Bahan Kimia Berbahaya
Hazardous Chemicals
Dr. Eng Nurlaili Humaidah, S.T,M.T
Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri Departemen Teknik Kimia Industri - Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Penggunaan Bahan Kimia
Kehidupan sehari- hari
Kosmetik
Tekstil Polusi Lingkungan
Pengawet makanan
Masakan Obat-obatan
Pertanian
Produk
Pemutih A Komunikasi Bahaya
Penggunaan
• Instruksi Pertolongan pertama pada kecelakaan
• Pernyataan kehati-hatian
Ingredient - Bahan Aktif Sodium Hypochloride (NaOCl)
5.25%
Petunjuk Penggunaan
Produk Pemutih B
Informasi yang tidak ada pada Produk B Pernyataan baca instruksi Simbol bahaya Tanggal produksi Batas kadaluarsa Rekomendasi penyimpanan
1 2
3 4
5 6
Mengenal Bahan Berbahaya
Memahami Standar Komunikasi Bahaya – Safety Data Sheet (SDS)
Memahami Standar Komunikasi Bahaya – Labelling
Menerapan Standar Komunikasi Bahaya – Label
& SDS
Tujuan
Pembelajaran
Memahami bahan kimia berbahaya melalui
penggunaan standar komunikasi bahaya dari Sistem Harmonisasi Global (Globally Harmonized System - GHS), yang dikembangkan oleh UN international team of hazard communication experts
Mengenal SHG/GHS dan implementasi di Indonesia
Memahami Standar Komunikasi Bahaya – Kriteria Klasifikasi
Sub Capaian Pembelajaran
Sub Capaian Pembelajaran I
1 2
3 4
5 6
Mengenal Bahan Berbahaya
Bahan Kimia Berbahaya – contoh senyawa dan penggunaan
Hazardous Chemicals
hidrogen peroxide/
sodium hypochloride bleachin g
phthalates skin care calsium carbonate/
calsium flouride toothpaste
cationic surfactant conditioner
arsenic rat poison Sodium Sulphatte/
Sodium
hydroxide detergent aluminium chlorohydrate deodorant
FD&C Blue 1 /brillian blue synthetic colours
oxybenzone
suncream
Bahan Kimia Berbahaya – contoh senyawa dan penggunaan
Hazardous Chemicals
abamectine, chlorfenapyr
insecticides
refrigerant gases acetylene welding
process
Benzoates, nitrite, nitrate, sulphite food preservation gasoline, LPG energy
Acrylic textile polychlorinated biphenyls
(PCBs) Environmental
pollution
Sub Capaian Pembelajaran II
1 2
3 4
5 6
Mengenal SHG/GHS dan implementasi di
Indonesia
Sistem Harmonisasi Global – GHS
UN GHS Purple Book, revisi ke 8, 2019
4. menstandarkan format Lembar data keselamatan (Safety Data
Sheet)
4. menstandarkan format Lembar data keselamatan (Safety Data
Sheet)
1. Mendifinisikan bahaya fisik, kesehatan dan lingkungan dari bahan kimia, dan
2. Mengharmonisasikan kriteria klasifikasi
1. Mendifinisikan bahaya fisik, kesehatan dan lingkungan dari bahan kimia, dan
2. Mengharmonisasikan kriteria klasifikasi
Era – sebelum GHS
TUJUAN GHS :
menawarkan perlindungan yang lebih baik kepada pekerja, pengguna, dan lingkungan serta fasilitas-fasilitas perdagangan bahan kimia internasional.
GHS
3. Menstandarkan konten dan format label-label bahan kimia (Chemical Labels)
3. Menstandarkan konten dan format label-label bahan kimia (Chemical Labels)
1. Pada era ini, pengguna label
peringatan bahaya dan SDS yang berbeda untuk bahan yang sama dapat menyebabkan kebingungan.
1. Pada era ini, pengguna label
peringatan bahaya dan SDS yang berbeda untuk bahan yang sama dapat menyebabkan kebingungan.
2. Sebagian besar negara- negara yang
menggunakan regulasi klasifikasi dan label mereka sendiri, sangat bervariasi.
2. Sebagian besar negara- negara yang
menggunakan regulasi klasifikasi dan label mereka sendiri, sangat bervariasi.
3. Penyesuaian terhadap
perbedaan ini memakan waktu dan biaya.
3. Penyesuaian terhadap
perbedaan ini memakan waktu dan biaya.
Sistem Harmonisasi Global – GHS
Implementasi GHS di Indonesia
• Peraturan Menteri Perindustrian No. 87/M-IND/PER/9/2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia.
• Peraturan Menteri Perindustrian No. 23/M-IND/PER/4/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian No. 87/M-IND/PER/9/2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia.
• Peraturan Direktur Jenderal Agrokimia No.
21/IAK/PER/4/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia
• Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur No.04/BIM/PER/I/2014 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia
• Peraturan Menteri Perindustrian No. 87/M-IND/PER/9/2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia.
• Peraturan Menteri Perindustrian No. 23/M-IND/PER/4/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian No. 87/M-IND/PER/9/2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia.
• Peraturan Direktur Jenderal Agrokimia No.
21/IAK/PER/4/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia
• Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur No.04/BIM/PER/I/2014 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia
Dasar Hukum: Klasifikasi:
Berdasarkan pada GHS Revisi 4
Label: standar GHS,
menggunakan bhs Indonesia
SDS: standar GHS
menggunakan bhs Indonesia
Sistem Harmonisasi Global – GHS
Implementasi GHS di Indonesia
• Pekerja industri
• Pekerja industri
Sasaran:
Informasi yang Diperlukan pada Label
• konsumen
• konsumen
• petani,
• petani,
• emergency responders
• emergency responders
• pekerja transport
• pekerja transport
• Safety engineers
• Safety engineers
• Tim medis, ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
• Tim medis, ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
• Tim medis
• Tim medis
• Kata Sinyal
• Kata Sinyal
• Pernyataan Bahaya
• Pernyataan Bahaya
• Identitas Pemasok
• Identitas Pemasok
• Simbol Bahaya
• Simbol Bahaya
• Pernyataan Kehati-hatian
• Pernyataan Kehati-hatian
• Identitas Produk Bahan Kimia
• Identitas Produk Bahan Kimia
Sub Capaian Pembelajaran-III
1 2
3 4
5 6
Memahami Standar Komunikasi Bahaya – Kriteria Klasifikasi
Standar komunikasi bahaya – Hazard
Communication Standard/HCS : merupakan suatu standar yang komprehensif untuk mengkomuniksikan informasi tentang bahaya dan bagaimana cara mengambil langkah perlindungan
Standar Komunikasi Bahaya Klasifikasi Bahaya
• .
Hazard Classes
Bahaya Fisik
01
Bahaya Kesehatan
02
Bahaya Lingkungan
03
17 Kelas bahaya
10 Kelas bahaya
2 Kelas bahaya
Klasifikasi Bahaya
Bahaya kesehatan
Bahaya Lingkungan Bahaya
Fisik
1. Acute Toxicity (Oral/
Dermal/Inhalation
2. Skin Corrosion/Irritation 3. Serious Eye
Damage/ Eye Irritation
Hazardous to Aquatic Environment (Acute/Chronic)
Hazardous to Ozone Layer 1.Explosives
Flammable 2. Gases
Oxidizing 3. Liquids
Solids5. Gases4.
6. Liquids 7. Solids
8.
Aerosol
15. Liquid Pyrophoric 10. Substances which, in
connect with water emit 11. Organic
Peroxides
12. Corrosive to Metals 13. Self-Heating Substances 14. Self-Reactive
Substances
9. Gas Under Pressure
4. Respiratory or Skin Sensitization 5. Germ Cell Mutagenic
6. Carcinogenicity 7. Reproductive Toxicology
8. Target Organ Systemic Toxicity - Single Exposure 9. Target Organ Systemic Toxicity - Repeated Exposure
10. Aspiration Toxicity
17. Desensitized Explosives
di+ pada Rev.6
16. Solid Pyrophoric
17 Kelas
10 Kelas
2 Kelas
Sub Capaian Pembelajaran IV
1 2
3 4
5 6
Memahami Standar Komunikasi Bahaya – Labelling
• Label – Piktogram Bahaya
• Label - Precautionary Pictograms /kehati-hatian
• Kode dan Standar Pernyataan Bahaya,
• Cut-Off Values dan batas konsentasi yang diijinakan
Standar Komunikasi Bahaya
Label - Hazard Pictograms
Bahaya Fisik Bahaya
Kesehatan Bahaya
Lingkungan
GHS01 Explosive
GHS02 Oxidizing GHS03
Flammable
GHS04 Pressure Gas
GHS08 Health Hazard
GHS01 Exclamation Mark
GHS09 Environment
GHS01
Skull & Crossbone GHS05
Corrosive
Precautionary Pictograms
Standar Komunikasi Bahaya
Label - Precautionary Pictograms
Eye protection
Respiratory equipment
Safety gloves
Face protection
Safety boots
Safety overalls
Standar Komunikasi Bahaya
Label - Precautionary Pictograms
“Keep out of reach of children”
Developed by by International Association for Soaps, Detergents and Maintenance Products (AISE)
Developed by Japan Soap and
Detergent Association (JSDA)
Standar Komunikasi Bahaya
Kode dan Standar Pernyataan Bahaya
H400: Very toxic to aquatic life H401: Toxic to aquatic life
H402: Harmful to aquatic life
H410: Very toxic to aquatic life with long-lasting effects
H411: Toxic to aquatic life with long-lasting effects H412: Harmful to aquatic life with long-lasting effects H413: May cause long-lasting harmful effects to
aquatic life
H420: Harms public health and the environment by destroying ozone in the upper atmosphere
H4xx:
Bahaya Lingkungan
Codes Codes H2xx H2xx
H3xx H3xx H4xx H4xx
Bahaya Fisik
Bahaya Kesehatan Bahaya
Lingkunngan
Standar Komunikasi Bahaya
Kode dan Standar Pernyataan Bahaya Fisik
H2xx:
Bahaya Fisik
H200: Unstable explosive
H201: Explosive; mass explosion hazard H202: Explosive; severe projection hazard
H203: Explosive; fire, blast or projection hazard H204: Fire or projection hazard
H205: May mass explode in fire
H206: Fire, blast or projection hazard; increased risk of explosion if desensitizing agent is reduced H207: Fire or projection hazard; increased risk of explosion if desensitizing agent is reduced
H208: Fire hazard; increased risk of explosion if desensitizing agent is reduced
H220: Extremely flammable gas H221: Flammable gas
H222: Extremely flammable aerosol H223: Flammable aerosol
H224: Extremely flammable liquid and vapor H225: Highly flammable liquid and vapor H226: Flammable liquid and vapor
H227: Combustible liquid H228: Flammable solid
H229: Pressurized container: may burst if heated
H230: May react explosively even in the absence of air
H231: May react explosively even in the absence of air at elevated pressure and/or temperature H232: May ignite spontaneously if exposed to air
H240: Heating may cause an explosion
H241: Heating may cause a fire or explosion H242: Heating may cause a fire
H250: Catches fire spontaneously if exposed to air H251: Self-heating; may catch fire
H252: Self-heating in large quantities; may catch fire
H260: In contact with water releases flammable gases which may ignite spontaneously H261: In contact with water releases flammable gas
H270: May cause or intensify fire; oxidizer
H271: May cause fire or explosion; strong oxidizer H272: May intensify fire; oxidizer
H280: Contains gas under pressure; may explode if heated
H281: Contains refrigerated gas; may cause cryogenic burns or injury H290: May be corrosive to metals
Standar Komunikasi Bahaya
Kode dan Standar Pernyataan Bahaya Kesehatan
H3xx:
Health hazards
H300: Fatal if swallowed H301: Toxic if swallowed H302: Harmful if swallowed
H303: May be harmful if swallowed
H304: May be fatal if swallowed and enters airways H305: May be harmful if swallowed and enters airways H310: Fatal in contact with skin
H311: Toxic in contact with skin H312: Harmful in contact with skin
H313: May be harmful in contact with skin
H314: Causes severe skin burns and eye damage H315: Causes skin irritation
H316: Causes mild skin irritation
H317: May cause an allergic skin reaction H318: Causes serious eye damage
H319: Causes serious eye irritation H320: Causes eye irritation
H330: Fatal if inhaled H331: Toxic if inhaled H332: Harmful if inhaled
H333: May be harmful if inhaled
H334: May cause allergy or asthma symptoms or breathing difficulties if inhaled H335: May cause respiratory irritation
H336: May cause drowsiness or dizziness H340: May cause genetic defects
H341: Suspected of causing genetic defects H350: May cause cancer
H351: Suspected of causing cancer
H360: May damage fertility or the unborn child
H361: Suspected of damaging fertility or the unborn child H361d: Suspected of damaging the unborn child
H362: May cause harm to breast-fed children H370: Causes damage to organs
H371: May cause damage to organs
H372: Causes damage to organs through prolonged or repeated exposure H373: May cause damage to organs through prolonged or repeated exposure
Hazard Communication Standard – Cut-Off
Values
Hazard class Cut-off value/
concentration limit
Acute toxicity >= 1.0%
Skin corrosion/Irritation >= 1.0%
Serious eye damage/eye irritation >= 1.0%
Respiratory/Skin sensitization >= 0.1%
Germ cell mutagenicity (Category 1) >= 0.1%
Germ cell mutagenicity (Category 2) >= 1.0%
Carcinogenicity >= 0.1%
Reproductive toxicity >= 0.1%
Specific target organ toxicity (single exposure) >= 1.0%
Specific target organ toxicity (repeated
exposure) >= 1.0%
Aspiration hazard (Category 1) >= 1.0%
Aspiration hazard (Category 2) >= 1.0%
Hazardous to the aquatic environment >= 1.0%
/Concentration limits
Keputusan
logik
Sub Capaian Pembelajaran v
1 2
3 4
5 6
Memahami Standar Komunikasi Bahaya –
Safety Data Sheet (SDS)
Lembar Data Keselamatan (Safety Data Sheet- SDS)
Konversi MSDS ke SDS 1 Juni 2015
SDS dokumen informasi yang berhubungann dengan kesehatan dan keselamatan pekerja pada
penggunaan berbagai senyawa dan produk
Sebelumnya dikenal dengan nama MSDS – atau material safety data sheet, dan berlaku di suatu Negara dengan standarnya yang berbeda-beda
• update format dan sistem manajemen inventori.
• menaikkan keselamatan pekerja dan lebih mudah untuk penggunaan dan penyimpanannya.
membawa
perubahan
Standar Komunikasi Bahaya - Format
SDS/LDK– 16 Bagian
4 5 2 3
1
Identitas / Nama Produk
Identifikasi Bahaya
Informasi Komposisi
Tindakan Pertolongan
Pertma
Tindakan Pemadaman
Kebakaran
6
Tindakan
Penanggulangan Jika terjadi tumpahan
7
Penanganan dan Penyimpanan
8
Pengendalian Paparan/
Perlindungan Diri
Standar Komunikasi Bahaya - Format
SDS/LDK– 16 Bagian
12 13 10 11
9
Sifat Fisika dan Kimia
Stabilitas dan Reaktivitas
Informasi Toksikologi
Informasi Ekologi
Pembuangan Limbah
14
Pengangkutan Bahan
1 5
Informasi Berkaitan dengan Regulasi
1 6
Informasi
lain
Sub Capaian Pembelajaran VI
1 2
3 4
5 6
Menerapan Standar Komunikasi Bahaya
– Label & SDS
Klasifikasi
Bahaya Pelabelan
Kode pernyata
bahaya an
Kelas Bahaya
Kategori sasi Bahaya
Piktogram
Kata
sinyal Pernyataan bahaya
GHS Regulasi
Korosi kulit/
iritasi
1
• 1A
• 1B
• 1Ca
Bahaya
Menyebabkan kulit terbakar
& kerusakan mata yang
fatal
H314
2 tidak
diperlukan Awas Menyebabkan
iritasi kulit H315
3b Tanpa
piktogram
tidak
diperlukan Awas Menyebabkan iritasi kulit
yang ringan H316
Building Block - Standar Komunikasi Bahaya Contoh - Klasifikasi dan Label – Bahaya Kesehatan – kelas bahaya
terhadap Korosi kulit
Grading Kriteria pada kategorisasi dan sub kategorisasi bahayadapat dipahami seperti yang didiskripsikan oleh OECD Test Guideline 404.
Building Block - Standar Komunikasi Bahaya Contoh - Klasifikasi dan Label – Bahaya Kesehatan – kelas bahaya
terhadap Korosi logam
Klasifikasi
Bahaya Pelabelan
Kode pernyata
an bahaya
Kelas Bahaya
Kategori sasi Bahaya
Piktogram
Kata
sinyal Pernyataan bahaya
GHS Regulasi
Korosi
logam 1 Bahaya
Menyebabkan korosi pada
logam H290
Kategori Kriteria
1 kecepatan korosi pada permukaan baja dan aluminium
melebihi 6.25 mm per tahun pada temperatur uji 55oC saat diuji pada ke 2 bahan tersebut