• Tidak ada hasil yang ditemukan

Niaga Fardomuan Haria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Niaga Fardomuan Haria"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ix

PENYIDIKAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA

(Studi Polresta Tanjungpinang)

Oleh :

Niaga Fardomuan Harianja 190574201147

ABSTRAK

Proses peradilan pidana terhadap anak yang berhadapan dengan hukum atau yang sering disebut dengan ABH berbeda dengan orang dewasa. Dasar hukum yang menjelaskan mengenai penyidikan tentang perkara anak dilakukan oleh Polri ada dalam Pasal 26 ayat (1) UU SPPA, yang menyebutkan bahwa Penyidikan terhadap perkara anak, dilakukan oleh penyidik yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Dalam proses menyelesaikan perkara anak maka harus dilakukan secara rahasia dan tertutup.

Secara rahasia dimaksudkan agar identitas anak tidak diketahui oleh umum, sehingga masyarakat tidak memberi cap buruk kepada anak apabila anak ada dilingkungan masyarakat. Pendekatan yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris. Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian yuridis empiris, atau disebut dengan penelitian lapangan yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya dalam masyarakat. Penyidikan Terhadap Pelaku Pengedar Narkotika Anak di Polresta Tanjungpinang ditemukan bahwa sudah sesuai dimana Penyidikan terhadap Perkara Anak yang dilaksanakan oleh Penyidik Anak atau dan Penyidik tindak pidana orang dewasa khususnya di Kepolisian Resort Tanjungpinang harus dikemas dalam suasana Kekeluargaan, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Di Polresta Tanjungpinang Penyidikan terhadap Perkara Anak yang dilaksanakan oleh Penyidik Anak atau dan Penyidik tindak pidana orang dewasa khususnya di Kepolisian Resort Tanjungpinang harus dikemas dalam suasana Kekeluargaan.

Kendala dalam penyidikan terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana narkotika (Studi Polresta Tanjungpinang) ditemukan bahwa keterbatasan personil, Kepolisian hanya memiliki satu orang penyidik Polisi terhadap anak-anak.

Polresta Tanjungpinang kekurangan penyidik dengan keahlian khusus seperti yang dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2012

Kata Kunci : Penyidikan, Pelaku Tindak Pidana, Anak Berhadapa Dengan Hukum

(2)

x

INVESTIGATIONS ON CHILDREN AS PERSONS OF NARCOTICS CRIME (Tanjungpinang Police Study)

By :

Niaga Fardomuan Harianja 190574201147

ABSTRACT

The criminal justice process for children who are in conflict with the law or what is often referred to as ABH is different from adults. The legal basis explaining the investigation into child cases carried out by the National Police is in Article 26 paragraph (1) of the SPPA Law, which states that investigations into child cases are carried out by investigators who are determined based on a Decree of the Head of the Indonesian National Police or other officials appointed by the Chief Indonesian republic police. In the process of resolving child cases, it must be done in secret and closed. Secretly it is intended that the identity of the child is not known by the public, so that society does not label children badly if they are in the community. The approach that the author uses in this study is an empirical juridical approach. This research is a type of empirical juridical research, or is called field research, which examines the applicable legal provisions and what actually happens in society. 1. It was found that investigations into Child Narcotics Traffickers at the Tanjungpinang Police Station were appropriate where Investigations into Child Cases carried out by Child Investigators or Adult Criminal Investigators, especially at the Tanjungpinang Resort Police, must be packaged in a family atmosphere, as stipulated in Article 18 of Law No. . 11 of 2012 concerning the Juvenile Criminal Justice System. At the Tanjungpinang Polresta, investigations into child cases carried out by child investigators or adult criminal investigators, especially at the Tanjungpinang Resort Police, must be packaged in a family atmosphere. Obstacles in the investigation of children as perpetrators of narcotics crimes (Tanjungpinang Polresta Study) found that there were limited personnel, the Police only had one Police investigator on children.

Tanjungpinang Polresta lacks investigators with special expertise as stipulated in Law no. 11 of 2012

Keywords: Investigation, Criminal Offenders, Children Face the Law

Referensi

Dokumen terkait

Surat perintah tugas dibuat oleh Kasat Reskrim Polresta Surakarta yang memerintahkan kepada penyidik serta penyidik pembantu untuk melakukan tugas penyidikan terhadap

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan hukum terhadap anak di bawah umur sebagai pelaku pengedar Narkotika ditinjau dari UU Nomor 35

11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dimana Penyidikan terhadap perkara Anak dilakukan oleh Penyidik yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika (Studi Kasus Perkara No. : LP/784/K/V/2012/Restabes Mks/Sektor

Dalam melakukan penyidikan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia memberitahukan

Adanya kesenjangan dalam tahap penyidikan perkara narkotika yaitu dalam memperoleh bukti sampel darah, pada umumnya penyidik selalu menyita bukti narkoba , alat

Sejalan diberlakukannya Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak, telah dipertegas bahwa penyidikan terhadap perkara anak nakal dilakukan oleh penyidik Polri dengan

Pertimbangan penyidik dalam penyelesaian perkara tindak pidana narkotika dengan pendekatan restorative justice pada tahapan penyidikan yaitu tersangka adalah korban penyalah guna