• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Perkulianhan: Safety, Health, and Environment

N/A
N/A
Dwireksa El putra

Academic year: 2024

Membagikan "Modul Perkulianhan: Safety, Health, and Environment"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Safety, Health,

and Environment

Kebakaran

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Teknik Teknik Industri

12

05710104 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M

Abstract Kompetensi

Modul 12 ini menjelaskan tentang penyebab-penyebab terjadinya kebakaran, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, perlindungan bahaya kebakaran dan penggunaan APAR

Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan mengenai penyebab-penyebab terjadinya kebakaran, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, perlindungan bahaya kebakaran dan penggunaan APAR

(2)

Kebakaran

Api dan kebakaran ialah peristiwa yang tidak asing lagi di telinga kita, dimana kedua peristiwa ini sering terjadi dan banyak memakan korban jiwa. Terjadinya peristiwa ini akibat kelalaian manusia yang tidak hati – hati dalam melakukan hal apapun. Hal yang bisa mengakibatkan munculnya api dan kebakaran ialah listrik yang konslet, lupa mematikan api kompor, membuang puntung rokok sembarangan dan masih banyak lagi.

Pengertian api ialah suatu reaksi kimia atau oksidasi yang cepat dan terbentuk dari tiga unsur yaitu panas, oksigen, dan bahan yang mudah terbakar yang akan menghasilkan panas dan cahaya.

Sedangkan pengertian atau definisi dari kebakaran adalah nyalanya api kecil maupun besar pada tempat, situasi ataupun waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan umumnya itu sulit dikendalikan dan apabila kebakaran ini terjadi akan banyak memakan korban jiwa. Kebakaran juga termasuk dalam kategori situasi atau kondisi darurat di lingkungan perusahaan atau diluar perusahaan.

Kebakaran adalah suatu kejadian yang sangat tidak diharapkan oleh semua pihak karena kebakaran bukan hanya menyebabkan kerugian material tetapi juga kerugian nonmaterial.

Kebakaran dapat terjadi setiap saat. Penyebab kebakaran di area industry pada dasarnya disebabkan oleh beberapa hal diantaranya faktor manusia bisa berupa kelalaian, faktor teknis bisa berupa konsleting listrik dan faktor alam berupa petir ataupun bencana alam. Menurut kepala area komite nasional untuk keselamatan listrik (Konsuil) batam, Burhanuddin Nur (2013) bahwa kebakaran itu disebabkan karena penggunaan ekstension atau daya yang

(3)

berlebihan sehingga memicu terjadinya arus pendek. Selain itu, bisa juga karena kualitas kabel yang rendah dan tidak memenuhi standar serta harus mengecek kelayakan instalasi listrik setiap 10 tahun untuk mencegah terjadinya arus pendek.

Faktor Penyebab Kebakaran

Menurut Depnaker, 1978 penyebab terjadinya kebakaran bersumber pada tiga faktor, yaitu faktor manusia, teknis dan alam, antaralain:

A. Faktor Pekerja

• Tidak mau atau kurang mengetahui prinsip dasar pencegahan kebakaran.

• Menempatkan barang atau menyusun barang yang mudah terbakar tanpa menghiraukan norma-norma pencegahan kebakaran.

• Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan.

• Kurang memiliki rasa tanggung jawab atau adanya unsur kesengajaan.

B. Faktor Pengelola

• Sikap pengelola yang tidak memperhatikan keselamatan kerja. Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja.

• Sistem dan prosedur kerja yang tidak diterapkan dengan baik terutama dalam kegiatan penentuan bahaya dan penerangan bahaya.

• Tidak adanya standar atau kode yang dapat diandalkan.

C. Faktor Teknis

• Melalui proses fisik atau mekanis seperti timbulnya panas akibat kenaikan suhu atau timbulnya api terbuka.

• Melalui proses kimia yaitu terjadinya suatu pengangkutan, penyimpanan, penanganan barang atau bahan kimia berbahaya tanpa memperhatikan petunjuk yang telah ada.

• Melalui tenaga listrik karena hubungan arus pendek sehingga menimbulkan panas atau bunga api dan dapat menyalakan atau membakar komponen lain

D. Faktor Alam

Petir adalah salah satu penyebab adanya kebakaran hutan dan juga perumahan yang dilalui oleh lahar panas.

Tahap- Tahap Terjadinya Kebakaran 1. Tahap Kebakaran Muncul

(4)

 Reaksi 3 unsur api (panas, oksigen, dan bahan mudah terbakar).

 Dapat pada dengan sendirinya apabila api tidak bisa mencapai tahap kebakaran yang selanjutnya.

 Menentukan tindakan pemadaman untuk menyelamatkan diri.

2. Tahap Kebakaran Tumbuh

 Api akan mudah membakar bahan yang mudah terbakar dan menimbulkan panas yang meningkat.

 Dapat terjadi flashover (ikut nyalanya bahan yang mudah terbakar di sekitar api karena panas yang tinggi.

 Berpotensi menimbulkan korban terjebak di dalamnya dan terluka ataupun kematian bagi petugas pemadam kebakaran ataupun korban yang ada terjebak di dalam kebakaran itu.

3. Tahap Kebakaran Puncak

 Semua bahan yang mudah terbakar akan menyala dengan keseluruhan.

 Nyalanya api yang paling panas atau tinggi dan yang paling berbahaya bagi siapa saja yang terjebak atau terperangkap di dalamnya.

4. Tahap Kebakaran Reda

 Tahap kebakaran yang memakan waktu yang paling lama diantara tahap – tahap kebakaran yang lainnya.

 Penurunan kadar (oksigen) atau bahan yang mudah terbakar secara signifikan yang akan menyebabkan padamnya api (kebakaran).

 Terdapatnya bahan yang mudah terbakar dan yang belum kena api atau belum menyala akan berpotensi menimbulkan nyalanya api yang baru.

 Dapat menimbulkan backdraft (munculnya ledakan yang terjadi akibat masuknya oksigen secara tiba- tiba ke dalam ruangan yang tertutup dan dibuka mendadak saat kebakaran sedang berlangsung).

Cara Memadamkan Api Kebakaran 1. Pendinginan

Salah satu cara yang umum untuk memadamkan kebakaran adalah dengan cara pendinginan/menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak dapat menimbulkan uap atau gas untuk pembakaran. Salah satu bahan yang efektif terbaik menyerap panas adalah Air. Pendinginan permukaan biasanya tidak efektif pada produk gas dan cairan yang

(5)

mudah terbakar dan memiliki flash point dibawah suhu air yang dipakai untuk pemadaman. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan untuk memadamkan kebakaran dari bahan cairan mudah terbakar dengan flash point di bawah 100O C atau 37O C.

2. Isolasi

 Menutup permukaan benda yang mudah terbakar untuk dapat menghalangi unsur O2 supaya tidak dapat menyalakan api.

 Bisa menggunakan media serbuk maupun busa.

3. Dilusi

 Meniupkan gas inert untuk dapat menghalangi unsur O2 menyalakan api.

 Menggunakan media gas CO2.

4. Pemisahan Bakar Mudah Terbakar

 Memisahkan bahan yang muda terbakar dari unsur api supaya api tidak mudah menjalar ke bahan yang belum terbakar agar api tidak semakin besar dan akan mudah di padamkan.

 Dapat memindahkan bahan- bahan yang mudah terbakar dari jangkauan api.

5. Pemutusan Rantai Reaksi

Memutuskan rantai reaksi api dengan menggunakan bahan yang tertentu untuk dapat mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi dari sebuah api.

Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPA (National Fire Protection Association) Amerika Kebakaran diklasifikan (dikelompokkan) berdasarkan sumber penyebab api yang muncul dalam kejadian kebakaran. Klasifikasi (kelas) kebakaran secara umum merujuk pada klasifikasiInternasional yaitu klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association) Amerika. Sumber terakhir sampai dengan artikel ini disusun, NFPA membagi klasifikasi (kelas) kebakaran menjadi 6 (enam) kelas yaitu : Kebakaran Kelas A, Kebakaran Kelas B, Kebakaran Kelas C, Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E dan Kebakaran Kelas K.

Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam efektif untuk memadamkan api/kebakaran menurut sumber api/kebakaran tersebut, serta berguna untuk menentukan tingkat keamanan jenis suatu media pemadam sebagai media pemadam suatu kelas kebakaran berdasarkan sumber api/kebakarannya.

(6)

Klasifikasi (kelas) kebakaran berdasarkan NFPA berikut dengan media pemadam efektifnya antara lain :

Kebakaran Kelas A

Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Plastik, Kain, Kayu, Karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas A adalah APAR jenis Cairan (Water), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).

Kebakaran Kelas B

Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).

Kebakaran Kelas C

Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).

Kebakaran Kelas D

Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium.

Kebakaran Jenis ini perlu APAR khusus dalam memadamkannya.

Kebakaran Kelas K

Kebakaran Kelas K merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh minyak masak (minyak sayur, minyak hewan) ataupun lemak yang biasanya dipergunakan dalam dapur masak. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan Kebakaran Kelas K adalah APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Karbon Diokside (CO2).

Pencegahan dan Penanggulangan

Pencegahan dan penanggulangan serta penyelamatan diri dari bencana kebakaran adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

(7)

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh kelalaian manusia maupun faktor lain, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak psikologis.

Langkah – langkah yang perlu diantisipasi guna mencegah terjadinya bencana kebakaran sebagai berikut :

a) Pastikan bahwa Instalasi Listrik aman

b) Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran, ini biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber listrik.

c) Pergunakan pemutus arus listrik (kontak tusuk) dalam keadaan baik.

d) Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki, karena bisa menyebabkan hubungan pendek.

e) Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistim pengaman yang sesuai, PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada.

Penanggulangan

a) Sediakan alat pemadam kebakaran di Kantor anda. Apabila anda bisa membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) disetiap ruangan kantor.

b) Sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api.

c) Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat telephone, atau program telephon untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.

Tujuan penanggulangan bencana Penanggulangan bencana bertujuan untuk :

a. Memberikan perlindungan kepada pegawai dari ancaman bencana;

b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;

c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,terkoordinasi, dan menyeluruh;

d. Menghargai budaya lokal;

e. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;

f. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawaan; dan

(8)

g. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Penyelamatan Diri

Apabila karyawan/karyawati kantor sudah melakukan pengenalan dan pengecekan Kantor dengan seksama maka :

a) Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis kantor akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di kantor bersama seluruh karyawan.

b) Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur bagi petugas Satpam.

c) Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau menunduk di bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.

d) Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman.

e) Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus melalui jendela.

f) Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan keluar menerobos kobaran api.

Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat beberapa metode/cara berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu diantaranya ialah dengan metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan bahan mudah terbakar dan pemutusan rantai reaksi api.

(9)

Apabila kebakaran terjadi, hal-hal yang harus dilakukan adalah :

• Apabila mendengarkan alarm kebakaran, segera keluar dari bangunan melalui jalur evakuasi yang aman

• Apabila pakaian terbakar, segera berhenti dan berguling-gulinglah hingga padam.

Lindungi muka dengan tangan.

• Dahulukan keselamatan jiwa sebelum menolong orang lain yang terjebak dalam kebakaran

• Segera telepon pemadam kebakaran dan bantu padamkan api dengan cara yang aman

Hal hal yang harus dilakukan setelah kebakaran berakhir adalah

• Setelah api seluruhnya padam, jangan langsung masuk ke dalam bangunan. Waspada terhadap kerusakan bangunan akibat kebakaran, cek kekuatan bangunan.

• Inventaris barang-barang dan dokumen penting dalam rumah anda sebelum memilah mana yang akan dibuang.

(10)

• Bersihkan sisa abu dan runtuhan dengan menggunakan masker dan sarung tangan untuk menghindari hirupan debu.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Pengertian (Definisi) APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ialah alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang guna memadamkan api/kebakaran pada mula terjadi kebakaran (definisi berdasarkan Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Alat Pemadam Api Ringan (APAR) umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi.

APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya. Dalam K3 Kebakaran terdapat berbagai jenis APAR (Fire Extenguisher) yaitu:

1. APAR Jenis Air

Media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat dalam dua konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai 20 ft. Dan waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.

2. APAR Jenis Busa

(11)

Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa). Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan tersebut akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian didorong oleh gas pendorong (biasanya CO2 ).

3. APAR Jenis Karbon Dioksida

APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen diupayakan terpisah dari apinya. Di samping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam pendinginan. Material yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin.

4. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)

APAR ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon dioksida atau gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong bisa ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan yang cukup luas.

5. APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon

APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, fluorine, bromide dan chlorine. Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi.

Dalam Kesehatan dan Keselamatan (K3 Kebakaran), terdapat alat pendukung APAR antara lain:

1. Hydran

Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.

(12)

2. Fire Alarm

Fire alarm adalah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran pada sebuah gedung atau kantor. Fire alarm merupakan serangkaian peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat.

Dalam sebuah sistem fire alarm, terdapat beberapa komponen utama yang merupakan dasar penggerak sistem tersebut. Salah satunya adalah alat pendeteksi (Detector).

Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat. Detector dalam alarm kebakaran pun banyak ragamnya. Di antaranya Heat detector, Smoke detector, Flame detector, dan Gas detector.

3. Sprinkler

Fire Sprinkler adalah alat yang berguna untuk memadamkan api secara otomatis, Umumnya sprinkler di pasang pada gedung yang memiliki ketinggan atau tempat yang memiliki fasilitas umum dan memiliki tingkat bahaya kebakaran seperti apartemen,rumah sakit,pabrik dan lainnya. Cara kerja dari alat pemadam kebakaran jenis ini adalah ketika terjadi kebakaran di ruangan yang telah diinstal dengan sistem ini maka ruangan yang terbakar otomatis akan meningkatkan temperatur udara dalam ruangan, tingginya temperatur menyebabkan potensi menyala pada komponen lain. Temperatur pada sistem telah diinstal dan akan bekerja otomatis pada temperatur tersebut. Ketika api menyala pada

(13)

komponen didekat sistem sprinkler, hal ini menyebakan temperatur yang tinggi pada sensor yang ada pada sprinkler. Sensor secara otomatis dihubungkan pada sprinkler dan mengeluarkan air. Air yang keluar dari nozzle berukuran kecil dengan tekanan yang tinggi sehingga dapat memadamkan api.

Tata Cara Penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam Kebakaran

Untuk mempermudah dalam mengingat proses ataupun cara penggunaan Alat Pemadam Api, kita dapat menggunakan singkatanT.A.T.A. yaitu :

1) TARIK Pin Pengaman (Safety Pin) APAR 2) ARAHKAN Nozzle atau pangkal selang ke

sumber api (area kebakaran)

3) TEKAN Pemicu untuk menyemprot

4) AYUNKAN ke seluruh sumber api (area kebakaran)

Dalam bahasa Inggris, singkatan T.A.T.A ini disebut juga dengan P.A.S.S yaitu PULL, AIM, SQUEEZE dan SWEEP.

Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR :

 Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah dengan arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif menuju ke pusat api dan jilatan api tidak mengenai tubuh petugas pemadam.

 Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai dengan klasifikasi sumber kebakaran.

Penempatan Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan) diatur dalam Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

Persyaratan tersebut antara lain :

(14)

a) Mudah dilihat, diakses dan diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan APAR / Tabung Pemadam.

b) Tinggi pemberian tanda pemasangan ialah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok APAR bersangkutan (jarak minimal APAR / Tabung Pemadam dengan laintai minimal 15 cm).

c) Jarak penempatan APAR / Tabung Pemadam satu dengan lainnya ialah 15 meter atau ditentukan lain oleh pegawai pengawas K3 atau Ahli K3.

d) Semua Tabung Pemadam / APAR sebaiknya berwarna merah.

Syarat Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam :

 Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah.

 Ukuran tiap sisi 35 cm.

 Tinggi huruf 3 cm berwarna putih.

 Tinggi Tanda Panah 7.5 cm berwarna putih.

Syarat Pemasangan Tanda APAR / Tabung Pemadam pada kolom (tiang) bangunan :

(15)

Daftar Alat Pemadam Kebakaran Manual

Nama Fungsi Alat Pemadam Kebakaran Alat Pemadam Api Ringan

(APAR) Berfungsi untuk memadam kan api secara manual Tabung Pemadam Portable Berfungsi untuk memadamkan api/kebakaran yang

bersumber dari api atau asap kecil

Tabung Pemadam Roda Berfungsi untuk memadamkan kebakaran yang bersumber dari api atau asap yang besar Fire Hydrant System

Berfungsi untuk memadamkan api/kebakaran di gedung atau bangunan besar

Pompa Hydrant Berfungsi untuk memompa sumber air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran atau api Selang Hydrant/Fire Hose Berfungsi untuk menyalurkan air ke sumber api

yang di dukung oleh tekanan dari pompa hydrant Nozzel Berfungsi sebagai pegangan bagi petugas

pemadam kebakaran yang berada di ujung selang dan di ujung keluarnya air

Coupling Berfungsi sebagai pengikat selang dengan output pompa dan pengikat di ujung selang dengan pegangan nozzel

Hydrant Pilar

Berfungsi sebagai output pompa hydrant yang di sambungkan dengan selang hydrant untuk menyalurkan air ke sumber api

Box Hydrant

Berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan hydrant seperti selang,nozzel,dan sebagai tempat output pompa di dalam gedung maupun di luar gedung

Valve Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air bila pompa telah di hidupkan atau di matikan Hose Reel Berfungsi sebagai tempat menggulung selang

pemadam/fire hose didalam box hydrant

(16)

Fire Alarm System / Sistem Otomatis Menggunakan Alarm

Nama Fungsi Alat Pemadam Kebakaran Smoke Detektor Berfungsi untuk mendeteksi dan memberikan

alarm adanya asap atau api yang muncul di dalam gedung atau luar gedung berfungsi sebagai penangkap asap dan pemberi peringatan bila terdeteksi adanya asap dan mengeluarkan alarm bunyi pada alarm bell

Heat Detector Berfungsi sebagai penagkap api dan memberi sinyal ke panel sehingga mengeluarkan bunyi alarm pada alarm bell

Panel MCFA Berfungsi sebagai pusat kontrol seluruh system jaringan fire system

Indicating Lamp Berfungsi sebagai lampu untuk menandai terjadinya deteksi asap/kebakaran

Push Button/Manual Switch Berfungsi sebagai tombol darurat untuk menghidupkan alarm bila ditemui adanya kebakaran atau api

Alarm Bell/Sounder Berfungsi untuk membunyikan bell yang menandai terjadinya dateksi api atau timbulnya kebakaran

Manual Call Point

Berfungsi Untuk Menekan bell dan membunyikan alarm bila terjadi kebakaran atau timbulnya api Break Glass Berfungsi untun memecahkan kaca dan menekan

tombol darurat untuk menyalakan bell

(17)

Daftar Pustaka

Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Departemen Pekerjaan Umum.

Tarwaka. (2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja, Harapan Press, Surakarta.

International Labour Organization. (2013). Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja, Sarana Untuk Produktivitas, International Labour Organization, Jakarta.

International Labour Organization. (2018). Manajemen Risiko Kebakaran, International Labour Organization, Jakarta.

Redjeki, S. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Suma’mur. (1994). Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan, CV HAJI MASAGUNG, Jakarta.

British Stpekerjard Institution. 2018. ISO 45001:2018 Occupational Health & Safety management systems Requirements with guidance for use. Geneva, March 31.

Referensi

Dokumen terkait