• Tidak ada hasil yang ditemukan

NEGARA & SISTEM PEMERINTAHAN - UNIKOM Kuliah Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "NEGARA & SISTEM PEMERINTAHAN - UNIKOM Kuliah Online"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NEGARA & SISTEM PEMERINTAHAN

Disusun Oleh :

Bhadrawisesa Bhaskara (52019039) Adzkay Dany Shaleh (52019011)

Salma Nur Zakiyya (52019034)

Pipit Mulyani (52019030)

(2)

PENDAHULUAN

Pengertian jenis kekuasaan bentuk negara dan sistem

pemerintahan merupakan aneka konsep pokok dalam studi ilmu

politik. Dalam mempelajari ilmu politik kita kerap ‘dipusingkan’ oleh berbagai macam istilah yang satu sama lain saling berbeda.

Peristilahan yang seringkali ditemukan tersebut misalnya monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi, mobokrasi, federasi,

kesatuan, konfederasi, presidensil, dan parlementer. Bagaimana kita harus mengkategorikan masing-masing istilah tersebut?

Apa beda antara monarki dengan parlementer? Sama atau berbedakah pengertian antara tirani dengan monarki? Dalam konteks apa kita berbicara mengenai presidensil atau oligarki?

‘Pemusingan’ ini merupakan awal dari proses belajar, dan jangan

kita surut, melainkan terus maju dengan membaca Potret Indonesia.

(3)

PEMBAHASAN

A. Konsep Negara

Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengertian Negara Menurut Prof R. Djokosoetono menyarakan negara

adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sarna.

Pengertian Negara Menurut Prof Mr. Soenarto menyatakan negara adalah

organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, di mana kekuasaan

negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan .

(4)

Unsur-Unsur Negara :

Rakyat: rakyat adalah semua orang yang ada di wilayah suatu Negara dan taat pada peraturan di Negara tersebut. Rakyat suatu Negara meliputi penduduk dan bukan penduduk (orang asing).

Wilayah: wilayah Negara merupakan tempat tinggal rakyat dan penyelenggara pemerintahan.

Sebuah Negara tidak mungkin berdiri jika tidak memiliki wilayah. Wilayah suatu Negara meliputi daratan, lautan, dan udara.

Pemerintah yang Sah dan Berdaulat: pemerintah yang sah mempunyai kedaulatan, yaitu

kekuasaan untuk mengatur Negara. Kedaulatan yang dimiliki oleh pemerintah meliputi kedaulatan ke dalam (intern) dan keluar (ekstern). Kedaulatan ke dalam maksudnya kekuasaan untuk

mengatur rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan bangsa lain. Adapun kedaulatan keluar maksudnya kekuasaan untuk bekerja sama atau berhubungan dengan Negara lain.

Pengakuan dari Negara Lain: pengakuan dari Negara lain sangat diperlukan bagi suatu Negara dalam tata hubungan internasional. Pengakuan dari Negara lain termasuk dalam unsur deklaratif.

Jadi, meskipun tanpa pengakuan dari Negara lain, ketiga unsur di atas sudah cukup menunjukkan sahnya kebedaraan suatu Negara. Pengakuan dari Negara lain meliputi dua macam, yaitu

pengakuan de facto dan de jure. Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan

bagi Negara baru yang telah memiliki unsur konstitusi. Sedangkan, pengakuan de jure adalah

pengakuan terhadap suatu Negara baru yang sesuai dengan hukum internasional.

(5)

B. BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN

1.

BENTUK NEGARA

a.

Negara Kesatuan (Unitaris)

Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:

1.

Sentralisasi, dan

2.

Desentralisasi.

b.

Negara Serikat (Federasi)

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.

Ciri-ciri negara serikat/ federal:

tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi kepentingan negara bagian;

tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat;

hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara

bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara

langsung kepada pemerintah federal.

(6)

c.

Perserikatan Negara (KONFEDERASI)

Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu perserikatan yang beranggotakan negara-negara yang masing-masing berdaulat.

Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:

1.

Perserikatan Amerika Utara (1776-1787)

2.

Negara Belanda (1579-1798), Jerman (1815-1866)

d.

Koloni atau Jajahan

Negara koloni atau jajahan adalah suatu daerah yang dijajah oleh bangsa lain. Koloni biasanya merupakan bagian dari wilayah negara penjajah.

e.

Trustee (Perwalian)

Negara Perwalian adalah suatu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus oleh beberapa negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB.

Tujuan pokok sistem perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan wilayah

perwalian menuju pemerintahan sendiri. Mikronesia merupakan negara trusteeterakhir

yang dilepas Dewan Perwalian PBB pada tahun 1994.

(7)

f. Dominion

Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris. Negara dominion semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka.

g. Uni

Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang merdeka dan berdaulat penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama.

Pada umumnya Uni dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1.

Uni Riil (Uni Nyata)

2.

Uni Personil

Selain itu ada yang dikenal dengan nama Uni Ius Generalis, yaitu bentuk gabungan

negara-negara yang tidak memiliki alat perlengkapan bersama. Tujuannya adalah

untuk bekerja sama dalam bidang hubungan luar negeri. Contoh: Uni Indonesia –

Belanda setelah KMB.

(8)

h.

Protektorat

Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di bawah perlindungan

negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak dianggap sebagai negara merdeka karena tidak memiliki hak penuh untuk menggunakan hukum nasionalnya.

Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:

1.

Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian besar

urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara pelindung. Negara protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum internasional. Contoh: Brunei Darussalam

sebelum merdeka adalah negara protektorat Inggris.

2.

Protektorat Internasional, jika negara itu merupakan subyek  hukum internasional. Contoh:

Mesir sebagai negara protektorat Turki (1917), Zanzibar sebagai negara protektorat Inggris (1890) dan Albania sebagai negara protektorat Italia (1936).

i.

Mandat 

Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari negara yang kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang menang perang dengan pengawasan dari Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan

perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles. Contoh: Syria, Lebanon, Palestina

(Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah Mandat B); Afrika Barat Daya (Daerah Mandat C)

(9)

2. BENTUK PEMERINTAHAN

TEORI KLASIK

Berdasarkan ajaran klasik, bentuk pemerintahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)

golongan yaitu : Monarkhi, Aristokrasi dan Demokrasi. Pembagian itu berdasarkan kreteria jumlah orang yang memegang kekuasaan pemerintahan negara. Pembagian bentuk

pemerintahan menjadi 3 golongan tersebut mula pertama kali berasal dari Herodotus yang kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh Plato, Aristoteles dan Polybios.

TEORI MODERN

Dalam teori modern, bentuk pemerintahan dibedakan antara bentuk Monarkhi dan

Republik. Pembagian bentuk pemerintahan menjadi Monarkhi dan Republik mula pertama kali dikemukakan oleh Nicollo Machiavelli. Dalam bukunya yang berjudul “Il Principe”, ia menyatakan bahwa Monarkhi merupakan pemerintahan negara yang dipegang oleh seorang, yang dalam menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan semua orang,

sedangkan Republik berasal dari kata “Res–Publika” yang berarti organisasi kenegaraan yang mengurus kepentingan bersama. Akan tetapi Machiavelli tidak memberikan

penjelasan lebih lanjut mengenai kreteria yang dapat digunakan untuk membedakan

kedua bentuk tersebut.

(10)

3. SUSUNAN PEMERINTAHAN

A. Pemerintahan pusat

MPR

DPR

DPD

MA

MK

KY

BPK

PRESIDEN RI

WAKIL PRESIDEN

(11)

B.

Pemerintahan Daerah

1.

Tingkat Daerah I

DPRD Provinsi

Gubernur

Wakil Gubernur

2.

Tingkat Daerah II

DPRD Kabupaten

Bupati / Walikota

Wakil Bupati / Walikota

3.

Tingkat Kecamatan

Camat

Sekertariat Camat

4.

Tingkat desa/kelurahan

Lurah

Carek

(12)

C.

SISTEM PEMERINTAHAN

1.

SISTEM PARLEMENTER

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen

memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat

menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.

Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:

Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja.

Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang.

Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.

Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.

(13)

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.

Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Pembuatan keputusan memakan waktu yang cepat.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:

Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

(14)

1.

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIL

Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.

Untuk disebut sebagai sistem presidensial, bentuk pemerintahan ini harus memiliki tiga unsur yaitu :

Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan

Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.

Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi.

Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :

Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.

Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.

Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri- menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.

Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada kekuasaan legislatif).

Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.

(15)

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:

Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas

Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.

(16)

3.

SISTEM PEMERINTAHAN QUASI

Sistem pemerintahan campuran ini merupakan kombinasi/campuran dari sistem pemerintahan

presidensial dan parlementer. Mengapa demikian? Ini ditandai dengan adanya presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.Contoh Negara yang menggunakan sistem pemerintahan campuran yaitu Perancis.

4.

SYSTEM PEMERINTAHAN REFERENDUM

Sistem pemerintahan referendum adalah variasi dari sistem pemerintahan parlementer dan

presidensial. Di negara Swiss, tugas pembuatan undang-undang berada di bawah pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih. Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk referendum terdiri dari :

referendum obligatoir, referendum fakultatif, dan referendum konsultatif.

Keuntungan sistem referendum adalah bahwa pada setiap masalah negara, rakyat langsung ikut serta menanggulanginya. Keuntungan lain ialah bahwa langsung kedudukan pemerintahan itu stabil sehingga pemerintahan akan memperoleh pengalaman yang baik dalam menyelanggarakan

kepentingan rakyatnya.

kekemahannya adalah bahwa tidak setiap masalah mampu diselesaikan oleh rakyat karena untuk mengatasinya perlu pengetahuan yang cukup yang harus dimiliki oleh rakyat itu sendiri. Sistem ini tak bisa dilaksanakan jika terdapat  banyak perbedaan paham antara rakyat  dan eksekutif menyangkut kebijakan politik.

(17)

SEKIAN,

TERIMA KASIH.

Referensi

Dokumen terkait