PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagaimana Negosiasi Nisbah Bagi Hasil Pada Produk Tabungan Ceria Berkah Melalui Akad Mudharabah Dengan BMT Assyafi'iyah Kotagajah. Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi para praktisi BMT, khususnya BMT Assyafi'iyah kotagajah dan menambah ilmu yang bermanfaat sebagai pedoman bagi yang membutuhkan dalam penelitian yang relevan dan komprehensif.
Penelitian Relevan
Karena untuk mencapai keadilan, penentuan nisbah bagi hasil harus ditentukan sebelum akad berlangsung dan disepakati kedua belah pihak. Di BMT Assyafi'iyah Kotagajah, nisbah bagi hasil anggota dan BMT ditentukan berdasarkan peraturan pusat berdasarkan hasil panitia. 14Yulianti Citra, 2012, Analisis Metode Bagi Hasil Pada Produk Simpanan Masa Depan (Tabungan) di KJKS BMT Marhamah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
15Kurniawati, T, E. 2012 “Analisis pengaruh profitabilitas sistem bagi hasil dan kualitas layanan perbankan terhadap minat nasabah untuk berinvestasi”, Journal of Humanity.
LANDASAN TEORI
Pengertian Bagi Hasil
Cara menghitung bagi hasil dalam ekonomi Islam secara umum dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. Membagikan bagi hasil sesuai nisbah dengan pemilik dana sesuai klasifikasi dana yang ditanamkan. Dalam penyaluran dana dari bank syariah, salah satu prinsipnya adalah pemisahan keuntungan pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarkah.
Bagi hasil dari tabungan Ceria Berkah jauh lebih tinggi dan menguntungkan dibandingkan dengan bagi hasil dari tabungan biasa. BMT menerapkan bagi hasil tabungan mudharabah dengan menggunakan bagi hasil dengan akad mudharabah mullaqah. Pembagian bagi hasil antara shahibul kali (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana), atas hasil usaha yang diperoleh dengan akad mudharabah.
Dapat didasarkan pada prinsip pembagian keuntungan bisnis antara klien (mitra) dalam bentuk investasi bersama. Prinsip bagi hasil (Profit Sharing), yaitu bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal dan biaya. Pada dasarnya, LKS dapat menggunakan prinsip bagi hasil dan keuntungan bersih pada saat membagi hasil usaha kepada mitranya (nasabah).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, konsep bagi hasil harus menunjukkan prinsip keterbukaan, yaitu kedua belah pihak mau. Penerapan sistem bagi hasil pada Tabungan Ceria Berkah yang diterapkan oleh BMT Assyafiiyah di kantor cabang Kotagajah adalah dengan menggunakan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil yang dilakukan oleh BMT Assyafiiyah adalah menerapkan prinsip syariah dengan baik kepada anggota.
Implementasi dan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Al-Mudharabah Pada Bank Syariah”, Jurnal Keuangan dan Perbankan.
Konsep Bagi Hasil
Dasar Hukum Bagi Hasil
Metode Bagi Hasil
Konsep Negosiasi Dalam Fiqh Mu’amalah
Mudharabah
- Pengertian Mudharabah
- Dasar Hukum Mudharabah
- Rukun dan Syarat Mudharabah
- Prinsip dan Asas Mudharabah
Menurut mazhab Syafi'i, pengertian mudharabah adalah pemilik modal menyerahkan sejumlah uang kepada pengusaha untuk menjalankan usaha dagang yang keuntungannya dimiliki bersama oleh keduanya. Ayat dan hadis di atas pada hakekatnya tidak secara langsung menjelaskan tentang akad mudharabah, hanya saja mengandung makna kegiatan ekonomi melalui akad mudharabah. Akad mudharabah yang sah harus memenuhi rukun dan syaratnya. Rukun mudharabah ada lima, yaitu pemilik modal (shahibulmaal), pelaku usaha atau pengelola modal (mudharib), modal (ra'sul mal), usaha mengelola modal (al-maal), dan keuntungan (al-ribh). ) Penggunaan modal pada hakekatnya untuk perdagangan, namun dalam prakteknya tidak selalu digunakan untuk bidang perdagangan, tetapi ada juga yang digunakan untuk usaha dalam bidang jasa.
Para pihak dalam akad, yaitu pemilik modal (shahibul mal) dan pengelola modal (mudharib), harus memiliki kapasitas usaha atau hukum. Berdasarkan kondisi tersebut, mudharabah dengan modal berupa tanggungan atas hutang pengelola modal kepada pemilik modal. Modal harus diserahkan kepada pengelola modal atau pengelola usaha (mudharib), jika modal tidak diserahkan maka akad mudharabah dihentikan.
Selain itu, proporsi bagi hasil antara pemilik modal dan pengelola modal harus jelas, jika keuntungan dan pembagiannya tidak jelas maka akad dianggap rusak. Kebebasan menentukan jenis usaha, termasuk lokasi, dan tujuan usaha Pemilik modal tidak menentukan jenis usaha yang harus dilakukan oleh pengelola modal. Dalam akad mudharabah muqayyadah, pemilik modal telah menetapkan usaha yang akan dilakukan oleh pengelola modal.
Oleh karena itu, harus beroperasi sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik modal saat membuat kontrak. Berdasarkan kutipan di atas, perbedaannya adalah mudharabah mutlaqah biasanya digunakan secara sampingan di perbankan syariah. penggalangan dana, sedangkan bank akan cenderung memilih akad mudharabah muqayyadah saat menyalurkan dana ke masyarakat untuk memudahkan bank memantau transaksi nasabah.
MudharabahMutlaqah
- Pengertian Mudharabah Mutlaqah
- Distingsi Mudharabah Mutlaqah
- Keunggulan dan Kelemahan
Selain itu, perbedaan manajemen juga tergantung pada jenis akad mudharabah yang digunakan para pihak. Apabila para pihak sepakat untuk membuat akad mudharabah mutlaqah (mutlak, tidak terikat) maka pengelola dana (mudarib) diberi kebebasan untuk mengelola modal yang diberikan oleh pemilik modal (shahibul maal), dapat mengambil modal tersebut, memberikan modal kepada pihak ketiga atau bahkan modal musyarakah dengan orang lain. Keuntungan mudharabah mutlaqah adalah mudharib atau pengelola dana mendapatkan kebebasan untuk melakukan pengelolaan aset yang disediakan oleh pemilik modal (shahibul maal) dan tidak ada batasan dalam memilih bisnis yang akan dilakukan oleh mudharib.
Mereka dapat menarik modalnya, memberikan modalnya kepada pihak ketiga atau bahkan untuk modal musyarakah. Dan yang terpenting, dalam jenis akad mudharabah mutlaqah ini tidak diperbolehkan perantaraan shahibul maal. Kerugian Mudharabah Mutlaqah dalam perbankan syariah umumnya hanya digunakan pada sisi penghimpunan dana, sedangkan bank syariah lebih memilih akad Mudharabah Muqayyadah daripada Mudharabah Mutlaqah dalam kegiatan penyaluran dana.
Alasan bank lebih memilih akad mudharabah muqayyadah dibandingkan dengan mudharabah mutlaqah adalah untuk memudahkan bank memonitor bisnis nasabah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan mudharabah mutlaqah adalah mudharib atau pengelola dana memiliki kebebasan dalam mengelola modal yang diberikan dan tidak ada batasan dalam pemilihan usaha yang akan dilakukan oleh mudharib. . Namun kelemahannya adalah akad mudharabah mutlaqah pada perbankan syariah jarang digunakan dalam kegiatan penyaluran dana bank syariah, karena dalam akad mudharabah mutlaqah tidak terdapat larangan penggunaan dana yang disalurkan sehingga bank sedikit kesulitan untuk memantau jenis tersebut. bisnis, yang dijalankan. keluar dari pelanggan mereka.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
SifatPenelitian
Sumber Data
- Sumber Data Primer
- Sumber Data Skunder
Teknik Pengumpulan Data
- Wawancara
- Dokumentasi
Tabungan Ceria Berkah adalah Tabungan Syariah yang ditujukan bagi anggota yang ingin menginvestasikan dananya untuk pengembangan ekonomi kerakyatan melalui sistem bagi hasil yang dikelola berdasarkan Syariah. 73 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 14/DSN-MUI/IX/2000 tentang Sistem Pembagian Bagi Hasil Usaha Pada Lembaga Keuangan Syariah. Prinsip bagi hasil (Net Revenue Sharing) yaitu bagi hasil dihitung dari penghasilan setelah dikurangi modal dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pada bank syariah, bagi hasil yang diberikan bank kepada nasabah didasarkan pada dana investasi yang diberikan nasabah kepada bank syariah yang bertindak sebagai pengelola dana. 74 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Pembagian Bagi Hasil Usaha Pada Lembaga Keuangan Syariah. Konsep bagi hasil dalam perbankan syariah yaitu nisbah bagi hasil yang digunakan untuk bagi hasil mencerminkan imbalan yang menjadi hak kedua belah pihak atas keuntungan yang diperoleh.
Kita lihat dulu faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil dari Profitabilitas, karena dapat mempengaruhi bagi hasil yang akan diberikan kepada nasabah. Bila BMT tidak memiliki dana maka besaran bagi hasil dikurangi, sedangkan bila BMT kelebihan dana maka besaran bagi hasil dinaikkan. Anggaran keuntungan inilah yang akan mempengaruhi kebijakan penentuan besaran margin atau nisbah bagi hasil BMT.80.
Agus Ahmad Nasrulloh, Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia, Jurnal Akuntansi Vol 7, Nomor 1, 2012. Analisis Rasio Bagi Hasil Pada Produk Tabungan Berencana Melalui Mudharabah Mutlaqahdi BSM KCP Ujungberung Bandung “Skripsi untuk Muamalah Program Studi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Bandung. Analisis Pengaruh Profitabilitas Sistem Bagi Hasil dan Kualitas Pelayanan Bank Terhadap Minat Nasabah Berinvestasi”, Jurnal Kemanusiaan.
Kajian Analisis Metode Bagi Hasil Pada Produk Simpanan Berjangka (Tabungan) di KJKS BMT Marhamah”.
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sejarah berdirinya KSPPS BMT Assyafi’iyah
Visi dan Misi BMT Assyafi’iyahKotagajah
Menjadi Koperasi Pembiayaan dan Simpanan Syariah yang sehat, kuat, bermanfaat, mandiri dan Islami.
Struktur Organisasi Kepegawaian BMT Assyafi’iyah
Manajer Operasional: Anik Idawati, A.Md., a) Divisi IT dan Akuntansi: Khoirul Anwar, S.E. b) Divisi Kepatuhan: Adriyanto, S.Pd. c) Divisi Administrasi: Siti Lukmananti d) Divisi HRD, Publikasi: Eko Fitriono, S.E.I 2. Manajer Bisnis: Agus Susilo, A,Md., .. a) Divisi Remedial: Fitri Ismawan, S.Pd.I b ) Divisi Keuangan &.
Tabungan Ceria Berkah
- Jumlah Anggota
- Keunggulan Tabungan
- Pemanfaatan Dana Tabungan
67Hasil wawancara dengan Bpk. Khoirul selaku Kepala Divisi Akuntansi BMT Assyafi'iyah Kotagajah pada tanggal 07 Juli 2020. Penetapan nisbah bagi hasil BMT ditetapkan hasil pengurusan kepanitiaan selama 3 bulan, nisbah 30% untuk anggota , 70% untuk BMT, jangka waktu 6 bulan, rasio 40% untuk Anggota 60% untuk BMT, jangka waktu 12 bulan, rasio 60%. 69Hasil wawancara dengan Bpk. Khoirul sebagai kepala bagian akuntansi BMT Assyafi'iyah Kotagajah pada tanggal 7 Juli 2020.
70 Hasil wawancara dengan Bpk. Khoirul selaku kepala bagian akuntansi BMT Assyafi'iyah Kotagajah pada tanggal 07 Juli 2020. 71 Hasil wawancara dengan Sdr. Khoirul selaku kepala bagian akuntansi BMT Assyafi'iyah Kotagajah pada tanggal 30 Juni 2020. Ketentuan pembagian bagi hasil adalah ketentuan prinsip bagi hasil dan sistem bagi hasil. bagi hasil Ketentuan ini dibuat agar dalam melaksanakan kerjasama yang timbul antara kedua belah pihak dapat saling menguntungkan dan jauh dari riba.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem distribusi yang dapat digunakan untuk menentukan bagi hasil adalah basis akrual dan basis kas, basis akrual adalah rekonsiliasi pendapatan dan beban pada periode terjadinya. 72Hasil wawancara dengan Bapak Khoirul selaku Kepala Bagian Akuntansi BMT Assyafi'iyah Kotagajah tanggal 30 Juni 2020. 75Hasil wawancara dengan Bapak Khoirul selaku Kepala Bagian Akuntansi BMT Assyafi'iyah Kotagajah tanggal 30 Juni 2020.
76 Hasil wawancara dengan Sdr. Khoirul selaku kepala bagian akuntansi BMT Assyafi'iyah Kotagajah pada tanggal 30 Juni 2020. Semakin tinggi pembiayaan maka semakin tinggi pula pendapatannya, karena pendapatan bertambah maka keuntungan otomatis akan bertambah, begitu juga dengan pemberian bagi hasil, ada adalah peningkatan keuntungan, maka pembagian keuntungan yang diberikan kepada pelanggan akan meningkat, dan sebaliknya, ketika keuntungan menurun, maka bagilah.
Penerapan Sistem Bagi Hasil Transaksi Bentuk Akad
- Proses Penghitungan Bagi Hasil
- Pendistribusian Bagi Hasil
- Konsep Bagi Hasil
- Faktor-Faktor
KESEIMPULAN DAN SARAN
Saran
Abdullah Saeed, Islamic Banks and Interest Critical Studies and Contemporary Interpretation of Riba and Interest, Yogyakarta: Student Library, 2008. Irham Fahmi, Banks and Other Financial Institutions Bandung: Alfabeta, 2014 Imam Mustofa, Contemporary Muamalah Fiqh, Jakarta: ,.