• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Leder af kvalitetssikringsagenturet Tresia Umarianti, SST., M.Kes Hovedleder: Meri Oktariani, S.Kep., Ns, M.Kep Leder. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, M.Kep Redaktionssekretær: Mellia Silvy Irdianty, S.Kep.,Ns, MPH Redaktionsmøde: Titis Sensussiana, S.Kep.,Ns, M.Kep. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns,M.Kep Endang Zulaicha, S.Kp.,M.Kep Rufaida Nur, S.Kep.,NS, M.Kep Ririn Arfian,S.Kep.,Ns,M.Kep Deoni Vioneery, S.Kep.,Ns, M.Kep.

Modul ini disusun untuk menjelaskan proses pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia pada kurikulum D3 Pendidikan Keperawatan di STIKes Kusuma Husada Surakarta, sebagai pedoman bagi dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di klinik/daerah sesuai capaian pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga diharapkan isi pembelajaran dibahas pada saat proses pembelajaran. Terima kasih kepada Prodi D3 Keperawatan, STIKes Kusum Husad dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam terbitnya modul ini. Rajin-rajinlah membaca dan berlatih dengan sungguh-sungguh, semoga Anda menguasai dan menyelesaikan modul ini dan mencapai hasil terbaik Anda.

Konsepsi Bahasa

Unsur-unsur dalam sistem simbol menunjukkan bahwa bahasa itu unik, khas, dan dapat dipahami masyarakat.

Fungsi Bahasa

Konsepsi Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan simbolisme bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan kata, penempatan tanda baca pada tataran satuan bahasa Pengertian sesuai dengan KBBI Ejaan adalah kaidah cara penguraian bunyi dalam bentuk huruf dan penggunaan tanda baca pada tataran wacana .

Kaidah Penempatan Ejaan dalam Penulisan

Ketiga ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia tersebut diresmikan di Jakarta oleh pemerintah kolonial Belanda dan pemerintah Republik Indonesia. Dalam Enhanced Spelling Guidelines (disingkat EYD Guidelines), ejaan dan tanda baca diatur dalam aturan sebagai berikut. Ke-16 penempatan tanda baca tersebut dijelaskan sebagai berikut dari Buku Panduan EYD (Language Center, 2009, edisi ke-30: hlm. 15-39).

Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif

Persyaratan Kalimat Efektif

DESKRIPSI merupakan fungsi kalimat pelengkap fungsi kalimat yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat dan fungsi objek atau fungsi seluruh unsur kalimat. Koherensi atau keterhubungan dalam kalimat efektif merupakan suatu hubungan. timbal balik atau hubungan dua arah antara kata atau kalimat yang jelas, benar dan logis. Hubungan timbal balik dapat terjadi antar kata dalam kalimat satu unsur atau dapat terjadi antar klausa antar fungsi dalam sebuah kalimat.

SAVER, atau ekonomi bahasa, adalah menulis kalimat yang secara langsung mengungkapkan gagasan atau pesan kalimat tersebut dengan jelas, sederhana, dan logis. Perhatikan contoh kalimat berikut yang kurang memperhatikan keekonomian bahasa. a) Barang-barang seperti meja, kursi, buku, lampu dan lainnya dapat ditemukan di ruangan ini. Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi linguistik berikut ini. a1) Di ruangan ini kita menemukan meja, kursi, buku, lampu dan banyak lagi. b1) Karena keterbatasan modal di bank, tidak semua pengusaha lemah mendapatkan kredit. b2) Modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah mendapatkan kredit. c1).

Paralelisme (paralelisme) merupakan upaya penulis untuk menguraikan secara kronologis dan logis unsur-unsur dalam kalimat yang sama pentingnya dan mempunyai fungsi yang sama. VARIASI kalimat efektif merupakan upaya penulis untuk menggunakan pola kalimat dan jenis kalimat yang berbeda untuk menghindari kebosanan atau kemalasan pembaca terhadap teks esai ilmiah. Lihat contoh kalimat beserta variasinya. a) Dari pemikiran tersebut, manajer menemukan makna, realitas baru, kebenaran yang menjadi gagasan sentral yang menjiwai usahanya ke depan.

Terdapat banyak hubungan subordinat dalam kalimat majemuk antara klausa utama dan klausa bawahan yang ditandai dengan konjungsi berikut. a) Hubungan waktu: kapan, sesudah, sebelum, (b).

Pengertian Paragraf

Keenam kalimat pada paragraf di atas berbicara tentang sampah, sehingga topik pada paragraf tersebut adalah “masalah sampah”. Kalimat-kalimatnya disusun secara logis atau berkaitan, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami topik “sampai masalah” pada paragraf yang sesuai.

Fungsi Paragraf

-kalimat disusun secara runtut atau terhubung secara logis sehingga pembaca mudah memahami topik “sampai permasalahan” dalam paragraf.

Persyaratan Paragraf yang Baik dan Benar

Ringkasan, Abstrak, dan Sintesis

Tindakan merangkum dapat dilakukan pada berbagai jenis teks, antara lain ringkasan novel, ringkasan buku, laporan tahunan, dan ringkasan bab dalam sebuah buku. Untuk sampai pada suatu ringkasan yang baik, cara yang dapat dilakukan penulis adalah dengan menghilangkan segala macam ‘embel-embel’ pada teks yang akan diringkas. Kedua, penulis harus netral, dalam artian tidak mencantumkan pemikiran, gagasan atau pendapatnya dalam ringkasan yang dibuatnya.

Dengan membaca teks asli berulang kali, menyorot kalimat topik setiap paragraf dan menghilangkan semua kata kecil, penulis akan mampu membuat ringkasan yang baik. Jika abstrak ditulis untuk keperluan jurnal, panjangnya antara 75 hingga 100 kata, sedangkan untuk skripsi 200 hingga 250 kata. Tradisi lisan Indonesia terancam punah karena berbagai sebab, sehingga diperlukan upaya komprehensif untuk melestarikannya.

Tulisan ini akan membahas berbagai cara pencatatan tradisi lisan di provinsi Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Papua serta tantangan yang mereka hadapi. Melalui metode observasi langsung yang didukung dengan literatur, diharapkan penelitian mampu mencatat secara akurat berbagai tradisi lisan yang ada pada masyarakat Indonesia. Misalnya artikel jurnal atau skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia, maka abstraknya ditulis dalam bahasa Inggris.

Berbeda dengan ringkasan dan abstrak yang merupakan ringkasan dari satu sumber saja, maka sintesa dibuat dari beberapa sumber. Dalam penulisan abstrak ilmiah, data publikasi tentang sumber tersebut kemudian dicantumkan dalam daftar pustaka. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan penulis dalam membuat suatu sintesa, antara lain (Utorodewo dkk. penulis harus objektif dan kritis terhadap teks yang digunakannya, (2) kritis terhadap sumber yang dibacanya, (3) ) sudut pandang penulis harus tajam, (4) penulis harus mampu menemukan kaitan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain, dan (5) penulis harus menekankan pada bagian sumber yang perlu dimilikinya.

Kutipan dan Sistem Rujukan

Kedua jenis kutipan tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu meminjam pemikiran orang lain untuk melengkapi tulisan kita tanpa menghilangkan apresiasi kita terhadap orang yang kita pinjam pikirannya. Kutipan singkat (1) langsung menyatu dengan tulisan kita, (2) diapit tanda kutip, dan (3) jangan lupa sumber kutipannya. 1) dipisahkan dari teks kita dengan spasi dan ukuran font yang lebih kecil, (2) boleh dikutip atau tidak, dan (3) ingat bahwa sumber kutipan harus ada. Kutipan langsung, baik pendek maupun panjang, juga dapat ditempatkan pada catatan kaki dengan cara sebagai berikut: spasi rapat, diberi tanda petik, dan tidak boleh melakukan perubahan apa pun terhadap teks aslinya.

Kutipan tidak langsung disebut juga intisari suatu pendapat dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) berkaitan dengan teks, (2) tidak diapit kutipan, dan (3) harus memuat sumber kutipan. Mengenai sumber kutipan, hal ini mutlak perlu dituliskan jika kita tidak ingin dicap sebagai plagiator, karena plagiarisme adalah tindakan pencurian hak cipta yang dilindungi undang-undang. Catatan kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman, sedangkan catatan akhir ditempatkan di akhir bab (dalam buku) atau di akhir artikel (dalam makalah).

Yang dimaksud dengan referensi adalah data dari seluruh sumber yang dijadikan acuan, ditandai dengan angka arab. Orang-orang sukses dalam bisnis cenderung bertindak dan mengambil risiko jika diperlukan.1 Seperti yang dikatakan John. Informasi tambahan dalam sistem jurnal digunakan ketika penulis merasa perlu untuk menjelaskan suatu istilah, menjelaskan bagian dari uraian tertentu, memberikan informasi tentang sumber lain yang membahas hal yang sama.

Dalam hal catatan kaki yang direferensikan, seorang penulis hampir pasti menggunakan berbagai sumber. Istilah ini digunakan untuk menyebut segala sesuatu yang digunakan secara berurutan tanpa disela oleh sumber lain. Istilah ini digunakan ketika seorang penulis merujuk pada suatu sumber berupa buku yang dirujuk beberapa kali, namun sumber tersebut disela oleh sumber lain.

Istilah ini digunakan apabila artikel tersebut dirujuk beberapa kali dan telah diganggu oleh sumber lain.

Daftar Pustaka

Pada catatan kaki tidak dikembalikan nama penulisnya, namun daftar pustakanya dibalik, yaitu mengutamakan nama belakang karena dianggap sebagai nama belakang dan dipisahkan dengan koma untuk kata selanjutnya yang dianggap sebagai nama pribadi. dalam contoh berikut. . Jika terdapat lebih dari satu penulis dalam sumber, maka hanya nama penulis pertama yang dibalik, sedangkan nama penulis kedua tidak. Bila pengarangnya empat orang atau lebih, maka di belakang nama pengarang pertama cukup ditulis kata dan 'et al' yang artinya 'dan teman-teman' yang dalam bahasa latin et.al.

Topik, Tujuan, Tesis, dan Kerangka Karangan

Dalam memilih harus diperhatikan beberapa hal, yaitu (1) harus menarik perhatian penulis, (2) harus diketahui dan dikuasai penulis, (3) harus sempit dan terbatas, dan (4 ) ) bagi penulis pemula hindari topik kontroversial dan baru. Bagaimana kita bisa memberikan gambaran yang berbobot jika kita tidak menguasai bidang atau ilmu yang dibutuhkan oleh topik yang dipilih. Bagi seorang penulis pemula, membahas suatu topik yang kontroversial dan baru akan membuatnya kesulitan mencari referensi pendukung.

Selain itu, topik yang terlalu teknis bagi pemula juga akan menyulitkan karena seorang penulis pemula tidak menguasai istilah-istilah teknis dari bidang yang digelutinya. Namun dengan mempertimbangkan posisi penulis dalam suatu bidang ilmu tertentu dan cakrawala ilmunya dalam bidang tersebut, seorang calon penulis dapat memutuskan topik mana yang dapat ia garap dengan baik. Tanpa mengetahui pokok permasalahan yang akan dibahas, penulis tidak dapat menentukan permasalahan dan tujuan apa yang ingin dicapai dalam menulis.

Setelah topik dan tujuan ditetapkan dengan jelas, penulis merumuskan topik dan tujuan tersebut menjadi sebuah tesis. Jadi, TESIS adalah rumusan topik dan tujuan dalam bentuk kalimat, dengan menonjolkan topik tersebut sebagai objek pembahasan. Tesis lebih menekankan topik daripada tujuan dengan tujuan penulis esai ilmiah melakukan analisis, interpretasi dan sintesis.

Dengan demikian, skripsi mampu meramalkan, mengendalikan, dan mengarahkan penulis pada proses penulisan selanjutnya, yakni penyusunan kerangka. Dalam menulis esai ilmiah, penulis tidak langsung menulis setelah mengetahui tesis esainya, melainkan harus menyusun pokok-pokok esai ke dalam kerangka esai. KERANGKA adalah suatu rencana rutin suatu karya ilmiah, yang menggambarkan susunan pokok-pokok pembahasan dalam bab dan subbagian dengan tampilan rujukan berupa sumber acuan yang digunakan (referensi).

Tahapan penyusunan kerangka karangan harus dimanfaatkan oleh penulis karena kerangka mempunyai beberapa fungsi penting dalam proses penulisan, antara lain;

Referensi

Dokumen terkait