• Tidak ada hasil yang ditemukan

Non-Aqueous Media - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Non-Aqueous Media - Spada UNS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Non-Aqueous Media

Dr. Edi Pramono

Prodi Kimia FMIPA UNS

(2)

Mengapa Media selain H

2

O “penting”

• Senyawa anorganik seringkali memiliki kelarutan yang rendah dalam air

• Beberapa persenyawaan bereaksi dalam air

• Dibutuhkan media baru :

Beberapa pelarut organik: diklorometana, toluena, eter, heksana

Ionic liquid : [pyBu][AlCl4] (saat ini masih trending topic); kualitas pelarutan bagus, namun masih

mahal

(3)

Sifat pelarut

• Pelarut yang saat ini dikenal terbagi atas dua pelarut utama:

Protic (dapat terionisasi, bisa menghasilkan proton) (ex: HF; H2SO4, MeOH)

Aprotic (memiliki dua sisi kepolaran, dapat

terionisasi tanpa melepas proton) (N2O4; BrF3)

• Kadangkala ada pelarut yang dapat berfungsi sbg “Ligan” sehingga dikenal dengan

coordinating solvent (MeCN, Et2O, Me2CO)

(4)

Relative Permitivity (konstanta dielektrik)

• Dalam ruang vakum, dua partikel bermuatan berlaku

• Jika material/partikel tersebut diletakan diantara muatan, maka

• Dengan εr adalah relative permitivity atau dikenal dengan konstanta dielektrik

(5)

Konstanta dielektrik beberapa pelarut

(6)

ε

r air

sebagai fungsi dari suhu

(7)

Konstanta dielektrik dan kemampuan interaksi pelarut

• Terdapat beberapa pelarut yang memiliki nilai konstanta dielektrik yang menyerupai air

• Adanya potensi/kemampuan yg hampir sama dengan air dalam proses solvasi spesi ion

• Hal ini dapat dilihat dari ΔGtransfer dan ΔHtransfer spesi ion terhadap pelarut yg digunakan

• Hint: proses spontan jika ΔG < 0; atau ΔH makin negatif pula

(8)

Pada ion yg relatif besar, nilai negatif yang tinggi diperoleh pada pelarut organik aprotik proses solvasi lebih baik

Bagaimana dengan ion Halida dan alkali???

(9)

Sifat asam dan Basa pada media non air

Ingat kembali teorema asam dan basa

Pada asam lemah dan basa lemah dikenal pula dengan adanya Ka dan Kb

Dari proses disosiasinya asam kuat akan terprotonasi sempurna, misal HCl

Asam kuat dalam media air, belum tentu tetap terdisosiasi sempurna pada media lainnya (misal pelarut organik)

Pada pemakaian asam asetat; HCl menjadi lemah

Asam dan basa pada media air

(10)

Asam dalam pelarut asam

• Beberapa asam dalam pelarut air akan mudah didisosiasi, namun jika dimasukan dalam asam lainnya maka belum tentu mampu terdisosiasi

• Misal HClO4 (pKa -8 dalam air), jika dimasukan dalam H2SO4 maka HClO4 tidak terdisosiasi

• Bagaimana dengan asam lainnya:

Pada asam tertentu, “asam” dalam media air menjadi tidak bersifat asam.

(11)

Pelarut alternatif (non-air)

• Beberapa pelarut memiliki sifat

terdisosiasi/ionisasi menjadi ionnya

• Liquid NH3

• Liquid N2O4

(12)

Klasifikasi “asam” dan “basa”

• Misal :

• Maka [NO][ClO4] bersifat asam, sementara NaNO3 bersifat basa dalam pelarut N2O4.

• Bagaimana sifat NH4Cl & NaNH2 dalam NH3 cair??

• Hint!

(13)

Beberapa Pelarut Alterntif (non-air) 1. Liquid Sulfur diosida (SO

2

)

• Bersifat polar dan aprotik

*) Sifat fisik SO2

Self ionization:

(14)

Liquid SO

2

• Bersifat inert untuk beberapa

Senyawa organik (ex: amina, alkohol, asam karboksilat dan ester

Senyawa anorganik –kovalen (ex: Br2, PCl3, SOCl2, POCl3)

• Agen yg baik dalam pengionan Ph3CCl menghasilkan [Ph3C]+

• Digunakan dalam reaksi senyawa golongan 16 dan 17

(15)

2. Liquid Amonia NH

3

Melting & Boiling: pengaruh ikatan Hidrogen (hanya tersedia satu pasangan elektron bebas)

Konstanta dielektrik jauh di bawah air kemampuan melarutkan beberapa ion lebih rendah

(16)

Liquid Amonia

• Kemampuan pelarutan ion lebih rendah;

bermanfaat dalam proses presipitasi

• KCl akan lebih mudah mengendap (kelarutan 0,04 g/100g NH3; 34,4g/100g H2O)

Asam + Basa  garam + air (dalam media air) Asam + Basa  garam + amonia (dalam NH3)

Dalam amonia

(17)

Liquid Amonia

• NH3 cocok untuk reaksi yg membutuhkan basa kuat

• Asam sulfamat (H2NSO2OH) merupakan asam berbasa satu pada media air; sementara

dalam NH3 mampu menjadi berbasa dua

• Dari reaksi tampak asam terprotonasi dua kali

(18)

Liquid Amonia

• Sifat keasaman muncul dari adanya [NH4]+

• Cairan amonium halida [NH4]+X- bersifat asam

• Kombisanasi NH4NO3 dalam cairan NH3 mampu melarutkan beberapa logam dan oksida logam.

(19)

Reaksi Redoks dalam NH

3

(20)

Liquid HF

• HF dikenal sebagai pelarut gelas (silika)

Dapat dihandle pada wadah PTFE 4HF + SiO2 SiF4 + 2H2O

• Permitivitas realatif = 84 (T 273 K)

• Self ionization

• 3HF  [H2F]+ + [HF2]-

• Mampu membentuk ik.hidrogen

(21)

Sifat asam-basa

• HF dapat melarutkan beberapa persenyawaan organik dan memberikan sifat basa

Asam karboksilat

MeCO2H + 2HF [MeC(OH)2]+ + [HF2]-

Beberapa senyawa amonium fluorida memberikan sifat basa

• Beberapa aseptor F dapat larut dalam HF dan memberikan sifat asam

(22)

Beberapa asam protik, asam perclorat dan asam fluoro sulfonat memberikan sifat asam dalam HF

Pemanfaatan:

HF dapat dimanfaatkan sebagai media elektrolisis dalam proses produksi anorgani/organik fluorin

Reaksi pada HF: 2F-  F2 + 2e-

Substrat

NH4F menghasilkan NFH2, NF2H, dan NF3

Oksidasi air menghasilkan OF2

SCl2 menghasilkan SF6

Asam asetat meghasilkan CF3COOH

Me3N menghasilkan (CF3)3N

(23)

Pembelajaran Mandiri

• Mohon dipelajari media lainnya yang saat ini digunakan, antara lain:

Asam sulfat dan asam fluoro-sulfonat Bromin trifluorida (BrF3)

Dinitrogen Tetra oksida (N2O4)

Self ionization untuk masing-masing media di atas

(24)

Cairan ion (ionic liquid) atau molten salt

• Cairan ion dan molten salt/lelehan garam

kadang kala disebut sebagai material yg sama;

namun keduanya memiliki perbedaan pada titik leleh.

• Cairan ion memiliki fasa cair di bawah suhu 373 K

• Sementara molten salt kadang memiliki fasa cair pada suhu yg lebih tinggi

(25)

Molten salt

Molten salt dapat diperoleh dengan melelehkan suatu garam.

Pada kondisi murninya seringkali garam memiliki titik leleh yang tinggi

Perubahan fasa padat ke cair masih mempertahankan long ranger order kristalnya, namun memiliki jarak yg lebih pendek.

Pencampuran antar garam dapat menghasilkan titik eutektik, sehingga bisa dapat diperoleh fasa cairnya pada suhu yg lebih rendah.

Eutektik (campuran dua komponen yg menghasilkan titik leleh lebih rendah dari komponen penyusunnya)

Contoh: campuran NaCl-Al2Cl6 melting poin 463K (sementara NaCl melting point 1073K)

(26)

Pemanfaatan

• Produksi beberapa kation

• Reaksi Bi + BiCl3 dalam media KCl-BiCl3 (T 570K) menghasilkan [Bi9]2[BiCl5]4[Bi2Cl8];

[Bi9]5+; [BiCl5]2-; [Bi2Cl8]2-

• Dalam AlCl3-MCl (M=Na atau K) reaksi Bi + BiCl3 menghasilkan [Bi5]3+ dan [Bi8]2+

(27)

Cairan ion

• Merupakan “cairan garam” pada suhu

dibawah 373 K (terdapat kation dan anion)

• Generasi pertama: [alkilpiridium atau dialkilimidazolium] dengan [AlCl4]- atau [Al2Cl7]-

• Contoh : reaksi Al2Cl6 + n-butilpiridium klorida menghasilkan [pyBu][AlCl4]

(28)

Cairan ion

• Cairan ion mendukung gerakan green chemistry

Mengurangi penggunaan pelarut Tidak beracun/tingkat racun rendah Efisiensi tinggi

biodegradabel

• Cairan ion dapat dihasilkan dari berbagai kombinasi kation dan anion

(29)

Contoh Kation

(30)

Beberapa anion

(31)

Cairan ion

• Cairan ion dapat diproduksi dengan

mereaksikan basa yang mengandung N- atau P- dengan agen pengalkilasi

(32)

Contoh pembuatan cairan ion

(33)

Aplikasi cairan ion

• Pelarut dalam siklik voltametri

• Media elektroplating

• Elektrolit dalam batere Litium

Penggunaan elektrolit organik mudah terbakar Sifat/ketahanan termal cairan ion lebih tinggi Performa sel meningkat

• Sebagai pelarut reaksi organik

• Sebagai media dan katalis homogen pada sintesis organometalik

(34)

• Kondisi khusus dalam reaksi organik: cairan ion imidazol dapat bereaksi dengan basa kuat seperti reagen Grignard (perlu dihindari)

(35)

• Pembentukan cairan ion dari metil-imidazol + Cl-

(36)

Dan masih banyak lagi aplikasi lainnya

“silahkan eksplorasi aplikasi cairan ion lainnya, khususnya dalam teknologi sintesis material baru atau bidang energi

(batere Litium)”

(37)

Supercritical Fluids

(38)

Supercritical Fluids (SC)

• Bersifat non-polar

(39)

Aplikasi

• Keunggulan : efisiensi ~ 100%

• SC dalam aplikasinya sebagai oksidator menghasilkan gas seperti CO2; H2O; N2

• Sifat non-polar dapat dimanfaatkan sebagai ekstraktor/pengganti pelarut organik

(40)

Aplikasi dalam bidang anorganik

• Produksi oksida logam (M=Fe(III); Cu(II); Ni(II)

• Pembuatan Logam-amina dalam media scNH3

FeCl2 dan FeBr2 menghasilkan [Fe(NH3)6]X2 Fe atau Mn dan I2 menghasilkan [M(NH3)6]I2 CrI2 menghasilkan [Cr2(NH3)6(µ-NH2)3]I3

(41)
(42)
(43)

Apliasi scCO2

Secara umum digunakan dalam proses ekstraksi

Ekstraksi ion logam (ion logam berat-beracun)

Tingkat kelarutan kompleks ion logam dalam scCO2 menjadi nilai plus

Peningkatan kelarutan pada CO2 (non polar) dapat dilakukan dengan pemberian ligan dengan R yang cukup panjang)

Ekstraksi kafein

Dry cleaning

Pewarnaan pada tekstil

Referensi

Dokumen terkait