PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Di dalam buku tersebut terdapat banyak nilai-nilai moral, akhlak seorang pelajar untuk menuntut ilmu, baik dalam proses pembelajaran, memuliakan dan menghormati guru dan pelajaran, bukan sahaja pembahasan tentang etika pelajar, tetapi etika guru juga menjadi dalam kitab Ādāb membincangkan Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim. Hasyim Asy'ari berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penulis mengemukakan permasalahan tersebut dan tertuang dalam judul skripsi penelitian dengan judul: “Nilai-nilai pendidikan akhlak peserta didik versus pendidik dalam kitab Ādāb Al- ‘Ālim. Wa Al -Muta'allim oleh KH.
Rumusan Masalah
Nilai-nilai pendidikan akhlak peserta didik terhadap pendidik dalam kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim karya KH. RELEVANSI NILAI PENDIDIKAN MORAL SISWA PADA GURU DALAM KITAB ĀDĀB AL-'ĀLIM WA AL-MUTA'ALLIM DENGAN MATERI PRESTASI KELAS VIII.
Fokus Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui makna nilai-nilai pendidikan akhlak peserta didik kepada pendidik yang terdapat dalam kitab Ādāb Al-'Alim Wa Al-Muta'allim. Untuk mengetahui betapa pentingnya nilai-nilai pendidikan akhlak peserta didik bagi pendidik yang tertuang dalam kitab Ādāb Al-'Alim Wa Al-Muta'allim materi aqidah akhlak kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.
Manfaat Penelitian
Bagi individu diharapkan bermanfaat yaitu sebagai informasi dan menambah wawasan tentang pendidikan akhlak dalam kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim dan relevansinya dengan materi aqidah akhlak Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.
Batasan Istilah
BIOGRAFI DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL SISWA TERHADAP PENDIDIKAN DALAM KITAB ĀDĀB AL-'ĀLIM WA. Maka pada bab ini peneliti akan menyebutkan nilai-nilai pendidikan akhlak peserta didik terhadap pendidik dalam kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim karya KH. Hasyim Asy'ari.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
 - Data dan Sumber Data
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Teknik Analisis Data
 - Sistematika Pembahasan
 
Data utama dalam penelitian ini adalah terjemahan kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim yang berjudul "Pendidikan Karakter Khas Pondok Pesantren Terjemahan kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim" Adapun data tambahan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah: “Pedoman akhlak mulia bagi guru dan siswa penerjemah kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim.
KAJIAN TEORI
Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak
- Pengertian Nilai-Nilai
 - Macam-Macam Nilai
 - Pengertian Pendidikan Akhlak
 - Macam-Macam Pendidikan Akhlak
 - Tujuan Pendidikan Akhlak
 - Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
 
Sedangkan perbedaannya, pada penelitian sebelumnya yang disampaikan oleh Imam Aziz Firdaus membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Surat Al Hujarat Ayat 9-13), sedangkan penelitian kali ini ingin membahas nilai-nilai moral dalam kitab Ādāb Al-'Ālim. Dalam kajian nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim dan relevansinya dengan materi aqidah akhlak kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, penulis memilih menggunakan metode penelitian kepustakaan.
Pengertian Peserta Didik
- Etika Peserta Didik
 - pengertian Pendidik
 
Muta’alim erat kaitannya dengan mu’alim, karena mu’allim adalah orang yang mengajar, sedangkan mu’talim adalah orang yang diajar. Sedangkan mutaaddib adalah orang yang diberi akhlak yang baik atau orang yang dididik menjadi orang yang baik dan berbudi luhur. 25. Seorang siswa hendaknya selalu membiasakan diri ketika datang ke dewan sains untuk menyapa terlebih dahulu.
Hendaknya seorang siswa siap menerima kritikan apapun dari gurunya dan tidak boleh melawan atau su’dzon terhadap gurunya. Bercanda, tidur sambil belajar, ngobrol sambil guru menjelaskan materi adalah hal-hal sia-sia yang harus dihindari seorang siswa dalam menimba ilmu. Menurut Zahra Idris dan Lisma Jamal dalam Idris, pendidik adalah orang dewasa yang bertugas membimbing anak dalam perkembangan jasmani dan rohani hingga mencapai tingkat kedewasaan, menunaikan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri, dan makhluk sosial. .
26 Imam Nawawi, Adabul Alim Wa Muta'alim, Perincian Majlis Kepentingan Ilmu, Mengajar dan Adab Mengajar serta Fatwa, ed Nur, Ist ed.
Kandungan Materi Akidah Akhlak Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Materi muatan pengakuan akhlak kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Pengakuan akhlak di Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu aspeknya. Materi Akidah Akhlak Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Kompetensi Inti dan Keterampilan Dasar Akidah Akhlak Kelas VIII.
Materi Akidah Akhlak
- Semester Ganjil
 - Semester Genap
 
Sedangkan dari segi istilahnya adalah mempercayakan suatu urusan kepada Allah yang mengendalikan segala sesuatunya, atau bisa juga disebut pasrah. Secara istilah berarti memuji Allah dengan menaati-Nya, berserah diri dan berserah diri hanya kepada Allah serta mengamalkan kebaikan dan keburukan. Dari segi menerima keputusan Tuhan tanpa mengeluh, merasa puas dan penuh kegembiraan terhadap keputusan Tuhan, serta selalu terus berusaha semaksimal kemampuan.
Dari segi istilah berarti rasul atau nabi terpilih yang mempunyai keberanian, berpikiran terbuka dan sabar menghadapi orang-orang yang menentangnya dan tidak mau menerima ajaran yang disampaikannya. Huznudzan dalam pengertiannya adalah adanya pikiran positif terhadap orang lain, bahwa setiap orang hendaknya mempunyai kebaikan yang bermanfaat bagi orang lain. Sedangkan dari segi adalah sikap dan tindakan membusungkan dada, toleransi dalam menghadapi perbedaan baik pendapat, keyakinan, maupun agama.
Sindiran dalam ungkapan bermaksud menyampaikan sesuatu yang tidak disukai, sama ada orang yang meluahkan perasaan tidak suka atau orang yang mendengarnya.
BIOGRAFI KH.HASYIM ASY’ARI DAN NILAI-NILAI
Biografi KH. Hasyim Asy’ari
Hasyim Asy'ari lahir pada tanggal 14 Februari 1871 di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdatul Ulama yang merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia. Hasyim Asy'ari merupakan anak dari Kyai Asy'ari dan Nyai Halimah. Ayahnya, Kyai Ashari, adalah pimpinan Pondok Pesantren Keras di selatan Jombang.4.
Hasyim Asy'ari merupakan keturunan kedelapan Jaka Tingkir (Pajang Sultan) melalui ayah dan ibu KH. Hasyim Asy'ari meninggalkan orang tuanya dan berkelana memperdalam ilmunya dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Mengingat mereka adalah tamu penting yang berhubungan dengan negara, maka pendidikan agama bagi muslimah untuk sementara dihentikan.
Ia mendengar cerita dari tamunya bahwa NICA telah menguasai markas Hizbullah-Sabilillah di Singosari dan Maalang. Mendengar cerita tamunya itu, tiba-tiba ia berkata "Masya Allah, Masha Allah" lalu jatuh pingsan.
Riwayat Pendidikan KH. Hasyim Asy’ari
Hasyim Asy'ari mempunyai dua periode, yaitu periode pertama menuntut ilmu di Pulau Jawa dan periode kedua menuntut ilmu di tanah suci Mekkah.8. Hasyim Asy'ari ketika tholabul ilmi sangat menghormati guru dan keluarganya. Beliau meyakini bahwa menghormati guru dan keluarganya berarti menghargai ilmu, sedangkan menghargai ilmu adalah wajib untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat dan berkah. 11. Hasyim Asy'ari melihat kejadian itu dan segera mengambil cincin itu untuk menyenangkan hati ibunya.
Setelah menikah dengan Kyai Hasyim Asy'ari, beliau tetap semangat menuntut ilmu dan akhirnya atas nasehat mertuanya, beliau bersama istri tercinta menunaikan ibadah haji sambil menuntut ilmu kepada ulama di Haramain (Makah dan Madinah), seluruh biaya ditanggung oleh mertuanya. Pergaulan Kyai Hasyim Asy'ari dengan istri tercintanya di Mekkah hanya berlangsung selama tujuh bulan. Kyai Hasyim Asy'ari dan adiknya Anis berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmunya di bidang haram untuk kedua kalinya.
Meski adiknya meninggal saat ujian, Kyai Hasyim Asy'ari tetap bersikeras untuk melanjutkan studinya dan tidak pernah putus asa hingga ia benar-benar mempelajari ilmunya dengan baik dan mendalam.
Membangun Pesantren dan Menyebarkan Ilmu
Pada tahun 1317 H yang bertepatan dengan tahun 1899 M, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang resmi berdiri dan dibuka, diawali dengan 8 orang santri, lambat laun santri pun mulai berdatangan, semakin lama semakin cepat, semua itu tidak lepas dari hikmah dan akhlak mulia para santri. K.H Hasyim Asy’ari. H Hasyim Asy'ari adalah sosok spiritual yang dermawan dan tidak jarang santrinya jatuh sakit dan beliau tahu bahwa semua biaya pengobatan akan ditanggungnya sendiri tanpa meminta ganti rugi sedikitpun. Saat itu Asrama Islam Tebuireng diganggu oleh preman jahat, para santri sering diteror, para preman juga datang ke Asrama dengan membawa senjata tajam.K.H Hasyim Asy'ari melihat kejadian tersebut, segera mencari solusi dengan mengirimkan beberapa santri senior ke sana. Cirebon untuk belajar kepada Kyai.yang ahli pencak silat untuk meredam teror preman dan penjahat yang mengganggu.18.
Hasyim Asy'ari menanamkan pendidikan sosial fiqh kepada murid-muridnya, seperti: ketika ada tamu dari bangsa Belanda yaitu Ch. Hasyim Asy'ari juga aktif dalam berbagai kegiatan lokal dan nasional. Hasyim Asy'ari meminta untuk mendirikan organisasi keagamaan, namun ia tidak langsung mengiyakan, namun berpikir lebih hati-hati karena takut akan memecah belah umat.
Hasyim Asy'ari merupakan hasil istikoroh dan keberkahan yang telah lama ditunggu-tunggu, yaitu diperbolehkannya berdirinya organisasi Nadhotul Ulama' sebagai perkumpulan ulama se-Indonesia dan mengajarkan jihad iman dengan sistem organisasi.19.
Karya-Karya KH. Hasyim Asy’ari
Addaroru Al-Muntantsirih Fi al-Masaa'il Asyaroh yang membahas tentang masalah tareqat dan beberapa hal penting yang berkaitan dengan masalah tareqat. At-Tibyan fi an-Nahyi an muqatha'ati al-Arham wal al-Aqaribi wa al-Ikhwan yang membahas tentang pentingnya menjaga tali silaturahmi dan bahayanya putus. Al-Qolaid Fi Bayani Ma Yajbu Min Al-Aqaid, menjelaskan tentang pengakuan wajib dalam Islam.
Kandungan kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim
Buku ini terdiri dari delapan bab, yaitu (1) Keutamaan ilmu dan ilmu serta keutamaan belajar mengajar, (2) Etika yang harus kita perhatikan dalam belajar mengajar, (3) Etika peserta didik terhadap guru, (4) Etika siswa terhadap pelajaran dan sebagainya. apa yang harus dipimpin oleh seorang guru, (5) Etika yang harus dipatuhi seorang guru, (6) Etika seorang guru ketika dan ketika mengajar, (7) Etika seorang guru terhadap murid-muridnya dan (8) Etika terhadap pelajarannya. Kedelapan bab tersebut dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (1) Pentingnya Pendidikan, (2) Tugas dan Tanggung Jawab Siswa, (3) Tugas dan Tanggung Jawab Guru, (4) Etika Mengajar. 22.
Deskripsi Kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim
Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Peserta Didik Terhadap
Sikap guru yang demikian tidak boleh sedikit pun mengurangi rasa ta’dzim siswa terhadap gurunya. UI Publishing Liana dkk, “Etika Siswa versus Perspektif Guru K. 66 Hasyim Asyari, Panduan Akhlak Mulia Bagi Guru dan Siswa Diterjemahkan oleh Adabul Alim Wal Mutaalim trans Setelah membaca dan memahami nilai-nilai pendidikan akhlak bagi siswa versus guru dalam kitab Adab Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim dengan materi akhlak akhlak Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah tampak keduanya saling berkaitan.
Sedangkan pada materi Aqidah Akhlak kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, nilai-nilai pendidikan akhlak peserta didik terhadap pendidik adalah : Menurut peneliti, beberapa poin terkait nilai akhlak peserta didik terhadap pendidik terdapat dalam kitab Ādāb Al- 'Ālim Wa Al-Muta'allim karya KH. Siswa harus selalu menaati gurunya dalam berbagai hal, dan tidak melanggar perintah dan peraturannya.2.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak peserta didik kepada pendidik dalam kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim dan relevansinya dengan materi akhlak akhlak kelas VIII Madrasah. Tsanawiyah, dapat ditarik kesimpulan dan saran. Dari penelitian tentang nilai-nilai pendidikan akhlak peserta didik kepada pendidik dalam kitab Ādāb Al-'Ālim Wa Al-Muta'allim dan Pentingnya bagi materi akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII, ada beberapa saran yang kiranya peneliti ingin untuk berkomunikasi sebagai berikut. April Liana dkk, “Etika Siswa Terhadap Perspektif Guru K. Pemikiran Emas Kepribadian Pendidikan Islam”.