• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor 26 Tahun XXI Oktober 2019 ISSN 1907

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Nomor 26 Tahun XXI Oktober 2019 ISSN 1907"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

85 PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM PEMBELAJARAN EKSPOSITORY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AGAMA HINDU PADA

SISWA KELAS VI A SEMESTER I SD NO 10 JIMBARAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

I KETUT DADI SUSANDI GURU SD NO 10 JIMBARAN BADUNG

ABSTRACT

This research was carried out at SD No. 10 Jimbaran in Class VIA in the first semester of 2016/2017 school year, where the ability of their children for Hindu subjects was quite low. The purpose of writing this class action research is to find out whether the method of telling stories and giving assignments in Expository learning can improve student achievement. The data collection method is a learning achievement test. The data analysis method is descriptive.

The results obtained from this study are the method of assigning tasks in Expository learning can improve the learning achievement of Hindu Religion VIA class students in the first semester of 2016/2017 school year No 10 Jimbaran, where initially the average value of 57.50 after being given action in the first cycle increased to 63.62 and in the second cycle increased again to 66.40.

The conclusion obtained from this study is that the method of assigning tasks in Expository learning can improve the learning achievement of Hindu Religion for VIA class students in the first semester of 2016/2017 school year No. 10 Jimbaran

Keywords: assignment method, expository learning model, learning achievement

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di SD No 10 Jimbaran di Kelas VIA semester I tahun pelajaran 2016/2017 yang kemampuan anaknya untuk mata pelajaran Agama Hindu cukup rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah metode bercerita dan pemberian tugas dalam pembelajaran Ekspository dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pengumpulan datanya adalah tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah metode pemberian tugas dalam pembelajaran Ekspository dapat meningkatkan prestasi belajar Agama Hindu siswa kelas VIA semester I tahun pelajaran 2016/2017 SD No 10 Jimbaran, dimana pada awalnya nilai rata-rata 57,50 setelah diberikan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 63,62 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 66,40.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah metode pemberian tugas dalam pembelajaran Ekspository dapat meningkatkan prestasi belajar Agama Hindu siswa kelas VIA semester I tahun pelajaran 2016/2017 SD No 10 Jimbaran

Kata Kunci: metode pemberian tugas, model pembelajaran ekspository, prestasi belajar

PENDAHULUAN

Pada hakekatnya guru-guru saat ini berupaya untuk merancang proses pembelajaran agar sesuai dengan budaya dan bahasa ibu yang dianut dan

digunakan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya

membantu mensukseskan pembelajaran Agama Hindu tentang Cadhu Sakti saja, melainkan juga mampu memunculkan

(2)

86 minat dan bakat beragam yang dimiliki

anak. Menghadirkan pengalaman- pengalaman anak saat ia mulai belajar membaca yang mempertemukannya dengan budayanya sendiri merupakan sebuah kearifan dalam proses pendidikan berdiversifikasi atau beragam. Ini merupakan wujud dari materi kandungan lokal yang sangat kaya dalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang mutli-etnis dan multi budaya. (Depdiknas; 2009: 1).

Dalam buku pembelajaran yang dikeluarkan Depdiknas (2009:1-5) menjelaskan bahwa anak yang duduk di jenjang sekolah dasar adalah seorang individu yang sangat kompleks dan unik.

Mereka datang sebagai siswa baru di SD No 10 Jimbaran dengan beragam harapan sesuai dengan beragam aspek kecerdasan (multiple Intelligence) yang mereka miliki.Ragam aspek kecerdasan yang dimaksud adalah cerdasbahasa, cerdas logika, cerdas visual-spasial, cerdas musikal, cerdas kinestika, cerdas interpersonal, cerdas merenung (intrapersonal) dan cerdas alam (naturalis).

Beragam kecerdasan itulah yang saat ini dijadikan pedoman untuk dikembangkan dan dijadikan target yang akan dicapai dalam kurikulum yang baru diterapkan tersebut. Pembelajaran tematik yang diterapkan berupaya untuk mengakomodasikan beragam kebutuhan anak yang diramu dalam sebuah materi ajar

berbentuk tema yang bersifat menyeluruh untuk menjaga keutuhan pemahaman yang akan diterima peserta didik. Tema-tema tersebut tentu diupayakan tema yang memang dialami peserta didik sehari- harinya.

Model pembelajaran Ekspository menuntut pemahaman dan pengetahuan mendalam dari guru terhadap fungsi setiap mata pelajaran untuk mempersiapkan tema bagi anakagar mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta memahami beragam nuansa makna, sedang kegunaan beberapa mata pelajaran yang digabung adalah untuk membantu anak mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan analitik dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Di samping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan beberapa mata pelajaran yang digabung sebagai seorang guru juga diperlukan untuk mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampaikan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang

(3)

87 Standar Proses, Permen No. 16 tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Guru).

Penerapan kurikulum dimaksudkan sebagai solusi dari berbagai macam ketidakpuasan yang dirasakan oleh berbagai pihak yang belum puas terhadap pencapaian mutu pendidikan selama ini.

Asumsi yang berkembang selama ini bahwa beban materi pelajaran yang diterapkan di sekolah terlalu berat bagi anak, namun tidak begitu relevan dengan kebutuhan. Apa yang disampaikan tersebut adalah aspek kelemahan dari segi materi kurikulum, sementara dari segi guru kelemahan-kelemahan yang sering terjadi di lapangan selama ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru, keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain.

Kelemahan-kelemahan yang ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, kemauan menyiapkan media-media pembelajaran yang menarik, kemauan guru itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di bangku kuliah serta teori-teori yang telah berkembang begitu pesat yang mesti dipahami guru-guru. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian anak dan merangsang anak untuk belajar.

Keterampilan yang mesti dikuasai guru

dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2) keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4) keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas.

Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap cara berpikir anak yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan profesionalisme guru (Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307: 1-30).

Dari uraian di atas menunjukkan hal-hal yang penting dalam upaya meningkatkan keseuaian pembelajaran ekspository yang akan dilakukan dalam menopang prestasi belajar anak. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan guru akan berhasil dengan baik dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengatasi masalah pembelajaran di sekolah.

Hal tersebut yang mendorong keinginan peneliti untuk mengupayakan sebuah perbaikan dengan menggunakan metode dengan pemberian tugas pada anak-anak seperti yang telah dijelaskan di atas,

(4)

88 dengan maksud untuk memperbaiki mutu

pendidikan utamanya mata pelajaranAgama Hindu Karena sementara ini, kenyataan prestasi belajar anak kelas VIA di semester I tahun pelajaran 2016/2017 SD No 10 Jimbaran baru mencapai nilai rata-rata 57,50. Hasil tersebut jika dinilai dari tingkat keberhasilan yang mesti dicapai anak masih jauh dari harapan.

Mempertimbangkan kebutuhan anak, guru, dan kebutuhan pemenuhan keberhasilan mutu pendidikan mencetuskan sebuah kenyakinan bahwa penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.

METODE PENELITIAN

Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang disampaikan oleh. (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006:67) seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 01. Alur Penelitian Tindakan kelas Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto, Suharsimi, 2007)

Prosedur PTK:

Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat RPP, berkonsultasi dengan teman sejawat membuat instrumen. Pada tahap menyusun rancangan diupayakan ada kesepakatan antara guru dan sejawat.

Rancangan dilakukan bersama antara peneliti yang akan melakukan tindakan dengan guru lain yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan.

Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan pembelajaran di kelas.

Pada tahap ini guru peneliti giat melakukan tindakan menggunakan metode Card Sort berbantuan alat peraga.

Rancangan tindakan tersebut sebelumnya telah dilatih untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya.

Skenario dari tindakan diupayakan dilaksanakan dengan baik dan wajar.

Pengamatan atau observasi

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Pada tahap ini,guru yang bertindak sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan tes

(5)

89 prestasi belajar yang telah tersusun,

termasuk juga pengmatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna

menyempurnakan tindakan berikutnya.

Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan:

perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang shingga permasalahan dapat teratasi.

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas VIA, SD No 10 Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Sedangkan objek penelitiannya adalah peningkatan prestasi belajar Agama Hindu siswa kelas VIA SD No 10 Jimbaran setelah diterapkan metode pemberian tugas dalam pembelajaran Ekspository dalam proses pembelajarannya.

Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2016 sampai bulan Desember 2016.

Urutan kegiatan sebagai berikut: (1)

Bulan Juli minggu ke II dan ke III penyusunan proposal dan kegiatan awal, (2) Perencanaan tindakan I pada bulan Juli minggu ke IV dan pelaksanaan tindakan minggu I bulan Agustus minggu ke III (3) bulan Agustus minggu IV dilakukan pengamatan/ pengumpulan data I dan dilanjutkan refleksi pada minggu ke I bulan September , (4) bulan September minggu ke II dilanjutkan dengan perencanaan tindakan II (5) pelaksanaannya minggu ke III dan minggu ke IV bulan September 2016 (6) Oktober minggu ke I dilakukan pengamatan/ pengumpulan data II dan minggu ke II bulan Oktober dilanjutkan dengan refleksi II. Penulisan dan penjilidan laporan dilakukan bulan Oktober minggu ke III sampai bulan Nopember minggu ke II tahun 2016.

Perumusan kisi-kisi instrument sangat penting dalam penelitian tindakan kelas. Tujuannya adalah agar ruang lingkup dan tekanan tes serta bagian- bagian dapat direncanakan dengan tepat.

Adapun kisi-kisi instrument penilaian ini adalah terdiri dari tiga kompetensi dasar.

Instrumen yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa adalah tes tertulis yang terdiri dari 5 soal isian dan 5 soal esey.

Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan persiklus meningkat yaitu siklus I mencapai rata-rata 65 dan pada siklus II mencapai rata-rata 65 atau lebih.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

90 Hasil Penelitian

Dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri anak, lingkungan, guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 83).

Dari uraian di atas jelaslah apa yang harus dipaparkan dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Rencana Tindakan I

Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:

a. Menyusun rencana tindakan selanjutnya lengkap dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan model pembelajaran Ekspository. Berdasar hasil awal kemampuan anak kelas VIA yang tertera pada latar belakang, peneliti merencanakan kegiatan yang

lebih intensif seperti berkonsultasi dengan teman-teman guru dan kepala sekolah tentang persiapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Ekspository.

b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal, sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke III bulan Juli

c. Meminta teman-teman guru dan kepala sekolah sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan model pembelajaran Ekspository yang sudah direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru untuk ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas dalam mengamati kekurangan yang ada.

d. Menyusun format pengecekan yang berhubungan dengan model pembelajaran Ekspository.

e. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan. Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.

f. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber belajar.

Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi anak, menentukan alat

(7)

91 bantu mengajar. Sedangkan dalam

penentuan sumber belajar sudah disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik.

g. Merancang skenario pembelajaran.

Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan tingkat perkembangan anak, diupayakan variasi dalam penyampaian. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan anak, waktu yang tersedia, sistematiknya adalah menaruh anak dalam posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 dan menyesuaikan dengan model pembelajaran ekspository..

Tabel 01. Nilai Prestasi belajar Agama Hindu Siswa kelas VIA semester I tahun pelajaran 2016/2017 SD Negeri 10 Jimbaran siklus Awal

Pelaksanaan Tindakan I 1. Pengelolaan Kelas

Mengelola kelas dengan persiapan yang matang, mengajar materi dengan benar sesuai model pembelajaran Ekspository yang berpenekanan pada model permainan, gembira, mengutamakan apa yang menjadi kebutuhan para anak, lebih menumbuhkan kemampuan anak agar kreatif, mengupayakan jawaban yang memuaskan para anak tidak ke kanan dan ke kiri, pembelajaran diupayakan agar menarik perhatian anak, mampu menjelaskan konsep-konsep penting, mampu merangsang emosi anak, selalu mengupayakan penghargaan bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

2. Alat Penilaian

Pembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format penilaian.

3. Penampilan

Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun anak

(8)

92 semaksimal mungkin dengan

penggunaan metode Tematik, peneliti mengupayakan strategi agar mudah mengamati anak yang sedang belajar.

Setelah pembelajaran selesai dilakukan, dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan guru yang mengawasi proses pembelajaran untuk mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan.

Observasi/Pengamatan

Data yang diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan guru akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran Ekspository mengingat semua kelemahan peneliti akan teramati dengan baik. Apabila dihubungkan dengan yang disebut variabel penyela atau variabel intervening dimana ada hal- hal tertentu yang bisa mempengaruhi hubungan antara variabel bebas yaitu model pembelajaran Tematik dengan variabel terikat yaitu pretasi belajar. Hal tertentu yang dibicarakan adalah kebenaran pelaksanaan model pembelajaran Ekspository. Apabila pelaksanaannya tidak benar sudah tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Kebenaran pelaksanaan model pembelajaran Ekspository yang menuntut kreativitas; kemampuan analisis, kemampuan menjawab pertanyaan;

penekanan pada kegiatan intelektual;

memproses pengalaman belajar menjadi

sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata; membiasakan anak lebih produktif, analitis, kritis; penggunaan metode, teknik, dan strategi yang memungkinkan anak mencari dan menemukan jawaban sendiri secara optimal. Selain itu, model ini menuntut kemampuan pemecahan masalah untuk peningkatan kepuasan intelektual, mempertajam proses ingatan untuk penguasan lebih lama, pembelajaran lebih terpusat pada anak, pengembangan konsep diri dan bakat akademik, menghindarkan diri dari belajar dengan hafalan, menumbuhkan kemampuan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Langkah- langkah pembelajarannya adalah: a) merumuskan pertanyaan untuk dapat melakukan proses yang baik, b) mencek apakah hasil pengamatan dapat membuat anak mampu menjawab pertanyaan- pertanyaan, c) pengumpulan data/informasi, d) mengnalisis informasi, e) membuat simpulan-simpulan berdasar hasil analisis informasi. Hasil tes prestasi belajar anak siklus I akan dibahas pada refleksi I.

Tabel 02. Nilai Prestasi belajar Agama Hindu Siswa kelas VIA semester I tahun pelajaran 2016/2017 SD No 10 Jimbaran

(9)

93 Refleksi I

Agar tidak seenaknya saja menulis refleksi, maka pendapat berikut digunakan sebagai acuan. Refleksi merupakan kajian secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasar data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna penyempurnaan tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis. dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan Hopkin (dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2067:80).

Refleksi terhadap hasil nenilaian yang diperoleh pada silkus I adalah 37 dari anak yang diteliti ada 22 (59,50%) siswa memperoleh penilaian rata-rata KKM juga diatas KKM artinya bahwa mereka sudah tuntas. Kemampuan tersebut sudah diupayakan oleh guru secara maksimal dengan giat membimbing baik secara individual maupun kelompok, giat memotivasi,.

Sedangkan yang lainya yang berjumlah 15 orang (40,54%) belum giat melaksanakan apa yang disuruh, mereka

masih minimum, masih sentris, mereka tidak banyak man melakukan apa yang disuruh, sehingga peneliti terpaksa giat mem bantu, giat membujuk, giat mengalihkan perhatian mereka agar mau rnendengar dan mengikuti apa yang disuruh.

Sintesis yang dapat diberikan adalah data 40,54% terlihat jauh dibawah harapan, yang dibarapkan adalah 80%

anak atau lebih mendapat penilaian sama dengan KKM atau melebihi. Dari data tersebut dapat diberi gambaran bahwa keberhasilan dan diharapkan belum tercapai.

Sesuai pendapat ahli di atas, maka dalam refleksi ini disampaikan analisis, sintesis dan penilaian seperti berikut:

Analisis berisi gambaran-gambaran, komentar-komentar, pengklasifikasian data, mengkatagorikan, mencari hubungan dan kesimpulan dari intepretasi hubungan antar masing- masing katagori dicari maknanya sebagai kesimpulan.

Untuk analisis kuantitatif disampaikan sebagai berikut :

1. Rata-rata (mean) dihitung dengan:

63,62

2. Median (titik tengahnya) dicari dengan mengurut data/nilai siswa dari yang terkecil sampai terbesar. Setelah diurut apabila jumlah data ganjil maka mediannya adalah data yang ditengah.

Kalau jumlahnya genap maka dua data yang di tengah dijumlahkan dibagi 2 (dua). Untuk median yang diperoleh

(10)

94 dari data siklus I dengan

menggunakan cara tersebut adalah: 65 3. Modus (angka yang paling

banyak/paling sering muncul) setelah diasccending/diurut angka tersebut adalah: 65

4. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal berikut dihitung terlebih dahulu dengan banyak kelas = 7, rentang kelas = 6, dan panjang interval kelas = 1

Tabel 03. Interval Kelas Siklus I

Penyajian dalam bentuk histogram

Gambar 03. Histogram Peningkatan prestasi belajar Agama Hindu Siswa kelas VIA Semester I SD No 10 Jimbaran Siklus I

Untuk rekapitulasi hasil penelitian ini akan disampaikan sekaligus pada akhir analisis refleksi siklus II. Untuk hasil analisis pengamatan guru dan pengamatan anak terhadap kebenaran pelaksanaan model pembelajaran

Ekspositorydapat dilihat pada lampiran.

Untuk kedua hasil pengataman tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: 1) pengamatan oleh guru berupa catatan kesalahan peneliti pada saat melaksanakan proses model pembelajaran Ekspository, hal ini menjadi masukan yang sangat berharga untuk perbaikan pada siklus selanjutnya, untuk hal ini lebih lengkapnya dapat dilihat pada pembahasan. 2) untuk pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ada pada lampiran 6, sudah terlihat banyaknya anak yang benar melakukan sesuai harapan, model pembelajaran Ekspository, sudah jelas menunjukkan keaktifan, keuletan, kreativitas, mencari hal-hal penting yang ditugaskan, menunjukkan kemampuan aktivitas, kritis, betul anak yang giat belajar dan bukan guru yang giat mengajar, kemampuan menunjukkan konsep diri, kecepatan menanggapi tuntutan, kemampuan menelorkan kesimpulan- kesimpulan.

Siklus II Perencanaan

Melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, untuk perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:

a. Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab III dan waktu

(11)

95 dalam kalender pendidikan. Hasil dari

refleksi siklus I merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus II ini.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik yang mengikuti model pembelajaran Ekspository serta membuat instrumen pengumpulan data yaitu tes prestasi belajar.

c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama teman sejawat sebagai upaya inovasi. Untuk ini peneliti berkonsultasi dengan teman sejawat dan minta kesediaannya untuk ikut dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan agar peneliti dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil konsultasi dengan teman sejawat adalah adanya kesiapan untuk ikut melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa.

d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa

yang perlu dilaksanakan, apa saja yang anak mesti kerjakan, cara penerapan metode Tematik yang benar sesuai kebenaran teori yang disampaikan.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan sebagai berikut:

Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan yang sudah dibuat.

Observasi/Penilaian

Penilaian terhadap kebenaran pelaksanaan model pembelajaran Ekspositorydidahului dengan menctat hal- hal penting seperti aktivitas belajar yang dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan. Dari catatan-catatan yang cepat tersebut penulis mengetahui bagian mana yang mesti diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian mananya perlu diberi saran- saran serta penguatan-penguatan.

Pelaksanaan tes prestasi belajar akhirnya dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru melakukan proses pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak mencukupi sehingga dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

Hasil tes prestasi belajar anak siklus II akan dibahas pada refleksi II.

Tabel 04. Nilai Prestasi belajar Agama Hindu Siswa kelas VIA semester I tahun pelajaran 2016/2017 SD No 10 Jimbaran Siklus II

(12)

96 Refleksi II

Hasil yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan penelitian pada siklus II ini baik dari perencanaan, pelaksanaan, maupun pengumpulan data, telah diperoleh perubahan yang sesuai harapan.

Hasil yang diperoleh adalah dari 37 anak yang diteliti terayata sudah adalah (89,20%) anak yang berhasil memperoleh nilai di atas KKM. ltu artinya bahwa anak-anak tersebut sudah berkembang melebihi indikator yang dituntut. Mereka sudah bekerja giat, belajar giat, giat melakukan apa yang disuruh. Hal ini terjadi tidak bisa dipungkiri adalah karena proses pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah baik dan maksimal, begitu pula perencanaan-perencanaan yang dikerjakan sudah matang, baik RPP-nya maupun aiur pembelajarannya, Pada pelaksanaan siklus II ini kreativitas

peneliti sudah maksimal, motrvasi sudah juga diupayakan maksimal, pengalihan perhatian anak dari bermain-main saja telah diupayakan maksimal, pengalihan perhatian anak dari bermain-main saja telah diupayakan agar anak bermain sambil belajar. Dari siklus awal semua anak yang diteliti ada 13 orang (35,14 %) mendapat nilai sesuai rata-rata atau melebihi KKM. Hal tersebut bisa direfleksi bahwa mereka baru mampu mencapai ketuntasan minimal dan mereka harus lebih giat lagi belajar. Siswa yang lain, ada 24 (64,86 %) anak yang nilainya dibawah KKM artinya bahwa anak-anak tersebut belum berkembang sesuai indikator yang dipersyaratkan. Hal yang dapat menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah mengupayakan kreasi-kreasi yang menyebabkan meningkatnya pada siklus I, 22 ( 59,45

%) anak mendapat nilai rata-rata atau lebih KKM. Instrumen yang dibuat sudah tepat yaitu menggunakan njuk kerja sesuai yang dipersyaratkan oleh Depdiknas. Metode juga sudah tepat, daya dukung yang berupa alat-alat atau media sudah akan lebih banyak.

Fenomena-fenomena yang muncul dari awal dimana anak-anak senang bermain- main telah diupayakan dengan cara peneliti mengalihkan perhatian mereka ke hal-hal positif. Gambaran narasi kualitatif ini diberikan untuk dapat menjelaskan secara detail seluruh kegiatan penelitian.

(13)

97 Aspek-aspek yang mesti mendapat

perhatian peneliti telah dikelola dengan baik. Penafsiran yang muncul adalah akibat tindakan-tindakan yang maksimal telah diupayakan peneliti menghasilkan peningkatan prestasi belajar anak secara maksimal. Perbedaan hasil yang diperoleh dari awal, siklus I dan siklus II sesuai masing-masing analisis di depan menunjukkan peningkatan kualitas cara yang digunakan peneliti. Makna dari keberhasilan tersebut adalah diperolehnya kepuasan tersendiri atas pelaksanaan yang telah dilakukan. Untuk analisis kuantitatif prestasi belajar disampaikan sebagai berikut:

1. Rata-rata (mean) dihitung dengan:

66,40

2. Median (titik tengahnya) dicari dengan mengurut data/nilai siswa dari yang terkecil sampai terbesar. Setelah diurut apabila jumlah data ganjil maka mediannya adalah data yang ditengah.

Kalau jumlahnya genap maka dua data yang di tengah dijumlahkan dibagi 2 (dua). Untuk median yang diperoleh dari data siklus I dengan menggunakan cara tersebut adalah: 65 3. Modus (angka yang paling

banyak/paling sering muncul) setelah diasccending/diurut. Angka tersebut adalah: 65

4. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal berikut dihitung terlebih dahulu dengan

banyak kelas = 6, rentang kelas = 15, dan panjang interval kelas = 3.

Tabel 05. Interval Kelas Siklus II

Penyajian dalam bentuk histogram

Gambar 04. Histogram Peningkatan prestasi belajar Agama Hindu Siswa kelas VIA Semester I SD No 10 Jimbaran Siklus II

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, untuk menandai akhir dari penulisan laporan ini dapat ditarik kesimpulan penting sebagai jawaban atas masalah-masalah penelitian yang telah dikemukakan di awal penelitian, sebagai berikut: Pemicu rendahnya prestasi belajar ada pada faktor-faktor seperti metode yang digunakan guru, sehingga penggunaan atau penggantian metode konvensional menjadi metode-metode yang sifatnya

(14)

98 konstruktivis sangat diperlukan,

akibatnya peneliti mencoba model pembelajaranTematik dengan Pendekatan Sainstifiksebagai upaya untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di sekolah.

Penerapan model pembelajaran Ekspository terbukti bisa meningkatkan prestasi hasil belajar Agama Hindu dan ketuntasan belajar Agama Hindu. Siswa kelas VIA Semester I SD No 10 Jimbaran Tahun Pelajaran 2016/2017 terhadap materi pokok pembelajaran Agama Hindu. Peningkatannya terhadap prestasi hasil belajar Agama Hindu siswa yang semula dari data awal diperoleh hasil 57,50 yang menunjukkan bahwa kemampuan anak masih tergolong rendah. Setelah tindakan pada siklus I hasil tersebut meningkat menjadi 63,62 Setelah pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan dari 63,62 pada siklus pertama meningkat menjadi 66,40 pada siklus kedua, suatu peningkatan yang boleh dibilang cukup signifikan.

Sementara peningkatannya terhadap ketuntasan belajar siswa sangat signifikan, dari 64,86% yang belum tuntas pada data awal menjadi 49,54%

siklus pertama dan menjadi 10,81% pada siklus kedua. Itu artinya, penerapan model Pembelajaran Ekspository sampai akhir siklus kedua terbukti berhasil menuntaskan pembelajaran 89,20% dari 37 siswa subyek penelitian.

Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat disampaikan bahwa model pembelajaran Ekspository dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang maksimal.

Saran

Berdasarkan hasil-hasil temuan penelitian tersebut, dapatlah kiranya diasarankan di sini, utamanya kepada sejawat guru dan guru bidang studi lainnya agar:

1. Mengupayakan sedapat mungkin penerapan model pembelajaran untuk merangsang rasa ingin tahu dari anak, untuk melatih daya nalar dan sikap kritis mereka, untuk membangkitkan motivasi belajar mereka, serta untuk memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi mereka, dengan cara menghadapkan mereka pada permasalahan-permasalahan hidup nyata yang terjadi di sekeliling mereka, dan dengan memberikan tantangan kepada mereka untuk turut serta ambil bagian dalam upaya pemecahan masalah-masalah tersebut.

(15)

99 Sehingga dengan begitu, anak akan

merasakan kebermaknaan dari apa yang sedang dipelajari, dan belajar benar-benar dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan tidak sebaliknya sebagai sesuatu yang menjemukan dan membosankan.

2. Kepala sekolah sebagai manajer dan Top Leader di suatu lembaga sekolah,

dengan jiwa kepemimpinannya hendaknya bisa mendorong, merangsang, dan menciptakan suasana yang kondusif, syukur-syukur mau berupaya untuk memfasilitasi para guru bawahannya yang berinisiatif untuk mengembangkan kreativitas dan profesionalismenya sebagai guru.

Sehingga dengan begitu, proses pembelajaran di sekolah benar-benar bisa dilaksanakan secara aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

3. Selanjutnya untuk adanya penguatan- penguatan, diharapkan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2002.

http://www.scribd.com/doc/903 7208/

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono;

Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan.

2007. Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007.

Jakarta: BSNP.

Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.

Surabaya: Usaha Nasional.

.http://www.sarjanaku.com/2011/02/prest asi-belajar.html

Nana Sudjana. 2000.

http://www.scribd.com/doc/903 7208/

Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru.Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika.

Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 3 Bunutin

Dapat saya sampaikan tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar PPKN pada Siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Serangan Tahun Pelajaran 2017/2018

Histogram prestasi belajar penjasorkes siswa kelas IV semester I Tahun pelajaran 2016/2017 SD Negeri 14 Dangin Puri Siklus I Siklus II Perencanaan II Masih adanya beberapa siswa

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Model Pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas VI semester I yang dibuktikan dari hasil yang sebelumnya

Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan prestasi hasil belajar Agama Hindu dan Budi Pekerti siswa SD

Sehingga disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PJOK Siswa Kelas VIII A Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 SMP Negeri 1

Dapat peneliti sampaikan tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Untuk meningkatkan prestasi belajar PPKn pada siswa Kelas V Semester I SDN 3 Kawan tahun pelajaran 2017/2018 dengan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Pengotan pada