TUTORIAL
UPBJJUT Kendari 2023.1
TUTORIAL PDGK4202
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM IPA SD PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DRS. LA TAHANG, M.Pd OLEH
TEORI BELAJAR
BRUNER & GAGNE
Pendidikan diartikan secara sederhana sebagai usaha
manusia untuk membina
keperibadian sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat,
kebudayaan dan agama.
Teori
Brunner
ManusiaPemroses Pemikir
Pencipta Informasi
Teori Belajar Bruner
Teori Brunner
Belajar
Proses
memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang
diberikan kepada dirinya.
Teori Belajar Bruner menjelaskan beberapa hal di antaranya adalah :
1. Ide bruner dalam proses pendidikan 2. Belajar sebagai proses
kognitif
3. Tiga mode Pembelajaran Bruner
4. Teori Konstruktivis bruner 5. Implikasi dan Aplikasi
Teori bruner
Ide Bruner dalam proses pendidikan
1. Struktur Pengetahuan dalam Kurikulum :
Mengajarkan prinsip-prinsip dasar dari suatu subjek
Dapat membantu peserta didik untuk melihat, bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada hubungan, dapat dihubungkan satu dengan yang lain,
dan pada informasiyang telah mereka miliki.
2. Kesiapan dalam Belajar :
Bahan pendukung disajikan dalam bentuk yang tepat
Terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana yang dapat memungkinkan
seseorang untuk mencapai keterampilan- keterampilan yang lebih tinggi
3. Nilai Institusi dalam Proses Pembelajaran :
sekolah bisa menciptakan kondisi untuk meningkatkan berpikir intuitif
melalui langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah formulasi-formulasi itu merupakan kesimpulan-
kesimpulan yang sah atau tidak.
4. Motivasi atau keinginan untuk belajar :
harus berakar dalam proses belajar daripada tujuan eksternal (seperti nilai)
pengalaman dimana siswa berpartisipasi secara aktif dalam menghadapi alamnya.
Belajar sebagai Proses Kognitif
Dikenal sebagai tokoh psikologi kognitif.
Tujuan akhir dari pengajaran adalah untuk meningkatkan pemahaman umum tentang struktur materi pelajaran
Teori belajar bersifat deskriptive : mendeskripsikan apa yang terjadi sesudah ada fakta. Sebaliknya, teori pengajaran bersifat prescriptive (menentukan) : ditentukan terlebih dahulu sebelum
dilakukan praktek mengajar yang dianggap paling baik
Berpikir merupakan gabungan dari tiga
proses,yaitu penerimaan(acquisition), transformasi
(transformation),dan menguji ketepatan(testing of adequacy), merupakan pengorganisasian aktif dari individu dalam
memperoleh pengetahuan, yang merupakan ciri khas dari teori dasar kognitif.
Tiga Mode Pembelajaran
Dalam proses memperoleh pemahaman, seorang anak belajar memahami sesuatu melalui tiga tahap perkembangan :
1. Tahap Enaktif
sebagian besar pengetahuan dalam bentuk respon motorik
langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek.
dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata, tanpa menggunakan
imajinasinya tau kata-kata
2. Tahap Ikonik
sebagian besar pengetahuan dalam dalam citra visual
pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau diagram, yang
menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret.
pemahaman anak masih diperoleh dari benda nyata dalam wujud gambar dan bukan benda abstrak
3. Tahap Simbolik
memanipulasi simbol atau lambang-lambang objek tertentu
sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek rill
Pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols), yaitu simbol-simbol yang dipakai
berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan
Teori Konstruktivisme Bruner
Kerangka kontruktivisme : peserta didik membangun ide-ide atau konsep baru berdasarkan pengetahuan yang
ada, aktif, melibatkan transformasi informasi, memaknai pengalaman, membentuk hipotesis, dan pengambilan
keputusan.
Teori Bruner tentang Konstruktivisme jatuh ke dalam domain kognitif, melalui inquiry dan peran pengalaman
dalam belajar, membangun pengetahuan baru dan makna baru dari pengalaman otentik.
Dengan memanfaatkan teori konstruktivisme Bruner mengembangkan metode pengajaran yang disebut
Belajar Penemuan (discovery learning)
Belajar Penemuan (Discovery Learning)
Peserta didik diberi kebebasan untuk :
menggunakan ide dan konsepnya sendiri dalam kegiatan menginvestigasi
pengetahuan.
melakukan eksperimen-eksperimen
yang mengizinkan mereka untuk
menemukan prinsip-prinsip sendiri
Pengetahuan yang diperoleh dalam discovery learning, menunjukan beberapa kelebihan :
Pengetahuan bertahan lama atau mudah diingat.
Meningkatkan penalaran siswa, melatih ketrampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan
masalah.
Membangkitkan keingintahuan siswa serta
memberikan motivasi belajar untuk menemukan
jawaban.
Implikasi Teori Bruner dalam Pendidikan
Dalam pengajaran seharusnya memuat beberapa hal berikut :
Memberikan informasi mengenai bagaimana menciptakan niat dan tujuan positif diantara siswa.
Mengorganisasikan pengetahuan untuk membantu pembelajaran.
Mengurutkan pengetahuan untuk membantu pembalajaran.
Memberikan informasi mengenai keberhasilan dan kegagalan dengan cara memberikan penguatan dan hukuman.
Pembelajaran yang memotivasi siswa dalam seting kelas.
Aplikasi Discovery Learning
dalam Pembelajaran
Sintaks :
Stimulasi
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Pembuktian
Generalisasi
B. Teori Belajar Gagne
Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang
paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang.
Hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan
kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang
Tiga elemen dalam belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulus
Teori Belajar Gagne menjelaskan beberapa hal di antaranya adalah 1. Sistematika 8 tipe :
belajar
2. Sistematika 5 jenis belajar
3. Fase-fase belajar
4. Implikasi dalam
proses pembelajaran
Menurut Robert M Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu :
1. Belajar Isyarat; isyarat mirip dengan conditioned resons atau respons bersyarat. Tipe belajar semacam ini
dilakukan dengan merespons suatu isyarat, bersifat umum, kabur, dan emosional, tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara tidak sadar
2. Belajar simulus-respons (stimulus respons learning) berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur, dan
emosional
3. Belajar simulus-respons ( stimulus respons learning ) berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur, dan
emosional
4. Asosiasi verbal ( verbal
Association ), terbentuk jika unsur- unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikut yang
lain.
5. Belajar diskriminasi (discrimination learning) , pembedaan terhadap
berbagai rangkaian, seperti :
membedakan bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
6. Belajar Konsep (concept learning) Konsep merupakan simbol berpikir.
hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta-fakta.
7. Belajar Aturan ( rule learning ) : hukum, dalil atau rumus adalah
rule (aturan).
8. Belajar Pemecahan masalah (problem solving learning) :upaya pemecahan masalah
dilakukan dengan menghubungkan berbagai urusan yang relevan dengan masalah itu, melalui berbagai langkah, seperti mengenal
tiap unsur dalam masalah itu,mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu
Sistematika 5 jenis Belajar
Tidak jauh berbeda dengan sistematika 8 tipe belajar,sistematika 5 jenis belajar merupakan
penyederhanaan dari sistematika 8 tipe belajar, terdiri dari :
1. informasi verbal (verbal
information) merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat
diungkapkandalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis
2. Kemahiran intelektual (intellectual skill) : kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep
dan berbagai lambang/simbol.
3. Pengaturan kegiatan kognitif (cognitive strategy) merupakan suatu cara seseorang
untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri.
4. Keterampilan motorik (motoric skill) : kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-
gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai
anggota badan secara terpadu.
5. sikap(Attitud)merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalammengambil tindakan, apakah baik atau
buruk bagi dirinya sendiri
Menurut Gagne, dalam pembelajaran peranan guru hendaknya lebih banyak
membimbing peserta didik, antara lain :
1. Membangkitkan dan memelihara perhatian
2. Merangsang peserta didik untuk mengingat aturan dan ketrampilan yang relevan
3. Menyajikan situasi atau pelajaran yang baru 4. Memberikan bimbingan belajar
5. Memberikan feedback
6. Mengupayakan transfer belajar
7. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan soal untuk menerapkan apa yang telah
dipelajari.
Fase-Fase pembelajaran Gagne :
Fase Motivasi
Fase Pengenalan
Fase Perolehan
Fase Retensi
Fase Pemanggilan
Fase Generalisasi dan Penampilan
Fase Umpan balik
Fase-Fase pembelajaran Gagne dalam materi Hidrolisa :
Fase Motivasi :
Menggungah harapan dan keingingtauan peserta didik terhadap materi hidrolisa
1. Menginformasikan manfaat dari hidrolisa
2. Mengingatkan keterkaitan asam- basa dengan garam
Fase Pengenalan :
Memfokuskan perhatian terhadap informasi-informasi yang penting yang terkait dengan materi hidrolisa
Memperkenalkan beberapa produk-produk senyawa garam dan mengidentifikasi sifat-sifat nya → sifat garam : asam, basa dan netral
Fase Perolehan :
Memperoleh informasi yang terkait dengan materi hidrolisa 1. Menjelaskan konsep Hidrolisa
2. Menghitung pH garam terhidrolisa
Fase Retensi :
Memindahkan informasi yang diperoleh ke dalam memori jangka panjang
1. Praktikum : menentukan sifat- sifat garam terhidrolisa
2. Mengulang materi : konsep hidrolisa dan perhitungan pH
Kejadian Instruksional yang disarankan Gagne
1. Mengaktifkan motivasi
Membangkitkan perhatian dalam isi pelajaran, mengemukakan
kegunaan/manfaat
2. Memberi tau tujuan belajar Memberi tau mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari
dan apa yang akan dipelajari
3. Mengarahkan perhatian
Perubahan stimulus : “perhatikan ....”
Persepsi selektif : mengeraskan ucapan, menggarisbawahi/mewarnai
point-point penting
4. Merangsang ingatan tentang pelajaran yang telah lampau
Mengajukan pertanyaan- pertanyaan
5. Menyediakan bimbingan belajar Mengaitkan informasi baru pada
pengalaman
Memberikan contoh dan non contoh dalam menjelaskan konsep
6. Melancarkan retensi
Sesering mungkin mengulang materi, memberi banyak contoh, “jembatan keledai, menggunakan tabel, diagram,
gambar
7. Membantu transfer belajar
Melalui tugas pemecahan masalah, bekerja dalam kelompok (diskusi atau
percobaan)
8. Memperlihatkan penampilan dan umpan balik
Pemberian tes, mengamati perilaku siswa, reinforcement
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
25