OPERASI TERMINAL PETI KEMAS
OLEH: BENNY SUNARDI SIHOMBING RICARD MUGABE TURNIP
MICCO BENI SAPUTRA M. ANDRE
Proses pemuatan, penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi peti kemas (container)
•
A.Proses pemuatan
peralatan khusus;
1.C
rane atau Forklif
untuk mengangkat dan
memindahkan peti kemas dari
kendaraan darat (truk) ke kapal, atau sebaliknya.
• Spreader Bar
Spreader
bar digunakan
untuk menggantung peti
kemas di kapal.
Proses:
Pemuatan dimulai dengan mengidentifikasi peti kemas yang akan dimuat berdasarkan informasi yang ada di peti kemas atau dalam sistem
manajemen terminal.
Faktor Keselamatan: Operator peralatan berat harus dilatih dengan baik untuk memastikan keselamatan mereka dan orang lain di sekitar area kerja
• B. Penyimpanan Peti Kemas
peralatan khusus:
Terminal kargo memiliki area penyimpanan khusus yang dilengkapi
dengan rak dan stacker crane untuk menyusun peti kemas secara efisien dalam tumpukan.
Proses: Peti kemas yang sudah dimuat dari kapal atau truk akan
ditempatkan dalam area penyimpanan berdasarkan alur logistik tertentu.
Peti kemas disusun secara hati-hati dengan mempertimbangkan jenis barang, prioritas pengiriman, dan aksesibilitas
Faktor Keselamatan: Petugas penyimpanan peti kemas harus mematuhi pedoman keselamatan saat menumpuk peti kemas untuk mencegah
tumpukan yang tidak stabil yang dapat mengancam keselamatan pekerja.
• C. Pengangkutan Peti Kemas
Peralatan Khusus: Untuk pengangkutan peti kemas dari area
penyimpanan ke kapal atau truk, terminal kargo menggunakan alat berat seperti reach stacker, container transporter, atau conveyor.
Proses: Peti kemas yang akan dikirimkan diambil dari tumpukan penyimpanan dengan peralatan khusus dan kemudian diangkut ke kapal atau truk yang sesuai. Koordinasi yang ketat diperlukan untuk memastikan jadwal pengiriman dan kapal berjalan lancar.
Faktor Keselamatan: Operator peralatan berat harus memiliki pelatihan yang memadai untuk menghindari tumpukan yang tidak aman, dan pencegahan kecelakaan adalah prioritas.
• D. Distribusi Peti Kemas
• Peralatan Khusus: Distribusi peti kemas dari terminal ke tujuan
akhir biasanya melibatkan truk atau kereta api yang dilengkapi dengan chassis khusus untuk mengangkut peti kemas.
• Proses: Peti kemas yang telah diangkut dari terminal akan
dikirimkan ke lokasi akhir sesuai dengan permintaan pelanggan.
Terminal kargo akan mengkoordinasikan pengiriman dengan perusahaan logistik atau operator angkutan.
contoh kegiatan distribusi container menggunakan truk
2. PERAN TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN EFISIENSI OPERASI TERMINAL PETIKEMAS
1. Otomatisasi Proses Pemuatan dan Pengangkutan:
• Contoh Robotika: Penggunaan AGV (Autonomous Guided Vehicles) atau AMR (Autonomous Mobile Robots) untuk memindahkan peti kemas dari tempat
penyimpanan ke area pemuatan atau kapal. Contohnya adalah AGV yang digunakan di pelabuhan untuk mengangkut peti kemas dari pelabuhan ke gudang penyimpanan.
• Contoh AI: Penggunaan sistem AI yang dapat memantau permintaan
pelanggan dan dinamika pasar secara real-time untuk merencanakan pemuatan dan pengangkutan peti kemas secara optimal. AI dapat menghitung rute dan jadwal yang paling efisien untuk menghindari penundaan dan memaksimalkan kapasitas pengiriman.
container diangkut menggunakan AGV
• 2. Sistem Pemantauan dan Manajemen Terpusat:
• Contoh Robotika: Penggunaan drone otomatis untuk pemantauan visual terminal. Drone dapat memberikan pandangan menyeluruh tentang operasi terminal, memeriksa keamanan, dan memantau perubahan dalam lingkungan terminal secara real-time.
• Contoh AI: Sistem manajemen terminal berbasis AI yang dapat menganalisis data dari berbagai sensor dan kamera untuk
mengidentifikasi potensi masalah atau kecelakaan yang akan datang.
AI dapat memberikan peringatan dini kepada operator atau mengambil tindakan pencegahan otomatis.
3. koordinasi antara berbagai pihak seperti maskapai pelayaran, otoritas pelabuhan, dan pengusaha
bongkar muat dalam mengatur dan mengoptimalkan
alur operasi di terminal peti kemas.
Koordinasi antara berbagai pihak seperti maskapai pelayaran, otoritas pelabuhan, dan pengusaha bongkar muat sangat penting untuk
mengatur dan mengoptimalkan alur operasi di terminal peti kemas.
Berikut adalah beberapa aspek utama dalam koordinasi ini:
• 1. Perencanaan Jadwal dan Kapasitas: Maskapai pelayaran harus
berkolaborasi dengan otoritas pelabuhan untuk merencanakan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal. Ini harus disesuaikan dengan kapasitas terminal peti kemas agar tidak terjadi kemacetan.
• 2. Informasi dan Komunikasi: Maskapai, otoritas pelabuhan, dan pengusaha bongkar muat harus berbagi informasi tentang jadwal, volume peti kemas, dan kebutuhan operasional lainnya secara real- time.
3. Pengaturan Alur Lalu Lintas: Otoritas pelabuhan harus mengatur alur lalu lintas kapal dan truk di terminal untuk menghindari tumpukan yang tidak
terkendali. Ini melibatkan manajemen pintu masuk dan keluar, rute kendaraan, dan pengaturan parkir yang efisien.
4. Koordinasi Bongkar Muat: Pengusaha bongkar muat harus bekerja sama dengan maskapai pelayaran untuk menentukan urutan bongkar muat yang optimal, sehingga peti kemas dapat diproses dengan cepat dan efisien.