• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSYARAKAH MUTANAQISHAH DI BPRS METRO MADANI KOTA METRO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MUSYARAKAH MUTANAQISHAH DI BPRS METRO MADANI KOTA METRO "

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Merujuk pada latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana Restrukturisasi Pembiayaan Musyarakah Mutanaqishah pada BPRS Metro Madani Kota Metro.

Penelitian Relevan

Analisis restrukturisasi dalam proses penyelesaian pembiayaan bermasalah di Bank Muamalat Cabang Surabaya terhadap prinsip dasar ekonomi syariah. 12 Merry Kurniawati, “Analisis Restrukturisasi Proses Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Bank Muamalat Cabang Surabaya Terhadap Prinsip Dasar Ekonomi Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Perumahan Syariah Musyarakah Muntanaqishah)”, Skripsi, dalam http:// digilid.uinsby. ac.id, Oktober 2017.

LANDASAN TEORI

Dasar Hukum Restrukturisasi Pembiayaan

Dasar hukum restrukturisasi pembiayaan dapat dilihat pada Pasal 36 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menjelaskan hal tersebut. Restrukturisasi pinjaman untuk nasabah yang memiliki beberapa fasilitas pembiayaan bank dapat dilakukan per pinjaman.

Kredit Bermasalah

  • Faktor-faktor Kredit Bermasalah
  • Langkah-langkah Penyelesaian Kredit Bermasalah

Bank syariah atau UUS harus memiliki kebijakan tertulis dan standar operasional prosedur (SOP) mengenai pembiayaan restrukturisasi, termasuk menetapkan jumlah maksimum restrukturisasi untuk perubahan yang tergolong kurang lancar, diragukan atau macet. Namun, kredit yang diberikan kepada debitur selalu mengandung risiko berupa kredit bermasalah (NPL). Kredit macet selalu ada dalam kegiatan perkreditan perbankan, karena bank tidak dapat menghindari kredit bermasalah.

Bank hanya berusaha menekan jumlah kredit bermasalah seminimal mungkin agar tidak melebihi ketentuan Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan. Bank syariah harus melihat kondisi perekonomian yang berlaku di masyarakat, khususnya untuk melihat keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Bank syariah wajib mengklasifikasikan kualitas aset sesuai dengan kriteria dan dinilai secara bulanan, sehingga jika bank syariah tidak melakukannya, maka akan dikenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 Perbankan Syariah. Hukum.

Apabila terjadi pembiayaan bermasalah maka Bank Syariah akan melakukan upaya untuk mengatasi pembiayaan bermasalah tersebut dengan melakukan upaya penyelamatan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut, sehingga dana yang telah disalurkan dari bank syariah dapat diperoleh kembali. Namun mengingat dana yang digunakan oleh bank syariah dalam mengamankan pembiayaannya diharuskan menempuh cara-cara yang tidak merugikan Bank Syiria dan Unit Usaha Syariah (UUS) serta kepentingan nasabahnya yang telah mempercayakan dananya. 24 3. Sebagian besar bank syariah lebih banyak menerapkan reprogramming, reconditioning dan refinancing dalam bentuk al-Qardul Hasan.

Pembiayaan Musyarakah Mutanaqishah

  • Prinsip Ijarah Dalam MMQ
  • Dasar Hukum Musyarakah
  • Tahapan-tahapan dalam Kredit Bermasalah
  • Aplikasi Musyarakah Mutanaqishah Pada Pembiayaan Bank Syariah
  • Ketentuan Pembiayaan Musyarakah Mutanaqishah

Musyarakah mutanaqishah dapat dijadikan sebagai produk perbankan syariah berdasarkan prinsip syirkah 'inan, dimana bagian modal (hishshah) salah satu sharik (partner) yaitu bank berkurang karena pembelian bertahap atau komersial. transfer ke syariah lain, yaitu nasabah. Produk musyarakah mutanaqishah (MMQ) telah diluncurkan oleh beberapa bank syariah, antara lain Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), guna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk memiliki aset tertentu melalui pembiayaan kemitraan bagi hasil. antara nasabah dan bank, namun pada akhir akad, semua aset yang dibiayai menjadi milik nasabah. Jadi musyarakah mutanaqishah adalah akad bagi hasil antara dua pihak atau lebih yang bersindikasi atau menyepakati suatu objek, dimana salah satu pihak kemudian secara bertahap membeli bagian pihak lainnya.

73/DSN-MUI/XI/2008 tanggal 14 November 2008 tentang musyarakah mutanaqishah adalah musyarakah atau syirkah yang kepemilikan aset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang karena pembelian secara bertahap oleh pihak lain. Hal ini berdasarkan ketentuan DSN yang menyatakan bahwa “Harta Musyarakah Mutanaqishah dapat diijarah bermata kepada syirkah atau pihak lain. Karena Musyarakah Mutanaqishah juga merupakan akad syirkah (kerja sama) dan Ijarah (sewa), maka hukum yang digunakan adalah:

Bersabda: 'Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bermitra, selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Karena dalam musyarakah mutanaqishah terdapat unsur kerja sama (syirkah) dan unsur sewa (ijarah). 44 Nadratuzzaman Hosen, "MUSYARAKAH MUTANAQISHAH" dalam Al-Iqtishad, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Vol.

METODELOGI PENELITIAN

Sumber Data

Data primer adalah data yang berasal dari pernyataan seseorang yang berkaitan dengan suatu penelitian. Atau data yang diperoleh dari sumber aslinya.50 Sumber data atau sumber utama tulisan ini adalah pegawai dan nasabah BPRS Metro MAdani Kota Metro. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka atau data berupa tulisan atau dokumen.

Data sekunder meliputi antara lain dokumen dinas, buku-buku, hasil penelitian berupa laporan, catatan harian, dan lain-lain, yang relevan dengan penelitian ini adalah buku yang berjudul Deskripsi Bank dan Lembaga Keuangan Syariah dan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa data tertulis yang berisi informasi dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian. Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, diperlukan bahan pendukung dari literatur yang membahas tentang restrukturisasi pembiayaan musyarakah mutanaqishah pada BPRS Metro MAdani Kota Metro, yaitu dengan melalui data yang ada mengenai BPRS Metro Madani dan buku pembiayaan restrukturisasi dan sebagainya. . Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang diselidiki 56 Dengan demikian peneliti menggunakan teknik observasi dengan.

Teknik Analisa Data

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Metro Madani (BPRS Metro Madani merupakan salah satu lembaga keuangan yang menggunakan prinsip Syariah Islam dalam kegiatan operasionalnya. BPRS Metro Madani mulai beroperasi pada tanggal 20 September 2005, didirikan berdasarkan akta pendirian Notaris HermaZulia , SH di Bandar Lampung nr. Tabunagn Syariah Metro Madani (TSMM), yaitu tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai kebutuhan nasabah.

BPRS Metro Madani juga melakukan analisis ulang terhadap kondisi usaha atau keuangan nasabah, melakukan restrukturisasi pembiayaan bagi nasabah yang ingin tetap melakukan pembayaran untuk jangka waktu 15-20 tahun. Restrukturisasi pembiayaan sendiri sesuai dengan prosedur yang digunakan oleh BPRS Metro Madani dalam 3 prosedur yaitu: 1) reprogramming, 2) re-request dan 3) reorganization. Terkait penanganan kasus pembiayaan bermasalah dengan akad musyarakah mutanaqihah, BPRS Metro Madani tidak sembarangan dalam menerapkan cara segera agar pembiayaan dapat diselesaikan (menggunakan jasa debt collector).

Jika pendekatan-pendekatan tersebut telah diterapkan dan belum mencapai hasil yang optimal, maka BPRS Metro Madani akan menerapkan kebijakan restrukturisasi. Jadi tujuan restrukturisasi pembiayaan adalah . musyarakah mutanaqishah adalah untuk menyelamatkan kepentingan nasabah dan bank. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembiayaan dengan akad musyarakah mutanaqisah pada BPRS Metro Madani digunakan untuk pembiayaan pemilikan rumah, dalam prosesnya nasabah yang mengalami pembiayaan kurang lancar dan diragukan dari pihak bank mendapatkan kebijakan dengan melakukan restrukturisasi pembiayaan. pembayaran awal yang dapat selama 15 tahun oleh bank memberikan jangka waktu pembayaran 20 tahun.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

Tabungan yang ditunjukkan untuk diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu dan bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Baik dari dalam perbankan itu sendiri maupun dari luar perbankan sehingga kemungkinan pembiayaan bermasalah dapat terjadi. Mulai dari keterlambatan pembayaran angsuran, kemudian pembiayaan bermasalah akan muncul pada proses pembayaran angsuran pada pembiayaan musyarakah mutanaqishah.

Perubahan sebagian atau seluruh persyaratan yang berlaku pertama kali dan perubahan tanpa batasan pembayaran angsuran, jangka waktu yang tidak ditentukan dan penambahan persyaratan lain untuk mendukung pelanggan dalam pembayarannya. Misalnya karena omzet usaha nasabah mengalami penurunan sehingga mempengaruhi nasabah dalam mengembalikan pinjaman, hal inilah yang mempengaruhi pihak bank untuk melakukan persyaratan ulang dan jangka waktu yang tidak ditentukan agar nasabah mampu membayar cicilan. Dengan penjadwalan ulang atau penjadwalan ulang (rescheduling) pembiayaan sehingga nasabah yang mengalami wanprestasi dapat kembali melunasi cicilannya yang sempat tertunda.

Penanganan pembiayaan bermasalah yang tidak terlalu berat biasanya dapat ditangani oleh bagian marketing tanpa perlu melibatkan bagian recovery (unit yang khusus menangani pembiayaan bermasalah). Sehingga dengan 3 metode diatas, bank dapat mengevaluasi nasabah yang bermasalah dalam pembiayaan musyarakah mutanaqisah, sehingga dapat memenuhi kewajiban nasabah dalam melunasi cicilan yang terlambat. Selama pembayaran ini, hampir semua pelanggan yang bermasalah dapat kembali dan melanjutkan pembayaran hingga akhir kontrak.

Tujuan dari restrukturisasi pembiayaan ini adalah untuk memberikan solusi kepada nasabah yang mengalami kendala pembiayaan melalui penjadwalan ulang, koreksi dan restrukturisasi yang dilakukan dengan mengkaji atau menganalisis kendala-kendala yang mempengaruhi nasabah yang mengalami kemacetan pembiayaan. Pembiayaan Bermasalah di Bank Muamalat Cabang Surabaya Bertentangan dengan Prinsip Dasar Ekonomi Islam (Studi Kasus Akad Pembiayaan Perumahan Syariah Musyarakah Muntanaqishah)”.

Pembiayaan Bermasalah Akad Muasyarakah Mutanaqishah di BPRS

Restrukturisasi Pembiayaan Musyarakah Mutanaqishah di BPRS Metro

  • Restrukturisasi Pembiayaan

Pelunasan pembiayaan musyarakah mutanaqishah bermasalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 nasabah mengalami kendala dalam membayar cicilan bulanan. Jika klien kesulitan melakukan pembayaran, hal ini terkait dengan ekonomi klien sendiri, namun klien memiliki keinginan yang kuat untuk membayar pokok atau bagi hasil. Dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam jangka waktu pembiayaan, misalnya perpanjangan jangka waktu pembayaran pembiayaan dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga debitur memiliki waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya. Penjadwalan ulang pembayaran cicilan yang telah disetujui pihak bank dan akan disesuaikan dengan jumlah cicilan atau kemampuan klien dalam membayar cicilan yang biasanya dari 36 cicilan menjadi 48 cicilan dan tentunya jumlah cicilan yang dibayarkan menjadi lebih kecil dari jumlah cicilan angsuran meningkat.

Oleh karena itu pihak bank menawarkan solusi dengan menawarkan penjadwalan ulang yang mengikuti kemampuan nasabah dalam membayar cicilan. Pembebasan margin ini diberikan kepada nasabah yang mampu melunasi pembiayaannya, bisa juga pembebasan bunga dengan pertimbangan nasabah mampu membayar pembiayaan pinjaman, namun tetap membayar pokok sampai lunas. Restrukturisasi ini dilakukan apabila berdasarkan penilaian kembali atas pembiayaan yang telah diselesaikan, terdapat indikasi bahwa usaha nasabah masih berkembang dan hasil usaha nasabah diyakini mampu memenuhi kewajiban angsuran kepada bank.

Referensi

Dokumen terkait

December-2015 I MBBS Result Sheet AKSHAY BALACHANDRA