Dinyatakan lulus setelah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro. Judul : Perbedaan hasil belajar pada pembelajaran tutor sebaya dan siswa kelas X konvensional SMKN 1 Padang pada mata pelajaran analisis rangkaian listrik (MRL). Skripsi yang saya susun berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Pembelajaran Tutor Sebaya dan Siswa Kelas X Konvensional SMKN 1 Padang Pada Mata Pelajaran Analisis Rangkaian Listrik (BMR)”.
Sebagai penulis, saya mengucapkan terima kasih kepada pimpinan skripsi ini, yaitu Bapak . Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menyelesaikan proyek akhir untuk mengejar gelar sarjana di bidang pendidikan elektroteknik. Tujuan khususnya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode peer tutoring terhadap peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Circuit Analysis (CCA).
Sebagai penulis, saya menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan disertasi ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan oleh penulis agar penulisan yang lain dapat lebih baik lagi. Persentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran analisis rangkaian listrik di SMKN 1 Padang Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012.
PENDAHULUAN
Dalam proses pembelajaran tentunya ada siswa dan guru seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 di atas, oleh karena itu metode pembelajaran yang maksimal harus diterapkan di sebuah sekolah. Penelitian ini menunjukkan ketidakefektifan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Penggunaan Hasil Pengukuran di SMKN 1 Lintau Buo. Lebih lanjut Moestofa menjelaskan bahwa “hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan rata-rata skor pencapaian belajar 83,84 dan 79,258”. Penelitian di atas membuktikan bahwa metode pembelajaran konvensional masih kurang. efektif dalam implementasi.
Dalam menentukan suatu metode pengajaran perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu kesesuaian tujuan pengajaran dan bahan ajar dari mata pelajaran yang diberikan. Dampak langsung dari hal tersebut terlihat pada hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah analisis rangkaian sebagai akibat dari ketidaksesuaian materi, standar kompetensi, kompetensi inti dengan metode pembelajaran yang digunakan di kelas. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa penggunaan metode pembelajaran konvensional ceramah kurang efektif.
Penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya masih cukup jarang dikembangkan di beberapa sekolah di Kota Padang. Namun dengan penerapan metode pembelajaran tutor sebaya ini, siswa yang sudah memahami suatu materi akan menularkan apa yang diketahuinya kepada temannya. Berdasarkan penelitian awal, terlihat bahwa metode peer tutoring belum diterapkan di SMKN 1 Padang.
Oleh karena itu peneliti mencoba bereksperimen dengan penerapan metode pembelajaran guru sebaya ini di SMKN 1 Padang. Dalam hal ini peneliti mencoba melihat perubahan hasil belajar dari kegiatan pembelajaran menggunakan metode peer teacher dengan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Analitik. Metode pembelajaran yang digunakan masih cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah) tanpa ada umpan balik dari mahasiswa.
Cara penerapan metode pembelajaran ini di SMKN 1 Padang pada mata kuliah Analisa Rangkaian Listrik (MRL). Bagi guru menjadi pedoman bagi guru MBO untuk menerapkan metode pembelajaran peer tutoring. Bagi penulis, sebagai informasi/pengetahuan pribadi bagi penulis mengenai pengaruh penerapan metode tutor sebaya.
KAJIAN TEORITIS
Menurut Semiawan, dkk., alasan tutor sebaya adalah agar siswa yang pandai dapat memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Dan menurut Kusdiono (dalam Taswadi, 2012:3) “tutor sebaya adalah satu atau lebih siswa yang ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan pengertian teman sebaya adalah teman sebaya (umur atau kelas), yang memberikan pelajaran (tutoring ) kepada satu orang atau sejumlah kecil siswa. Tutor sebaya adalah teman atau beberapa siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai dengan kriteria tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Mengajar dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang memiliki lebih banyak kesempatan. Artinya dalam penerapan peer tutoring, anak yang dianggap pintar dapat mengajar atau membimbing temannya yang kurang pandai atau terbelakang. Jadi dengan menggunakan metode peer tutoring, guru dapat menugaskan siswa yang pandai menjelaskan kepada teman yang kurang pandai (dia bertindak sebagai tutor).
Beberapa kelemahan metode pembelajaran dengan tutor sebaya di atas dapat diatasi dengan menjelaskan bahwa siswa yang berperan sebagai tutor dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan teman yang berperan sebagai tutor (siswa yang diajar oleh tutor). Penelitian ini akan menggunakan metode pembelajaran tutor hanya untuk kompetensi dasar menganalisis rangkaian AC yang memiliki lima indikator yaitu (1) ditentukan rumus induktansi pada induktor, (2) dihitung induktansi pada induktor dengan menggunakan rumus yang sesuai. , (3) kapasitansi dalam kapasitor ditentukan dengan rumus, (4) ) Kapasitansi dalam kapasitor dihitung menurut rumus yang sesuai, (5) Impedansi dalam rangkaian campuran dihitung menurut rumus yang sesuai. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Peer Tutor Kelas 2 Semester 1 Jurusan Teknik Elektro SMK Negeri 1 Curup”.
Hasil penelitiannya membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode tutor sebaya meningkat hasil belajarnya. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Pelatihan Pengukuran Listrik di SMKN 5 Padang”. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pengukuran Listrik dengan metode Tutor Sebaya mencapai nilai rata-rata siswa 82,47.
Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode kolaboratif tipe Peer Tutor (skor posttest) lebih baik dibandingkan dengan sebelum diberikan perlakuan (skor pretest). H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran Peer Tutoring dan hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran Peer Tutoring dan hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional di Kelas X SMKN 1 Padang pada taraf signifikansi 0,05.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran peer tutoring dan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Electrical Circuit Analysis (MRL) kelas X program studi Teknik Distribusi Tenaga Listrik (TDTL) SMK N1 Padang. X = Perlakuan yang akan diberikan pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya. Pada penelitian ini kelas X TDTL-A merupakan kelas eksperimen dengan menggunakan metode tutor sebaya dan kelas X TDTL-B merupakan kelas kontrol yang pembelajarannya seperti biasa yang diterapkan oleh guru sebelumnya.
Metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran tutor sebaya yang memberikan kesempatan kepada siswa tertentu untuk menjadi tutor dan mengajar temannya.