• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 5 PENGENDALIAN MUTU

N/A
N/A
NOVEL TRI BUANA

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL 5 PENGENDALIAN MUTU "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 5

PENGENDALIAN MUTU

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tinjauan Pustaka adalah bagian yang paling penting dari penelitian ilmiah yang bertujuan unutu mengumpulkan,mengintegrasi dan mengevaluasi informasi yang telah diterbitkan sebelumnya. Pengendalian kualitas dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

Tujuan pengendalian kualitas adalah untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi dan memenuhi kebutuhannya.

Pengendalian kualitas sangat penting untuk menjaga reputasi suatu perusahaan, karena kepercayaan konsumen terhadap suatu perusahaan ditentukan oleh kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengendalian mutu adalah metode pengendalian mutu statistik (SQC).

Pengumpulan data dilakukan di departemen KCP PT.XYZ. PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit. Produk yang dihasilkan oleh divisi KCP adalah CPKO (minyak inti sawit) dan PKE (turunan minyak sawit dalam bentuk bubuk tanah). Penelitian ini fokus pada kualitas CPKO yang dihasilkan. Saat proses pembongkaran, truk bermuatan PK basah dan terendam air. Selain itu, tidak semua minyak dapat diekstraksi selama proses produksi, bahkan ada pula yang dibuang atau dicampur dengan limbah dan bahan limbah.

Oleh karena itu, harus ada batasan maksimal yang harus dipatuhi. Hal ini diperlukan untuk mengontrol kualitas produk agar selalu dapat memenuhi kebutuhan konsumen (Wilda, 2023).

Pengendalian kualitas statistik (SQC) adalah alat pengendalian kualitas yang digunakan dalam industri untuk memantau kinerja proses produksi. Kelebihan metodologi SQC adalah metodologi ini bekerja berdasarkan data/fakta objektif, bukan opini subjektif. manajemen SQC. Memantau kinerja kualitas seluruh proses produksi mulai dari hulu/pemasok/bahan mentah hingga hilir/konsumen/produk akhir, dan apakah keputusan yang diambil manajemen benar-benar tepat berdasarkan analisis dan pengolahan data yang dilakukan. Kontrol kualitas statistik (SQC) digunakan di industri untuk memantau kinerja proses produksi.

Kelebihan

(3)

metodologi SQC adalah metodologi ini bekerja berdasarkan data/fakta objektif, bukan opini subjektif (Wilda, 2023).

Manajemen SQC memantau kinerja kualitas seluruh proses produksi mulai dari hulu/pemasok/bahan mentah hingga hilir/konsumen/produk akhir, dan apakah keputusan yang diambil manajemen benar-benar tepat berdasarkan analisis dan pengolahan data yang dilakukan. Definisi kualitas didasarkan pada apakah produk memenuhi kebutuhan pelanggan (fitness for use). Kesesuaian suatu produk untuk digunakan didasarkan pada lima karakteristik utama teknologi tersebut. Secara psikologis, yaitu rasa,waktu. Keandalan; Kontraktual, yaitu Garansi Etika adalah perilaku yang baik. Ada dua aspek utama kegunaan suatu produk salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan yang lainnya adalah tidak memiliki kelemahan. Jika sebuah perusahaan sudah memiliki kedua hal tersebut, maka ia akan mampu bertahan dan menjadi lebih kuat di era global yang kompetitif ini. Analisis pengendalian kualitas merupakan hal mendasar yang harus dilaksanakan oleh suatu organisasi, lembaga, atau bisnis agar dapat menghasilkan jasa dan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen (Wilda, 2023).

1.2. Rumusan Masalah

Di dalam Industri modern mengalami peningkatan permintaan yang luar biasa sementara pasokan bahan baku tidak stabil. Cara untuk meningkatkan efisiensi dan konsistensi permintaan perusahaan dengan menerapkan metode tujuh alat (Seventools) adalah pengendalian produksi. Diharapkan bahwa pengendalian produksi akan membantu perusahaan menemukan cara yang tepat untuk mengembangkan produk berkualitas tinggi dan mengatasi perubahan permintaan pasar.

1.3. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum sebagai berikut:

1. Praktikan mampu mengetahui peran pengendalian kualitas produk dalam keilmuan Teknik Industri terhadap efektivitas dan efisiensi proses produksi.

2. Praktikan mampu memahami pengertian dan tujuan pengendalian kualitas.

(4)

3. Praktikan memahami serta penerapan seven tools yang merupakan salah satu metode dalam pengendalian kualitas.

4. Praktikan mampu memberikan analisis dan kesimpulan terhadap hasil penerapan seven tools.

1.4. Manfaat Praktikum

Praktikum ini memiliki manfaat, yaitu:

1. Bagi penulis, Mengetahui cara pengendalian mutu untuk produksi lampu hias.

2. Bagi pembaca, dapat mengaplikasikan pengendalian mutu dengan menggunakan motode seven tools.

3. Bagi institusi, praktik terintegritas seperti ini dapat meningkatkan standar pembelajaran mahasiswa dengan memberikan mereka pengalaman praktis. Hal ini dapat membantu mereka meningkatkan pemahaman dan referensi materi.

1.5. Batasan Praktikum

Batasan yang terdapat pada praktikum ini antara lain:

1. Praktikum menggukan lampu hias sebagai objek praktikum.

2. Praktikum ini diwajibkan menggunakan metode seven tools.

(5)

2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

Pengendalian mutu merupakan suatu bentuk dari perlindungan atau kontrol terhadap berbagai macam tindakan yang tidak diinginkan atau suatu gangguan baik didalam maupun gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi sebuah sistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kontrol kualitas yang dilakukan oleh UKM Mochi Kaswari Lampion sudah optimal. Penelitian ini dilakukan di UKM Mochi Kaswari Lentera Kota Sukabumi. Metode yang digunakan dalam jurnal ini menggunakan teknik peningkatan kualitas yang menggunakan data secara verbal, yaitu diagram alur, yang menggambarkan diagram yang menunjukkan semua langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah-langkah ini dapat berinteraksi satu sama lain. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini antara lain: Menentukan kualitas dalam meningkatkan kinerja UKM Lentera Mochi Kaswari (lham Budiman1), 2021).

Dengan pertumbuhan UMKM yang terus meningkat, perusahaan harus bersaing dengan UMKM lain di industri yang sama. Memberikan perhatian penuh pada kualitas produk adalah salah satu cara untuk memenangkan atau bahkan bertahan dalam kompetisi. Agar kompetitif, pengendalian kualitas sangat penting.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengendalian mutu pada produk lilin yang tersedia di PD. Ikram Nusa Persada serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada lilin. Penelitian ini dilakukan di PD. Ikram Nusa Persada di Kota Sukabumi dan menggunakan data primer yang selanjutnya di analisis yang didasarkan pada lembar check sheet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk rusak pada November 2020, yaitu 192 produk yang gagal. Melalui diagram sebab-akibat faktor yang yang mempengaruhi keruksakan pada Lilin yaitu tenaga kerja, metode dan bahan baku (Saori, 2021).

Penelitian yang peneliti lakukan mencoba meningkatkan manajemen pengendalian, guna menggambarkan sebuah kualitas lembaga pendidikan di SMK Cendekia Madiun, kemudian untuk menganalisis pengendalian sebuah mutu sekolah untuk menjaga kualitas pendidikan sesuai rencana yang telah ditentukan

(6)

dan dituliskan di SMK Cendekia Madiun. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan ethologi kemanusiaan atau human ethology yaitu kualitatif yang bertujuan mempelajari kondisinya yang alamiah. Sumber data dalam penelitian ini berjumlah 3 jabatan informan, kepala sekolah, pengawas manajerial, guru.

Pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Riset ini memakai analisis triangulasi sumber sebagai uji validitas. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengendalian mutu meliputi: penentuan rencana pendidikan berupa menyusun visi, misi dan tujuan serta RKAS. Kedua, pengukuran performa nyata Lembaga Pendidikan diantaranya kurikulum, penentuan lingkungan dan budaya, pengendalian kesiswaan, perencanaan sarpras yang matang, kepemimpinan yang efektif serta pemberian teladan yang baik kepada guru maupun siswa. Ketiga, pengawasan dan evaluasi lembaga pendidikan secara objektif (Santosa, 2022).

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Pengendalian Kualitas

Pengendalian merupakan salah satu kegiatan dalam proses manajemen yang penting dilakukan karena akan menentukan keberlanjutan dalam proses yang akan dilakukan secara mendatang. Kualitas merupakan tingkat baik buruknya sesuatu yang dapat diukur berdasarkan pengujian standar yang dilakukan.

Pengendalian kualitas dikatakan sangat penting karena didalamnya merupakan tindakan untuk menjamin tercapainya tujuan dengan melakukan pemeriksaan yang dimulai dari bahan mentah hingga menjadi produk akhir. Selain itu, dengan melakukan pengendalian kualitas perusahaan dapat mengoptimalkan biaya yang dikeluarkan. Hal ini terjadi karena proses pengendalian kualitas bertujuan untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi kegiatan produksi. Perusahaan dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan serta defect dari produk dapat dikurangi hingga zero waste.

2.2.2 Seven Tools

Seven tools atau tujuh alat manajemen kualitas merupakan seperangkat metode statistik sederhana yang digunakan dalam pengendalian kualitas dan perbaikan proses. Alat-alat ini dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang ahli

(7)

manajemen kualitas Jepang. Seven tools digunakan untuk membantu dalam melakukan analisis, memahami, dan mengatasi masalah-masalah kualitas dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis data. Berikut adalah penjelasan dari tujuh metode statistik pada seven tools:

1. Histogram

Histogram, merupakan alat bantu yang berbentuk diagram batang untuk membantu menunjukkan distribusi frekuensi. Dalam hal ini, distribusi frekuensi yang dimaksud merupakan seberapa sering nilai yang berbeda muncul dalam satu set data yang ditujukan pada interval kelas.

2. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Lembar Pemeriksaan (Check Sheet), merupakan lembar yang dibuat sederhana untuk melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang diperlukan selama proses pengendalian kualitas. Data yang digunakan dalam check dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif sehingga dapat dianalisis secara cepat.

Hasil dari identifikasi sebagai data history untuk perekaman data.

3. Pareto Diagram

merupakan sebuah alat bantu berupa diagram batang yang digunakan untuk menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian.

Data yang diinputkan berasal dari lembar pemeriksaan (check sheet). Pareto diagram juga dapat digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi prioritas permasalahan yang akan diselesaikan terlebih dahulu.

4. Diagram Sebab Akibat (Fishbone)

Fishbone, atau biasa disebut dengan diagram sebab akibat merupakan salah satu alat bantu dalam melakukan pengendalian kualitas. Data mengenai kerusakan atau cacat dominan, selanjutnya akan dilakukan analisis pada fishbone. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan faktor manusia, material, metode, pengukuran, mesin, serta lingkungan. Fishbone dapat membantu memecahkan suatu permasalahan sampai ke akarnya dari setiap lapisan.

5. Defect Concentration

(8)

Diagram Defect Concentration Diagram adalah alat atau metode yang digunakan dalam pengendalian kualitas untuk memvisualisasikan dan menganalisis sebaran cacat atau ketidaksesuaian pada suatu produk atau proses. Diagram ini membantu untuk mengidentifikasi area atau komponen yang paling rentan terhadap cacat dan dapat digunakan sebagai panduan untuk perbaikan atau peningkatan kualitas.

6. Diagram Pencar (Scatter Diagram)

Diagram Pencar (Scatter Diagram), merupakan grafik yang menampilkan data numerik pada sistem koordinat cartesian dengan satu variabel pada masing- masing sumbu. Tujuannya adalah untuk melihat hubungan antar variabel tersebut. Korelasi antar variabel akan dikatakan baik jika titik-titik yang mendekati garis semakin rapat.

7. Peta Kendali (Control Chart)

Peta Kendali (Control Chart), merupakan sebuah grafik garis yang digunakan untuk menganalisis deviasi defect atau cacat tiap kelompok sampel pemeriksaan. Dalam control chart, terdapat 3 garis horisontal yang meliputi Center Line (CL), Upper Control Limit (UCL), dan Lower Control Limit (LCL). Garis CL menunjukkan nilai tengah (mean) dari karakteristik kualitas yang sudah dibagi pada peta kendali. Garis UCL menunjukan batas kendali atas, sedangkan LCL menunjukkan batas kendali bawah. Garis tersebut ditentukan dari data historis, sehingga didapatkan sebuah informasi mengenai variasi proses sudah konsisten atau belum.

(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Praktikum

Objek yang akan digunakan pada praktikum terintegrasi I membahas metode seven tools. Subjek penelitian yang digunakan pada praktikum terintegrasi I adalah Mahasiswa S1 Teknik Industri angkatan 2021 dengan asisten praktikum.

3.2 Diagram Alur Praktikum

Gambar 3.1 Alur Praktikum

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur. Pengumpulan informasi atau data ini dilakukan dengan mengumpulkan jurnal, buku, dan sumber lainnya yang mendukung proses praktikum sehingga diperoleh informasi mengenai proses perencanaan proses dan produksi suatu lampu hias.

(10)

3.4 Jadwal Kegiatan

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Praktikum Modul 4

Kegiatan Minggu ke-11 Minggu ke-12 Pembagian modul 4

Penyusunan laporan bab 1-3 Pretest modul 4

Praktikum ke-4 Asistensi laporan ke-1

Revisi dan penyusunan laporan bab 4-5 Asistensi laporan ke-2

Pengumpulan laporan

(11)

4.1 Hasil

4.1.1 Check Sheet

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.2 Check sheet

No .

Nama kompon

en

Jenis defect

Juml ah Siku

rusa k

Berluba ng

Tergor es

Asimet ris

Tida k pas

Luba ng tidak sesua

i 1. Kisi

MDF 4 1 4 3 4 6 22

2. Base 3 1 4 0 1 0 9

3. Besi

Siku 0 0 0 2 3 6 11

4. Besi T 0 0 0 1 0 2 3

5. Besi IP 0 0 0 0 2 4 6

6. Besi IT 0 0 0 2 1 3 6

Jumlah 7 2 8 8 11 21 57

4.1.2 Pareto Chart

Tabel 4.3 Pareto chart

o.N Defect Freque

ncy

Frequency Cumulative

Percent Cumulative

1. Siku Rusak 7 7 12%

2. Berlubang 2 9 16%

3. Tergores 8 17 30%

4. Tidak Simetris 8 25 44%

5. Pemasangan Tidak

Pas 11 36 63%

6. Lubang dan Baut

Tidak Sesuai 21 57 100%

Jumlah 57

(12)

Gambar 4.1 Pareto chart

4.1.3 Fishbone Diagram

Gambar 4.2 Fishbone diagram

4.2 Pembahasan

4.2.1Diagram Konsentrasi Defek

(13)

Diagram Konsentrasi Defek dibuat untuk menunjukkan area-area pada setiap bagian produk yang memiliki cacat atau kekurangan, seperti material rusak, pemasangan yang tidak pas, atau permukaan produk yang tergores. Pada produk lampu hias, beberapa area cacat ditandai dengan lingkaran merah, sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1.

4.2.2Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Lembar Pemeriksaan dibuat setelah Diagram Konsentrasi Defek untuk mengetahui lebih lanjut jumlah dan jenis cacat pada setiap komponen produk lampu hias. Terdapat enam komponen yang memiliki cacat pada produk, yaitu kisi MDF, dasar, besi siku, besi T, besi IP, dan besi IT. Sementara itu, jenis cacat yang teridentifikasi mencakup siku rusak, komponen yang berlubang, permukaan yang tergores, produk yang asimetris, pemasangan parts yang tidak pas, dan lubang mur dan baut yang tidak sesuai. Jumlah cacat dari setiap jenis dapat dilihat pada Tabel 4.2.

4.2.3Diagram Pareto

Diagram Pareto dibuat untuk mengetahui persentase cacat yang terdapat pada produk. Jumlah cacat yang sebelumnya tercatat pada Lembar Pemeriksaan dicari untuk mendapatkan frekuensi, frekuensi kumulatif, dan persentasenya. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk membuat diagram Pareto dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel. Data cacat dapat dilihat pada Tabel 4.3, dan persentasenya diilustrasikan dalam diagram pada Gambar 4.1.

4.2.4Diagram Tulang Ikan (Fishbone)

Kegiatan praktikum terakhir adalah pembuatan Diagram Tulang Ikan, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas produk, serta memberikan deskripsi kesalahan yang terkait dengan setiap faktor. Diagram Tulang Ikan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum modul 5 tentang pengendalian kualitas ini praktikan jadi lebih bisa mengetahui bagaimana kualitas produk lampu hias sebelum dipasarkan, selanjutnya praktikan juga bisa memberikan arahan terhadap produksi lampu hias tersebut dan praktikan bisa mengetahui keadaan lampu hias yang defect atau cacat dengan menggunakan metode seventools.

5.2 Saran

Dalam praktikum modul 5 tentang pengendalian kualitas dari praktikan ialah Pendekatan langsung asisten praktikum ke setiap kelompok selama pelaksanaan praktikum, selanjutnya memberikan informasi berguna yang dapat digunakan untuk perbaikan praktikum. Dengan adanya interaksi langsung ini, praktikan dapat memperoleh bimbingan yang lebih mendalam dan mendapatkan penjelasan langsung terkait dengan tugas dan eksperimen yang dilakukan. Praktikan dapat merasakan dampak positif dari perbaikan ini, sehingga harapannya adalah pendekatan ini tetap konsisten diterapkan hingga akhir praktikum terintegrasi 1.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Wilda, Y., Meiliati, H., Rafsanjani, M. A., & Rahadi, F. (2023). Analisis Pengendalian Mutu Crude Palm Kernel Oil (CPKO) Dengan Menggunakan Metode Statical Statistical Quality Control (SQC). Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan, 2(2), 119-127.

Budiman, I., Saori, S., Anwar, R. N., Fitriani, F., & Pangestu, M. Y. (2021). Analisis Pengendalian Mutu Di Bidang Industri Makanan (Studi Kasus: Umkm Mochi Kaswari Lampion Kota Sukabumi). Jurnal Inovasi Penelitian, 1(10), 2185-2190.

Santosa, S., & Mushthofa, A. (2022). Manajemen pengendalian mutu di sekolah menengah kejuruan (smk) cendekia kota madiun. Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(1), 178- 193.

Saori, S., Anjelia, S., Melati, R., Nuralamsyah, M., & Djorghi, E. R. S. (2021). Analisis Pengendalian Mutu Pada Industri Lilin (Studi kasus pada PD. Ikram Nusa Persada Kota Sukabumi). Jurnal Inovasi Penelitian, 1(10), 2133-2138.

Wisnubroto, P., & Yusuf, M. (2019). MENGGUNAKAN PENDEKATAN GUGUS KENDALI MUTU DENGAN SEVEN TOOLS PADA UD . KALOR MAKMUR. 3(1), 34–42.

Referensi

Dokumen terkait