• Tidak ada hasil yang ditemukan

NEGERI 104 KOTA BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "NEGERI 104 KOTA BENGKULU"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Alda Lendari, Judul “Pengaruh Pemberian Penguatan Verbal Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 104 Kota Bengkulu”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh pemberian penguatan verbal terhadap motivasi belajar matematika di Kelas V SD Negeri 104 Kota Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian penguatan verbal terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 104 Kota Bengkulu.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian penguatan verbal terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 104 Kota Bengkulu.

Identifikasi Masalah

Apalagi hasil wawancara dengan Ibu Rasmiani selaku guru kelas V menunjukkan bahwa siswa mempunyai tingkat motivasi belajar yang berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, ada pula yang rendah, bahkan terkadang kita melihat siswa yang sering tidak menyelesaikan tugas karena tidak adanya semangat atau motivasi belajar.

Batasan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas, hal inilah yang menjadi alasan peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Penguatan Verbal Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 104 Kota Bengkulu”. Pemberian penguatan verbal yang dimaksud adalah penguatan verbal positif yaitu berupa kalimat dan kata-kata seperti baik, ya, benar, benar, sangat baik, dan sebagainya.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Bagi guru dapat dijadikan acuan dan pertimbangan dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran matematika.

Sistematika Penulisan

Motif obyektif adalah motif yang diarahkan atau ditujukan pada suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motivasi intrinsik merupakan suatu motif yang menjadi aktif atau berhasil tanpa harus adanya rangsangan dari luar, karena individu telah mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu dan ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam tindakan itu sendiri.

Penguatan Verbal

Penguatan verbal adalah apresiasi yang diungkapkan secara verbal, sedangkan penguatan nonverbal diungkapkan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan sebagainya. Penguatan verbal adalah penghargaan yang diungkapkan secara verbal, sedangkan penguatan nonverbal diungkapkan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan sebagainya. Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata pujian dan penghargaan maupun kata-kata koreksi.

Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan lain-lain. Penguatan verbal dapat diberikan melalui umpan balik guru berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan sebagai penguatan perilaku dan kinerja siswa. Komponen-komponen dalam memberikan penguatan verbal, yaitu pujian dan dorongan yang diucapkan guru atas respon atau perilaku siswa, adalah: Berbicara dalam bentuk kata-kata, misalnya; "Baik".

Penguatan verbal komponen kata merupakan penguatan yang diberikan kepada siswa hanya dalam bentuk kata, yaitu dibuat singkat, mudah dipahami, sehingga siswa mudah menangkap tanggapan guru. Sedangkan komponen penguatan verbal berupa kalimat merupakan umpan balik yang diberikan guru berupa rangkaian kata atau kalimat untuk memperjelas susunan kata yang ada sehingga siswa dapat memahami kemampuan guru dan alasannya. Secara umum, dari uraian di atas, komponen penguatan verbal terdiri dari kata dan kalimat.

Hasil Penelitian yang Relevan

Hal ini dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian penguatan dengan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MIN 9 Bandar Lampung 43. Persamaan dengan penelitian ini adalah mengenai upaya meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan penguatan, sedangkan perbedaannya terletak pada jenis penelitian terapan. Penelitian terdahulu menggunakan penelitian eksperimen sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian korelasional. Kedua, faktor pendukung yang memberikan penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa PAI adalah minat siswa dalam belajar PAI, keinginan siswa untuk belajar PAI, keinginan siswa untuk belajar artinya ada motivasi belajar dalam diri siswa sehingga hasilnya lebih baik, fasilitas mata pelajaran PAI yang lengkap seperti musala, perlengkapan ibadah seperti mukena dan sajadah.

43Indriyani, Hubungan Pemberian Penguatan Dengan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV MIN 9 Bandar Lampung, (Lampung: Unila, 2017), hal. Sedangkan faktor penghambat pemberian penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar PAI siswa adalah masih adanya siswa yang belum mempraktikkan pembelajaran PAI dalam kehidupan sehari-hari, metode yang digunakan guru dalam mengajar kurang beragam, serta PAI yang kurang. program kompetisi di sekolah 44 Persamaan dengan penelitian ini terletak pada upaya peningkatan motivasi belajar, sedangkan perbedaannya terletak pada mata pelajaran yang dipelajari dan jenis penelitian yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya dilakukan pada mata pelajaran PAI dan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran matematika dan menggunakan penelitian korelasional.

Mempengaruhi lingkungan peserta didik jika penyebab kesulitannya berasal dari lingkungan yang tidak sesuai.45 Persamaannya dengan penelitian ini adalah. Tambang Udin, disertasi berjudul “Memberikan penguatan kepada siswa dalam meningkatkan motivasi belajar pada bidang pendidikan agama Islam, pembelajaran kelas VII di SMPN 19 Bengkulu Selatan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemberian penguatan dapat meningkatkan hasil belajar pada bidang pendidikan kelas VII Pendidikan Agama Islam di SMPN 19 Bengkulu Selatan.46 Persamaannya dengan penelitian ini pada upaya peningkatan motivasi belajar, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini pada upaya peningkatan motivasi belajar sedangkan perbedaannya besar.Penelitian sebelumnya dilakukan pada mata pelajaran PAI dan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran matematika dan menggunakan penelitian korelasional.

Kerangka Berfikir

Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang berasal dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan.

Kerangka Berfikir F. Hipotesis Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan responden serangkaian pertanyaan atau pertanyaan tertulis untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efektif jika peneliti mengetahui secara pasti variabel mana yang ingin diukur dan mengetahui apa yang diharapkan dari responden. 51 Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara serangkaian pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden. untuk menjawab. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian penguatan verbal terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 104 Kota Bengkulu.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk melengkapi data laporan yang diperoleh peneliti melalui catatan administrasi dan arsip di SD Negeri 104 Kota Bengkulu. Untuk menganalisis tingkat validitas angket yang akan digunakan dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu menguji angket tersebut kepada 15 siswa sebagai responden. Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 20 item kuesioner variabel X di atas, 15 item valid dan 5 item tidak valid.

Item yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan karena tidak dapat digunakan dalam pengumpulan data. Dari tabel di atas, dari dua puluh item kuesioner variabel Y di atas, terdapat 15 item valid dan 5 item tidak valid. Item yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan karena tidak dapat digunakan dalam pengumpulan data.

Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

Jika harga X2 hitung < X2 tabel maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya jika X2 hitung > X2 tabel maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. Sebelah timur berbatasan dengan rumah warga b. Sebelah barat berbatasan dengan rumah warga c. Sebelah utara berbatasan dengan rumah warga d. Sebelah selatan dibatasi oleh rumah warga.53 2. Visi dan Misi SDN 104 Kota Bengkulu. Visi SDN 104 Kota Bengkulu adalah sekolah dengan lingkungan belajar yang mampu mengembangkan seluruh potensi siswa secara maksimal, dijiwai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dari agama yang dianutnya.

Dari tabel diatas terlihat tenaga pengajar di SDN 104 Kota Bengkulu berjumlah 8 orang. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa SDN 104 Kota Bengkulu mempunyai siswa sebanyak 122 orang pada tahun ajaran 2020-2021 B. Hasil Penelitian 1. Tes Prasyarat 1. Tes Prasyarat. Frekuensi yang diharapkan (fe) hasil observasi (fo) pada variabel pemberi penguatan verbal adalah sebagai berikut :.

Kemudian membandingkan nilai X2hitung < verbal berdistribusi normal. Frekuensi yang diharapkan (fe) dari hasil observasi (fo) pada variabel motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Kemudian nilai X2hitung dibandingkan < siswa berdistribusi normal.

Artinya pemberian penguatan verbal memberikan kontribusi sebesar 22,27% terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dan sisanya sebesar 77,3% ditentukan oleh variabel lain. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel atau 2,97 > 2,06 sehingga Ho ditolak yang berarti pemberian penguatan verbal berpengaruh terhadap motivasi belajar matematika di Kelas V SD Negeri 104 Kota Bengkulu.

Pembahasan Hasil Penelitian

Sebagaimana dijelaskan oleh Uzer Usman, penguatan adalah segala bentuk respons, baik verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari perubahan perilaku guru dalam kaitannya dengan perilaku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa. penerima (siswa). tindakannya sebagai tindakan penyemangat atau koreksi. Penguatan juga dianggap sebagai respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya perilaku tersebut. Kita dapat melihat bahwa penguatan verbal pada saat proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas bisa menjadi lebih menyenangkan dan menarik.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa penguatan verbal dalam pembelajaran dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dan siswa menjadi lebih aktif dalam belajar. Pemberian penguatan verbal merupakan respon positif guru terhadap siswa yang telah berbuat baik atau berprestasi. Penguatan verbal ini diberikan guru agar siswa dapat berpartisipasi lebih aktif dalam interaksi pembelajaran.

Motivasi belajar siswa mulai meningkat, sehingga siswa berusaha memperhatikan penjelasan materi kemudian bergantian menjelaskannya kepada teman sekelasnya. Maka hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh pemberian penguatan verbal terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 104 Kota Bengkulu diterima. Agar motivasi belajar siswa meningkat, maka perlu adanya penguatan dalam proses pembelajaran agar dapat berjalan secara maksimal.

Saran

Hal ini terlihat dari hasil perhitungan korelasi diperoleh nilai “r” hitung sebesar 0,472 dengan N= 26 pada df 24 pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,388. Sehingga peneliti selanjutnya dapat mengetahui penguatan verbal dan pengaruhnya terhadap variabel pembelajaran lainnya, dan tidak hanya terhadap motivasi belajar siswa saja. Strategi Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa di SDN 11 Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah.

Hubungan pemberian penguatan dengan motivasi belajar mata pelajaran matematika siswa IV. kelas di MIN 9 Bandar Lampung. “Pengaruh Pemberdayaan Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri Kelompok Wiropati Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang”. Memberikan penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada Pendidikan Agama Islam (PAI) di 162 Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.

Referensi