• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh RADITIA MAHARANI ASTIKA 200512064 - IBS Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Oleh RADITIA MAHARANI ASTIKA 200512064 - IBS Repository"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Masalah Penelitian

  • Identifikasi Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Perumusan Masalah

Laba akuntansi kualitatif adalah laba akuntansi yang mengandung sedikit atau tidak ada gangguan yang dirasakan dan mungkin mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya (Chandrarin, 2003). Lebih banyak kebisingan yang dirasakan mempengaruhi angka keuntungan. kerugian) yang dilaporkan dalam laporan laba rugi berfluktuasi sehingga dapat dikatakan bahwa laba (rugi) periode berjalan tidak sesuai dengan laba (rugi) periode mendatang. Penelitian ini juga hanya didasarkan pada sisi biaya konservatisme dan mengabaikan manfaat yang diperoleh dari penggunaan konservatisme akuntansi, hanya menggunakan akrual sebagai ukuran konservatisme untuk membedakan laba yang lebih konservatif dan kurang konservatif.

Beberapa penelitian yang diterbitkan sebelumnya telah mencoba menyelidiki manfaat dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh akuntansi konservatif. Basu (1997) menemukan bahwa sensitivitas laba terhadap return saham negatif lebih kuat dibandingkan dengan return saham positif, sehingga laba negatif akan kurang persisten dibandingkan laba positif, sehingga laba dari akuntansi konservatif cenderung berfluktuasi. Dewi (2004) gagal membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi pelaporan keuangan terhadap Earnings Response Coefisien (ERC), namun berhasil menemukan pengaruhnya terhadap ERC dengan membedakan antara laba akuntansi konservatif berkelanjutan dan laba akuntansi optimistis persisten.

Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh akuntansi konservatif terhadap persistensi laba.

Tujuan Penelitian

Penelitian yang paling relevan dengan tesis ini adalah penelitian Paek et al (2007) yang menguji pengaruh konservatisme akuntansi terhadap penilaian saham yang dijembatani oleh persistensi laba. Dengan demikian, hipotesis yang dapat diasumsikan adalah bahwa laba akan kurang persisten bila akuntansi yang digunakan lebih konservatif dibandingkan bila akuntansi yang digunakan kurang konservatif.

Kontribusi dan Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

Bab ini akan menguraikan objek penelitian dan pembahasan serta analisis data yang berkaitan dengan permasalahan dalam makalah ini. Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan analisis secara tertulis.

LANDASAN PEMIKIRAN TEORITIS

  • Definisi Konservatisme Akuntansi
  • Pengukuran Konservatisme
  • Manfaat Konservatisme
  • Pengukuran Persistensi Laba
  • Penelitian Sebelumnya
  • Pengembangan Hipotesa

OIt = perubahan laba operasi pada tahun t dikempiskan dengan harga pasar ekuitas pada awal tahun. OIt-1 = perubahan laba operasi pada tahun t-1 kempes. dengan harga pasar saham pada awal tahun. Menurut Hanna dan Desai dalam Paek dkk. 2007), metode ketiga dalam mengukur konservatisme juga mengandung beberapa kesalahan karena perubahan negatif dalam laba terkait dengan faktor non-konservatisme lainnya seperti.

ACCt = selisih antara laba operasi dan arus kas operasi pada tahun t, dikempiskan dengan total neraca awal tahun. Definisi persistensi laba menurut Penman (2001) adalah revisi laba masa depan yang diharapkan (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan (current earnings). Lipe (1990) menggunakan koefisien regresi hasil regresi antara laba akuntansi periode berjalan dan periode mendatang sebagai proksi persistensi laba akuntansi.

Sedangkan Lipe (1990) dan Sloan (1996) menggunakan koefisien regresi yaitu regresi antara laba akuntansi periode sekarang dan periode mendatang, sebagai ukuran persistensi laba akuntansi.

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu laba per saham masa depan (Et+1) sebagai proksi persistensi laba. Oleh karena itu, penelitian ini memilih menggunakan akrual sebagai model pengukuran konservatisme karena dapat menggambarkan seberapa besar laba dan rugi yang diakui.

Metode Pengumpulan Data

  • Data yang Dihimpun
  • Metode Pengambilan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan sampel melalui akses internet di www.idx.co.id dan website perusahaan sampel.

Metode Analisis Data

  • Teknik Pengujian Asumsi Klasik
    • Uji Normalitas
    • Uji Multikolinearitas
    • Uji Autokorelasi
    • Uji Heteroskedastisitas
  • Teknik Pengujian Stastistik
    • Metode Regresi Linear Berganda
    • Uji Signifikansi Parameter Individual
    • Uji Signifikansi Simultan
    • Koefisien Determinasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel independen (Ghozali, 2002). Sederhananya, setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Metode regresi linier berganda digunakan untuk menguji kuatnya hubungan antara dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat, dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas.

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2002). Artinya kedua variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Cara ketiga adalah dengan melakukan transformasi pada variabel dependen (Ln Y) dan variabel independen pertama (Ln untuk mengetahui apakah suatu variabel penjelas atau variabel independen signifikan (berarti atau tidak) mempengaruhi variabel dependen.

Tujuan pengujian variabel secara simultan adalah untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan berpengaruh secara statistik terhadap variabel dependen. Dengan demikian, secara statistik dapat dibuktikan bahwa variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar total variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas (Gujarati, 1995).

Regresi ini menunjukkan hasil persamaan regresi antara variabel dependen yaitu future earnings per saham, dan variabel independen yaitu laba per saham saat ini saham dan konservatisme akuntansi. Regresi ini menunjukkan hasil persamaan regresi antara variabel dependen yaitu future earnings per saham, dengan variabel independen yaitu laba per tahun saat ini

Tabel 3.1  Uji Durbin Watson
Tabel 3.1 Uji Durbin Watson

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

  • Uji Normalitas Data
  • Uji Multikolinearitas
  • Uji Autokorelasi
  • Uji Heteroskedastisitas

Multikolinearitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk melihat apakah variabel-variabel independen dalam persamaan regresi linier berganda mempunyai korelasi yang erat satu sama lain. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan mendasarkannya pada nilai toleransi dan VIF. Aturan praktis yang digunakan untuk menentukan nilai toleransi tidak berbahaya terhadap gejala multikolinearitas adalah 0,10.

Aturan praktis yang digunakan untuk menentukan nilai VIF tidak berbahaya adalah kurang dari 10. Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa tidak terjadi interferensi multikolinearitas antar variabel independen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai VIF dan toleransi yang masing-masing berada disekitar angka 1 yaitu Ln Et (current earnings per share) sebesar 1,003 dan Hi_CON-ACC (variabel dummy konservatisme berdasarkan nilai akrual) sebesar 1,003. Aturan praktis yang digunakan untuk menentukan bahwa nilai VIF yang tidak berisiko adalah kurang dari 10.

Dengan demikian, nilai toleransi dan VIF menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas yang berbahaya pada perubahan tahun 2004-2008 pada model penelitian ini. Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang koheren, misalnya data pertama berkorelasi dengan data kedua, data kedua dengan data ketiga, dan seterusnya. Nilai Durbin Watson yang diperoleh sebesar 2,024 (du

Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi serial antara data pertama dengan data kedua, data kedua dengan data ketiga, dan seterusnya. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas pada persamaan regresi digunakan metode grafis dengan menggunakan plot regresi. Metode grafis yang menggunakan nilai prediksi variabel terikat (Zpred) beserta residunya (Sresid) untuk melihat apakah terdapat pola tertentu pada scatter plot antara Sresid dan Zpred jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang memiliki keteraturan tertentu. membentuk suatu pola (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas, apabila tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik tersebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa data yang diuji terlindungi dari gangguan heteroskedastisitas. Dari grafik di atas terlihat titik-titik yang berada di dalamnya tersebar. Dengan menggunakan uji ini, tidak ditemukan gejala heteroskedastisitas pada model regresi tahun 2008 dan 2008.

Tabel 4.3  Uji Multikolinearitas
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Pengujian Signifikansi dan Koefisien Determinasi

  • Uji Signifikansi
    • Uji Signifikansi Parameter Individual
    • Uji Signifikansi Simultan
  • Koefisien Determinasi

Variabel dummy yaitu konservatisme berdasarkan perhitungan akrual (Hi_CON-ACC) mempunyai nilai t hitung sebesar -0,278 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,025 dan signifikan pada taraf signifikansi α = 0,05. Variabel dummy dengan demikian mempunyai pengaruh negatif terhadap laba per masa depan variabel stok. Jika R dan Adjusted R2 bernilai mendekati satu, berarti variabel independen mempunyai hubungan yang sangat kuat dan memberikan hampir seluruh informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2002).

Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,920 menunjukkan bahwa 92% total variasi dependen dapat dijelaskan oleh model yang disajikan. Laba per saham saat ini dan konservatisme akuntansi mampu menjelaskan variabel laba per saham masa depan sebesar 92% sedangkan sisanya sebesar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat faktor lain di luar laba per saham saat ini dan konservatisme akuntansi yang mempengaruhi laba per saham perusahaan di masa depan.

Tabel 4.6   Uji Statistik F
Tabel 4.6 Uji Statistik F

Analisis Hasil Regresi

Mengurangi 1 dari nilai antilog berarti laba konservatif berpengaruh negatif terhadap laba per masa depan per saham yaitu 0,32048 atau 32,05% lebih besar dari pendapatan yang kurang konservatif.

Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diketahui bahwa konservatisme akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba per saham masa depan. Laba yang lebih konservatif berpengaruh negatif terhadap laba per saham di masa depan, yaitu 32,05% lebih tinggi dibandingkan laba yang kurang konservatif. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa laba yang lebih konservatif dapat mengurangi prediktabilitas laba atau bahwa penggunaan konservatisme akuntansi membuat laba menjadi kurang persisten.

Penelitian ini didasarkan pada sisi biaya konservatisme, misalnya konservatisme akuntansi menyebabkan laba lebih banyak mengalami gangguan sementara. Faktanya, menurut Watts (2003a), praktik akuntansi mengarah pada efisiensi kontrak dan pajak, biaya litigasi dan biaya peraturan yang lebih rendah, yang menurut investor merupakan sisi yang menguntungkan. Penelitian ini tidak mengontrol dan memuat manfaat-manfaat tersebut, sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model yang lebih komprehensif mengenai bagaimana konservatisme akuntansi mempengaruhi persistensi laba.

Namun belum adanya kesepakatan mengenai pengukuran besarnya konservatisme (Givoly et al, 2007), kemungkinan perhitungan konservatisme akuntansi dengan menggunakan akrual sebenarnya mewakili fenomena ekonomi lain selain konservatisme akuntansi, misalnya manajemen laba. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan beberapa pengukuran secara bersamaan untuk mengurangi kesalahan dan menutupi kekurangan pada setiap pengukuran. Penelitian ini hanya berfokus pada akuntansi konservatif dengan membedakan antara laba yang lebih konservatif dan laba yang kurang konservatif.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji pengaruh konservatisme akuntansi terhadap persistensi laba dengan membedakan antara laba konservatif dan laba agresif. Laba akuntansi dan arus kas sebagai ukuran kinerja bisnis: peran akrual akuntansi. Perubahan properti deret waktu dari pendapatan, arus kas, dan akrual: membuat akuntansi keuangan menjadi lebih konservatif.

Ketersediaan laporan keuangan Terdapat nilai mata uang yang dinyatakan masuk/tidak tercatat sebagai negatif selain kriteria pengujian rupiah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Keuntungan (Kerugian) Perubahan Nilai Tukar Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Accounting Profit Response Ratio: Bukti Empiris dari Pasar Modal Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait