EFEK NEGATIF GREENWASH TERHADAP PERCEIVED QUALITY DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION
Amanda Cynantia Sandri 20131111025 Dr. Whony Rofianto
ABSTRACT
Greenwashing is an important phenomenon because it can cause negative effects.
Greenwashing is defined as a behavior that deriberately misleads or deceives consumer with false claims about company environmental practices and impacts. The purpose of this research to find out the negative effect on greenwash on perceived quality and its implications for behavioral intention.
Data collection in this research using an online questionnaire with a sample of 108 respondents residing in the territory of Indonesia and have used Sunlight plus anti bakteri to wash fruits and vegetables. Data analysis using Structural Equation Modeling (SEM) method.
The summary of result are: 1) Greenwash have negative impact on Green Perceived Quality. 2) Green Perceived Quality have positive impact on Satisfaction. 3) Green Perceived Quality have positive impact on Word Of Mouth. 4) Satisfaction doesn’t have impact on Word of mouth. 5) Satisfaction have positive impact on Reuse Intention.
Keywords : Greenwash, Green Perceived Quality, Satisfaction, Word of Mouth, Reuse Intention.
1. PENDAHULUAN
Greenwashing telah disebut sebagai tindakan yang menyesatkan konsumen mengenai praktik lingkungan dari lingkungan perusahaan atau manfaat produk atau layanan (TerraChoice, 2009). Dari perspektif umum, greenwashing adalah fenomena penting karena menimbulkan banyak efek negatif, seperti (1) berkurangnya kredibilitas mekanisme dan inisiatif berkelanjutan (Blome et al., 2017), (2) kemungkinan peningkatan deteksi yang tidak sesuai oleh organisasi non-pemerintah atau konsumen (Delmas & Burbano, 2011), (3) hilangnya kepercayaan konsumen, investor, organisasi non-pemerintah, dan karyawan perusahaan (Blome et al., 2017). Para konsumen yang beritikad baik akan terperosok membeli produk yang sesungguhnya tidak berkinerja sebaik yang dijanjikan, sehingga peningkatan mutu lingkungan yang diharapkan oleh konsumen tersebut tidak terjadi (TerraChoice, 2010).
Pengetahuan strategi lingkungan perusahaan saat ini cenderung meremehkan simbolis lingkungan perusahaan dengan hanya melihat aktivitas simbolis seperti greenwashing, dan tidak melihat penawaran atau permintaan akan makna bersama seputar penghijauan.
Sebuah batas penelitian baru yang lebih luas mengenai simbolis lingkungan perusahaan adalah untuk mengetahui kapan memanfaatkan kreativitas dan sumber daya perusahaan untuk mengatasi tantangan lingkungan mungkin lebih besar daripada biaya yang memungkinkan mereka mendorong istilah simbolis perdebatan (Bowen & Aragon-Correa, 2014).
Peneliti memilih objek konsumen yang ada di Indonesia karena fenomena go green yang sudah marak di tahun-tahun belakangan ini. Banyaknya perusahaan yang ada di Indonesia menggunakan istilah “green” terlihat seperti perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan tetapi faktanya tidak, dapat disebut dengan “greenwash”. Dari segi konsumen di Indonesia banyak yang kurang menyadari dengan praktik-praktik yang dilakukan oleh perusahaan melalui produk dan iklan yang digunakan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan di Indonesia dan kurang pedulinya masyarakat terhadap lingkungan hidup.
Sayangnya, bersamaan dengan bangkitnya green marketing, fenomena greenwashing juga menjadi semakin umum. Greenwashing didefinisikan sebagai perilaku yang sengaja menyesatkan atau menipu konsumen dengan klaim palsu tentang praktik dan dampak lingkungan perusahaan (TerraChoice, 2010). Konsumen menjadi sangat cerdas dan skeptis terhadap perusahaan pada umumnya karena banyak perusahaan yang mengaku melindungi lingkungan namun gagal menunjukkannya dalam tindakan dan kinerjanya.
Gambar 1.1 Survei Pemilihan Produk
Dalam penelitian ini, peneliti memilih Sunlight plus anti bakteri sebagai objek penelitian sesuai dengan hasil survei yang sudah dilakukan. Peneliti melakukan survei kepada 10 orang dalam menentukan objek. Dengan dilandasi survei yang peneliti lakukan terhadap beberapa produk sabun cuci buah dan sayur ditemukan beberapa unsur greenwash yang dilakukan perusahaan terhadap produk-produk tersebut. Dapat dilihat pada gambar 1.2 yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasakan informasi produk, informasi visual, dan keamanan produk Sunlight yang melebih-lebihkan fungsinya untuk mencuci buah dan sayur dibandingkan dengan produk Mama Lime dan Sleek.
2. LANDASAN TEORI Greenwash
Greenwash ialah mengenai periklanan atau pemasaran yang menipu konsumen tentang fungsi lingkungan dari suatu produk (Polonsky, Grau, & Garma, 2010). Perusahaan sering berlebihan tentang kinerja lingkungan dari produk mereka sehingga greenwash umum di pasaran (Parguel, 2008). Greenwash akan membahayakan seluruh gerakan dari green marketing (Hamann & Kapelus, 2004). Akhirnya konsumen tidak mau mempercayai kegiatan green marketing dari perusahaan (Polonsky et al., 2010). Greenwashing adalah tindakan konsumen yang menyesatkan mengenai lingkungan praktik perusahaan (greenwashing
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Mama Lime Sleek Sunlight
Mama Lime Sleek Sunlight
tingkat perusahaan) atau manfaat lingkungan dari produk atau layanan (greenwashing tingkat produk).
Greenwash Terhadap Green Perceived Quality
Greenwash akan membingungkan pelanggan karena informasi tidak dapat diandalkan bisa membuat mereka lebih sulit untuk menilai produk perusahaan (Ramus & Montiel, 2005).
Akibat greenwash akan menurunkan perceived quality konsumen terhadap green products (Laufer, 2003). Dengan demikian, penelitian ini berpendapat bahwa greenwash akan berdampak negatif terhadap green perceived quality dan mengusulkan hipotesis berikut:
H1 : Greenwash berpengaruh negatif dengan Green Perceived Quality Green Perceived Quality Terhadap Satisfaction
Perceived quality merupakan faktor kunci dalam mempertahankan hubungan pelanggan jangka panjang memainkan peran penting dalam mempengaruhi niat beli (Sweeney, Soutar,
& Johnson, 1999; Tsiotsou, 2006). Diharapkan kualitas produk atau brand yang dirasakan positif berhubungan dengan kepuasan konsumen (Eid, 2011). Dalam konteks pengelolaan lingkungan, penelitian ini berpendapat bahwa green perceived quality akan berpengaruh positif terhadap green satisfaction dan mengusulkan hipotesis berikut :
H2 : Green Perceived Quality berpengaruh positif dengan Satisfaction Green Perceived Quality Terhadap Word of Mouth
Karena banyak perusahaan memasarkan produk mereka dengan klaim lingkungan yang menipu dan tidak jujur dan melebih-lebihkan kinerja lingkungan dari produk mereka, pelanggan mereka tidak mau lagi membeli produk mereka (Kalafatis, Pollard, East, &
Tsogas, 1999). Akibatnya, green perceived quality lebih penting di era lingkungan saat ini, karena green perceived quality dapat menyebabkan green WOM. Menurut argument di atas, penelitian ini menyiratkan hipotesis berikut :
H3 : Green Perceived Quality berpengaruh positif dengan Word of Mouth Satisfaction Terhadap Word Of Mouth
Ada banyak komunikasi word of mouth yang terbentuk tidak hanya dari sekedar customer satisfaction, walaupun customer satisfaction memainkan peran yang besar. Banyaknya konsumen yang menceritakan kegagalan dan bagaimana perusahaan mengatasinya pun berperan dalam menciptakan komunikasi word of mouth, namun tergantung pada jenis pengaduannya, tingkat koreksi ditawarkan, serta persepsi konsumen mengenai penyelesaian dari keluhannya (Susskind, 2002). Penelitian ini menyiratkan hipotesis berikut :
H4 : Satisfaction berpengaruh positif dengan Word of Mouth Satisfaction Terhadap Reuse Intention
Lee dan Kwon (2011) juga menemukan bukti empiris bahwa pengguna yang puas dengan layanan akan sering menggunakan produk tersebut. Selain mendorong penggunaan terus- menerus, kepuasan juga mendorong pengguna untuk sukarela menawarkan informasi positif kepada orang lain yaitu rekomendasi (Li & Liu, 2011). Penelitian ini menyiratkan hipotesis berikut :
H5 : Satisfaction berpengaruh positif pada Reuse Intention
(+)
(-) (+) (+)
(+)
3. METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Sunlight plus anti bakteri sebuah produk dari sabun cuci piring yang dapat digunakan sebagai sabun cuci buah dan sayuran. Variabel-variabel yang diteliti adalah mengenai pengaruh greenwashing yang dilakukan suatu perusahaan terhadap persepsi masyarakat maka objeknya adalah Sunlight plus anti bakteri. Penelitian ini dilakukan dengan survei online kepada responden. Target responden untuk penelitian ini 108 responden wanita yang berada di wilayah Indonesia dan pernah menggunakan sabun cuci sunlight plus anti bakteri.
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan melakukan suatu analasis menguji suatu hipotesis. Menurut Maholtra (2010) metode deskriptif adalah sebuah tipe penelitian konlusif yang memiliki tujuan utama mendeskripsikan sesuatu, biasanya karakteristik pasar atau fungsi. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini menggunakan metode cross- sectional. Penelitian cross sectional adalah desain penelitian yang melibatkan pengumpulan informasi yang didapat dari beberapa sampel dari populasi yang dilakukan satu kali (Malhotra, 2010).
Greenwash Green
Perceived Quality
WOM
Satisfaction Reuse
Intention
Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variables Definition Measurement Scaling Greenwash
(GW)
Tindakan konsumen yang menyesatkan
mengenai praktik lingkungan dari perusahaan atau manfaat lingkungan
dari produk atau layanan.
(Parguel, 2008)
GW1. Informasi produk Sunlight baik untuk mencuci buah dan sayur bisa jadi
menyesatkan konsumennya.
GW2. Informasi visual buah dan sayur pada produk Sunlight bisa jadi menyesatkan konsumennya GW3. Keamanan Sunlight untuk mencuci buah dan sayur belum tentu benar.
GW4. Produk Sunlight melebih- lebihkan fungsinya untuk mencuci buah dan sayur.
(Y. S. Chen, Lin, &
Chang, 2014)
Interval Scaling 1-7
Green Perceived Quality (GPQ)
Mengacu pada penilaian pelanggan tentang keunggulan
lingkungan keseluruhan produk
atau merek.
(Y. S. Chen et al., 2014)
GPQ1. Sunlight pencuci buah dan sayur adalah produk yang aman.
GPQ2. Sunlight Pencuci buah dan sayurlebih aman dari produk lain yang sejenis.
GPQ3. Produk Sunlight pencuci buah dan sayur mengedepankan keamanan penggunaannya.
Interval Scaling 1-7
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variables Definition Measurement Scaling Satisfaction
(SAF)
Tingkat kepuasan terkait konsumsi yang memuaskan untuk memuaskan keinginan lingkungan
pelanggan, harapan berkelanjutan, dan
kebutuhan hijau.
(Y. Chen, 2013)
SAF1.Saya berpikir bahwa saya
membuat keputusan yang benar untuk menggunakan produk Sunlight pencuci buah dan sayur.
SAF2. Pengalaman yang saya miliki dengan produk Sunlight pencuci buah dan sayur memuaskan.
SAF3. Secara umum, saya puas dengan produk Sunlight pencuci buah dan sayur.
SAF4. Saya tidak menyesal
menggunakan Sunlight pencuci buah dan sayur.
(Flavián, Guinalíu, Guinalı, & Casalo, 2006)
Interval Scaling 1-7
Word-of- mouth (WOM)
Sejauh mana pelanggan akan bertemu dengan teman, saudara, dan
rekan kerja tentang pesan lingkungan
positif dari suatu produk atau merek.
(Söderlund, 1998)
WOM1. Saya akan merekomendasikan produk Sunlight pencuci buah dan sayur kepada pelanggan lain.
WOM2. Saya akan menunjukkan aspek-aspek positif dari produk
Sunlight pencuci buah dan sayur jika ada yang
mengkritik.
(Flavián et al., 2006)
WOM3. Saya sering
membicarakan kelebihan Sunlight pencuci buah dan sayur kepada (Harrison-Walker, 2001)
Interval Scaling 1-7
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variables Definition Measurement Scaling Reuse
Intention (RI)
Sebagai tingkat preferensi subjektif konsumen untuk menggunakan lagi produk atau untuk merekomendasikan produk tersebut kepada keluarga dan teman.
(Choi & Sun, 2016)
RI1. Saya akan terus
menggunakan produk Sunlight pencuci buah dan sayur.
RI2. Kemungkinan saya akan membeli lagi Sunlight
pencuci buah dan sayur.
RI3. Saya lebih memilih Sunlight pencuci buah dan sayur dibandingkan produk lain.
(Chiu, Chang, Cheng, & Fang, 2009)
Interval Scaling 1-7
Sumber: Data Sekunder (diolah), 2017; Ms. Word 2010 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SEM. Metode ini digunakan untuk melakukan analisis struktur kovarians dan menjelaskan kasualitas diantara konstruk. Aplikasi yang akan digunakan untuk mengolah data dan analisis statistik adalah IBM SPSS AMOS. Variabel indikator merupakan variabel teramati atau variabel terukur yang dapat diamati. Terdapat 18 indikator pertanyaan pada metode survei kuesioner yang juga merupakan variabel teramati (Hair et al., 2010).
Terdapat beberapa tahapan dalam menggunakan metode SEM diantaranya spesifikasi, identifikasi, estimasi, dan uji kecocokan (testing fit). Tahap berikutnya akan dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap 30 responden dengan menggunakan IBM SPSS 23 dan selanjutnya pengujian validitas dan reliabilitas terhadap 108 responden dengan menggunakan IBM SPSS AMOS 22. Apabila sudah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansi dari hubungan sebab akibat yang ada di dalam model secara keseluruhan (Hair et al., 2010).
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan 155 responden. Dari 155 responden yang mengisi kuesioner online, terdapat 108 responden yang memiliki pengalaman pernah menggunakan produk Sunlight plus anti bakteri. Adapun mayoritas pekerjaan responden sebagai pekerja/karyawan dengan pendidikan terakhir S1. Jenis kelamin responden didominasi oleh kaum wanita dengan rata – rata pengeluaran per bulan sebesar Rp.
1.000.000 – Rp. 3.000.000 dan memiliki tempat tinggal lebih banyak di wilayah Jakarta.
Tabel 4.1 Computation Degree of Freedom
Number of distinct sample moments 171
Number of distinct parameters to be estimated 41
Degrees of freedom 130
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan AMOS 22
Tabel 4.1 menunjukkan Computation Degree of Freedom. Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan kategori model dari data tersebut. Data tersebut memiliki hasil Degree of Freedom (DF > 0) sehingga data tersebut termasuk dalam kategori over-identified dan positif yang selanjutnya dapat dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas terhadap indikator. Setelah melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas indikator, selanjutnya dilakukan uji model keseluruhan untuk mengetahui Goodness of Fit dan melihat spesifikasi model dengan data sampel.
Tabel 4.2 Hasil Penelitian Goodness of Fit
GOF Cut of Value Hasil Analisis Evaluasi Model
CMIN/D ≤ 5.0 (Good Fit) 2.795 Good Fit
CFI ≥ 0.90 (Good Fit) 0.886 Poor Fit
RMSEA < 0.08 (Good Fit) 0.130 Poor Fit Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan AMOS 22
Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengujian terhadap Goodness of Fit. Tabel tersebut menjelaskan bahwa indeks CMIN/DF memiliki evaluasi model Good Fit. Indeks CFI dan RMSEA memiliki evaluasi model Poor Fit. Setelah mengetahui Goodness of Fit, tahap selanjutnya adalah dilakukan hasil pengujian hipotesis atau uji kecocokan keseluruhan yang dijelaskan pada tabel output regression berikut :
Tabel 4.3 Output Regression
Hipotesis Estimasi C.R P Kesimpulan
GW → GPQ -0.658 -4.653 p < 0.001 H1 didukung oleh data GPQ → SAT 0.752 9.540 p < 0.001 H2 didukung oleh data GPQ → WOM 0.808 2.991 0.003 H3 didukung oleh data
SAT → WOM 0.247 0.738 0.460 H4 tidak didukung oleh data SAT → RI 1.442 9.476 p < 0.001 H5 didukung oleh data
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan AMOS 22.
Tabel 4.3 menunjukkan hasil output regression model secara keseluruhan. Berdasarkan tabel tersebut maka dapat disimpulkan analisa setiap hipotesis sebagai berikut :
1. Variabel greenwash berpengaruh negatif terhadap green perceived quality karena memiliki nilai negatif pada hasil estimasi yaitu sebesar -0.658, nilai Critical Ratio >
1.96 yaitu sebesar -4.653, dan nilai p sebesar (p < 0.001) dimana nilai tersebut lebih kecil dari standard yang diisyaratkan yaitu p < 0.05. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa greenwash berpengaruh negatif terhadap green perceived quality dan didukung oleh data.
2. Variabel green perceived quality berpengaruh positif terhadap satisfaction karena memiliki efek positif pada hasil estimasi yaitu sebesar 0.752, nilai Critical Ratio >
1.96 yaitu sebesar 9.540, dan nilai p sebesar (p < 0.001) dimana nilai tersebut lebih
kecil dari standard yang diisyaratkan yaitu p < 0.05. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa green perceived quality berpengaruh positif terhadap satisfaction dan didukung oleh data.
3. Variabel green perceived quality berpengaruh positif terhadap word of mouth karena memiliki efek positif pada hasil estimasi yaitu sebesar 0.808, nilai Criticial Ratio >
1.96 yaitu sebesar 2.991, dan nilai p sebesar 0.003 dimana nilai tersebut lebih kecil dari standard yang diisyaratkan yaitu p < 0.05. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa green perceived quality berpengaruh positif terhadap word of mouth dan didukung oleh data.
4. Variabel satisfaction tidak berpengaruh positif terhadap word of mouth pada hasil estimasi yaitu sebesar 0.247, nilai Critical Ratio > 1.96 yaitu sebesar 0.738, dan nilai p sebesar 0.460 dimana nilai tersebut lebih besar dari standard yang diisyaratkan yaitu p > 0.05. berdasarkan hasil analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa satisfaction tidak berpengaruh terhadap word of mouth dan tidak didukung oleh data.
5. Variabel satisfaction berpengaruh positif terhadap reuse intention karena memiliki efek positif pada hasil estimasi yaitu sebesar 1.442, nilai Critical Ratio < 1.96 yaitu sebesar 9.476, dan nilai p sebesar (p < 0.001) dimana nilai tersebut lebih kecil dari standard yang diisyaratkan yaitu p < 0.05. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis satisfaction berpengaruh positif terhadap reuse intention dan didukung oleh data.
4.1 Pengaruh Greenwash Terhadap Green Perceived Quality
Hasil pembuktian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh negatif antara Greenwash terhadap Green Perceived Quality. Hal tersebut menunjukkan bahwa persepsi terjadinya greenwash di benak konsumen, bisa jadi seharusnya tidak terjadi.
Hubungan antara variabel greenwash dan green perceived quality juga pernah diteliti sebelumnya oleh (Y. S. Chen et al., 2014) yang membuktikan bahwa greenwash akan membingungkan pelanggan karena informasi tidak dapat diandalkan bisa membuat mereka lebih sulit untuk menilai produk perusahaan.
Jika produk Sunlight plus anti bakteri senantiasa memberikan informasi yang relevan tentang kandungan isi produknya di kemasan, maka akan dapat meningkatkan green perceived quality konsumen terhadap produk tersebut. Menurut Parasuraman et al. &
Zeithaml, (1988) perusahaan dapat menerapkan kualitas produk yang unik sebagai pendekatan yang berguna untuk lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pangsa pasar mereka.
4.2 Pengaruh Green Perceived Quality Terhadap Satisfaction
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel output regression membuktikan bahwa green perceived quality terbukti memiliki pengaruh positif terhadap satisfaction. Hal tersebut menunjukkan bahwa green perceived quality dari produk Sunlight plus anti bakteri dapat mempengaruhi satisfaction konsumen yang menggunakan. Hasil hipotesis ini mendukung teori Chen et al., (2014) bahwa kualitas produk atau brand yang dirasakan positif berhubungan dengan kepuasan konsumen.
Perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk Sunlight plus anti bakteri untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan memberikan kepuasan yang dihasilkan dari kinerja produk Sunlight plus anti bakteri untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Oleh karena itu perceived quality merupakan faktor kunci dalam mempertahankan hubungan pelanggan jangka panjang.
4.3 Pengaruh Green Perceived Quality Terhadap Word of Mouth
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel output regression membuktikan bahwa green perceived quality memiliki pengaruh terhadap word of mouth. Hasil hipotesis ini mendukung teori Chen et al., (2014) dimana pada penelitian tersebut membuktikan bahwa green perceived quality memiliki pengaruh terhadap satisfaction.
Menurut Kalafatis et al., (1999) karena banyak perusahaan memasarkan produk – produknya dengan klaim lingkungan yang menipu dan tidak jujur dan melebih – lebihkan kinerja lingkungan dari produk tersebut, maka dari itu konsumen tidak lagi membeli produk tersebut. Akibatnya, green perceived quality lebih penting di era lingkungan saat ini, karena green perceived quality akan berpengaruh terhadap word of mouth.
4.4 Pengaruh Satisfaction Terhadap Word of Mouth
Berdasarkan hasil analisis pada tabel output regression membuktikan bahwa hipotesis satisfaction tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap word of mouth. Hal tersebut menunjukkan bahwa satisfaction yang dirasakan konsumen dengan menggunakan produk Sunlight plus anti bakteri tidak serta merta terjadi pengaruhnya perilaku konsumen terhadap word of mouth. Hasil hipotesis ini tidak mendukung teori Chen et al., (2014) dimana pada penelitian tersebut membuktikan bahwa satisfaction memiliki pengaruh terhadap word of mouth.
Kepuasan yang dirasakan konsumen terhadap produk Sunlight plus anti bakteri tidak membuat para konsumen membicarakan maupun merekomendasikan tentang produk yang digunakan. Kecenderungan konsumen hanya menggunakan produk Sunlight plus anti bakteri hanya untuk diri sendiri tanpa harus menceritakan pengalaman yang dirasakan kepada orang lain. Hal tersebut dikarenakan konsumen yang puas belum tentu mau menceritakan tentang kepuasannya, akan tetapi konsumen yang puas pasti akan membeli kembali produk tersebut.
4.5 Pengaruh Satisfaction Terhadap Reuse Intention
Berdasarkan hasil analisa pada tabel output regression membuktikan bahwa hipotesis satisfaction memiliki pengaruh positif terhadap reuse intention. Hal tersebut menunjukkan bahwa satisfaction yang dirasakan konsumen dengan menggunakan produk Sunlight plus anti bakteri dapat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap reuse intention. Penelitian Budiardjo, (2017) membuktikan bahwa satisfaction dapat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap reuse intention.
Konsumen yang puas dengan produk Sunlight plus anti bakteri akan sering menggunakan produk tersebut. Selain mendorong penggunaan terus – menerus, konsumen yang merasa puas dengan produk Sunlight plus anti bakteri dengan sukarela memberikan informasi positif kepada orang lain dan merekomendasikan produk tersebut.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka pada penelitian ini menunjukkan 4 hipotesis yang terbukti berpengaruh signifikan dan 1 hipotesis terbukti tidak memiliki pengaruh. Dalam pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan: 1) Greenwash terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap Green Perceived Quality pada hasil penelitian ini. 2) Green Perceived Quality terbukti memiliki pengaruh positif terhadap Satisfaction pada hasil penelitian ini. 3) Green Perceived Quality terbukti memiliki pengaruh positif terhadap Word of Mouth pada hasil penelitian ini. 4) Satisfaction tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap Word of Mouth pada hasil penelitian ini. 5) Satisfaction terbukti memiliki pengaruh positif terhadap Reuse Intention pada hasil penelitian ini.
Adapun saran yang dapat diberikan terhadap produk Sunlight plus anti bakteri ialah memberikan informasi tambahan pada packaging Sunlight plus anti bakteri bahwa isi kandungan yang digunakan aman untuk mencuci buah dan sayur. Informasi yang detail akan membuat konsumen semakin nyaman dan percaya dengan produk Sunlight plus anti bakteri. Membuat suatu konten yang baru dan menarik di website Sunlight bahwa Sunlight plus anti bakteri merupakan produk yang aman digunakan untuk mencuci buah dan sayur.
Sehingga dari konten tersebut konsumen semakin percaya untuk menggunakan produk Sunlight plus anti bakteri. Dan membuat iklan yang lebih menarik lagi dan lebih fokus kegunaannya untuk mencuci buah dan sayur sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk Sunlight plus anti bakteri.
Terdapat keterbatasan penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnya yaitu : 1) Peneliti agak sulit memastikan derajat keterjadian greenwash pada produk – produk dipasaran. Peneliti selanjutnya dapat menambah sampel yang lebih besar dan menggunakan objek penelitian yang berbeda. 2) Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sehingga tidak 100%
mengklarifikasi mengenai suatu fenomena yang sedang terjadi. Hasil akan lebih natural bila menggunakan metode eksperimen. 3) Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai greenwash untuk self dan environment agar dapat dikomparasi. Sehingga peneliti dapat mengetahui dampak yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Blome, C., Foerstl, K., & Schleper, M. C. (2017). Antecedents of green supplier championing and greenwashing: An empirical study on leadership and ethical incentives. Journal of Cleaner Production, (May), 1–36. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.03.052
Bowen, F., & Aragon-Correa, J. A. (2014). Greenwashing in Corporate Environmentalism Research and Practice. Organization & Environment, 27(2), 107–112.
https://doi.org/10.1177/1086026614537078
Budiardjo, E. K., & Budiardjo, E. K. (2017). The impact of knowledge management system quality on the usage continuity and recommendation intention Ervi Cofriyanti
Recommended citation : The impact of knowledge management system quality on the usage continuity and recommendation intention Gilang Pam, 9(2), 200–224.
Chen, Y. (2013). Towards green trust, 51(1), 63–82.
https://doi.org/10.1108/00251741311291319
Chen, Y. S., Lin, C. L., & Chang, C. H. (2014). The influence of greenwash on green word- of-mouth (green WOM): The mediation effects of green perceived quality and green satisfaction. Quality and Quantity, 48(5), 2411–2425. https://doi.org/10.1007/s11135- 013-9898-1
Chiu, C.-M., Chang, C.-C., Cheng, H.-L., & Fang, Y.-H. (2009). Determinants of customer repurchase intention in online shopping. Online Information Review, 33(4), 761–784.
https://doi.org/10.1108/14684520910985710
Choi, Y., & Sun, L. (2016). Reuse intention of third-party online payments: A focus on the sustainable factors of alipay. Sustainability (Switzerland), 8(2), 1–15.
https://doi.org/10.3390/su8020147
Delmas, M. A., & Burbano, V. C. (2011). The Drivers of Greenwashing. California Management Review, 54(1), 64–87. https://doi.org/10.1016/0737-6782(88)90039-2 Eid, M. I. (2011). Determinants of e-commerce customer satisfaction, trust, and loyalty in
Saudi Arabia. Journal of Electronic Commerce Research, 12(1), 78–93.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Flavián, C., Guinalíu, M., Guinalı, M., & Casalo, L. (2006). The role played by perceived usability , satisfaction and consumer trust on website loyalty website loyalty formation process, (February 2017). https://doi.org/10.1016/j.im.2005.01.002
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., & Tatham, R. L. (2010). Multivariate data analysis: A global perspective (6th Editio). Upper Saddle Rider : Pearson
Education.
Hamann, R., & Kapelus, P. (2004). Corporate Social Responsibility in Mining in Southern Africa: Fair accountability or just greenwash? Development, 47(3), 85–92.
https://doi.org/10.1057/palgrave.development.1100056
Harrison-Walker, L. J. (2001). The Measurement of Word-of-Mouth Communication and an Investigation of Service Quality and Customer Commitment As Potential Antecedents.
Journal of Service Research, 4(1), 60–75. https://doi.org/10.1177/109467050141006 Kalafatis, S. P., Pollard, M., East, R., & Tsogas, M. H. (1999). Green marketing and Ajzen’s
theory of planned behaviour: a cross-market examination. Journal of Consumer Marketing, 16(5), 441–460. https://doi.org/10.1108/07363769910289550
Laufer, W. S. (2003). Social Accountability and Corporate Greenwashing. Journal of Business Ethics, 43(3), 253–261. https://doi.org/10.1023/A:1022962719299
Li, H., & Liu, Y. (2011). Post Adoption Behavior of E-Service Users: An Empirical Study on Chinese Online Travel Service Users. Ecis, (2011). Retrieved from
http://aisel.aisnet.org/ecis2011/56/
Parguel, B. (2008). How Sustainability Ratings Might Deter â€TM Greenwashing ’: A Closer Look at Ethical Co ... Page 1 of 1 How Sustainability Ratings Might Deter â€TM
Greenwashing ’: A Closer. Journal of Business Ethics, 12(1), 1750782.
Polonsky, M. J., Grau, S. L., & Garma, R. (2010). The New Greenwash? Potential Marketing Problems with Carbon Offsets. International Journal of Business Studies, 18(1), 49–54.
Retrieved from
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=buh&AN=79199472&site=ehos t-live&scope=site
Ramus, C. A., & Montiel, I. (2005). When Are Corporate Environmental Policies a Form of Greenwashing? Business & Society, 44(4), 377–414.
https://doi.org/10.1177/0007650305278120
Söderlund, M. (1998). Customer satisfaction and its consequences on customer behavior revisited. International Journal of Service Industry Management, 9(2), 169–188.
https://doi.org/10.1108//09564239810210532
Susskind, A. M. (2002). I Told You So ! Restaurant Customers ’ Word-of- Mouth Communication Patterns I Told You So ! Restaurant Customers ’ Word-of-Mouth Communication. Hotel and Restaurant Administration Quartely, 43, 75–85.
Sweeney, J. C., Soutar, G. N., & Johnson, L. W. (1999). The role of perceived risk in the quality-value relationship : a study in a retail environment. Journal of Retailing, 75(1), 77–105. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/S0022-4359(99)80005-0
TerraChoice. (2009). The Seven Sins of Greenwashing. Environmental Claims in Consumer Markets. https://doi.org/10.1002/yd.282
TerraChoice. (2010). The Sins of Greenwashing - Home and Family Edition. Underwriters Laboratories, (April 2009), 1–31. Retrieved from
http://sinsofgreenwashing.com/index.html
Tsiotsou, R. (2006). The role of perceived product quality and overall satisfaction on purchase intentions. International Journal of Consumer Studies, 30(2), 207–217.
https://doi.org/10.1111/j.1470-6431.2005.00477.x
Zeithaml, V. A. (1988). Consumer perceptions of price, quality, and value. Journal of Marketing, 52(3), 2–22. https://doi.org/10.2307/1251446