• Tidak ada hasil yang ditemukan

MR Fispertum Kelompok 4

N/A
N/A
Reyn Malvin

Academic year: 2024

Membagikan "MR Fispertum Kelompok 4"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MINI RISET FISIOLOGI PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Efektifitas Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea)

Oleh:

MALVIN R. LAPOMI 23PMM105

NAOMI APRISA 4213220004

NAOMI MISELLA SITUNGKIR 4213520032 PROGRAM STUDI BIOLOGI 21 C

DOSEN PENGAMPU:

Drs. Nusriyawan, M.Si.

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga dengan kerja keras dan usaha, Penulis boleh menyelesaikan tugas Mini Riset ini dengan tepat waktu tanpa adanya halangan.

Mini Riset yang berjudul “Efektifitas dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.)” ini bertujuan untuk mencari tahu berapa dosis efektif pemberian pupuk NPK sekaligus untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait pupuk dan fungsi kandungannya bagi tanaman. Penulis berharap agar tulisan ini dapat menjadi bahan bacaan yang berguna baik bagi para pembaca di masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa dan penulisannya sehingga adapun masukan berupa kritik dan saran sangat diperlukan untuk menjadi bahan pembelajaran agar kedepannya Penulis dapat menyusun tugas ini dengan lebih baik lagi.

Medan, 11 Desember 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1... Latar Belakang... 4 1.2...

Rumusan Masalah... 5 1.3... Tujuan

Riset... 5 1.4...

Manfaat Riset... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE

3.1. Tempat dan Waktu... 9 3.2. Alat dan Bahan... 9 3.2. Prosedur Kerja... 9 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil... 11 4.2. Pembahasan... 13 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan... 17 5.2. Saran... 17 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(4)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Bahan yang diberikan ini dapat bermacam-macam, misalnya berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Menurut beberapa hasil penelitian, setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur hara agar pertumbuhan tanaman tersebut normal. Dari ke 16 unsur hara tersebut, tiga unsur hara seperti Carbon, Hidrogen, dan Oksigen diperoleh dari udara, sedangkan ke 13 unsur lainnya tersedia didalam tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Klorin (Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan (Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B) dan Molibdenum (Mo). Ke 13 unsur tersebut sangat terbatas didalam tanah dikarenakan penggunaan tanah yang terus-menerus tanpa diimbangi dengan pemupukan.

Dalam pertanian modern, penggunaan pupuk adalah mutlak untuk memicu tingkat produksi tanaman, peredaran pupuk dipasaran sangat beragam baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasan. Pupuk-pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi kebutuhan tanaman. Pupuk dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang sengaja dibuat dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam. Beberapa jenis pupuk anorganik yang sering digunakan petani diantaranya pupuk urea, TSP (Triple Super Phosphate), KCL (Kalium klorida), ZA (Zwavelzure ammoniak) dan NPK. Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara utama Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling banyak digunakan. Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam tiga cara. Nitrogen membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun, fosfor membantu pertumbuhan akar dan tunas, kalium membantu pembungaan dan pembuahan.

Pupuk anorganik umumnya memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat diberikan kepada tanaman dengan jumlah unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, mudah larut dalam air sehingga unsur hara yang terkandung mudah diserap tanaman, unsur-unsur hara

(5)

yang diperlukan dapat diberikan dalam komposisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dapat diberikan pada saat yang tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman serta pemakaian dan pengangkutannya yang lebih praktis. Disamping itu, pupuk anorganik juga memiliki beberapa kelemahan yakni sangat sedikit mengandung unsur-unsur hara mikro, senyawa unsur haranya dapat hilang tercuci ke lapisan tanah bawah, sehingga tidak terjangkau oleh akar tanaman serta beberapa jenis pupuk anorganik yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, dalam perkembangan ilmu pengetahuan sering dilakukan penelitian untuk memperoleh dosis pupuk anorganik yang efektif dan efisien sehingga penggunaanya dapat tepat sasaran dengan tidak mengganggu kesehatan lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pupuk anorganik dan mengapa pemupukan penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman?

2. Berapa dosis efektif pemberian NPK terhadap pertumbuhan tanaman sawi?

3. Apa fungsi nitrogen, fosfor dan kalium yang terkandung dalam pupuk NPK bagi pertumbuhan tanaman?

1.3. Tujuan

1. Untuk memahami tujuan dari dilakukannya pemupukan terhadap tanaman

2. Untuk mendapatkan dan mengetahui dosis pemberian pupuk NPK yang efektif untuk pertumbuhan tanaman sawi

3. Untuk memahami fungsi hara makro seperti nitrogen, fosfor dan kalium bagi pertumbuhan tanaman

1.4. Manfaat

1. Mahasiswa menjadi paham mengapa dilakukan pemupukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman

2. Mahasiswa dapat mengetahui berapa dosis efektif pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman sawi melalui percobaan yang telah dilakukan

3. Mahasiwa dapat secara mandiri mengetahui kekurangan kebutuhan nutrisi tanaman melalui pemahaman terhadap fungsi dan peran unsur hara

(6)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman hortikultura adalah komoditas pertanian yang prospektif untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ditinjau dari kesesuaian iklimnya, Di Indonesia memungkinkan untuk dikembangkan komoditi sayuran yang bermanfaat bagi peningkatkan perekonomian dan kesehatan manusia. Sawi (Brassica juncea L.) adalah jenis tanaman semusim yang digemari masyarakat. Permintaan masyarakat terhadap sawi yang tinggi perlu diimbangi dengan kapasitas produksi yang mencukupi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan jalan peningkatan produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui pengoptimalan pemberian hara yang memicu pertumbuhan dan produktifitas sawi yaitu pemupukan (Istiqomah dan Serdani, 2018).

Pentingya manfaat sayuran hijau bagi kesehatan memicu meningkatnya kualitas produk sayuran. Untuk menghasilkan sayuran yang berkualitas tinggi segar dan sehat maka dibutuhkan penanganan yang tepat dimulai dari tahap pemilihan benih pemilihan lokasi tanam hingga cara pemupukan dan pengendlian hama dan penyakit. Diantara bermacam-macam jenis sayuran yang dapat dibudidayakan, sawi merupakan komoditas yang memiliki nilai komersial dan prospek yang cukup baik (Hasibuan et al., 2017).

Pertanian di Indonesia memiliki berbagai jenis komoditas tanaman yang dapat di budidayakan dan dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sawi adalah salah satu komoditas tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman sawi mengandung kandungan gizi yang tinggi meliputi protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C yang memiliki peranan penting untuk kesehatan.

Tanaman sawi memerlukan unsur hara yang cukup dan tersedia bagi pertumbuhan dan perkembangannya untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Salah satu unsur hara makro yang sangat berperan pada pertumbuhan tanaman adalah nitrogen, fosfor dan kalium (Syifa et al., 2020).

Disamping umur panen sawi relatif pendek serta mampu tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam 100 gram tanaman sawi antara lain 95 gr air, 1,2 gr protein, 0,2 gr lemak, 1,2 gr karbohidrat, 0,04 mgr vitamin B1, 0,5 mg niasin, 53 mg vitamin C, 120 g mg kalsium, 2,0 mg zat besi, 27 mg magnesium, 37 mg fosfor 180 mg kalium dan 100gr natrium. Untuk meningkatkan produksi tanaman tentu tidak terlepas dari usaha kita dalam memenuhi kebutuhan tanaman tersebut akan unsur hara yaitu dengan cara pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari suatu kegiatan budidaya karena berisi satu atau lebih unsur hara untuk mengganti unsur yang habis diserap

(7)

tanaman. Berdasarkan asalnya, pupuk dibagi menjadi dua kelompok yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik (Hasibuan et al., 2017).

Pupuk adalah sumber hara yang memiliki peran dalam menentukan pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Untuk mencapai hasil pemupukan yang efisien dan tepat sasaran harus memperhatikan penentuan jenis pupuk, dosis, metode pemupukan, waktu, dan frekuensi pemupukan (Istiqomah dan Serdani, 2018). Pemupukan sebagai salah satu input produksi tanaman menjadi faktor kendala dalam sistem budidaya tanaman. Peran pupuk sangat besar dalam proses perbaikan kesubutan fisik, kimia dan biologi tanah sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan tanaman dengan pupuk sintetik (anorganik) seringkali diberikan berlebihan sehingga akan mengganggu keseimbangan kimia di dalam tanah, dan akan menghambat pengambilan unsur hara oleh akar tanaman sehingga proses metabolisme di dalam jaringan tanaman terganggu. Oleh karenya diperlukan penelitian mengenai dosis pupuk agar pemberiannya sefektif namun tidak menggangu kesehatan lingkungan (Kalay et al., 2016).

Pupuk NPK adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang mengandung sedikitnya 5 unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Pupuk NPK merupakan pupuk yang sangat cocok untuk pemupukan dasar atau susulan dengan komposisi kandungan nitrogen, fosfor dan kalium serta berbagai unsur lain seperti kalsium, magnesium, sulfur, besi, mangan, zinc, tembaga, boron, molibdenum dan aktivator organik. NPK dapat diaplikasikan melalui akar yakni dengan menaburnya di sekitar batang tanaman. NPK dapat dicampur dengan pupuk urea dan lain-lain dengan dosis tertentu atau menurut kebutuhan tanaman. Selain untuk tanaman sayur-sayuran, buah-buahan dan hortikultura, pupuk NPK juga dapat digunakan pada tanaman tahunan seperti sawit, kopi, cokelat dan lain-lain (Hasibuan et al., 2017).

Pupuk NPK mengandung unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium dan baik untuk mendukung masa pertumbuhan tanaman dan unsur hara yang disumbangkan dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman. Dosis pemupukan perlu diteliti karena tanaman memiliki kebutuhan unsur hara dalam jumlah yang berbeda untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan serta hasil yang optimal. Tidak semua dosis bersifat positif bagi tumbuhan, kelebihan pupuk dapat bersifat toksik bagi tanaman, sedangkan kekurangan pupuk atau unsur hara dapat menyebabkan penyakit defisiensi unsur hara (Syifa et al., 2020).

Ketersediaan unsur hara sangat diperlukan tanaman untuk membentuk suatu senyawa yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Pembelahan dan perbesaran sel memerlukan bahan nutrisi untuk berlangsungnya metabolisme. Pemberian pupuk NPK meningkatkan kandungan hara tanah dan pertumbuhan tanaman karena unsur N, P dan K dalah unsur hara

(8)

makro yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman sawi yang dipupuk NPK memiliki tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar batang dan diameter tajuk lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemupukan (Istiqomah dan Serdani, 2018).

Pemberian pupuk yang memiliki kandungan hara makro yang cukup saat tanam dapat mempertahankan awal pertumbuhan tanaman yang bagus, sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas organ yang terbentuk termasuk akar. Apabila akar pada tanaman tumbuh dalam jumlah yang banyak maka akan mendukung pertumbuhan tanaman itu sendiri, karena pada dasarnya akar merupakan salah satu organ tanaman yang digunakan untuk menyimpan air dan biomassa dari tanah yang kemudian akan di distribusikan pada tanaman yang nantinya akan digunakan untuk proses metabolisme pada tanaman itu sendiri (Ardhayani et al., 2023).

Pada dasarnya tidak semua unsur hara yang bersumber dari pupuk anorganik mampu menyuplai kebutuhan unsur hara tanaman sawi selama proses pertumbuhan tanaman sawi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar unsur hara dari pupuk anorganik tersebut hilang melalui penguapan maupun tercuci oleh air (Syifa et al., 2020). Tanaman akan tumbuh dan berproduksi dengan baik jika unsur hara yang diberikan mencukupi. Jika kandungan hara dalam suatu media tanam telah mencapai kondisi yang optimal dalam mencukupi kebutuhan tanaman, walaupun dilakukan peningkatan dosis pupuk hasilnya tidak memberikan peningkatan yang terlalu signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman (Istiqomah dan Serdani, 2018).

(9)

BAB III. METODE 3.1. Tempat dan Waktu

Riset dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Negeri Medan mulai dari Kamis, 21 September 2023.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada riset ini yaitu cetok tanaman, timbangan, penggaris, kamera dan alat tulis.

Bahan yang digunakan yaitu benih sawi, polybag, media tanam tanah dan pupuk NPK serta air.

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Persiapan Media Tanam

Tanah yang digunakan adalah tanah top soil (lapisan olah atas) dibersihkan dari kotoran seperti gulma, akar dan lain-lain, kemudian dimasukkan ke dalam pot atau polybag. Pot diisi tanah ¾ bagiannya. Pot disusun sesuai dengan perlakuan yang diberikan.

3.3.2. Persemaian Bibit Sawi

Benih sawi sebelum disemaikan terlebih dahulu direndam dalam air hangat selama kurang lebbih 1 jam, diambil dan kemudian ditiriskan. Benih disemai pada pot atau polybag yang telah dimasukkan media tanam tanah. Selama persemaian, dilakukan penyiraman pagi dan sore hari. Bibit siap dipindahkan ke pot pengamatan pada umur 2 minggi setelah tanam.

3.3.3. Pemupukan

Pemupukan NPK dilakukan dengan menaburkannya pada media tanam dalam pot.

Setiap pot diisi dengan ± 1 liter atau setara dengan 1 kg tanah. Perlakuan P1 adalah pemberian NPK dengan dosis 6 kg/ha atau 0.3 gr/pot. Perlakuan P2 adalah pemberian NPK dengan dosis 8 kg/ha atau 0.4 gr/pot. Pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk) tidak dilakukan pemberian pupuk NPK. Terdapat 3 ulangan untuk masing-masing perlakuan, sehingga jumlah pot pengamatan sebanyak 9 pot.

3.3.4. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Sawi

Bibit sawi ditanam masing-masing 1 bibit pada setiap pot. Bibit yang ditanam adalah bibit yang sehat dan berukuran seragam. Penyiraman dilakukan sekali sehari pada pagi atau

(10)

sore hari. Pembersihan gulma disekitar tanaman dilakukan rutin untuk mencegah terganggunya data hasil pengamatan.

3.3.5. Parameter Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara non destruktif. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun dan jumlah daun tanaman sawi. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali yakni pada 3 minggu setelah tanam (MST), 4 MST, 5 MST hingga 6 MST.

Pengamtan tinggi tanaman dilakukan mulai dari permukaan tanah hingga ujung tanaman tertinggi. Pengukuran panjang daun dilakukan mulai dari pangkal hingga ujung daun sedangkan lebar daun diukur dari tepi terlebar daun.

(11)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

4.1.1. Rekapitulasi

Rekapitulasi data hasil pengamatan efektifitas pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.), disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Data hasil pengamatan variabel pertumbuhan sawi

Perlakuan Variabel Pengamatan minggu ke-

3 MST (cm) 4 MST (cm) 5 MST (cm) 6 MST (cm)

I II III I II III I II III I II III

P0 (kontrol)

Tinggi

tanaman 5.8 6.9 7.0 6.3 7.1 7.4 6.7 7.3 7.6 7.0 7.6 8.0 Lebar

daun 0.9 0.6 0.8 1.2 0.9 1.1 1.4 1.2 1.3 1.6 1.5 1.5 Panjang

daun 1.2 0.8 1.5 1.9 2.0 1.8 2.2 2.2 2.2 2.5 2.3 2.4 Jumlah

daun 3 4 4 4 6 5 5 8 5 7 8 6

P1 (6 kg/ha atau 0.3

gr/pot)

Tinggi

tanaman 6.2 7.8 7.7 7.6 8.2 8.0 7.9 8.5 - 8.1 - - Lebar

daun 1.0 0.9 1.2 1.4 1.3 1.5 1.6 1.6 - 1.8 - -

Panjang

daun 1.8 1.7 1.7 2.2 2.2 2.1 2.6 2.5 - 2.9 - -

Jumlah

daun 5 4 3 6 6 4 6 6 - 8 - -

P2 (8 kg/ha atau 0.4

gr/pot)

Tinggi

tanaman 7.4 7.6 6.2 8.7 8.4 - 9.0 8.7 - 9.4 9.0 - Lebar

daun 0.9 1.0 0.5 1.5 1.5 - 1.7 1.8 - 1.9 2.0 -

Panjang

daun 2.1 0.9 1.4 2.6 2.3 - 2.8 2.5 - 3.1 2.9 -

Jumlah

daun 6 5 5 7 6 - 9 7 - 10 9 -

Keterangan: data kosong karena tanaman yang mati (-) Tabel 4.2. Rekapitulasi rata-rata variabel pertumbuhan sawi

Perlakuan Variabel Rata-rata data pengamatan minggu ke-

3 MST (cm) 4 MST (cm) 5 MST (cm) 6 MST (cm) P0

(kontrol)

Tinggi

tanaman 6.57 6.93 7.20 7.53

Lebar

daun 0.77 1.07 1.30 1.53

Panjang daun

1.17 1.90 2.20 2.40

(12)

Jumlah

daun 3.67 5.00 6.00 7.00

P1 (6 kg/ha atau 0.3

gr/pot)

Tinggi

tanaman 7.23 7.93 8.20 8.10

Lebar

daun 1.03 1.40 1.60 1.80

Panjang

daun 1.73 2.17 2.55 2.90

Jumlah

daun 4.00 5.33 6.00 8.00

P2 (8 kg/ha atau 0.4

gr/pot)

Tinggi

tanaman 7.07 8.55 8.85 9.20

Lebar

daun 0.80 1.50 1.75 1.95

Panjang

daun 1.47 2.45 2.65 3.00

Jumlah

daun 5.33 6.50 8.00 9.50

Keterangan: data kosong karena tanaman yang mati (-) 4.1.2. Tinggi tanaman

Hasil pengukuran tinggi tanaman tiap perlakuan disajikan pada Grafik 4.1. sebagai berikut.

Grafik 4.1. Hasil pengkuruan tinggi tanaman sawi

3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

p0 6.57 6.93 7.2 7.53

p1 7.23 7.93 8.2 8.1

p2 7.07 8.55 8.85 9.2

0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5

p0 p1 p2

Pengamatan ke- (Minggu setelah tanam)

Tinggi tanaman

4.1.3. Luas daun tanaman

Luas daun dihitung dengan mengalikan panjang dan lebar daun dengan nilai konstanta bentuk daun (k) sawi yakni sebesar 0,759. Hasil perhitungan luas daun tiap perlakuan tanaman disajikan pada Grafik 4.2. sebagai berikut.

(13)

Grafik 4.2. Hasil perhitungan luas daun tanaman

3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

p0 0.6837831 1.543047 2.17074 2.787048

p1 1.3524621 2.305842 3.09672 3.96198

p2 0.892584 2.789325 3.5198625 4.44015

0.25 0.75 1.25 1.75 2.25 2.75 3.25 3.75 4.25 4.75

p0 p1 p2

Pengamatan ke- (Minggi setelah tanam)

Luas daun (cm2)

4.1.3. Jumlah daun

Hasil perhitungan jumlah daun tiap perlakuan disajikan pada Grafik 4.3. sebagai berikut.

Grafik 4.3. Hasil perhitungan jumlah daun tanaman sawi

3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

p0 3.67 5 6 7

p1 4 5.33 6 8

p2 5.33 6.5 8 9.5

0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5

p0 p1 p2

Pengamatan ke- (Minggu setelah tanam)

Jumlah daun

4.2. Pembahasan

Analisa data hasil pengamatan menunjukkan trend yang naik pada setiap peningkatan dosis pemberian NPK. Diketahui bahwa perlakuan terbaik adalah pemberian NPK dengan dosis 8 kg/ha atau 0.4 gr/pot, dimana untuk 1 pot berisi 1 Liter atau sekitar 0.1 m3 tanah.

(14)

Peningkatan variabel pertumbuhan disebabkan oleh kebutuhan hara makro yang tercukupi seperti nitrogen, fosfor dan kalium melalui pemberian pupuk NPK. Nitrogen berperan penting dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, selain itu nitrogen dibutuhkan pada setiap pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun pada tanaman. Bila pasokan N cukup, daun tanaman akan tumbuh besar dan memperluas permukaan yang tersedia untuk proses fotosintesis.

Pasokan nitrogen yang tinggi akan mempercepat pengubahan karbohidrat menjadi protein dan dipergunakan menyusun dinding sel. Pemupukan nitrogen mempunyai pengaruh nyata terhadap peluasan daun, terutama pada lebar dan luas daun. Tanaman akan meningkatkan laju pertumbuhan daunnya supaya bisa menangkap cahaya secara maksimal sehingga proses fotosintesis di dalam daun dapat berjalan dengan lancar (Ardhayani et al., 2023).

Unsur fosfor (P) merupakan unsur hara makro utama dan diserap tanaman dalam bentuk anionortofosfor (H2PO4- dan HPO42- ) yang menjadi salah satu unsur esensial kedua setelah N yang berperan penting dalam fotosintesis dan perkembangan akar, berperan dalam proses metabolisme, respirasi dan fotosintesis. Jumlah P yang diserap oleh tanaman akan berbanding lurus dengan total berat kering tajuk tanaman. Semakin tanaman kekurangan P maka aktivitas metabolisme tanaman tersebut akan semakin terganggu dan sebaliknya, karena P berperan dalam menyusun ATP dan berperan pada saat transfer energi untuk pertumbuhan tanaman (Sitanggang et al., 2017). Kalium adalah salah satu hara makro yang berfungsi untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap segala gangguan dan untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh organisme pengganggu seperti patogen. Mekanisme kerja kalium pada tanaman yaitu dengan meningkatkan kekuatan dinding sel sehingga tingkat kekerasan bagian tanaman akan semakin bertambah untuk meminimalisir kerusakan (Rosyidah, 2017).

Grafik 4.1. menunjukkan tinggi tanaman yang semakin meningkat hingga pemberian dosis 0.4 gr/pot. Pertumbuhan tinggi tanaman yang optimal pada sawi disebabkan oleh penyerapan faktor nutrisi yang optimal khususnya penyerapan unsur hara nitrogen dan kalium yang bermanfaat bagi tinggi tanaman sawi (Syifa et al., 2020). Sistem perakaran yang baik juga berperngaruh terhadap tinggi tanaman. Akar akan tumbuh maksimal pada kondisi tanah atau media tanam yang baik secara fisik maupun kimia serta semakin panjang akar makan akan semakin baik dalam penyerapan nutrisi. Sistem perakaran berkolerasi positif dengan pertumbuhan yang dihasilkan. Semakin Panjang akar dari suatu tanaman maka kemampuan tanaman dalam menyerap air dan nutrisi semakin tinggi sehingga akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal seperti tinggi tanaman (Ardhayani et al., 2023).

(15)

Kadar kalium dalam tanaman yang cukup dapat meningkatkan kekuatan batang dan tangkai tanaman. Hal ini menyebabkan meningkatnya ketahanan tanaman. Kalium juga meningkatkan kerja enzim untuk metabolisme tanaman. Kecukupan kalium pada tanaman akan meningkatkan sintesis senyawa molekul dengan berat molekul tinggi (protein, pati dan selulose) sehingga mengurangi sintesis senyawa molekul dengan berat molekul rendah, seperti asam organik, asam amino dan amida dalam jaringan tanaman. Dengan demikian, adanya kecukupan kalium dapat meningkatkan terbentuknya senyawa lignin yang lebih tebal (Rosyidah, 2017).

Grafik 4.2. menunjukkan peningkatan luas daun hingga dosis 0.4 gr/pot. Tanaman yang cukup mendapatkan suplai nitrogen (N) akan membentuk daun yang memiliki helaian lebih luas dengan kandungan klorofil yang lebih tinggi dan akan berguna untuk proses fotosintesis.

Sehingga, tanaman akan menghasilkan karbohidrat yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat untuk digunakan sebagai sumber energi bagi tanaman, dan semakin banyak energi yang diperoleh maka semakin besar kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara. Keberadaan nitrogen menjadi salah satu faktor penting dalam pembentukan klorofil karena apabila tanaman kekurangan nitrogen, maka daun akan mengalami klorosis (Ardhayani et al., 2023).

Kadar kalium yang terdapat cukup pada tanaman akan meningkatkan kerja enzim sehingga meningkatkan aktivasi plastida di daun, sintesis protein, fotosintesis dan gerakan stomata, akibatnya produksi klorofil di daun akan meningkat dan akan meningkatkan kandungan klorofil daun. Salah satu fungsi kalium adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Dengan tingginya kandungan protein yang terdapat pada buah tomat maka kandungan vitamin C pun juga akan ikut meningkat, hal itu dikarenakan vitamin C yang dihasilkan merupakan hasil dari sintesa protein (Rosyidah, 2017).

Peningkatan jumlah daun ditunjukkan oleh grafik 4.3 dengan perlakuan dosis terbaik yaitu 0.4 gr/pot. Unsur Nitrogen berperan penting dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, selain itu nitrogen dibutuhkan pada setiap pembentukan tunas atau perkembangan batang serta daun pada tanaman. Bila pasokan N cukup, daun tanaman akan tumbuh besar dan memperluas permukaan daun yang tersedia untuk proses fotosintesis. Pasokan nitrogen yang tinggi akan mempercepat pengubahan karbohidrat menjadi protein dan dipergunakan menyusun dinding sel. Pemupukan nitrogen mempunyai pengaruh nyata terhadap peluasan daun, terutama pada lebar dan luas daun. Tanaman akan meningkatkan laju pertumbuhan daunnya supaya bisa menangkap cahaya secara maksimal sehingga proses fotosintesis di dalam daun dapat berjalan dengan lancar (Syifa et al., 2020).

(16)

Selain nitrogen, fosfor pada tanaman juga berperan penting terhadap proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses didalam tanaman lainnya dan membantu mempercepat perkembangan dan perpanjangan akar dan perkecembahan. Fosfor dapat merangsang pertumbuhan akar yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan bagian di ujung-ujung tanaman sehingga berpengaruh terhadap inisiasi penambahan jumlah daun (Sitanggang et al., 2017).

(17)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Pupuk adalah sumber hara yang memiliki peran dalam menentukan pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang belum tentu diperoleh dari media tanam seperti tanah. Untuk mencapai hasil pemupukan yang efisien dan tepat sasaran harus memperhatikan penentuan jenis pupuk, dosis, metode pemupukan, waktu, dan frekuensi pemupukan. Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang baik untuk mendukung masa pertumbuhan tanaman serta mampu menyumbangkan unsur hara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Hasil riset menunjukkan dosis pemberian NPK yang efektif adalah 8 kg/ha atau 0.4 gr/pot, dimana untuk satu pot diisi dengan ± 1 kg tanah. Nitrogen adalah unsur yang mampu membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun tanaman. Fosfor merupakan hara makro yang dapar membantu pertumbuhan akar dan tunas. Kalium membantu pembungaan dan pembuahan serta kerja enzim sehingga meningkatkan aktivasi plastida di daun, sintesis protein, fotosintesis dan gerakan stomata.

5.2. Saran

Pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik sejatinya perlu dikurangi untuk meminimalisir kerusakan lingkungan akibat residu yang ditinggalkan. Penggunaan pupuk organik saat ini menjadi alternatif walaupun masih diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk mencapai keefektifan dan keefisienan pemupukan.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ardhayani, I., Syafi’i, M., dan Rahayu, Y. S. (2023). Pengaruh Pemberian Kombinasi Pupuk NPK Majemuk dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea Var. Shinta). Jurnal Agroplasma. 10(2): 612–620.

Hasibuan, S., Batubara, L. R., dan Sunardi, I. (2017). Pengaruh Pemberian Pupuk Majemuk Intan Super dan Pupuk Npk Mutiara terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS. 13(1): 43–49.

Istiqomah, dan Serdani, A. D. (2018). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L. Var. Tosakan) Pada Pemupukan Organik, Anorganik dan Kombinasinya. Agroradix.

1(2): 1–8.

Kalay, A. M., Hindersah, R., Talahaturuson, A., dan Langoi, A. F. (2016). Efek Pemberian Pupuk Hayati Konsorsium terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Agroekotek. 8(2): 131–138.

Rosyidah, A. (2017). Hasil dan Kualitas Tomat (Lycopersicum esculentum L.) pada Berbagai Pemberian Pupuk Kalium. Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang. 5(1): 140–144.

Sitanggang, V., Sembring, M., dan Fauzi. (2017). Aplikasi Mikroba Pelarut Fosfat dan Bebarapa Sumber Pupuk P Untuk Meningkatkan Serapan P dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Andisol Terdampak Erupsi Gunung Sinabung. Jurnal Agroekoteknologi FP USU. 5(4): 768–773.

Syifa, T., Isnaeni, S., da Rosmala, A. (2020). Pengaruh Jenis Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pagoda (Brassicaee narinosa L.). Agroscript.

2(1): 21–33.

(19)

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Keterangan: a). Penimbangan pupuk NPK 0.3 gram; b). Penimbangan pupuk NPK 0.4 gram; c). Pemberian pupuk NPK ke tanaman; d). Penyemaian benih sawi; e). Pindah tanam tanaman ke pot pengamatan; f).

Pengukuran tinggi tanaman; g). Pengukuran lebar daun tanaman; h). Pengukuran panjang daun tanaman; i). Tanaman sawi 3 MST; j). Tanaman sawi 4 MST; k). Tanaman sawi 5 MST; l). Tanaman sawi 6 MST.

a b

g h i

f e

d

c

j k l

Referensi

Dokumen terkait

Unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium serta unsur mikroyang terkandung dalam pupuk organik cair akan meningkatkan aktivitasfotosintesis tumbuhan sehingga meningkatkan

Keunggulan pupuk anorganik yaitu mengandung unsur hara tertentu, misalnya nitrogen (N), NPK atau mengandung semua unsur sehingga penggunaannya dapat sesuaikan dengan

Kandungan C-organik, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pupuk organik cair berdasarkan variasi lama waktu fermentasi adalah pada hari ke 28 dengan kandungan unsur hara

Keunggulan pupuk anorganik yaitu mengandung unsur hara tertentu, misalnya nitrogen (N) saja, NPK atau mengandung semua unsur sehingga penggunaannya dapat sesuaikan

Pertambahan diameter bonggol didominasi oleh unsur N, P, dan K, trichokompos TKKS dan pupuk NPK tablet mengandung unsur kalium dan fosfor yang tinggi, dilihat dari

Dengan mengetahui kadar nitrogen, fosfor dan kalium dari pupuk NPK yang dianalisis. maka dapat diketahui apakah pupuk NPK telah memenuhi atau tidak memenuhi

Pupuk NPK BASF adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang mengandung sedikitnya 5 unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman.. Pupuk ini berbentuk butiran

Masyarakat desa yang memiliki hewan ternak dapat memanfaatkan kotoran sapi yang banyak mengandung unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium,