• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Kuliah Kalkulus 1 01

N/A
N/A
Probo Kusuma

Academic year: 2025

Membagikan "Modul Kuliah Kalkulus 1 01"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FIC103 - KALKULUS 1

PERTEMUAN 1

PENDAHULUAN:

HIMPUNAN, BILANGAN, DAN KETAKSAMAAN

Link Jurnal :

UNIVERSITAS SAINS INDONESIA

(2)

1.1. Himpunan dan Bilangan

Istilah himpunan dalam matematika berasal dari kata “set” dalam bahasa Inggris.

Kata lain yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan antara lain kumpulan, kelas, gugus, dan kelompok. Secara sederhana, arti dari himpunan adalah kumpulan objek-objek (real atau abstrak). Sebagai contoh kumpulan bukubuku, kumpulan materai, kumpulan mahasiswa di kelasmu, dan sebagainya. Objek-objek yang dimasukan dalam satu kelompok haruslah mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama. Sifat tertentu yang sama dari suatu himpunan harus didefinisikan secara tepat, agar kita tidak salah mengumpulkan objek-objek yang termasuk dalam himpunan itu. Dengan kata lain, himpunan dalam pengertian matematika objeknya / anggotanya harus tertentu (well defined), jika tidak ia bukan himpunan.

A. Keanggotaan Himpunan dan Bilangan Kardinal

Suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kapital, seperti A, B, C, D, …, dan untuk menyatakan himpunan itu sendiri dinotasikan dengan tanda kurung kurawal (aqulade). Objek yang dibicarakan dalam himpunan tersebut dinamakan anggota (elemen, unsur). Anggota-anggota dari suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kecil atau angka-angka dan berada di dalam tanda kurawal. Tanda keanggotaan dinotasikan dengan ∈, sedangkan tanda

(3)

bukan anggota dinotasikan dengan . Jika x adalah anggota dari A maka dapat ditulis x A, dan jika y bukan anggota himpunan A maka ditulis dengan y A. Banyaknya anggota dari suatu himpunan disebut dengan kardinal (bilangan kardinal) himpunan tersebut. Jika A adalah suatu himpunan, maka banyaknya anggota dari A (bilangan kardinal A) ditulis dengan notasi n(A) atau │A│. A = {a, b, c, d, e, f}, maka n(A) = 6

B. Penulisan Himpunan

Ada empat cara atau metode untuk menyatakan (menuliskan) suatu himpunan, yaitu :

Cara Tabulasi

Cara tabulasi biasa digunakan jika anggota dari himpunan itu bisa ditunjukan satu persatu (diskrit), misal :

(1) A = {0, 1, 2, 3, 4, ...}

(2) B = {0, 1, 4, 9, 16, ..., 100}

(3) C = {merah, jingga, kuning, hijau, biru}

Cara Pencirian / Deskriptif

a. A = adalah himpuan bilangan cacah yang lebih dari 1 dan kurang dari 8.

Himpunan A, jika disajikan dengan cara tabulasi didapat : A = {2, 3, 4, 5, 6. 7}

sedangkan jika disajikan dengan menggunakan metode deskripsi didapat : A = {x | 1 < x < 8, x bilangan cacah}

B = {x | 1 < x < 8, x bilangan real}.

Himpunan tersebut tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi, karena anggotanya kontinu. Kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang berbeda, yaitu n(A) = 6 sedangkan n(B) = ~

Simbol-simbol Baku

Berikut adalah contoh-contoh himpunan yang dinyatakan dengan simbol baku, yang sering kita dijumpai, yaitu :

N = himpunan bilangan asli = {1, 2, 3, ...}

P = himpunan bilangan bulat positif = {1, 2, 3, ...}

Z = himpunan bilangan bulat {...,-2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}

Q = himpunan bilangan rasional

(4)

R = himpunan bilangan riil

C = himpunan bilangan kompleks

Diagram Venn

Dalam diagram venn, himpunan semesta S digambarkan dengan persegi panjang, sedangkan untuk himpunan lainnya digambarkan dengan lengkungan tertutup sederhana, dan anggotanya digambarkan dengan noktah. Anggota dari suatu himpunan digambarkan dengan noktah yang terletak di dalam di dalam daerah lengkungan tertutup sederhana itu, atau di dalam persegi panjang untuk anggota yang tidak termasuk di dalam himpunan itu.

Contoh

S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}

A = {1, 2, 5} ; B = {3, 4, 7, 8}

Gambar 1 Diagram venn (Amir & Prasojo, 2016)

A = {1, 2, 5} ; B = {3, 4, 7, 8}

Perhatikan gambar segitiga di samping. Panjang sisi miringnya adalah √2. Apakah bilangan tersebut merupakan bilangan rasional (periksa!).

Gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional disebut himpunan bilangan real, disimbolkan R. Jelas N ⊂ Z ⊂ Q ⊂ R.

Notasi Interval: Misalkan a, b ∈ R, 1. (a, b) = { x | a < x < b }

2. [a, b] = { x | a x b }

Gambar 2 (Djohan & Budhi,

2007)

(5)

3. [a, b) = { x | a x < b } 4. (a, b] = { x | a < x ≤ b } 5. (a, ∞) = { x | x > a } 6. [a, ∞) = { x | x a } 7. (−∞, b) = { x | x < b } 8. (−∞, b] = { x | x b } 9. (−∞, ∞) = R

Hati2: −∞ dan ∞ bukan bilangan real, jadi tidak pernah termasuk dalam subset bilangan real.

(6)

A. Pertaksamaan Rasional Bentuk umum: 𝐴(𝑥) < 𝐶 (𝑥)

𝐵(𝑥) 𝐷(𝑥)

A(x), B(x), C (x), dan D(x) masing-masing polinom Catatan: Tanda < dapat juga berupa ≤ , > atau ≥

Contoh: 𝑥3+1

𝑥2−2𝑥+8 3𝑥

𝑥5+3𝑥−4

Himpunan dari semua titik x ∈ R yang ’memenuhi’ pertaksamaan tersebut disebut solusi.

1) Langkah-Langkah menentukan solusi pertaksamaan rasional:

(dijelaskan seiring dengan pencarian solusi dari 𝑥+1

2−𝑥 𝑥 )

𝑥+3

1- Tentukan ’daerah definisi’ dari pertaksamaan tersebut

2- Tambahkan kedua ruas dengan −𝐶(𝑥), sehingga diperoleh bentuk

𝐷(𝑥) 𝑃 (𝑥)

< 0

Q(𝑥)

3- Faktorkan P (x) dan Q(x) atas faktor-faktor ’linier’ & ’kuadrat definit’.

4- Gambarkan garis bilangan real dan tandai akar-akar dari P (x) dan Q(x).

5- Pada setiap ’subinterval’ yang terbentuk, ambil satu buah titik dan periksa tanda dari 𝑃(𝑥)

Q(𝑥)

1.2. Ketaksamaan

(7)

6- Simpulkan solusi dari pertaksamaan tersebut.

2) Diskusi

Perhatikan langkah kelima di atas. Untuk menentukan tanda dari 𝑃(𝑥)

Q(𝑥)

sepanjang suatu subinterval, mengapa cukup kita uji pada satu titik saja? Jelaskan!

3) Hati-Hati:

a) Jangan mengalikan pertaksamaan dengan bilangan yang tidak diketahui tandanya ilustrasi: 1

𝑥−1 < 1.

b) Sebaiknya, hindari mencoret faktor yang sama, ilustrasi:

(𝑥−3)3(𝑥+1) (𝑥−3)2 ≤ 0

4) Pertaksamaan yang memuat nilai mutlak dan akar kuadrat Sifat-Sifat (buktikan/ilustrasikan !):

|𝑥| < 𝑎 ⇔ −𝑎 < 𝑥 < 𝑎

|𝑥| > 𝑎 ⇔ 𝑥 < −𝑎 atau 𝑥 > 𝑎

Untuk mencari solusi pertaksamaan yang memuat nilai mutlak / akar kuadrat, usahakan menghilangkan nilai mutlak / akar kuadratnya, lalu diselesaikan sebagai pertaksamaan rasional.

Contoh:

1. |𝑥 − 4| ≤ 1.5 2. |2𝑥 + 3| ≤ |𝑥 − 3|

3. Benarkah pernyataan berikut ? −1 ≤ 𝑥 ≤ 3 ⇒ |𝑥| < 1

4. Tentukan bilangan positif δ supaya pernyataan berikut benar:

|𝑥 − 2| < 𝛿 ⇒ |5𝑥 − 10| < 1

|𝑥 − 2| < 𝛿 ⇒ |6𝑥 − 18| < 24 5. √𝑥 − 1 < 1

(8)

Daftar Pustaka

Amir, M. F., & Prasojo, B. H. (2016). Buku Ajar Matematika Dasar. Sidoarjo: Umsida Press.

Djohan, W., & Budhi, W. S. (2007). Diktat Kalkulus 1. Bandung: Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung.

Referensi

Dokumen terkait