MODUL
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS)
PELATIHAN
TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE PERILAKU
1. PESERTA MEMAHAMI KEDUDUKAN, SUSUNAN, TUGAS, WEWENANG, KEWAJIBAN, HUBUNGAN KERJA, EVALUASI KINERJA,
PEMBERHENTIAN, DAN
PENGAMBILALIHAN TUGAS KPPS 2. PESERTA MEMAHAMI KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU DAN KODE PERILAKU KPPS, SEHINGGA MENJADIKAN KPPS YANG
PROFESIONAL, BERINTEGRITAS DAN MANDIRI.
TUJUAN PEMBELAJARAN
SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN INI, PESERTA DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN KEDUDUKAN KPPS;
SUSUNAN KPPS; TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KPPS; HUBUNGAN KERJA KPPS; EVALUASI KINERJA KPPS;
PEMBERHENTIAN KPPS, DAN PENGAMBILALIHAN TUGAS KPPS
INDIKATOR HASIL BELAJAR
DESKRIPSI SINGKAT, TUJUAN PEMBELAJARAN, DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR
MODUL INI MEMBEKALI PESERTA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PROSES PELAKSANAAN
PENGHITUNGAN SUARA YANG DIMULAI DARI TAHAPAN PERSIAPAN HINGGA TAHAPAN PELAKSANAAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
DESKRIPSI SINGKAT
MATERI POKOK SUB MATERI DAN
POKOK
MATERI POKOK
1. TATA KERJA KPPS
SUB MATERI POKOK
1. Kedudukan KPPS 2. Susunan KPPS
3. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPPS 4. Hubungan Kerja KPPS
5. Evaluasi Kinerja KPPS
6. Pemberhentian, dan Pengambilalihan Tugas KPPS 7. Kode Etik Penyelenggara Pemilu
8. Kode Perilaku KPPS
25 MENIT / 1 PERTEMUAN
2. KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU DAN KODE PERILAKU KPPS
20 MENIT / 1 PERTEMUAN
TATA KERJA KPPS
• Modul;
• Power Point; dan
• Lembar Penugasan
ALOKASI WAKTU TUJUAN PEMBELAJARAN 1 x 20 Menit/1 Pertemuan
MEDIA PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran ini diberikan dengan tujuan:
1) Peserta memahami Kedudukan KPPS
2) Peserta memahami Susunan KPPS
3) Peserta memahami Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPPS
4) Peserta memahami Hubungan Kerja KPPS
5) Peserta memahami Evaluasi Kinerja KPPS
6) Peserta memahami Pemberhentian KPPS 7) Peserta memahami
Pengambilalihan Tugas KPPS
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan:
1) Mampu menjelaskan Kedudukan KPPS
2) Mampu menjelaskan Susunan KPPS
3) Mampu menjelaskan Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPPS
4) Mampu menjelaskan Hubungan Kerja KPPS
5) Mampu menjelaskan Evaluasi Kinerja KPPS
6) Mampu menjelaskan Pemberhentian KPPS 7) Mampu menjelaskan
Pengambilalihan Tugas KPPS
A. KEDUDUKAN
• PKPU Nomor 8 Tahun 2022 tentang Pembentukan dan Tata Kerja badan Adhoc Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan, KPPS dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan dan penghitungan suara dalam Pemilu dan Pemilihan di TPS.
• KPPS dibentuk paling lambat 14 hari
sebelum pelaksanaan pemungutan
suara dan dibubarkan paling lambat 1
bulan setelah pemungutan suara
selesai.
A. KEDUDUKAN
• Dalam hal, terjadi pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang, Pemilu susulan atau Pemilu lanjutan, masa kerja KPPS diperpanjang dan KPPS dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang, Pemilu susulan atau Pemilu lanjutan.
Apabila terjadi pemungutan dan
penghitungan suara Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua, masa kerja
KPPS diperpanjang, dan KPPS dibubarkan
paling lambat 1 bulan setelah
pemungutan suara putaran kedua
B. SUSUNAN
1. Anggota KPPS berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua
merangkap anggota dan 6 (enam) orang anggota.
2. Ketua KPPS dipilih dari dan oleh Anggota KPPS.
B. SUSUNAN
Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS dalam persiapan penyelenggaraan pemungutan suara dan penghitungan suara meliputi:
1. Memberi penjelasan tentang tugas yang harus dilaksanakan kepada anggota KPPS dan Petugas Ketertiban TPS;
2. Mengumumkan tempat dan waktu pelaksanaan pemungutan suara;
3. Menandatangani surat pemberitahuan untuk memberikan suara kepada Pemilih pada DPT;
4. Menyampaikan salinan daftar Pemilih sementara kepada saksi yang mewakili peserta Pemilu atau Pemilihan di tingkat kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain;
5. Memimpin kegiatan penyiapan TPS; dan
6. Menerima saksi yang memiliki surat mandat yang ditandatangani oleh peserta Pemilu atau Pemilihan.
B. SUSUNAN
Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS dalam rapat pemungutan suara di TPS meliputi:
1. Memimpin kegiatan KPPS;
2. Memimpin pelaksanaan kegiatan pemungutan suara;
3. Membuka rapat pemungutan suara tepat waktu;
4. Memandu pengucapan sumpah/janji para anggota KPPS dan saksi yang hadir;
5. Menandatangani BA bersama-sama paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS;
6. Menandatangani tiap lembar surat suara;
7. Memberikan penjelasan terkait dengan ketersediaan dan tata cara penggunaan alat bantu tunanetra (template); dan
8. Mengakhiri kegiatan pemungutan suara tepat waktu.
B. SUSUNAN
Tugas, wewenang, dan kewajiban Ketua KPPS dalam rapat penghitungan suara di TPS meliputi:
1. Memimpin pelaksanaan penghitungan suara;
2. Menandatangani BA dan sertifikat hasil penghitungan suara bersama-sama paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS, dan dapat ditandatangani oleh saksi yang memiliki surat mandat dari peserta Pemilu atau Pemilihan;
3. Memberikan 1 (satu) rangkap salinan BA dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi peserta Pemilu atau Pemilihan, Panwaslu Kelurahan/Desa dan PPK melalui PPS;
4. Menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
5. Menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, sertifikat hasil penghitungan suara dan alat kelengkapan pemungutan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama, dengan mendapat pengawalan dari Petugas Ketertiban TPS.
B. SUSUNAN
Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban, Ketua KPPS bertanggung jawab kepada PPS melalui Ketua PPS. Anggota KPPS bertanggung jawab kepada Ketua KPPS, dan bertugas membantu melaksanakan tugas Ketua KPPS.
C. HUBUNGAN KERJA
• KPPS bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan tahapan Pemilu kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPS. Pada penyelenggaraan tahapan tersebut, KPPS berkoordinasi dengan perangkat RT atau yang disebut dengan nama lain, RW atau yang disebut dengan nama lain, Pengawas TPS, peserta Pemilu, Pemilih, dan pihak terkait lain pada tingkat TPS.
• KPPS wajib melaporkan kinerja penyelenggaraan
tahapan Pemilu kepada PPS paling sedikit 1 (satu)
kali dalam masa kerjanya.
D . E VALUA S I K I N E R JA
Evaluasi kinerja KPPS digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan tahapan yang dilakukan oleh KPPS, sebagai
bentuk akuntabilitas penggunaan anggaran untuk mendukung
kegiatan tahapan Pemilu yang dilakukan oleh KPPS dan
menjadi dasar pertimbangan bagi KPU Kabupaten/Kota dalam
melakukan pengangkatan kembali KPPS. Komponen evaluasi
kinerja KPPS digunakan untuk pelaksanaan tahapan Pemilu,
kesesuaian penggunaan anggaran; dan koordinasi pada tiap
tingkatan.
D . E VALUA S I K I N E R JA
Berdasarkan Keputusan KPU Nomor 534 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Keputusan KPU Nomor 476 Tahun 2022 tentang Pedoman Teknis Pembentukan Badan Adhoc Pemilu, Pemilihan, KPPS wajib melaporkan pelaksanaan tahapan Pemilu atau Pemilihan dan kinerja kepada PPS paling sedikit 1 (satu) kali dalam masa kerjanya. Pada akhir masa jabatan KPPS, dilakukan penilaian kinerja dengan mempertimbangkan aspek:
1. Pelaksanaan tahapan Pemilu atau Pemilihan pada tingkatan KPPS;
2. Penegakan kode etik, kode perilaku, sumpah/janji, dan pakta integritas penyelenggara Pemilu; dan
3. Hasil laporan.
D . E VALUA S I K I N E R JA
Penilaian dilakukan dengan metode 180 derajat pada akhir
masa jabatan yang melibatkan PPS dan KPPS sesuai dengan
wilayah kerja KPPS. Penghitungan nilai evaluasi KPPS menjadi
tanggung jawab PPS. PPS melaporkan hasil penilaian evaluasi
KPPS kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK.
Anggota KPPS diberhentikan oleh PPS atas nama Ketua KPU Kabupaten/Kota, karena:
1. Meninggal dunia;
2. Berhalangan tetap, meliputi keadaan tidak diketahui keberadaannya, dan tidak mampu melaksanakan tugas secara permanen.
3. Mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima; atau
Anggota KPPS diberhentikan dengan tidak hormat oleh KPU Kabupaten/Kota, apabila:
1. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota KPPS;
2. Melanggar sumpah/janji jabatan dan/atau kode etik;
3. Tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban tanpa alasan yang sah;
4. Dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana Pemilu dan/atau tindak pidana lainnya;
5. Melakukan perbuatan yang terbukti menghambat KPU kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam mengambil keputusan dan penetapan sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan PKPU Nomor 8 Tahun 2022 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Badan Adhoc Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan, apabila terjadi hal-hal yang mengakibatkan KPPS tidak dapat menjalankan tugasnya, tahapan penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan oleh PPS.
• Modul;
• Power Point; dan
• Video
ALOKASI WAKTU
1 x 25 Menit/1 Pertemuan
MEDIA PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN Materi pembelajaran ini diberikan dengan tujuan:
1) Peserta memahami Kode Etik Penyelenggara Pemilu
2) Peserta memahami Kode Perilaku KPPS
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan:
1) Mampu memahami Kode Etik Penyelenggara Pemilu
2) Mampu memahami Kode Perilaku KPPS
A. KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU
Setiap Penyelenggara Pemilu wajib bekerja, bertindak, menjalankan tugas, wewenang dan kewajiban sebagai Penyelenggara Pemilu dengan berdasarkan Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu.
B. KODE PERILAKU KPPS
Untuk menjaga integritas dan profesionalitas, KPPS wajib berpedoman pada kode perilaku, sebagaimana Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota, sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2023.
B. KODE PERILAKU KPPS
Kode Perilaku bagi KPPS, meliputi:
1) Netral atau tidak memihak salah satu Peserta Pemilu dan/atau tim kampanye;
2) Menghindari intervensi dari pihak lain dalam pengambilan keputusan sebagai Penyelenggara Pemilu;
3) Tidak memakai, membawa, atau mengenakan simbol, lambang atau atribut yang secara jelas menunjukkan keberpihakan kepada Peserta Pemilu; dan 4) Tidak memberitahukan dan menanyakan
pilihan politiknya kepada orang lain;
5) Menyampaikan informasi yang benar kepada publik sesuai dengan data dan/atau fakta;
B. KODE PERILAKU KPPS
Kode Perilaku bagi KPPS, meliputi:
6) Melayani pemilih dalam memenuhi hak konstitusionalnya;
7) Memperlakukan dan memberi kesempatan yang sama setiap Peserta Pemilu;
8) Menaati aturan dan prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
9) Tidak memberikan tafsiran pribadi terhadap suatu aturan yang sudah ditetapkan;
10) Memberikan akses dan pelayanan kepada Pemilih, Peserta Pemilu, dan para pemangku kepentingan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
B. KODE PERILAKU KPPS
Kode Perilaku bagi KPPS, meliputi:
11) Memanfaatkan teknologi informasi dalam rangka sosialisasi dan penyebarluasan informasi Pemilu;
12) Menjamin kualitas pelayanan kepada pemilih, Peserta Pemilu dan para pemangku kepentingan sesuai dengan standar profesional administrasi Penyelenggaraan Pemilu;
13) Bertindak berdasarkan standar operasional prosedur dan substansi profesi administrasi Pemilu dan Pemilihan;
14) Berani menghadapi dan menerima konsekuensi keputusan;
15) Menciptakan kondisi yang kondusif dalam Penyelenggaraan Pemilu.
B. KODE PERILAKU KPPS
Kode Perilaku bagi KPPS, meliputi:
16) Menyampaikan informasi terkait kepemiluan kepada penyandang disabilitas, minoritas, dan kelompok marginal;
17) Memberikan pelayanan kepada penyandang disabilitas, minoritas, dan kelompok marginal untuk menggunakan hak pilihnya; dan
18) Memberikan kesempatan yang sama kepada penyandang disabilitas, minoritas dan kelompok marginal untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pemilu.
KO MISI PEMIL IHAN UMUM
MODUL PELAT IHAN TATA KERJA, KODE ET IK, DAN KODE PERILAKU Janua ri 20 24