• Tidak ada hasil yang ditemukan

motif masasyarakat menjual minuman keras di desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "motif masasyarakat menjual minuman keras di desa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIF MASASYARAKAT MENJUAL MINUMAN KERAS DI DESA SIGAPOKNA KECAMATAN SIBERUT BARAT KABUPATEN

KEPULAUAN MENTAWAI

ARTIKEL

ADE IRMA MARIANA NPM.110700225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

MOTIF MASYARAKAT MENJUAL MINUMAN KERAS DI DESA

SIGAPOKNA KECAMATAN SIBERUT BARAT KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Oleh:

Ade Irma Mariana1 , Rinel Fitlayeni, MA2 , Yuhelna, MA3

Program Studi Pendidikan Sosiologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( STKIP ) PGRI SUMBAR

email : [email protected]. id

ABSTRAK

ADE IRMA MARIANA (11070225) Motif Masyarakat Manjual Minuman Keras Di Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. (STKIP PGRI) Sumatera Barat 2016.

Penelitian ini dilatar belakangi ketertarikan penulis untuk mengetahui motif masyarakat menjual minuman keras di Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai. Para pedagang yang menjual minuman keras untuk menambah keuntungan dan mendapatkan penghasilan yang bisa membantu perekonomian masyarakat dan perdagangan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang izin usaha industri.

Mengenai penjualan minuman keras, yang dilakukan oleh pedagang sebagian masyarakat yang menjual minuman keras di berbagai tempat seperti di kedai-kedai. Fenomena minuman keras ini tidak akan kunjung terselesaikan selama peredaranya masih dilakukan oleh para pedagang, karena minuman keras masih dijual secara umum dan bebas. Pada dasarnya penjualan minuman keras tidak dapat dikatakan buruk. Hal ini dilihat di desa sigapokna dimana adanya masyarakat yang menjual minuman keras seperti di kedai-kedai. Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan motif masyarakat menjual minuman keras di Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi yang di kemukakan oleh Alfred Schutz. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriftif, teknik pemilihan informan dengan mengunakan purposive sampling. Jumlah informan dalam penelitian ini secara keseluruhan 8 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi,wawancara, studi dokumen serta di analisis dengan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Langkah- langkah awal yaitu mereduksi data, display data, dan menarik kesimpulan akhir.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa motif masyarakat menjual minuman keras yaitu terdapat empat motif sebagai berikut, 1. Ekonomi. 2. Disukai Oleh Masyarakat. 3. Tempat yang Terbuka 4. Tidak Adanya Razia.

Kata Kunci: Motif Masyarakat Menjual Minuman Keras.

1. Mahasiswa sosiologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat tahun ajaran 2011.

2. Pembimbing I dosen (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

3. Pembimbing II dosen (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

4.

(4)

ABSTRACT

ADE IRMA MARIANA (11070225) Motif Community Sell Liquor On Sigapokna Village West Siberut District Mentawai Islands Thesis. Sociology of Education Studies Program.

High School Teacher Training and Education. (STKIP PGRI) West Sumatera, 2016.

The background of this study was to determine the motives the authors interest people selling liquor in the village Sigapokna Western District of Siberut Mentawai Islands. The merchants who sold liquor to increase profits and earn income that can help the community's economy and trade in accordance with the provisions of Government Regulation No. 13 of 1995 on industrial permit. Regarding the sale of liquor, which is done by traders of some people who sell liquor in various places, such as stores. The phenomenon of liquor will not be unresolved for peredaranya still done by the traders, as liquor is sold in general and free. Basically liquor sales can not be said to be bad. This is seen in the village where their community sigapokna that sell liquor as in stores. Based on the above, the purpose of this research is to describe the motive of the public to sell liquor in the village Sigapokna Western District of Siberut Mentawai Islands.

The theory used in this study is a phenomenological theory being addressed by Alfred Schutz. This study used a qualitative approach with descriptive type, selection techniques informant by using purposive sampling. The number of informants in this study as a whole 8. Data were collected by using observation, interviews, document studies and in the analysis with interactive analysis techniques Miles and Huberman. Initial steps are data reduction, data display, and draw final conclusions.

Research results revealed that the motive of the public to sell liquor is there are four motifs as follows, 1. Economy. 2. Preferably By Society. 3. The selling Open 4. Unprecedented Razia.

Keywords: Motif Community Sell Liquor

(5)

PENDAHULUAN

Budaya minuman-minuman keras memang sudah ada sejak dulu, tidak hanya di Indonesia bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang disebut dengan minuman keras. Minuman keras merupakan salah satu minuman yang dilarang peredarannya, minuman tersebut sudah dijelaskan pada undang-undang dan hukum yang berlaku, di dalam agama juga dijelaskan bahwa khamar itu diharamkan karena mengandung hal yang dapat merusak akal fikiran. Minuman keras juga adalah suatu bentuk penyimpangan sosial, karena minuman keras mengandung kadar alkohol dan membuat orang yang meminumnya kehilangan kesadaran diri dan melakukan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun masyarakat.

Menurut Hakim (2009:118) minuman keras adalah racun yang sangat merusak pusat saraf yang terletak di dalam otak, dan menghentikan perkembangannya pusat- pusat saraf tersebut. Semakin banyak kualitas otak yang terserang semakin banyak kerusakan yang terjadi.

Meningkatkan keaktifan susunan syaraf pusat sehingga merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang, padahal sesungguhnya minuman keras merupakan racun yang mempunyai efek pada sistem saraf.

Menurut Aminudin, (2010:19) Jenis- jenis minuman keras tergantung kadar alkohol atau etanolnya. Minuman keras golongan A berkadal alkohol 01-5 0/0,

seperti bir, minuman keras golongan B berkadar alkohol 05-20 0/0 seperti martini dan anggur, minuman keras golongan C berkadar alkohol 20-50 0/0 seperti wiski, rum, gin, vodka dan brendi inilah jenis-jenis minuman keras yang di perjual belikan

Dalam produksi atau pembuatan minuman keras di dalam Negeri hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang izin usaha industri. Dalam pelaksanaan perdagangan minuman keras ditetapkan bahwa pemerintah melarang mengedarkan dan atau menjual minuman keras ditempat umum seperti tempat beribadah, sekolah, rumah sakit, hotel, bar, restoran dan lain-lain dengan demikian keberadaan minuman keras tidak disalah gunakan oleh masyarakat sehingga ketertiban dalam masyarakat tetap terjaga.

Mengenai penjualan minuman keras, ada juga sebagian masyarakat yang menjual minuman keras di berbagai tempat seperti di kedai-kedai. Fenomena minuman keras ini tidak akan kunjung terselesaikan selama peredaranya masih dilakukan oleh para pedagang, karena minuman keras masih dijual secara umum dan bebas. Pada dasarnya penjualan minuman keras tidak dapat dikatakan buruk, tergantung pada pengkonsumsinya, namun minuman keras dapat membawa efek baik tetapi juga dapat membawa efek buruk bagi masyarakat.

Seperti yang sering dilakukan oleh masyarakat lainnya, masih ada juga yang suka menjual minuman keras pada tempat- tempat tertentu, seperti dikedai-kedai kecil.

Namun di sisilain karena adanya penjualan minuman keras yang dilakukan oleh pedagang maka dapat dilihat sering juga terjadinya kasus hukum akibat dari penjualan minuman keras, karena pengaruh dari pada minuman keras tersebut sudah sangat meluas yaitu apa bila seseorang sudah mengkonsumsi minuman keras tersebut maka akan terjadi berbagai jenis tindak kekerasan antara lain misalnya

3

(6)

penganiayaan, pencurian, zina, cabul, pengrusakan, pemerkosaan, pembunuhan, membuat keributan, dan lain sebagainya karena seseorang tersebut melakukannya diluar kesadarannya. Ini diakibatkan meluasnya peredaran dan penjualan minuman keras di berbagai daerah.

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), masalah mabuk diatur dalam tiga buah pasal. Pasal tersebut adalah pasal 300, pasal 492 dan pasal 536 KUHP. Isi pokok dari pasal tersebut adalah: Pasal 300 ayat (1) ke 1 KUHP yaitu barang siapa dengan sengaja menjual atau msemberikan minuman yang membikin mabuk kepada seseorang yang telah kelihatan mabuk.

Pasal 300 (1) ke 2 KUHP yaitu barangsiapa dengan sengaja membikin mabuk seorang anak yang umurnya belum cukup 16 tahun.

Dari pasal di atas ancaman pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak 300 rupiah. Pasal 492 ayat (1) KUHP yaitu barang siapa dalam keadaan mabuk, dimuka umum, melewati lalu lintas, mengganggu ketertiban, mengancam keamanan orang lain, atau melakukan sesuatu yang harus dilakukan dengan hati- hati, dengan mengadakan tindakan penjagaan tertentu lebih dulu, agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain, diancam dengan kurungan

penjara paling lama 6 hari, atau denda paling banyak dua puluh lima ribu rupiah.

Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. III/Th. 1997 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Minuman Beralkohol (pasal 3) mengatakan bahwa minuman beralkohol golongan B dan golongan C adalah kelompok minuman keras yang diproduksi, pengedaran dan penjualannya ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan.

Penjualan minuman keras diluar sangat berpengaruh sering sekali terjadi di Indonesia dimana masyarakatnya banyak yang menjadi peminat minuman keras karena banyaknya tempat-tempat penjualan minuman keras tersebut , tempat penjualan minuman keras yang tersembunyi maupun terbuka untuk menjual minuman keras.

Minuman keras sangat di sukai oleh masyarakat terutama kaum laki-laki, gejala ini dapat dilihat dengan adanya para penjual yang menjual minuman keras di berbagai daerah seperti salah satunya di Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriftif, Menurut Moleong (2013:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Sedangkan menurut Arikunto (2010:230) penelitian dengan tipe deskriftif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau gejala yang ada yaitu keadaan

menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian kualitatif lebih utama digunakan pada masalah kemasyarakatan secara mendalam dengan maksud memahami sifat dan maknanya bagi perseorangan yang terlibat didalamnya.

Prinsip dasar pendekatan kualitatif adalah penelitian yang di mulai dengan persoalan seperti mengapa, bagaimana, apa, dimana, dan bilamana tentang suatu fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang terjadi dilapangan dan peneliti dapat memberi makna pada suatu peristiwa.

Selanjutnya pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan yang bertitik tolak

(7)

pada pandangan yang menekankan pada pengalaman-pengalaman yang bersifat subjektif (Moleong, 2013:6)

Adapun alasan penulis memilih pendekatan kualitatif, didasarkan pada pertimbangan bahwa pendekatan ini dapat mengungkapkan secara lebih tajam dan mendalam mengenai Motif Masyarakat Menjual Minuman Keras di Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Informan merupakan orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi penelitian Spradley (dalam Moleong, 1997:35-36) menyatakan bahwa informan merupakan orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya atau orang lain atau suatu kejadian kepada peneliti. Untuk mendapatkan informan penelitian, sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian, maka peneliti menggunakan pemilihan informan melalui teknik purposive sampling.

Purposive sampling merupakan pengambilan informan dengan sengaja, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Informan dijadikan sebagai sumber informasi yang mengetahui permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya menjadi sumber yang mantap dan sampel yang selektif. Teknik ini digunakan karena memiliki kriteria informan yang di wawancarai. Yaitu Para Pedagang.

Berdasarkan kriteria yang peneliti tentukan maka informan pada penelitian ini yaitu:

Masyarakat yang menjual minuman keras setelah adanya fenomena di Desa Sigapokna Analisis data yang dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai alasan penulis memilih lokasi ini karena di Desa Sigapokna terdapat masyarakat menjual minuman keras.

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Desa Sigapokna ini dapat ditempuh dalam waktu 4-5 jam dari Kecamatan dan bila dari Ibukota Kabupaten adalah 10 jam 30 menit perjalanan. Sedangkan waktu tempuh dari ibukota propinsi adalah 14-15 jam dengan kapal. Untuk mengetahui daerah Desa Sigapokna maka secara geografis daerah ini berbatasan dengan.

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sikabaluan, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Malancan, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Simalegi Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Indonesia HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN 1 Profil Informan

Profi merupakan gambaran karateristik yang memberikan fakta tentang hal-hal manusia mencakup kegiatan yang dilakukan sehari-hari apa adanya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:897). Menurut Ali (1985:104) profil adalah gambaran karateristik yang dilakukan sehari-hari baik perorangan maupun kelompok.

Di Desa Sigapokna ada beberapa kedai-kedai masyarakat yang menjual minuman keras, sebagian dari mereka yang berprofesi sebagai pedagang karena dengan berjualan masyarakat tersebut bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Menjual minuman keras bukanlah hal yang biasa karena dalam hal ini minuman keras ini dilarang oleh pihak yang berwajib untuk dijual namun masyarakat Desa Sigapokna tidak memperdulikan hal tersebut karena selama menjual minuman keras tidak pernah ada masalah yang terjadi dalam masyarakat karena minuman keras adalah minuman yang bercita rasa dan memiliki kandungan alkohol.

Masyarakat yang menjual minuman keras ini umumnya menggunakan cara tersendiri untuk menjual barang jualannya,

(8)

dan masyarakat yang menjual minuman keras itu mengambil barang dagangannya itu dengan mereka yang tinggal dikecamatan dan para pedagang juga mempunyai langganan untuk mendapatkan minuman keras tersebut.

Setiap orang pada hakikatnya dapat melakukan penjualan baik saudara, ayah, maupun teman-teman serta keluarga saudara. Karena hampir setiap hari dan

Bapak Janti yang biasa dipanggil ayah merupakan seorang kepala keluarga yang berusia 55 tahun dan bersekolah hanya sampai pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Tinggal di Desa Sigapokna. Beliau mempunyai seorang istri dan empat orang anak dimana anak yang pertama masih duduk di bangku SMA dan yang kedua dang tiga masih SMP, dan anak yang keempat masih SD kelas 5. Bapak Janti ini kesehariannya bekerja sebagai pedagang.

Kalau dilihat dari segi perekonomian pak Janti, dibilang memiliki ekonomi yang cukup dan juga tidak berlebihan, namun disini seiring berjualan bapak Janti juga ikut menjual minuman keras untuk menambah- nambah penghasilannya, ia mulai menjual minuman keras ini sudah lima tahun sejak tahun 2011 dan jenis minuman keras yang ia jual yaitu bir bintang vodka dan tuak.

Disisilain Pak Janti juga memiliki kerja sampingan seperti bertani, menampung cengkeh dan kelapa untuk di jual.

2 Motif Masyarakat Menjual Minuman Keras

A. Ekonomi

Keadaan ekonomi menyebabkan seseorang melakukan perilaku meyimpang Alasan untuk meningkatkan penghasilan ini jugamerupakan salah satu motif masyarakat menjual minuman keras. Masyarakat yang menjual minuman keras ini dikarenakan adanya motif tersebut, salah satunya yaitu motif ekonomi jika masayarakat menjual minuman keras akan menambah dan meningkatkan penghasilan masyarakat yang

menjual minuman keras, dan kerena awalnya salah satu diantara mereka yang menjual minuman keras tersebut, maka pedagang yang lainnya akan ikut menjual miras juga untuk menambah modal mereka.

Keuntungan yang diperoleh oleh masyarakat yang menjual minuman keras menjadikan masyarakat ingin melakukan lagi dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dimana keuntungan yang diperoleh oleh para pedagang yang menjual minuman keras perhari itu sekitar Rp300.000-400.000 . Hal ini membuat masyarakat mengabaikan norma yang diterapkan, karena mereka menganggap menjual minuman keras lebih menguntungkan dari pada menjual minuman yang lainnya, dan minuman keras ini banyak disukai oleh masyarakat lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan ekonomi sangat penting untuk masa depan yang akan datang, karena dengan terpenuginya kebutuhan masayarakat maka mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan.

B. Disukai Oleh Masyarakat

Minuman keras adalah minum- minuman beralkohol yang dapat menyebabkan orang yang mengkonsumsinya mabuk dan hilang kesadarannya. Minuman keras ini dapat merusak pikiran, sehingga orang menjadi tidak sewajarnya atau tidak normal. Minuman keras adalah salah satu minuman yang mengandung zat adiktif alkohol yang bisa membuat orang yang mengkonsumsinya tidak sadarkan diri.

Alasan masyarakat mengkonsumsi minuman keras ini karena Minuman keras ini sangat disukai oleh masyarakat, terutama kalangan anak-anak muda yang menganggap minuman keras ini adalah obat yang bisa membuat mereka tenang dan nyaman, dan minuman keras ini juga dapat menghilangkan stres atau sakit kepala. Dan minuman keras ini dikonsumsi pada saat

(9)

sedang ngumpul-ngumpul bersama teman- teman, juga pada saat hari-hari besar seperti perayaan tahun baru, dan acara pesta pernikahan. Masyarakat suka mengkonsumsi minuman keras ini karena tidak ada pekerjaan lain selain untuk menghibur diri mereka sendiri dan mencari kesenangan dengan mengkonsumsi minuman keras tersbut.

Maka dari itu masyarakat yang menjual minuman keras tersebut memiliki kesempatan untuk menjual minuman keras, karena semakin banyak masyarakat yang menyukai minuman keras tersebut semakin semangat pula para pedagang untuk menjual minuman keras tersebut, dan karena minuman keras ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang sangat menyukai minuman keras ini. Adanya kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh dan akan merubah perilaku dan kebiasaan seseorang, kebiasaan penjual minuman keras untuk memberikan kesenangan kepada penggemar atau peminat minuman keras ini.

C. Tempat Yang Terbuka

Berjualan adalah salah satu profesi seseorang pedagang namun demikian jika menjual minuman keras itu adalah salah satu motif karena dengan menjual minumn keres dikedai-kedai tersebut maka dengan mudah juga masyarakat membeli dan mendapatkan minuman keras tersebut. Motif masyarakat untuk menjual minuman keras secara terbuka dan di ketahui oleh masyarakat yang sangat menyukai minuman keras itu karena dapat juga dikarenakan adanya pedagang yang menjual minuman keras tersebut, para pedagang ini dapat melakukan berbagai cara agar mereka mendapatkan keuntungan dari penjualan mereka.

Penjual minuman keras melakukan agar masyarakat yang suka dengan minuman keras sering mendatangi kedai- kedai pedagang tersebut, dan para pedagangpun melakukan berbagai cara

memperlihatkan minuman keras kepada masyarakat, dan bukan hanya itu saja para pedagang juga meyediakan berbagai tempat permainan seperti domino dan kartu supaya ketika para pelanggan datang mereka bukan hanya sekedar bermain saja tetapi mereka bermain sambil membeli minuman keras.

Begitulah seterusnya yang dilakukan oleh pedagang maka dari itu para pedagang memiliki kesempatan untuk mendapatkan hasil yang dinginkannya dengan menarik perhatian para pembeli akhirnya masyarakat yang mau membeli terdorong untuk membeli dan mengkonsumsi minuman keras tersebut.

D. Tidak Pernah Ada Razia

Selain aparat penegak hukum yang berperan penting dalam penegakan hukum adalah peranan masyarakat dalam penegakan hukum atau sebagai sosial kontrol.

Seharusnya masyarakat haruslah sadar proses penegak hukum bukanlah hanya tugas dari aparat penegak hukum saja, melainkan juga tugas dari masyarakat terutama pedagang.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan hukum pada akhir-akhir, sebenarnya kita juga tidak bisa menyalahkan masyarakat yang Menjual minuman keras karena memang sebelumnya mereka juga sudah mengetahui adanya aturan-aturan yang berlaku dari penegakan hukum karena jika menjual di sembarang tempat atau tanpa izin maka akan diamankan oleh polisi. Melalui posisi itulah polisi mempunyai tanggung jawab untuk mengamankan dan melindungi masyarakat.

Pelaksanaan hukum di dalam masyarakat selain tergantung pada kesadaran hukum masyarakat juga sangat banyak ditentukan oleh aparat penegak hukum, oleh karena sering terjadi beberapa peraturan hukum tidak dapat terlaksana dengan baik oleh karena ada beberapa oknum penegak

58

(10)

hukum yang tidak melaksanakan suatu keterangan hukum sebagai manamestinya.

Seperti yang terjadi di desa sigapokna Salah satunya mengenai penjualan minuman keras yang terjadi di Desa Sigapokna masih ada masyarakat yang menjual minuman keras kerena tidak adanya razia atau peninjauan yang dilakukan oleh polisi maka dari itu tidak adanya hukuman atau menyita barang yang di jual oleh parang pedagang.

Kesimpulan

Beberapa data hasil observasi, wawancara dan penelitian yang telah di uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Profil Informan penjualan minuman keras yang mendeskripsikan tentang penjualan minuman keras yang dilakukan sehari-hari

2. Motif masyarakat menjual minuman keras karena adanya masyarakat yang suka mengkonsumsi minuan keras tersebut, Ekonomi, sangat disukai masyarakat, tempatnya terbuka, dan tidak pernah ada razia akhirnya membuat penjual minuman keras sangat berpengaruh besar untuk anak- anak muda dan masyarakat lainya, kerena masyarakat memiliki pandangan yang berbeda tentang minuman keras tersebut.

3. Ekonomi. Menjual minuman keras salah satu cara pedagang untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan untuk menabah keuntungan mereka. Dengan itulah mereka bisa menambah biaya pendidikan anak-anak mereka.

4. Sangat disukai masyarakat. Menjual minuman keras karena sangat disukai oleh masyarakat sekitar, oleh karena itu pedagang menggunakan cara untuk menarik perhatian masyarakat tersebut terutama meyediakan permainan yang ada seperti domino, dan kartu agar masyarakat tersebut berniat untuk

mengunjungi kedai tempat menjual minuman keras.

5. Tempat yang terbuka. Jika masyarakat menjual minuman keras dikarenakan peminat minuman keras juga banyak, dan karena adanya tempat-tempat penjualan minuman keras yang terbuka dan dapat di jangkau oleh pembeli tersebut, dari itulah salah satu motif masyarakat menjual minuan keras tersebut.

6. Tidak adanya razia karena jauh dari pengawasan maka pedagang minuman keras bebas untuk menjual minuman keras, dan belum pernah juga adanya razia di di kedai-kedai tersebut dan barng merekapun juga tidak pernah disita oleh aparat penegak hukum.

Saran

Berdasarkan data yang telah disimpulkan, maka penulis menyarankan:

1. Untuk responden, seharusnya responden mau mencari pekerjaan yang lebih layak selain menjual minuman keras lainnya. Agar mereka aman dalam pekerjaan dan nyaman dalam kehidupan. Apabila tertangkap oleh aparat yang berwenang, bukan hanya mereka yang akan terkena imbasnya, namum keluarga mereka juga akan memperolah akibat dari tindakan mereka. karena minuman keras itu merupakan racun yang tidak baik di konsumsi untuk anak-anak muda, dan akan mengakibatkan perilaku menyimpang terutama pemerkosaan seharusnya minuman keras ini jangan di perjual belikan lagi, supaya lingkungan tempat tinggal kita aman dan tentram.

2. Peneliti menyarankan kepada para generasi muda dan maupun orang tua, agar lebih memperhatikan diri sendiri maupun orang lain supaya mengkonsumsi minuman keras

(11)

yang mereka lakukan tidak mempengaruhi yang lainya, dan dapat di hentikan sebelum terlambat. Supaya generasi selanjutnya tidak kut serta dan seharusnya tidak ada lagi yang ikut mengkonsumsi minuman keras tersebut. Dan minuman keras ini seharusnya di jauhkan dari mereka agar mereka tidak bebas untuk mengkonsumsinya.

3. Kepada pihak yang berwajib seperti polisi diharapkan untuk lebih tegas lagi dalam menegakkan peraturan yang berlaku, mengadakan razia di kedai-kedai tersebut, dan dapat mendisiplinkan masyarakat yang menjual minuman keras supaya mereka bisa jera dan tidak akan menjual minuman keras lagi.

4. Selanjutnya kepada mahasiswa atau mahasiswi dan peneliti selanjutnya, peneliti sarankan untuk melanjutkan penelitian ini. Apa yang penulis ungkapkan dalam tulisan ini hanya sebagian kecil dari realitas kehidupan masyarakat di Desa Sigapokna Kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai, karena masih banyak masalah yang ada dan yang haris di teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2010. Bahaya Alkohol Bagi Kesehatan. Jakarta: KDT

Afrizal. 2008. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (dari Pengertian Sampai Penulisan Laporan). Laboratorium Sosiologi FISIP Unand.

Hakim, M. Arief. 2009. Bahaya Narkoba Dan Alkohol. Bandung: Nuansa

Herdiansya. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk

Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai. 2010 Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Maleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Internet:

www. Dampak-negatif-miras.Com diakses 3 Maret 2012

http://info.g-excess.com/id/online/Minuman- Keras-Narkoba.info.

66

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Here is the Table of Important dietary sources of nutrients2,3, that support the immune system Nutrient Good dietary sources Vitamin A or equivalents Milk and cheese, eggs, liver,