• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 6 PERILAKU ORGANISASI

N/A
N/A
salut temanggung

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL 6 PERILAKU ORGANISASI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 6 PERILAKU ORGANISASI

KOMUNIKASI DAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

(2)

DAFTAR KEGIATAN BELAJAR :

KB 1

PROSES KOMUNIKASI

1 PENGAMBILAN KB 2

KEPUTUSAN

2

(3)

Komunikasi secara umum

Komunikasi adalah suatu proses

penyampaian informasi (pesan, ide,

gagasan) dari satu pihak kepada

pihak lain. (Wikipedia)

(4)

KB. 1

PROSES KOMUNIKASI

1

(5)

A. Pengertian Komunikasi

B. Unsur-unsur Komunikasi

Definisi komunikasi merupakan proses peyampaian pesan dari pengirim kepada penerima dengan harapan dapat di mengerti dan diperoleh balikan (Feedback) sehingga terjadi pengertian yang sama.

Komunikasi di dalam organisasi sangat penting peranannya. Ia dapat mendatangkan kesamaan pengertian dan kesepakatan bersama dalam hal pendapat, sehingga dapat mengurangi konflik. Selain itu, proses komunikasi dapat menjelaskan pembagian tugas dan laporan pelaksanaannya. Ia juga dapat digunakan sebagai penyaluran umpan balik tentang ada atau tidak adanya hambatan, keluhan, gagasan, dan lain-lain. Untuk kemajuan organisasi itu sendiri. Arus komunikasi ke segala arah dapat mengalirkan semua informasi ke setiap unit organisasi.

Dalam kegiatan komunikasi mengandung beberapa unsure antara lain :

Komunikator : Adalah seseorang yang mengirimkan pesan kepada orang lain, dan adalah seseorang yang megadakan komunikasi.

Pesan : Gagasan yang ada dalam alam pikiran seseorang yang harus di terjemahkann ke dalam symbol-simbol yang dapat di mengerti oleh penerima pesan.

Jalur : Alat untuk menyampaikan pesan adalah jalur atau medium, pemimpin akan menyampaikan pesan dengan berbagai macam cara antara lain tatap muka, memo dan pertemuan kelompok Penerima Penerima menerima pesan dari komunikator.

Umpan balik atau balikan (feedback) : Proses komunikasi memperlakukan umpan balik apabila umpann balik tidak ada maka dapat dikatakan komunikasi telah gagal.

Gangguan : Ganguan dapat terjadi karena latar belakang pengirim dan penerima pesan berbeda , secara ekonomis ,sosiologis, psikis, dan antropologis atau berbea pendidikannya, pengalamannya dan kemampuannya.
(6)

C. Komunikasi

Keorganisasian D. Arah Komunikasi

Komunikasi merupakan intisari organisasi, dan merupakan unsur yang mampu menyatukan bagian-bagian organisasi yang keberadaannya sangat tidak saling tergantung satu sama lain, masing- masing berdiri sendiri namun dapat menjadi satu sistem bersama. Tanpa komunikasi, maka tidak ada kegiatan dalam organisasi, karena organisasi adalah tempat interaksi para anggotanya untuk mencapai suatu tujuan organisasi.Kegiatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi bawahan hanya mungkin bila manajer menggunakan komunikasi.

Menurut Chester I. Barnard (1938: 8) menekankan bahwa komunikasi menjadi proses organisasi yang utama, sehingga penyusunan struktur, pengembangan dan jenis kegiatan organisasi ditentukan oleh teknik-teknik komunikasi.

Pola komunikasi di dalam kelompok atau organisasi harus menggambarkan kemungkinan adanya empat arah yang berbeda, yaitu :

Komunikasi vertical , komunikasi yang mengalir dari jenjang atas ke bawah

Komunikasi horizontal atau lateral, komunikasi ini terjadi pada kelompok kerja yang sama

Komunikasi diagonal, merupakan pola yang paling sedikit digunakan.

Jaringan komunikasi, penyampaian informasi di dalam organisasi berlangsung di dalam suatu jaringa kerja melalui struktur organisasi formal/internal.
(7)

E. Hambatan Komunikasi Keorganisasian

F. Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Dalam organisasi peran komunikasi ini sangatlah dominan bagi proses kegiatan organisasi mencapai tujuannya.

Gangguan terhadap salah satu unsur akan dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud diadakan komunikasi. Banyak hambatan yang dapat mengganggu proses komunikasi keorganisasian yang dapat menyebabkan kemacetan komunikasi. Beberapa hambatan, antara lain:

Latar belakang

Mendengarkan secara selektif

Kepercayaan terhadap sumber

Pertimbangan nilai

Masalah bahasa

Penyaringan

Jargon(bahasa dalam)

Perbedaan status

Beban komunikasi yang berat

Tekanan waktu.

Bahasa lisan atau tulisan adalah komunikasi verbal. Orang mudah memahami komunikasi verbal, karena melalui kata-kata dapat ditangkap maksud yang ada dalam pikiran seseorang.

Namun, perlu dipahami bahwa ternyata berkomunikasi tidak harus menggunakan bahasa verbal untuk menyampaikan pesan.

komunikasi nonverbal, yang mencakup gerakan tubuh (gesture), intonasi atau tekanan pada kata-kata, air muka, dan jarak fisik antara pengirim dan penerima komunikasi.Gerakan tubuh mempunyai makna, dan tidak ada gerakan yang bersifat kebetulan. Di samping kegunaan untuk dapat memahami lebih mendalam tentang bahasa verbal, bahasa tubuh juga dapat memperjelas makna kata kata, meski sering juga dapat merumitkan komunikasi verbal.

(8)

G. Meningkatkan Komunikasi dalam Organisasi

H. Bentuk dan Fungsi Komunikasi di Beberapa Era

Dalam banyak penelitian tentang praktek komunikasi pada organisasi organisasi unggul, ternyata ada delapan faktor yang berkaitan dengan efektivitas komunikasi, yaitu:

Pimpinan puncak meyadari pentingnya komunikasi

Berperilaku satu kata dalam perbuatan

Komitmen pada komunikasi dua arah

Menekankan komunikasi tatap muka

Tanggung jawab bersama terhadap komunikasi

Menangani kabar buruk

Pesan untuk penerima yang dimaksudkan

Komunikasi sebagai proses berkelanjutan

Dalam perkembangannya, komunikasi organisasi mengalami perubahan bentuk, arah, dan fungsi yang penting, terutama sejak era manajemen klasik, era human relations dan era sumber daya manusia.

Perubaha tersebut terjai pada era beriut ini

:Komunikasi dalam era manajemen klasik

Komunikasi dalam era sumber daya manusia

Komunikasi dalam era huma relations
(9)

I. Iklim Komunikasi

J. Komunikasi Antar/Silang Budaya

Iklim komunikasi dapat dipahami sebagai pengalaman anggota organisasi terhadap kejadian-kejadian objektif dalam organisasi, dan menimbulkan persepsi terhadap kejadian-kejadian tersebut.

Persepsi skan positif apabila kejadian- kejadian yang merupakan pengalaman anggota organisasi juga ditangkap sebagai positif.

Berikut bebrapa faktor silang budaya yang mempotensi meciptakan masalah :

Semantika

Koontasi kata

Perbedaan nada

Perbedaan persepsi

Etosentrime

Prasangka
(10)

KB. 2

Pengambilan Keputusan

2

(11)

A. Pengertian Pengambilan Keputusan

1. Pengertian

Pengambilan keputusan adalah merumuskan pelbagai alternatif tindakan dalam mengelola situasi yang dihadapi serta menetapkan alternatif yang tepat untuk mengatasi masalah.

2. Jenis-jenis Keputusan

a. Keputusan yang deprogram Apabila masalah terjadi secara rutin sehingga dapat dibuat prakiraannya, maka akan digunakan prosedur rutin yang sudah disiapkan alternatif alternatif keputusannya

b. Keputusan yang tidak di program Keputusan yang baru biasanya tidak diprogram terlebih dahulu. Karena munculnya belum dapat diduga terlebih dahulu, maka keputusan dibuat dengan tidak melalui prosedur yang sudah pasti.

(12)

B. Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif-alternatif dan merupakan proses komunikasi dalam bentuk pertukaran pesan/gagasan, untuk memperoleh suatu pemecahan masalah yang paling tepat dan akurat.

Berikut tahap proses pegambilan keputusan : 1.Menetukan tujuan dan megukur hasilnya 2.Mengidentifikasi masalah

3.Mengembangkan alternative

4.Mengevaluasi altreativ-alternativ 5.Memilih alternative

6.Melaksanakan keputusan

7.Pengendalian dan evaluasi

(13)

C. Model-model Pengambilan Keputusan

Ada beberapa model dalam proses pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap model ini akan lebih memberikan kemampuan kepada manajer untuk memilih model yang terbaik dalam mengambil keputusan.model tersebut antara lain :

1.Model tingkah laku

2.Model informasi

3.Model normatif

(14)

MODUL 7 PERILAKU ORGANISASI

MOTIVASI DAN PROSESNYA

(15)

DAFTAR KEGIATAN BELAJAR :

KB 1

PENGERTIAN DAN TEORI MOTIVASI

1 MOTIVASI DAN KB 2

PERILAKU MANUSIA

2

(16)

—Someone Famous

“Motivasi adalah dorongan atau keinginan berperilaku untuk

memenuhi tujuan.”

(17)

KB. 1

PENGERTIAN DAN TEORI MOTIVASI

1

(18)

A. Proses Motivasi

Motivasi berasal dari kata bahasa Latin 'movere', yang berani 'menggerakkan'.

Untuk membuat definisi motivasi, biasanya digunakan kata kata; ingin (desire), mau (want), tujuan (aim), sasaran (goal), dan acuas (incentive). Demikian juga ditemui kata motif yang dapat diartikan sebagai "ungkapan kebutuhan seseorang yang bersifat pribadi dan internal". Selain itu, manajer biasanya mengadakan sesuatu insentif eksternal sebagai bagian pekerjaan untuk mendorong atau menggerakkan karyawan untuk melakukan tugas- tugasnya.Motivasi dapat diartikan sebagai "daya penggerak atau komitmen bagi seseorang untuk melaksanakan sesuatu". Motif adalah suatu kebutuhan atu keinginan dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Apabila tujuan tersebut dapat tercapai, maka seseorang tersebut akan terpuaskan. Apabila tujuan tidak tercapai, maka tidak ada kepuasan. Suats kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menciptakan ketegangan yang merangsang dorongan-dorongan di dalam diri seseorang tersebut. Dorongan tersebut menimbulkan perilaku tertentu untuk menemukan tujuan tertentu yang belum terpuaskan tadi. Apabila ia telah menemukan tujuan yang is inginkan, maka ia akan merasa terpuaskan, serta mendorong ke pengurangan ketegangan.

Akhirnya, dorongan ke arah perilaku tersebut menurun.

(19)
(20)

B. Teori Kebutuhan dan Motivasi

1

Lima Jenjang Kebutuhan

2

Teori ERG

Teori Kesehatan 3

(Hygiene) dan

Motivator

(21)

C. Teori Harapan dan Motivasi

Pada tahun 1964, Vroom mengembangkan teori motivasi yang didasarkan pada jenis-jenis pilihan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, dan disebutnya sebagai teori harapan (expectancy theory). Teori ini menjelaskan bahwa kecenderungan seseorang untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan suatu pengharapan bahwa tindakannya akan diikuti oleh suatu keluaran (output) tertentu dan pada daya tarik keluaran (output) tersebut bagi seseorang tersebut.

Ada 3 asumsi pokok dalam teori ini :

1.Harapan Hasil (Outcome Expectancy) : Asumsi ini mengatakan bahwa seseorang percaya bila ia berperilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu pula. Jadi, teori harapan hasil, adalah:

"penilaian subjektif seseorang atas kemungkinanbahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut".

2.Valensi (Valence) : Setiap hasil mempunyai nilai atau daya tarik bagi seseorang. Valensi, adalah "nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan. Valensi biasanya muncul dari adanya kebutuhan internal, namun motivasi yang sesungguhnya merupakan proses yang lebih rumit.

3.Harapan Usaha (Effort Expectancy) : Setiap hasil karya berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Teori harapan usaha, adalah "kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu".

Motivasi dapat dijelaskan dengan cara menggabungkan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi, apabila ia percaya bahwa: a) suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu pula; b) hasil tersebut mempunyai nilai positif baginya; dan e) hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang.

(22)

D. Teori Persepsi dan Motivasi

Dari awal kita bekerja dan meniti karier sampai dengan tingkat tertentu, kita mempunyai seperangkat harapan yang berakar dalam serangkaian janji yang telah kita persepsi. Janji, adalah suatu jaminan yang akan diberikan kepada kita untuk membantu mencapai sesuatu di masa mendatang. Apabila segala sesuatu dapat berjalan dengan baik, maka kita percaya bahwa harapan terpenuhi sesuai dengan janji.

1.Harapan : Kita memulai bekerja dengan suatu harapan bahwa apa yang kita lakukan akan membawa kemajuan, baik karier, pendapatan, status, jabatan, dan lain-lain. Akan tetapi, tidak semua harapan atau janji-janji dapat terpenuhi, mungkin karena ada yang ingkar, atau halangan lainnya. Janji menimbulkan suatu harapan. Faktor utama yang mencerminkan vitalitas kerja adalah reaksi seseorang terhadap seberapa jauh harapannya akan terpenuhi.

2.Pemenuhan : Pemenuhan (fulfillment) dalam bekerja menunjukkan karyawan merasa mereka telah mampu mendefinisikan diri mereka sendiri sesuai dengan keinginannya dan diterima. Harapan yang tidak terpenuhi menimbulkan konsekuensi negatif.

3.Peluang : Peluang (opportunity) adalah unsur paling kuat yang dapat mempengaruhi vitalitas kerja.

Peluang mempunyai arti "gambaran suatu situasi atau kondisi yang menyenangkan untuk mencapai suatu tujuan".

4.Kinerja : Kegiatan yang paling lazim dinilai dalam organisasi adalah kinerja karyawan, yaitu bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi. Ada dua jenis perilaku atau tugas mencakup unsur-unsur penting kinerja, yaitu tugas fungsional dan tugas perilaku.

(23)

KB. 2

Motivasi dan Perilaku Manusia

2

(24)

A. Kebutuhan dan Perilaku

Perlu dipertegas di sini bahwa perilaku akan terjadi bila ada kondisi yang menantang seseorang. Artinya, motivasi sesungguhnya adalah dorongan yang datang dari dalam diri seseorang, oleh adanya rangsangan dalam (instrinsik), bukan oleh adanya rangsangan dari luar (ekstrinsik). Mengenai hal ini, marilah kita simak apa yang dikatakan olch Jack Halloran (1981: 93), yaitu Part of motivation is an internal feeling in the individual.

Motivation is an internal need that is satisfied through an external expression".

Umumnya, perilaku dapat diramalkan/diprediksi apabila kita tahu bagaimana seseorang mempersepsikan situasinya dan tahu apa yang penting baginya. Ada kemungkinan perilaku tidak memperlihatkan rasionalitas bagi orang luar/pengamat, meskipun para pelakunya meyakini bahwa perilakunya rasional.

Perilaku manusia umumnya terjadi karena adanya kegiatan ke arah usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Ada dua kategori kegiatan seseorang, yaitukegiatan yang terarah ke tujuan, dan kegiatan tujuan.

(25)

B. Asumsi Teori X dan Y

Douglas McGregor (1988) mengemukakan asumsi tentang sifat atau tabiat dan perilaku manusia dalam organisasi. Kita mengenalnya sebagai asumsi teori "X" dan asumsi teori 'Y'. Secara ringkas, ia mengatakan bahwa mereka yang termasuk asumsi teori 'X', adalah:

1.pada umumnya orang-orang ini tidak suka bekerja;

2.pada umumnya mereka tidak ambisius, hanya memiliki sedikit keinginan bertanggung jawab dan lebih suka diarahkan;

3.pada umumnya mereka memiliki kemampuan kreatif sedikit dalamuntukmemecahkan masalah- masalah organisasi;

4.pada umumnya motivasi hanya timbul pada jenjang fisiologis dan rasa

5.pada umumnya mereka harus diawasi dengan ketat dan sering dipaksa aman; untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan mereka yang termasuk dalam asumsi teori "Y", adalah:

1.menganggap pekerjaan pada hakikatnya seperti bermain apabila kondisinya menyenangkan;

2.pengendalian diri sering diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi;

3.pada umumnya mereka memiliki kemampuan kreatif untuk dapat memecahkan masalah-masalah organisasi;

4.umumnya motivasi muncul pada jenjang sosial, penghargaan, aktualisasi diri, serta jenjang fisiologis dan rasa aman;

5.orang-orang dapat bermusyawarah dan kreatif bekerja bila dimotivasidengan tepat.

(26)

C. Asumsi Klasifikasi Motivasi

Edgar Schein (1965) menyusun suatu klasifikasi asumsi motivasi bagi orang dalam pekerjaannya, sehingga perilakunya dapat diarahkan sesuai dengan perilaku di dalam organisasi. Klasifikasi tersebut, adalah sebagai berikut:

1.Rational Economic Man 2.Social Man

3.Self-Actualizing Man

4.Complex Man

(27)

D. Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku dikembangkan oleh B.F. Skinner (1969), dan sering diartikan sama dengan modifikasi perilaku keorganisasian dan operant conditioning. Modifikasi perilaku secara luas diterapkan pada organi kerja.Melihat perilaku manusia dalam organisasi, Skinner (dalam Gibson, d1989: 133) mempunyai pendapat, sebagai berikut.

1.Perilaku yang kelihatannya menimbulkan konsekuensi positif (misal imbalan) cenderung untuk diulangi lagi, sedangkan perilaku yang menimbulkan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulangi lagi.

2.Dengan memberikan imbalan yang dijadwalkan secara tepat, maka pimpinan dapat mempengaruhi perilaku,

Modifikasi perilaku membuat asumsi bahwa perilaku lebih penting dari pada "sebab-sebab psikologis"-nya, misal kebutuhan motif, dan nilai yang dimiliki orang.

(28)

Terima

Kasih !

Referensi

Dokumen terkait