PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan dan kebudayaan akan bersinergi dan saling memajukan apabila nilai-nilai kearifan lokal negara dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Paradigma pembelajaran modern di era globalisasi menyebabkan menurunnya pengetahuan siswa terhadap nilai-nilai kearifan lokal. Indonesia memiliki banyak sekali kearifan lokal yang dapat dijadikan bahan pengajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran IPS.
Di antara tradisi kearifan lokal nusantara yang saat ini mempunyai nilai-nilai yang dapat dijadikan sumber pembelajaran IPS adalah mappadendang atau festival panen tradisional Bugis di Sulawesi Selatan. Tujuan dilaksanakannya tradisi mappadendang setiap tahunnya adalah sebagai bentuk rasa syukur, rasa keterhubungan dan mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang dapat dijadikan sumber belajar di MTs DDI Amparita. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Nilai Kearifan Lokal Tradisi Mappadendang Sebagai Sumber Belajar IPS di Mts DDI Amparita”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Penelitian Relevan
Tinjauan Teori
- Kearifan Lokal
- Kearifan Lokal Tradisi Mappadendang
- Pembelajaran IPS
- Perencanaan Pembelajaran IPS
- Kearifan Lokal sebagai Sumber Pembelajaran IPS
Oleh karena itu, sebagai garda terdepan keberhasilan pendidikan, hendaknya guru memanfaatkan tradisi kearifan lokal sebagai sumber belajar di sekolah, khususnya sumber belajar IPS. Tujuan pembelajaran IPS (yang didalamnya terdapat berbagai strategi, pendekatan, model dan metode) adalah untuk menciptakan perubahan sikap yaitu. Oleh karena itu pengetahuan sosial mempunyai peranan yang berguna dalam penyiapan warga negara dan peserta didik yang demokratis dengan membangun nilai-nilai kebangsaan dan kewarganegaraan yang didukung oleh penguasaan disiplin ilmu sosial.24.
Kurikulum yang berkualitas dan bermanfaat memerlukan perencanaan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, terutama ketika merencanakan pembelajaran IPS. 26 Sari, “Identifikasi dan Analisis Kearifan Lokal Sebagai Sumber Belajar IPS Tingkat Sekolah Menengah Atas (Studi di SMP N 2 Demak).” (Skripsi Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2019). Tujuan dari pendekatan saintifik adalah agar siswa dapat memahami, memahami dan mempraktekkan apa yang dipelajari secara ilmiah.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, siswa diajarkan untuk mencari tahu dari berbagai sumber dengan cara mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Rancangan pembelajaran IPS terpadu tingkat SMP/MT pada hakikatnya dimaksudkan untuk memberikan pedoman yang dapat dijadikan acuan bagi guru dan pihak terkait. Penerapan model kooperatif TSTS berbantuan multimedia merupakan salah satu bentuk penerapan pembelajaran IPS yang bermakna.
Kegiatan pembelajaran dibalut dengan pendekatan saintifik yang meliputi observasi, menanya, usaha, penalaran dan komunikasi, yang dapat menunjang pencapaian kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Pembelajaran IPS memadukan pendidikan dan kebudayaan, yaitu seluruh gagasan, perilaku, dan karya manusia yang berkembang melalui proses pembelajaran. Salah satu kearifan budaya lokal bangsa Indonesia yang masih eksis hingga saat ini adalah tradisi mappadendang yang dalam pelaksanaannya mengandung beberapa nilai yang dapat dijadikan sumber pengajaran IPS di sekolah.
39 Rini Setyowati dan Wira Firmansyah, “Upaya Meningkatkan Citra Pembelajaran IPS yang Bermakna di Indonesia,” Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia) 3, no.
Kerangka Konseptual
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Fokus Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
- Uji Keabsahan Data
- Teknik Analisis Data
Edy Susilo, “Nilai-Nilai Gotong Royong dalam Tari Mbuah Page (Analisis Semiotika Nilai-Nilai Gotong Royong dalam Tari Mbuah Page pada Acara Adat Merdang-Merdem di Desa Perbesi Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo Sumatera Utara), Jurnal Ilmu Komunikasi 7, No. 44 Rahmad, “Nilai karakter cinta tanah air dan gotong royong dalam kearifan lokal manugal sebagai sumber pembelajaran IPS di sekolah dasar,” MENDIDIK: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran 7, tidak. Nilai gotong royong dan pelestarian budaya daerah Amparita melalui kearifan lokal tradisi mappadendang yang masih dipertahankan hingga saat ini membuktikan bahwa masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan. .
52 Rochmadi, “Menjadikan nilai budaya gotong royong sebagai identitas bersama dalam kehidupan sehari-hari negara tetangga ASEAN53 dan terlihat dalam aktivitas kearifan lokal tradisi peta. Dalam kearifan lokal tradisi mappadendang, nilai-nilai kekeluargaan juga sangat berperan penting. tertanam erat di dalamnya, seperti yang disampaikan oleh informan: Selain itu penerapan nilai-nilai kekeluargaan dapat dilihat siswa dengan kearifan tradisi Mappadendang.
Begitu pula dengan nilai-nilai kearifan lokal tradisi Mappadendang Mappadendang dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS di sekolah/madrasah. Maka dengan meneliti nilai-nilai kearifan lokal tradisi Mappadendang sebagai sumber pembelajaran IPS di MT DDI Amparita, maka sumber/bahan ajar IPS sebagai bentuk implikasi dari nilai-nilai kearifan lokal tradisi Mappadendang adalah peneliti akan membuat modul interaksi sosial yang berkaitan dengan tradisi Mappadendang. Implikasi dari nilai-nilai kearifan lokal tradisi Mappadendang sebagai sumber pembelajaran IPS di MT DDI Amparita dapat memudahkan guru dalam menjelaskan nilai-nilai adat dan budaya yang dapat dijadikan pembelajaran, sehingga dapat dijadikan pelajaran bagi siswa dan generasi. selalu melestarikan budaya lokalnya, khususnya kearifan lokal dalam tradisi Mappadendang.
Masyarakat dapat memberikan kontribusi dan kepedulian yang lebih besar dalam proses pewarisan kearifan lokal tradisi mappadendang sebagai. Nilai-Nilai Gotong Royong dalam Tari Mbuah Page (Analisis Semiotika Nilai-Nilai Gotong Royong dalam Tari Mbuah Page pada Acara Adat Merdang-Merdem di Desa Perbesi Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo Sumatera Utara). “Nilai-Nilai Karakter Cinta Tanah Air dan Gotong Royong dalam Kearifan Lokal Manugal Sebagai Sumber Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.” PENDIDIKAN: Jurnal.
“Nilai-nilai Gotong Royong dalam Tradisi Bahaul Masyarakat Banjar Desa Andhika Sebagai Sumber Pembelajaran IPS.” Vidya Karya 31, no.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sikap/nilai gotong royong dapat dipandang sebagai suatu sistem nilai yang mendasari suatu kebiasaan saling membantu. Gotong royong tidak lepas dari upaya masyarakat untuk menjaga gotong royong dengan solidaritas melalui pembentukan karakter dan kearifan lokal.44 Adat istiadat yang masih dijalankan dalam kehidupan bermasyarakat adalah gotong royong. Maka dari pernyataan narasumber sikap gotong royong merupakan suatu hal yang sangat dominan dalam kehidupan bermasyarakat, karena dalam setiap kegiatan sangat diperlukan gotong royong baik dalam kegiatan di tengah masyarakat khususnya dalam kegiatan mappadendang.
Sebagai masyarakat tradisional, pelaksanaan gotong royong memerlukan rasa solidaritas yang kuat. 45 Meta Rolitia, Yani Achdiani dan Wahyu Eridiana, “Nilai Gotong Royong Guna Memperkuat Solidaritas Kehidupan Masyarakat Kampung Naga,” Sosietas 6, no. Gotong royong merupakan wujud nyata kebudayaan yang terjadi dari interaksi sosial masyarakat dan merupakan kebutuhan manusia baik bagi individu maupun masyarakat.
Salah satunya adalah kegiatan kesenian seperti mappadendang untuk mengenalkan nilai gotong royong, pada kelompok seni yang melestarikan budaya dan juga melestarikan nilai gotong royong. 47 Bambang Subiyakto, Syaharuddin Syaharuddin, dan Gazali Rahman, “Nilai-nilai Gotong Royong dalam Tradisi Bahaul Masyarakat Banjar di Desa Andhika Sebagai Sumber Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,” Vidya Karya 31, no. 48 Vivit Kurniawan dan Agus Tinus, “Menjaga Nilai Gotong Royong Melalui Kelompok Kesenian Kuda Lumping”, Hukum Perdata 4 No. 2, tidak.
Prinsip gotong royong tertanam dalam hakikat nilai-nilai ketuhanan, musyawarah dan mufakat, kekeluargaan, keadilan dan toleransi (kemanusiaan) yang menjadi landasan pandangan hidup atau landasan falsafah bangsa Indonesia.50. Nilai Gotong Royong tercipta atas dasar kesadaran dan semangat, yang mengutamakan kepentingan bersama atau lingkungan dan bukan kepentingan pribadi. Budaya gotong royong merupakan bagian dari kehidupan kelompok masyarakat Indonesia dan merupakan warisan budaya negara.
50 Tadjuddin Noer Effendi, “Budaya Gotong Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini,” Jurnal Pemikiran Sosiologi 2, no. Maka nilai gotong royong ini harus diterapkan pada diri siswa untuk selalu melestarikan warisan budaya bangsa dan menjadi sarana berinteraksi satu sama lain. Proses internalisasi nilai sifat gotong royong dalam pembelajaran IPS untuk membangun modal sosial, peran guru sebagai pendidik sangat penting dalam membentuk perilaku berkarakter peserta didik.
Pembahasan Penelitian
PENUTUP
SIMPULAN
SARAN
Peran aktif yang harus diberikan oleh masyarakat adat kepada masyarakat semakin besar karena dengan semakin banyaknya budaya asing yang terus berkembang dapat menggeser nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam tradisi mappadendang. Pemerintah dapat memperhatikan perkembangan yang terjadi pada tradisi mappadedang pada setiap pelaksanaannya, sehingga dapat memberikan kontribusi aktif dalam upaya melestarikan nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam tradisi mappadedang. Dalam hal ini, pemerintah harus mampu mengembangkan berbagai potensi yang muncul, tidak hanya di bidang pariwisata, namun juga warisan nilai-nilai sosial dan budaya yang ada, dengan cara mempublikasikannya di berbagai media agar masyarakat luas dapat berpartisipasi.
Diharapkan kepada penelitian selanjutnya dapat menggali nilai-nilai lain yang terkandung dalam tradisi mappadendang secara lebih mendalam, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan wawasan berbagai pengetahuan sosial. “Nilai Komunikasi Islami Dalam Tradisi Mappadendang Di Desa Lancirang Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang.” Urgensi Kurikulum Pendidikan Bencana Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia [Urgensi Kurikulum Pendidikan Bencana Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia}. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Sosiodidaktik 1, no.
“Peran guru pendidikan agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai toleransi di kalangan umat beragama siswa untuk menciptakan kerukunan.” Al-Ibrah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam 8, no. “Pengembangan modul pendidikan multikultural berbasis karakter cinta tanah air dan nasionalisme dalam pembelajaran tematik”. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 8, no. Upaya meningkatkan citra pembelajaran IPS bermakna di Indonesia. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia) 3, no.
Kontribusi Tradisi Mappadendang Dalam Meningkatkan Hubungan Sosial Di Desa Lebba’e Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone.” Skripsi Jurusan PMI Fokus Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2014. Nilai Kesetiakawanan Sosial dalam tradisi Mappadendang pada masyarakat Paccekkeq di Kabupaten Barru.” Skripsi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, 2018. Peran Guru dalam Menanamkan Nilai Toleransi pada Anak Usia Dini di Indonesia.” Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no.
“Identifikasi dan Analisis Kearifan Lokal Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Tingkat Sekolah Menengah (Studi di SMP N 2 Demak).” Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 2019. Tradisi Mappadendang di Tellu Limpoe Kabupaten Sidrap (Analisis Filsafat Hukum Islam).” Program Studi Syakhsyiyah Akhwal Fakultas Syariah dan Hukum Islam Islam Negeri Parepare Institut , No. Transformasi Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya Pengembangan Karakter Bangsa (Studi Kasus Penelitian Budaya Huyula di Kota Gorontalo).