• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Mirza Ali Ashgar - Universitas Jember

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Muhammad Mirza Ali Ashgar - Universitas Jember"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Pengungkapan kesesuaian pengelolaan perbekalan farmasi berdasarkan PERMENKES NO.58 Tahun 2014 tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bina Sehat Jember” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan yang saya sebutkan sumbernya adalah tidak pernah diserahkan ke lembaga manapun, dan bukan karya jiplakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengelolaan sediaan farmasi di RS Bina Sehat Jember sudah sesuai dengan PERMENKES No.58 Tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sediaan farmasi di RS Bina Sehat sudah sesuai dengan PERMENKES. TIDAK. .58 Tahun 2014, namun ada beberapa proses yang masih perlu diperbaiki dan ditinjau kembali.

Penilaian Kecukupan Pengelolaan Perbekalan Farmasi Berdasarkan CATATAN NO.58 Tahun 2014 di Instalasi Farmasi RS Bina Sehat Jember; Halaman Muhammad Mirza Ali Ashgar;. Dalam hal ini pengelolaan sediaan farmasi pada instalasi farmasi di seluruh rumah sakit pemerintah dan swasta di Indonesia harus sesuai dengan PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Berdasarkan pentingnya sediaan farmasi dalam proses pelayanan rumah sakit, penerapan standar manajemen farmasi, serta beberapa masalah yang ditemukan dan setidaknya penelitian sebelumnya tentang masalah terkait, peneliti ingin mengidentifikasi dan menganalisis apakah prosedur pengelolaan farmasi persiapan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bina Sehat Jember sesuai dengan PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Tabel                                                                                                          Halaman  4.1 Kesesuaian Pengelolaan Sediaan Farmasi dengan PERMENKES
Tabel Halaman 4.1 Kesesuaian Pengelolaan Sediaan Farmasi dengan PERMENKES

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai rumah sakit swasta yang sebagian besar pendapatannya berasal dari penjualan sediaan farmasi, laba atau pendapatan dan pelayanan yang baik kepada pasien menjadi perhatian utama. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan sediaan farmasi yang baik dan standar yaitu PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Namun menurut informan ditemukan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan manajemen sediaan farmasi di Instalasi Farmasi RS Bina Sehat yang tidak sesuai dengan PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Kendala lain dalam pelaksanaan pengelolaan sediaan farmasi sesuai dengan PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, saat ini RS Bina Sehat Jember sedang dalam proses pembangunan infrastruktur, pergantian jabatan pengelola apotek. seperti ketidakdisiplinan dan kelalaian karyawan. Tentunya hal-hal tersebut sangat mempengaruhi proses pengelolaan sediaan farmasi dan merupakan kerugian bagi pihak rumah sakit. Berdasarkan pentingnya sediaan farmasi dalam proses pelayanan rumah sakit, penerapan standar manajemen kefarmasian, serta beberapa masalah yang ditemukan dan kekurangan dari penelitian sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka pada saat penyusunan skripsi ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan memilih judul “Evaluasi Kesesuaian Pengelolaan Sediaan Farmasi Berdasarkan PERMENKES No. 58 Tahun 2014 di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bina Sehat Jember”. Seberapa tepat penanganan sediaan farmasi di Instalasi Farmasi RS Bina Sehat Jember berdasarkan PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Upaya apa yang dapat dilakukan terkait penerapan manajemen sediaan obat menurut PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang standar pelayanan obat di rumah sakit pada instalasi Farmasi RS Bina Sehat Jember.

Untuk mengetahui kecukupan pengelolaan sediaan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bina Sehat Jember berdasarkan PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Mendapatkan solusi mengenai pelaksanaan pengelolaan sediaan farmasi sesuai dengan PERMENKES No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bina Sehat Jember.

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengelolaan Sediaan Farmasi
  • Standar Pelayanan Kefarmasian
  • Sistem Pengendalian Internal
  • Komponen Pengendalian Internal
  • Fungsi Pengendalian Internal

Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan untuk menentukan jumlah dan jangka waktu pembelian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan hasil kegiatan seleksi untuk memastikan terpenuhinya kriteria jenis, jumlah dan jumlah yang tepat, tepat waktu dan prioritas efisien, sisa stok, data pemakaian periode terakhir, waktu tunggu pesanan, rencana pengembangan. Persyaratan farmasi meliputi stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi dan klasifikasi jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Distribusi adalah rangkaian kegiatan penyediaan/pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dari tempat penyimpanan ke unit pelayanan/pasien dengan tetap menjaga mutu, kestabilan, jenis, jumlah dan ketepatan waktu.

Pemusnahan dan pengambilan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan habis pakai medis yang tidak dapat digunakan harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan untuk produk yang telah dicabut izin edarnya oleh BPOM. Jenis dan ukuran persediaan serta penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai medis diperiksa.

Kegiatan administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan, pencatatan dan pelaporan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian, pemusnahan dan penarikan. Penghapusan administrasi adalah kegiatan pelunasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar, dengan rekomendasi penghapusbukuan. sediaan farmasi, alat kesehatan. dan perbekalan kesehatan habis pakai kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Pengendalian internal Diana dan Setiawati adalah semua rencana organisasi, metode dan pengukuran yang dipilih oleh aktivitas bisnis.

Diana dan Lilis (2011: 82) menyatakan bahwa pengendalian internal adalah semua rencana, metode, dan tindakan organisasi yang diadopsi oleh operasi bisnis untuk mengamankan aset, memverifikasi keakuratan dan keandalan catatan akuntansi perusahaan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. telah didirikan. Pengendalian internal memberikan jaminan yang cukup dan jaminan menyeluruh yang sulit dicapai dan terlalu mahal.Selain itu, sistem pengendalian. Menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations) dalam Diana dan Setiawati (2011: 82), pengendalian intern dijelaskan sebagai suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, serta seluruh pegawai dan pegawai yang berada di bawah arahannya dengan tujuan untuk memastikan perlindungan yang memadai untuk mencapai tujuan pengendalian.

Menurut Romney dan Steinbart, pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan pengendalian berikut ini telah tercapai, yaitu mengamankan aset, mencegah atau mendeteksi akuisisi, penggunaan atau penempatan yang tidak sah, mengelola catatan secara rinci untuk melaporkan aset perusahaan dalam secara komprehensif akurat dan adil, memberikan informasi yang akurat dan terpercaya, menyusun laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, mendorong dan meningkatkan efisiensi operasional, mendorong kepatuhan yang ketat terhadap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan, mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Teori beralas (grounded theory), penelitian kualitatif lebih mengutamakan pedoman dalam penyusunan teori substantif yang bersumber dari data. Lebih menekankan pada proses daripada hasil, penelitian kualitatif lebih mengutamakan aspek proses daripada hasil. Adanya Batasan yang Ditetapkan Fokus Penelitian kualitatif mensyaratkan adanya batasan dalam penelitian berdasarkan fokus yang muncul sebagai masalah penelitian.

Ada kriteria khusus untuk validitas data, penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi yang berbeda dari biasanya dalam penelitian klasik. Desain yang bersifat sementara, penelitian kualitatif memastikan desain yang terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Hasil penelitian dinegosiasikan dan disepakati bersama, penelitian kualitatif lebih mengutamakan bahwa wawasan dan hasil interpretasi yang diperoleh dinegosiasikan dan disepakati oleh orang-orang yang digunakan sebagai sumber data.

Untuk memperoleh data lapangan, penelitian ini dilakukan di RS Bina Sehat Xermb tepatnya di bagian Instalasi Farmasi. Sesuai dengan CATATAN No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit pasal 1 Instalasi farmasi merupakan unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Di RS Jember Bina Sehat terdapat 4 instalasi salah satunya apotek, instalasi farmasi ini merupakan yang terpenting dari keempat instalasi yang ada di rumah sakit.

RS Bina Sehat Jember, karena semua proses pengelolaan sediaan farmasi baik berupa obat, alat kesehatan, bahan medis, dll melewati fasilitas ini.

Jenis dan Sumber Data

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewee) yang mengajukan pertanyaan dan narasumber (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dokumentasi, metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang datanya diperoleh dari buku, internet atau dokumen lain yang mendukung penelitian yang sedang dilakukan.

Uji Keabsahan Data

Untuk menentukan hal tersebut, harus dilakukan pengujian transferabilitas untuk memastikan deskripsi yang detail, jelas dan sistematis, serta hasil penelitian dapat dipercaya oleh pembaca. Dengan demikian, pembaca dapat terhindar dari generalisasi karena sudah memahami detail data yang diperoleh dalam penelitian. Pembaca akan mengaplikasikan hasil penelitian secara bijak sesuai dengan konteks dan situasi yang mirip dengan penelitian yang bersangkutan.

Pengujian ini biasanya dilakukan oleh auditor independen untuk mendapatkan pandangan objektif terhadap proses penelitian yang dilakukan peneliti, baik dalam mendefinisikan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, menguji keabsahan data, hingga menemukan hasil dalam penelitian. Reliabilitas penelitian tidak diragukan lagi jika peneliti dapat mempertanggungjawabkan dan menggambarkan secara sistematis seluruh rangkaian penelitian yang dilakukan. Jika hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut memenuhi standar konfirmabilitas.

Peneliti menggunakan observasi full observer, wawancara dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara bersamaan. Menurut Sugiyono (2012:89), analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori, menguraikannya ke dalam satuan-satuan, melakukan sintesis, menyusunnya ke dalam pola, memilih apa yang menjadi penting dan apa yang akan dipelajari serta menarik kesimpulan agar mudah dipahami bagi diri sendiri dan orang lain. Hasil penelitian dan analisis dituangkan dalam sebuah karya ilmiah berupa cerita, kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

Dalam Bungin (2012:68) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif menggunakan logika induktif yang menarik, di Bungin terdapat beberapa komponen analisis data yang terdiri dari. Istilah reduksi data dalam penelitian kualitatif dapat disejajarkan dengan istilah pengelolaan data (mulai dari editing, coding hingga tabulasi data) dalam penelitian kuantitatif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman  4.1 Kesesuaian Pengelolaan Sediaan Farmasi dengan PERMENKES

Referensi

Dokumen terkait

The accepted hypothesis explains that the inherent supervision variable has a positive and significant effect on employee work discipline at the Regional Income Management Agency of