, namun bagian yang putus itu menempel kembali dengan urutan terbalik. Berdasarkan keikutsertaan sentromer dalam proses inversi, kelainan ini dapat digolongkan sebagai inversi parasentrik jika inversi yang terjadi tidak melibatkan sentromer, dan sebaliknya inversi perikentrik jika inversi yang terjadi memang melibatkan sentromer. Translokasi adalah kelainan kromosom yang terjadi ketika sebagian atau satu kromosom menempel pada bagian lain dari kromosom.
Translokasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu translokasi resiprokal yang terjadi akibat pertukaran lengan antara dua kromosom, dan translokasi Robertsonian yang terjadi akibat menempelnya kromosom yang satu ke kromosom yang lain. Euploidi adalah jenis kelainan jumlah kromosom yang terjadi ketika seseorang mengalami kelebihan atau kekurangan satu set kromosom. Berdasarkan jumlah set kromosomnya, euploidi diklasifikasikan menjadi haploid (n) jika memiliki satu set kromosom, triploid (3n) jika memiliki tiga set kromosom, tetraploid (4n) jika memiliki empat set kromosom, dan segera.
Aneuploidi dibedakan menjadi nullisomi (2n – 1), jika terjadi penurunan jumlah kromosom sehingga terdapat kromosom yang tidak memiliki pasangan homolog, trisomi (2n+1), jika terjadi peningkatan jumlah dari satu kromosom, tetrasomi (2n + 2), dll.
ABNORMALITAS KROMOSOM PADA TERNAK
STRUKTUR KIMIA DNA
Sejak diketahui bahwa DNA adalah bahan pewarisan sifat, para ilmuwan berlomba-lomba mencari tahu struktur bahan ini. Baru pada tahun Rosalind Franklin berhasil memperbaiki data sinar-X dari sampel DNA yang sangat murni. Pada awalnya Franklin tidak ingin menemukan struktur DNA, hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur DNA berbentuk heliks.
Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick menemukan struktur DNA berdasarkan pola difraksi sinar-X Franklin dan aturan Chargaff bahwa DNA selalu berpasangan.
STRUKTUR DNA DALAM SEL
DNA SEBAGAI UNIT PENGONTROL SIFAT
Struktur gen pada mamalia umumnya terdiri atas promotor atau regulator, ekson dan intron. Jika kita lihat hanya sebagian ekson yang akan ditranslasikan menjadi asam amino, padahal jumlah DNA ekson yang terkandung dalam total genom manusia hanya sekitar 1,5% (48 Mb). Bagian DNA non-gen pada genom lebih besar dibandingkan bagian gen, sekitar ±2.000 Mb (62,5%), ditunjukkan pada Gambar 1.17 di bawah.
Hingga saat ini, fungsi fisiologis bagian-bagian DNA non-gen belum dapat diketahui secara pasti, namun dapat digunakan untuk menguji hubungan orangtua-anak, ras ternak, dan peta genetik. Mikrosatelit DNA pada beberapa fragmennya mempunyai rangkaian berulang yang terdiri dari mononukleotida, misalnya (aaaaa, yyyyyyyyyy, ggg, ccccc) pada nukleotida (at at at at, ag ag ag ag, ac ac ac ac atau ta ta ta ta, tg tg tg tg, tc tc tc tc atau ca ca ca ca ca, cg cg cg cg cg dan terus berulang sesuai kombinasi dua basa dari a, t, g dan c), trinukleotida (bertindak bertindak bertindak bertindak dan terus berulang menurut kombinasi tiga basa dari a, t, g dan c) dan tetranukleotida (actg actg actg actg dan seterusnya berulang sesuai dengan kombinasi empat basa dari a, t, g dan c). Motif pengulangan berupa salinan berdampingan/tandem dan pengulangan nukleotida yang paling banyak ditemukan pada mamalia adalah GT/AC.
Penggunaan DNA mikrosatelit sebagai penanda genetik sering digunakan untuk mempelajari pemetaan gen, analisis populasi, sistem perkawinan dan struktur populasi serta untuk mengidentifikasi asal usul keturunan (Steffen et al. 1995 dan Silva et al., 1999).
REPLIKASI DNA
Ketika setiap untai DNA dipisahkan dari untai DNA komplementernya, setiap untai DNA dapat menjadi cetakan untuk pembentukan untai DNA baru, sehingga menghasilkan pembentukan dua heliks ganda DNA yang identik. Berdasarkan DNA double helix yang dihasilkan, diajukan tiga teori dalam proses replikasi, yaitu (1) teori konservatif: salah satu DNA double helix yang dihasilkan merupakan DNA induk dan satu lagi DNA double helix merupakan DNA baru. 2) teori semikonservatif: masing-masing dari dua heliks ganda DNA yang dihasilkan mempunyai satu untai induk yang berpasangan dengan untai baru, dan (3) teori dispersif: masing-masing dari dua heliks ganda DNA yang dihasilkan mengandung campuran DNA induk dan DNA baru. pada setiap untaian individu. Dari ketiga teori yang diajukan, Mathew Meselon dan Franklin Stahl membuktikan pada tahun 1958 bahwa teori semikonservatif merupakan teori yang digunakan dalam proses replikasi DNA pada hampir semua organisme.
SINTESIS PROTEIN
Pengertian keluarga menurut UU No. 10 Tahun 1992 adalah kesatuan terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami, istri dan anak atau ayah dan anak atau ibu dan anak. Keluarga yang tercipta atas dasar perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup rohani dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai hubungan yang serasi, serasi, seimbang antara keluarga dan antara anggota keluarga dengan keluarga. masyarakat dan lingkungan hidup. Keluarga yang memiliki ketahanan, baik ketahanan fisik maupun non fisik, sekaligus mampu menyebarkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, khususnya nilai agama.
Keluarga yang mampu meningkatkan mutu pendidikan bagi anggotanya dan masyarakat serta memperkaya pengalaman untuk menunjang kebahagiaan keluarganya. Keluarga pra-sejahtera, yaitu keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum, seperti kebutuhan akan pendidikan agama, pangan, sandang, papan, dan pelayanan kesehatan. Keluarga Sejahtera I, keluarga ini sudah mampu memenuhi kebutuhan yang sangat sederhana, namun belum mampu memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Keluarga Sejahtera III, yaitu keluarga yang telah mampu memenuhi kebutuhan dasar minimum dan kebutuhan sosio-psikologisnya sekaligus dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya, namun belum aktif dalam upaya kemasyarakatan di lingkungan desa atau daerah. Keluarga Sejahtera III plus, yaitu keluarga yang telah mampu memenuhi kebutuhan dasar minimum dan kebutuhan sosio-psikologisnya dengan tetap rutin melakukan kegiatan sosial dan berpartisipasi aktif dalam gerakan-gerakan di masyarakat. Fungsi Sosial dan Budaya Sosial budaya merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh setiap bangsa.Kebudayaan dapat menjadi ciri khas suatu bangsa atau daerah, sehingga keberadaannya harus dijaga dan dikembangkan.
Oleh karena itu, keluarga sebagai unit terkecil diharapkan mampu berfungsi menggali, mengembangkan dan melestarikan kekayaan sosial budaya bangsa Indonesia. Fungsi pendidikan dan sosialisasi diharapkan mampu berfungsi sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak dalam mengembangkan kekuatan jasmani, mental, sosial, dan spiritual secara serasi, serasi, dan seimbang. Diharapkan mampu berupaya meningkatkan keterampilan dalam usaha ekonomi produktif sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Fungsi pelestarian lingkungan hidup, diharapkan suatu keluarga mampu menempatkan dirinya dalam lingkungan sosial budaya dan alam yang dinamis secara serasi, serasi, dan seimbang.
Peranan Alat Kontrasepsi Dalam Keluarga Berencana
Proses Sosialisasi Keluarga Bahagia Dan Sejahtera