• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSIKALITAS AL-QUR'AN - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MUSIKALITAS AL-QUR'AN - Digilib UIN SUKA"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Salah satu yang menarik adalah ketika Al-Qur'an>n dibacakan (audio) sesuai kaidah tajwi>d, maka satuan-satuan suara yang indah (musikalitas Al-Qur'an>n) diputar secara otomatis. Selain pengaruh-pengaruh di atas, musikalitas Al-Qur’an juga unik karena berbeda dengan semua bunyi musik lainnya seperti qas}i>dah, s}ala>wat, az\an, talbiyah, pembacaan puisi atau yang lainnya. Jika bunyi Al-Qur’an mempunyai pengaruh dan pengalaman estetis bagi pendengarnya, serta struktur bunyinya begitu khas, maka yang menjadi pertanyaan adalah unsur apa saja yang menunjang musikalitas tersebut.

Artinya, penelitian ini bergerak ke arah mengungkap satu persatu elemen struktural atau lapisan dibalik musikalitas Al-Qur’an. Namun sebelum itu semua, bab kedua akan memberikan pendahuluan penelitian dengan membahas dimensi lisan Al-Qur'an. Bagian ini menjelaskan posisi ontologis, baik objek material maupun objek formal, tesis penulis yang mengposisikan al-Qur’an sebagai teks bacaan (al-Qur’an sebagai teks bacaan) dan bukan sebagai teks tertulis ( al-Qur'an sebagai teks tertulis).

Semua unsur tersebut dikategorikan musikalitas internal karena unsur-unsur tersebut berada dalam satu paket pada saat Al-Qur'an diturunkan. Artinya hanya berperan sebagai unsur tambahan dalam mempercantik bunyi Al-Qur'an, sehingga tidak memberikan kontribusi yang berarti dalam menentukan i'jaz Al-Qur'an dari segi bunyi. Unsur-unsur tersebut terdapat dalam Al-Qur'an dan semuanya tersusun sedemikian rupa sehingga saling mendukung dan melapisi satu sama lain dengan tingkat detail yang menakjubkan.

Gade, Michael Frsikopf, Mahmud Ayyub, Karen Armstrong dan Imam Jala>luddin as-Suyu>t}i, sebagai contoh keseriusan dalam belajar dan paradigma yang lebih segar dalam memandang Al-Qur'an.

Konsonan dan Vokal

لﺎﻔﻃﻻا ﺔﺿور = raud}atul at}fa>l atau raud}ah al-at}fa>l رﻮﻨﻤﻟا ﺔﻨﯳﻤﻟا. Transkripsi syaddah atau tasydid ditunjukkan dengan huruf yang sama, sama ada di awal atau di akhir perkataan. Perkataan sandang "لا" ditransliterasikan dengan "al" diikuti dengan tanda sempang kedua-duanya apabila bertemu dengan huruf qamariyyah dan huruf syamsiyyah.

Walaupun tulisan arab tidak mengenal huruf kapital, namun dalam transkripsinya digunakan huruf kapital di awal kalimat, nama diri, dan lain-lain, sebagaimana ditentukan dalam EYD. Awal artikel pada nama diri tidak menggunakan huruf kapital, kecuali di awal kalimat.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Quraish Shihab mengatakan, hal pertama yang terasa di telinga ketika mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an adalah nada dan gayanya. Meski ayat-ayat Al-Qur'an, sebagaimana ditegaskannya, bukanlah syair atau syair, namun terasa dan terdengar unik ritme dan iramanya. Marmaduke Pickthall, seorang sarjana Inggris, menulis dalam The Meaning of Glorious Qur'an: "Al-Qur'an memiliki simfoni yang tiada tara di mana setiap nadanya dapat membuat orang menangis dan bergembira." 5.

Sesuai dengan namanya, Al-Quran dimaksudkan untuk dibaca dengan suara keras, dan pengaruh yang muncul dari bunyi bahasa tersebut menjadi bagian penting dari kitab suci ini. Umat ​​Islam mengatakan bahwa ketika mendengar Alquran dibacakan di masjid, mereka merasa dikelilingi oleh suara yang berdimensi ketuhanan, hampir seperti Muhammad saat digendong Jibril di Gua Hira atau saat melihat bidadari memenuhi sudut cakrawala. . . Membaca Al-Qur'an dimaksudkan untuk mendapatkan rasa ketuhanan, oleh karena itu hendaknya tidak dibaca secara tergesa-gesa.

Shihab, Keajaiban Al-Qur'an: Ditinjau dari Aspek Linguistik, Tanda Ilmiah, dan Pelaporan Gaibn (Bandung: Mizan, 1998), hal. Hal ini mengingatkan penulis hadis Qudsi yang dikutip oleh Wilfred Cantwell Smith ketika membahas Al-Qur'an, yang di dalamnya Allah SWT menjelaskan: “Ketika seseorang membaca Al-Qur'an, orang itu akan melakukan percakapan dengan- Ku dan Aku melakukan percakapan dengan 7. Dengan menggunakan sudut pandang ini – yaitu membaca Al-Qur’an tidak selalu untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk menghadirkan rasa ketuhanan (media berkomunikasi dengan Allah) – dapatkah dipahami mengapa Al-Qur’an memiliki status عتوﻼﺘﺑ ﺪﺒﻌﺘﻤﻟا 8 Artinya seseorang akan mendapat pahala dengan membacanya tanpa memperhatikan apakah ia memahami apa yang dibacanya atau tidak.

8 Ini adalah penggalan definisi dari Al-Qur'an yang tercatat hampir di seluruh kitab U-Qur'an. Poin kedua yang juga menarik untuk disimak adalah dampak yang timbul dari bunyi bahasa Al-Qur'an. Banyak orang Arab yang terheran-heran dan takjub ketika pertama kali mendengar Al-Qur'an dan banyak pula yang langsung masuk Islam.

Muhammad ‘Ata al-Sid menyebut fenomena ini sebagai “kekuatan pendorong Al-Qur’an”.12 Keterangan mengenai hal ini dapat ditelusuri dalam beberapa ayat, seperti dalam surat al-Anfal: 2 dan az-Zumar: 23.

ﻢﻬﺕداز ﻪﺕﺎﻳا ﻢﻬﻴﻠﻋ ﺖﻴﻠﺕ اذاو ﻢﻬﺑﻮﻠﻗ ﺖﻠﺟو ﷲاﺮآذ اذا ﻦﻳﺬﻠﻟا نﻮﻨﻣﺆﻤﻟا ﺎﻤﻧا نﻮﻠآﻮﺘﻳ ﻢﻬﺑر ﻰﻠﻋ و ﺎﻧﺎﻤﻳا

ﺸﺘﻣ ﺎﺑﺎﺘآ ﺚﻳﺪﺤﻟا ﻦﺴﺣا لﺰﻧ ﷲا نﻮﺸﺨﻳ ﻦﻴﻠﻟا دﻮﻠﺟ ﻪﻨﻣ ﺮﻌﺸﻘﺕ ﻲﻧﺎﺜﻣ ﺎﻬﺑﺎ

ءﺎﺸﻳ ﻦﻣ ﻪﺑ يﺪﻬﻳ ﷲا ىﺪه ﻚﻟاذ ﷲاﺮآذ ﻰﻟا ﻢﻬﺑﻮﻠﻗو ﻢهدﻮﻠﺟ ﻦﻴﻠﺕ ﻢﺙ ﻢﻬﺑر

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan dan Kegunaan
  • Telaah Pustaka
  • Metode Penelitian
  • Sistematika Pembahasan

Sebuah penelitian dilakukan untuk melihat efek yang timbul ketika seseorang mendengarkan Al-Quran. Bagaimana suara dan bunyi Al-Qur'an membentuk keunikannya di antara suara dan bunyi musik lainnya? Bunyi dan bunyi musik Al-Qur'an harus tersusun dari sesuatu, komposisi yang unik.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan unsur-unsur yang mendasari musikalitas Al-Qur’an, baik unsur internal maupun eksternal. Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan Islam pada umumnya, dan kajian Al-Qur’an pada khususnya. Terdapat bab yang mengulas delapan belas unsur musik dalam Al-Qur'an.

Melalui karyanya ini, Labi>b telah menggarisbawahi beberapa unsur musikalitas Al-Qur'an, dengan pendekatan ilmu puisi Arab. Dengan demikian, pembahasan Labi>bi lebih fokus pada persoalan struktur kata dan kalimat sebagai salah satu unsur musikal Al-Qur'an. Fokus kajiannya lebih sempit dibandingkan Labi>b, yakni mengkaji bunyi (irama) ayat terakhir dalam Al-Qur'an.

Namun, Al-Qur'an bukanlah puisi karena pada kenyataannya tidak tunduk pada kaidah puisi Arab. Hasil penelitian ini juga mengevaluasi pendapat para orientalis terdahulu yang meyakini bahwa Al-Qur'an disusun berdasarkan kaidah puisi Arab. Isma'il Raji al-Faruqi menjelaskan bahwa membaca Al-Qur'an merupakan pusat dari lingkaran seni suara.

Dalam bab ini, unsur musikal Al-Qur'an tidak banyak dibahas karena artikel ini berbicara dalam kerangka budaya. Data berikut ini adalah skripsi yang berjudul “Estetika Musik dalam Al-Qur'a>n (Kajian Tafsir Tematik Ayat-Ayat Terkait Kata as-Shaut)” 21 yang ditulis oleh Suryo Putro. Pembahasan Musikalitas Al-Quran tentunya tidak lepas dari unsur utamanya yaitu suara atau suara.

Kesenjangan inilah yang akan diisi oleh tesis ini, yang berupaya memberikan gambaran lebih lengkap mengenai pembahasan musikalitas Al-Qur'an. Karena penelitian ini mengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang mendasari musikalitas Al-Qur'an, maka pendekatan struktural22 merupakan pilihan yang tepat.

PENUTUP

Kesimpulan

Sebaliknya, unsur musikalitas eksternal ini justru menimbulkan polemik yang berkepanjangan di kalangan ulama, berkisar pada pertanyaan keabsahan dan kelayakan unsur ini dalam pembacaan Al-Qur'an. Jika dilakukan pengklasifikasian lebih lanjut, terdapat tiga tingkatan unsur musik Al-Qur'an: (1) unsur musik yang dibentuk oleh struktur teks, seperti karakter fonologis Al-Qur'an (termasuk persoalan harmoni komposisi dan onomatopoeia), aransemen puitis dan prosa, dengan sajak akhir, coda dan chorus; (2) unsur musik hasil penggunaan sistem tajwi>d; dan (3) unsur keterlibatan tradisi musik Arab dalam pengajian mujawwad. Akhirnya, ketika teleskop skripsi ini dizoom out lagi untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas, tampak bahwa musikalitas Al-Qur’an sebagai bacaan yang dibacakan sudah hilang.

Artinya, musikalitas yang berlimpah ini hanyalah satu dari sekian banyak tema menarik yang dihadirkan oleh dimensi lisan Al-Qur'an.

Saran

Penutup

Sab'atu Ahru>f dalam Tafsir at-T{abari" dalam Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur'a>n dan Hadits, Vol. Sab'atu Ahru>f dalam Tafsir at-T{ abari” dalam Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur’an dan Hadits, Vol. Al-Qur'an sebagai Firman yang Diucapkan, Kontribusi Islam terhadap Pemahaman Kitab Suci" dalam Richard C.

34;Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari Indonesia: proyek publik oratorio musikal" dalam Etnomusikologi, Vol. Nagham Ilmu Al-Qur'an Belajar membaca Al-Qur'an dengan lagu (metode SBA TEOTIS). Peran suara dan nada dalam menyanyikan lagu-lagu Al-Qur'an” dalam Muhaimin Zen & Akhmad Mustafid (eds.).

Introduction to the Literary and Linguistic Excellence of the Qur'an"http://www.inimitablequran.com/introLinguisticLiteraryExcellence Quran.html. Literary Form of the Qur'an" on the Internet http://www.theinimitablequran.com/QuranicStyle.html. Mu' jam al-Qira>'a>t al-Qur'a>niyyah Ma'a Muqaddimah fi al-Qira>'a>t wa Asyhar al-Qurra>'.

Sifat Unggul Skema Sajak dalam Al-Qur'an', website http://www.harunyahya.com/miracles_of_the_quran_p5_01.php. Metode Kajian Sastra Al-Qur’an, Akar dan Wawasan Masa Depan” dalam Amin al-Khuli dan Nasr Hamid.

BIODATA PENULIS

CURRICULUM VITAE

ORANG TUA

RIWAYAT PENDIDIKAN

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait