PERUNDANGAN K3 MIGAS DAN PENAGGULANGAN
KEBAKARAN
YAKIN ERMANTO S.T , M.B
SUBJECT MATTER EXPERT
A. OUTLINE
• Memahami penerapan K3 Migas di Onshore
• Memahami penerapan
K3 Migas di Offshore
SKEMA KOMPETENSI
• UU NO 22 Tahun 2001 minyak dan gas bumi
• PP No. 17 Tahun 1974 Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi Dan Eksploitasi Minyak Dan Gas Bumi Di Daerah Lepas Pantai
D.DASAR HUKUM
PEMBIDANGAN SEKTORAL
• UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
• PP No.17 tahun 1974 tentang Pengawasan
Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Migas di Daerah Lepas Pantai (Offshore)
• PP No. 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi (Hilir)
• Permen ESDM RI No.18 tahun 2018 Tentang Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan
Peralatan Pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi
MIGAS
C.ISTILAH DAN DEFENISI DI MIGAS
1. Minyak Bumi
Hasil proses alami berupa hidrokarbon berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan
2.Gas Bumi
Hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi;
3. Kegiatan Usaha Hulu
kegiatan usaha yang bertumpu pada
kegiatan usaha
Eksplorasi dan
Eksploitasi;
ISTILAH DAN DEFENISI DI MIGAS
4.Eksplorasi
kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk
menemukan dan
memperoleh perkiraan cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan;
5. Eksploitasi
kegiatan bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri pengeboran dan
penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan,
penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan
pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan
;
E. KEGIATAN MIGAS
• Kegiatan Migas meliputi kegiatan Hulu dan Hilir
• Kegiatan Migas mengandung berbagai
jenis potensi bahaya baik terhadap
manusia,aset,lingkungan masyarakat
STANDARD KESELAMATAN DI MIGAS
LIFEBOUT STATION OFFSHORE
OFFSHORE BELL EMERGENCY ALARMS SYSTIM - 01
Life jacket yang akan digunakan seharusnya :
Stored properly/ siap digunakan
Free from damage/ tidak rusak
Ready for use in Emergency /siap digunakan
Diletakkan didepan lifeboat stations
ONLY for the ON-DUTY personnel use
OFFSHORE LIFE JACKETS - PERSEDIAAN HARUS TERSEDIA
2 variant lifejacket models on
board STRAPS TYPE
BUCKLE TYPE
TURN AROUND YOUR T-CARD ON THE MUSTER BOARD
STAND ON YELLOW COLOR SQUARE MARKING
MUSTER CHECKER
Semua peralatan penyelamat harus
dikembalikan sampai ke lokasi
penyimpanan yang benar / jika cacat
atau komponen hilang dilaporkan
segera
HARD HAT SAFETY GLASSES EAR PLUG
IMPACT GLOVES LONG-
SLEEVE COVERALL
SAFETY SHOES
PTW DISPLAY BOARD PTW LOCATION
BOARD
DAILY PTW LOG
PTW BLANK FORMS
LOGBOOK
SAFETY OBSERVATION CARD
• Hazards
• Unsafe Acts
• Near Misses
• Safe Work
Semua orang diperlukan untuk mengirimkan kartu
huns per hari diperlukan partisipasi aktif anda
dalam program keselamatan
• Apabila ada melihat lifting gear/equipment dengan lifting code yang tidak sesuai warnanya bisa langsung di report. Siapapun berhak tanpa terkecuali
• LIFTING COLOR CODE akan ditempel ditempat-tempat umum yang terlihat oleh orang agar semuanya aware LIFTING COLOR CODE yang tepat yang sedang
digunakan
Sistem Hands-Free.
Gunakan tongkat dorong-tarik dan garis
tag saat menangani beban.
Electronic Waste
CONTOH BAHAYA
Contoh: kendaraan bergerak, perpindahan /pergeseran alat, angin berhembus,pembengkokan
Contoh: rotating equipment (pompa, kompresor, motor, alat bor), pegas, ban berjalan
Contoh: power line/jalur
kabel listrik, trafo, arus statis, petir, baterei
Contoh: tekanan pipa fluida, tabung gas, separator, hose, peralatan pneumatis dan hidrolis
Contoh: api menyala, percikan api, permukaan panas/dingin, pekerjaan pengelasan, gesekan Contoh: benda jatuh dari
ketinggian/alat angkat
GRAVITASI
LANJUTAN CONTOH BAHAYA
Contoh: Gas mudah terbakar, bahan beracun, korosif, bau mennyengat, bahan yang bisa mengiritasi kulit/mata,
debu/asap, dll.
Contoh: Bising benda pukul, pergesekan materi, vibrasi benda putar/gerak,
pelepasan tekanan tinggi, penurunan tekanan yang ekstrem
KIMIA
Contoh: Ular, Lebah,
Kalajengking, Makanan/Air Minum terkontaminasi
Bakteri/Virus
BIOLOGI
Examples: Sinar / Cahaya Matahari berlebihan, Percikan pengelasan, X-rays, microwaves,
naturally occurring radioactive material (NORM)
RADIASI
KEBISINGAN
30
Temperatur – Api Las Temperatur- Panas Besi
Gravitasi- Besi Jatuh
Tekanan- hose
Bahan Kimia- Asap Las
Energi Listrik - Kabel
Bahan Kimia- Propan & Oksigen “?”
Radiasi- Sinar Api Las
Gravitasi- Penyangga Jatuh
Jasad Renik – Baju/masker
Suatu PERISTIWA oksidasi cepat dari bahan yang mudah terbakar dengan melepas energy berupa panas dan atau cahaya
Api yang tidak terkontrol dan tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerugian baik harta benda maupun korban jiwa.
DEFENISI API
KEPMENAKER 186/ 1999
KEBAKARAN DEPO PLUMPANG, ESDM MINTA PERTAMINA PERKETAT SELURUH FASILITAS BBM
IOS: HTTP://BIT.LY/APPSBISNISCOMIOS
Kebakaran tangki di kilang Pertamina Refinery Unit (RU) VI
Balongan, Indramayu, Senin dini hari (29/3/2021)
TEORI API
BAHAN BAKAR
TEORI API
KEPMENAKER 186/ 1999
BAHAN BAKAR
Tetrahedron of Fire yaitu rantai-reaksi. Teori ini
ditemukan berdasarkan penelitian dan
pengembangan bahan pemadam tepung kimia (dry
cemical )dan Halon (halogeneted hydrocarbon).
SUMBER PANAS
API
TERBUKA LISTRIK PENGELASAN MEROKOK REAKSI ALAM KIMIA
ARSON
- Cooling
- Smothering - Starvation
- Breaking Chain Reaction
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN
KEPMENAKER 186/ 1999
BAHAN BAKAR
COOLING/PENDINGINAN
Memadamkan api dengan air
KEPMENAKER 186/ 1999
BAHAN BAKAR
SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN
Menutup drum yang terbakar
BAHAN BAKAR
STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
Menutup kerangan pada Tangki yang terbakar
KEPMENAKER 186/ 1999
BAHAN BAKAR
BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA
Memadamkan API dengan APAR
KEPMENAKER 186/ 1999
KLASIFIKASI KEBAKARAN
• Tujuan:
– memudahkan pemililhan media pemadam yang tepat dari berbagal tipe bahan bakar.
• Klasifikasi kebakaran:
– Klas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik, dll.) – Klas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar – Klas C : Instalasi listrik
– Klas D : Bahan logam PERMENAKER NO 4 / 1980
PENGARUH PROSENTASE KANDUNGAN GAS-GAS
TERHADAP KONDISI TUBUH MANUSIA
QUALIFIED GAS TESTER
• Pengujian deteksi gas harus dilakukan oleh qualified gas tester .
1. Hidrokarbon.
2. Karbon monoksida (CO), 3. Karbon dioksda (C02), 4. Hidrogen Sulfida (H2S), 5. Oksigen (02)
Alat pengukur konsentrasi gas umumnya terdiri 4 (empat) jenis yaitu
• Combustible /Flammable Gas Detector
• Toxic Gas Detector
• Oxygen Analyzer
• Combination (multi) Gas Detector
WHEN
KAPAN TAHAP PENGELOLAAN K3 MIGAS
DILAKUKAN ?
TAHAP I CONCEPTUAL ENGINEERING
TAHAP II Basic Engineering
Tahap III Detailed Engineering
Tahap IV Equipment Procurement
and Constr.
Tahap V Commissioning
& Start-Up
Tahap VI Operation &
Maintenance
Tahap VII Demolition
Tahap Kegiatan
Aspek Keselamatan harus telah dimulai sejak project dirancang dengan
mempertimbangkan keselamatan dalam pembangunan atau pengoperasiannya.
• Safety Review
• AMDAL
TAHAP PENGELOLAAN K3 MIGAS
Dilakukan Analisa Keselamatan terhadap rancangan projek dengan mengidentifikasi potensi bahaya serta standar dan
perundangan yang terkait dengan rancangan
• What If Analysis
Tahap Kegiatan
TAHAP I CONCEPTUAL ENGINEERING
TAHAP II Basic Engineering
Tahap III Detailed Engineering
Tahap IV Equipment Procurement
and Constr.
Tahap V Commissioning
& Start-Up
Tahap VI Operation &
Maintenance
Tahap VII Demolition
TAHAP PENGELOLAAN K3 MIGAS
Dilakukan Analisa Keselamatan lebih rinci setelah rancangan detail konstruksi selesai dan ada rincian peralatan dan sistim yang akan digunakan terhadap rancangan projek
• Hazops
• What If Analysis
• Quantitative Risk Analysis
Tahap Kegiatan
TAHAP I CONCEPTUAL ENGINEERING
TAHAP II Basic Engineering
Tahap III Detailed Engineering
Tahap IV Equipment Procurement
and Constr.
Tahap V Commissioning
& Start-Up
Tahap VI Operation &
Maintenance
Tahap VII Demolition
TAHAP PENGELOLAAN K3 MIGAS
Penerapan K3 dalam kegiatan fisik konstruksi dengan menerapkan Manajemen K3 :
- CSMS
- Safety Audit - Safety Review
Tahap Kegiatan
TAHAP I CONCEPTUAL ENGINEERING
TAHAP II Basic Engineering
Tahap III Detailed Engineering
Tahap IV Equipment Procurement
and Constr.
Tahap V Commissioning
& Start-Up
Tahap VI Operation &
Maintenance
Tahap VII Demolition
TAHAP PENGELOLAAN K3 MIGAS
Sebelum fasilitas dijalankan dan konstruksi dinyatakan selesai diadakan kajian ulang untuk meyakinkan standar keselamatan yang ada untuk fasilitas tersebut sudah memenuhi :
- Pre Start-up Safety Review - Safety Inspection
Tahap Kegiatan
TAHAP I CONCEPTUAL ENGINEERING
TAHAP II Basic Engineering
Tahap III Detailed Engineering
Tahap IV Equipment Procurement
and Constr.
Tahap V Commissioning
& Start-Up
Tahap VI Operation &
Maintenance
Tahap VII Demolition
TAHAP PENGELOLAAN K3 MIGAS
Penerapan K3 dalam operasi (Operational Safety) sesuai ketentuan yang berlaku untuk kegiatan yang bersangkutan
- Pabrik kimia , Migas - Industri Umum
- Industri Jasa
- Fasilitas Umum dsb.
Tahap Kegiatan
TAHAP I CONCEPTUAL ENGINEERING
TAHAP II Basic Engineering
Tahap III Detailed Engineering
Tahap IV Equipment Procurement
and Constr.
Tahap V Commissioning
& Start-Up
Tahap VI Operation &
Maintenance
Tahap VII Demolition
TAHAP PENGELOLAAN K3 MIGAS
Penerapan K3 dalam kegiatan
pembongkaran atau penghancuran baik dengan menggunakan peralatan mekanik atau dengan bahan peledak.
Tahap Kegiatan
TAHAP I CONCEPTUAL ENGINEERING
TAHAP II Basic Engineering
Tahap III Detailed Engineering
Tahap IV Equipment Procurement
and Constr.
Tahap V Commissioning
& Start-Up
Tahap VI Operation &
Maintenance
Tahap VII Demolition