OBSERVASI
Observasi
Mengamati, namun bukan sembarang mengamati
Pengamatan yang sistematis dan bertujuan
Untuk memahami apa yang ada di balik yg diobservasi
Merupakan teknik/metode yang paling tua dari ilmu pengetahuan
Ada 2 cara observasi:
Memperhatikan perilaku subjek: observasi
Menanyai subjek mengenai perilakunya: wwcr, angket, skala
Masalah-masalah umum dalam observasi
Observernya sendiri: kekuatan-kelemahan penentu (inferensi; pengaruh terhadap subjek)
Validitas & keandalan: berbanding terbalik dengan
interpretasi; tergantung kesepakatan di antara observer;
film
Katagori: menempatkan perilaku amatan ke katagori ttt
Unit perilaku: ketegangan tuntutan antara validitas &
reliabilitas
Kesimpulan observer: taraf rendah-tinggi
Generalisasi/aplikabilitas: kemungkinan perilaku diterapkan pd situasi lain
Sampling perilaku: sampling kejadian vs sampling waktu
Sampling kejadian
Kelebihan:
1.
Kejadian adalah situasi yang mirip
kehidupan wajar, sehingga validitasnya tinggi
2.
Ada kontinuitas perilaku
3.
Bisa menangkap kejadian yang
langka/jarang
Sampling waktu
Kelebihan:
Meningkatkan probabilitas diperolehnya
sampel perilaku yang representatif
Kelebihan observasi
Data yang dihasilkan sangat kaya, meskipun kejadian yang diobservasi hanya dalam hitungan menit. Data yang kaya ini memungkinkan pembaca hasil
observasi bisa membuat keputusan ataupun interpretasi yang berbeda, tergantung dari kepentingannya.
Metode observasi juga bisa memberikan gambaran apa yang sedang terjadi, siapa saja yang terlibat, kapan dan di mana hal tersebut terjadi, bisa
memahami proses maupun menguji sebab akibat, mampu memberikan petunjuk mengapa sesuatu terjadi pada situasi tertentu dan bisa memberikan input pada hal-hal yang metode lainnya kurang mampu melakukannya (seperti isyarat non verbal misalnya).
Kelemahan observasi
Hasilnya menjadi sangat subjektif,
tergantung pada si pengamat daripada situasi yang diamati. Ini disebabkan
karena pengamat memerhatikan aspek yang berbeda dari situasi yang diamati.
Ini yang memunculkan adanya bias dalam observasi.
Kehadiran pengamat juga bisa
memengaruhi tingkah laku orang-orang yang diobservasi sehingga ada
kemungkinan bertingkah laku berbeda
dibanding bila pengamat tidak hadir.
Validitas observasi
Validitas observasi berbanding terbalik dengan interpretasi. Maksudnya, bila pengamat diminta untuk menekankan segi interpretasinya, biasanya validitasnya menjadi semakin menurun, dibanding sebaliknya, bila pengamat diminta melulu
melakukan observasi. Ini yang juga membedakan mengapa observasi dalam setting penelitian
eksperimen biasanya dianggap lebih valid
dibanding pada penelitian yang lebih bersifat kualitatif. (molar-molekural)
Oleh karena itu mengukur validitas observasi akan lebih baik bila menggunakan kriteria validitas
konstruk, yaitu apakah variabel/gejala yang diamati telah sesuai dengan/ berdasarkan kerangka teori yang ada.