MANAJEMEN KAMAR JENAZAH SAAT BENCANA
dr. FAHMI ARIEF HAKIM, Sp.FM
PENDAHULUAN
Dalam bencana, identifikasi personal biasanya menjadi masalah.
Peran kedokteran forensik dalam identifikasi jenazah sangat diperlukan dan hal ini merupakan tantangan tersendiri. Pedoman dan
protokol telah dikembangkan untuk membantu tim forensik mempertahankan integritas ilmiah dan hukum dalam proses DVI,
salah satunya adalah manajemen kamar jenazah.
BENCANA
Gangguan serius pada fungsi masyarakat yang menyangkut nyawa, materi, atau kerusakan lingkungan luas, melebihi kemampuan masyarakat yang terkena
dampak untuk mengatasi dengan menggunakan sumber dayanya sendiri
OPEN DISASTER
Peristiwa bencana besar yang mengakibatkan kematian sejumlah orang
tak dikenal yang tidak memiliki catatan atau data deskriptif sebelumnya
CLOSED DISASTER
Peristiwa bencana besar yang mengakibatkan kematian sejumlah orang
yang termasuk dalam kelompok yang tetap dan dapat diidentifikasi
●
Serangkaian kegiatan berupa proses pencocokan data korban dalam bentuk materi post-mortem dapat dengan data orang hilang yang berfungsi untuk mengidentifikasi jenazah
●
Pedoman dan protokol DVI dibuat oleh INTERPOL telah dikembangkan selama beberapa tahun dan diakui secara internasional
●
Terdiri dari empat ranah kerja ilmiah, yaitu: odontologi, patologi forensik atau antropologi forensik, ridgeologi
DISASTER VICTIM IDENTIFICATION
Pengumpulan data antemortem
PROSES DALAM DVI
Pengolahan lokasi bencana/ tempat kejadian bencana
Rekonsiliasi (pencocokan antara
data postmortem dengan data)
STEP 2
Pengumpulan data post-mortem
STEP 1
STEP 4
STEP 3
THE MORTUARY
PHASE
YANG DILAKUKAN DI KAMAR JENAZAH
THE MORTUARY PHASE
Menerima, menyimpan sisa tubuh & melepaskan, merekam, menyimpan properti yang melekat pada
sisa tubuh
Melakukan pemeriksaan forensik
Mengkoordinasi
pengembalian sisa tubuh
DVI Post Mortem Coordinator
DVI Post Mortem Property Team
Leader
DVI Mortuary Manager
Human Remains Team Leader
Physical Evidence Team Leader
Examiner Photographer
Recorder
Fingerprint Team Leader
Forensic Biology Team Leader
Biologist
Forensic Pathology Team Leader
Pathologist Technician Recorder
Police DVI
Forensic Anthropolohy Team Leader
Forensic Odontology Team Leader
Forensic Odontologist DVI Post Mortem
Logistic and Resources Officer
STRUKTUR KERJA
Body Storage
Property and effects
Friction ridge analysis
Pathology
DNA
Antro- pology
Odontology Post-mort em quality
Body storage
ALUR KERJA
METODE IDENTIFIKASI PRIMER
Analisis sidik jari
•Alur sidik jari setiap individu berbeda
•Sidik jari manusia persisten atau tetap sejak lahir, kecuali adanya kerusakan permanen atau dari permbusukan
•Pola sidik jari dapat diklasifikasikan dan didaftarkan secara sistematis dalam database
Odontologi
Struktur dan sifat unik gigi dan rahang manusia dapat digunakan untuk mengidentifikasi korban yang masih
hidup dan yang sudah meninggal
Analisis DNA
•Profil DNA untuk setiap individu pasti berbeda dan dapat dilakukan bahkan pada kasus jenazah yang membusuk
METODE IDENTIFIKASI SEKUNDER
Informasi medik
•Data personal, bekas luka, penyakit, Riwayat pengangkatan organ
Patologi
•Kelainan bawaan, bekas pembedahan atau modifikasi kosmetik, bekas luka, kelainan bentuk tulang, tindikan, tato, dan lainnya
Antropologi
•Ahli antropologi forensik akan berkonsentrasi pada modifikasi jaringan keras
Barang bukti /pakaian
•Mencakup semua barang yang ditemukan pada tubuh korban
TUGAS MASING-MASING AHLI
CONTOH PROPERTI KORBAN
CONTOH IDENTIFIKASI SEKUNDER
CONTOH IDENTIFIKASI SEKUNDER
PERAN DOKTER FORENSIK PADA PROSES DVI
Menerima jenazah/potongan jenazah dan barang dari unit
TKP
Registrasi ulang dan mengelompokkan kiriman tersebut berdasarkan jenazah
utuh, tidak utuh, potongan jenazah, dan barang-barang
Mencatat ciri-ciri atau temuan pemeriksaan korban pada formulir postmortem (lembar
merah muda) yang tersedia, dokumentasi dan foto jenazah
Pemeriksaan tubuh, bodypart/
bagian tubuh, ataupun kerangka jenazah korban
bencana Pemeriksaan bagian luar,
identifikasi khusus dari jenazah, cedera/ kelainan
pada tubuh jenazah Pemeriksaan bagian dalam/
otopsi dapat dilakukan untuk menentukan penyebab dan mekanisme kematian walau
tidak ada kewajiban dalam kondisi bencana
Pengambilan semua bukti yang didapat pada saat pemeriksaan,
termasuk pengambilan spesimen darah atau jaringan
untuk pemeriksaan histologi, toksikologi, odontologi, dan analisis DNA jika diperlukan
Mencari barang bukti atau benda yang mungkin tertanam pada tubuh (alat medis, alat prostesa,
implan, perhiasan, dll)
Melakukan foto X-ray dan CT-scan jika diperlukan
Rekonstruksi tubuh jenazah Menetapkan perkiraan identitas
Masuk ke fase selanjutnya 🡪 ANTEMORTEM
PERAN DOKTER FORENSIK PADA PROSES DVI
“Manajemen kamar jenazah pada saat bencana merupakan hal penting karena
sebagian besar
peran dokter dilakukan
di kamar jenazah”
REFERENSI
1. Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana [Internet]. Indonesia; 2007.
2. Presiden RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan. 2019;1(4):1–21.
3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1653 tentang Pedoman Penanganan Bencana Bidang Kesehatan. Indonesia; 2005.
4. INTERPOL. Disaster Victim Identification. Disaster Victim Identification. INTERPOL; 2018.
5. Schuliar Y, Knudsen PJT. Role of forensic pathologists in mass disasters. Forensic Sci Med Pathol.
2012;8(2):164–73.
6. Soni V. Forensic Medicine: A source and pathway of recognition in disaster victim identification. IP Int J Forensic Med Toxicol Sci. 2017;2(1):2–7.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik
TERIMA
KASIH