• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI DINAS JAGA ANJUNGAN KETIKA MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT GUNA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "OPTIMALISASI DINAS JAGA ANJUNGAN KETIKA MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT GUNA "

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Apabila pernyataan di atas terbukti tidak benar, saya sendiri akan menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan yang berjudul “OPTIMALISASI PERANGKAT JAGA PERANGKAT KETIKA ARUS PENGIRIMAN YANG SEMPIT DATANG UNTUK MEMINIMALKAN SITUASI BERBAHAYA” tepat waktu tanpa ada gangguan. tidak diinginkan. AHMAD IQBAL MASRURI, untuk mengoptimalkan pelayanan anjungan jaga saat memasuki jalur pelayaran yang sempit untuk mengurangi situasi berbahaya.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki jalur pelayaran yang sempit yang akan dilalui kapal-kapal untuk mengirimkan barang atau penumpang ke daerah-daerah di Indonesia. Rute pelayaran di wilayah Indonesia sangat bervariasi dalam hal kedalaman dan lebar alur, menciptakan risiko bahaya navigasi. Adanya potensi pelayaran yang sangat strategis ini dapat menjadi faktor pendorong aktivitas lalu lintas kapal di alur pelayaran yang sempit.

Untuk meningkatkan keselamatan kapal, khususnya kapal yang berlayar di daerah dangkal dan sempit. Penulis akan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap barang yang diteliti dan wawancara dengan seluruh awak kapal termasuk bagian dek. AHMAD IQBAL MASRURI mengoptimalkan layanan anjungan jaga saat memasuki jalur pelayaran yang sempit untuk meminimalisir situasi berbahaya.

Indonesia as an archipelago has a narrow shipping lane through which ships will pass to send goods or passengers to areas in Indonesia.

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Batasan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Seringnya terjadi kecelakaan di jalur sempit kapal tidak lepas dari ketidakpatuhan terhadap aturan yang berlaku oleh para pelaut, hal ini sesuai dengan data Kementerian Perhubungan yang menyebutkan bahwa penyebab dominan kecelakaan kapal adalah karena kesalahan manusia atau pelaut. Kurangnya pemahaman terhadap peraturan yang ada. Dinas anjungan bertugas melakukan observasi selama pelayaran dan membawa kapal ke tujuan yang aman. Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya resiko tubrukan dalam lalu lintas laut, keterampilan nakhoda dan perwira jaga dalam melakukan pengamatan dan penglihatan perlu ditingkatkan.

Optimalisasi jaga anjungan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaut yang melakukan tugas jaga. Selain itu, saat memasuki jalur pelayaran sempit yang lalu lintasnya pasti padat dan resiko kecelakaan sangat tinggi, diperlukan konsentrasi tinggi saat melakukan tugas jaga anjungan. Untuk mengoptimalkan tugas penjaga anjungan, semua kelasi yang menjadi penjaga anjungan harus mengamati semaksimal mungkin dan memanfaatkan alat bantu navigasi yang ada dengan sebaik-baiknya.

Salah satu faktor terpenting saat melakukan tugas jaga anjungan adalah konsentrasi. Tetap fokus saat bertugas dan melakukan patroli dengan benar dapat meminimalisir terjadinya situasi berbahaya. Dalam karya ilmiah terapan ini, penulis ingin menginformasikan bagaimana cara mengoptimalkan pelayanan anjungan jaga saat memasuki jalur pelayaran yang sempit untuk meminimalisir kecelakaan yang sering terjadi. Maka berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis akan mengkajinya lebih dalam dan mengajukannya dalam bentuk proposal penelitian yang berjudul “OPTIMALISASI PERANGKAT JAGA PERANGKAT ANDA SAAT ALIRAN PENGIRIMAN RENDAH UNTUK MEMINIMALKAN SITUASI BERBAHAYA.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikembangkan identifikasi masalah yaitu langkah-langkah optimalisasi pelayanan anjungan jaga pada saat kapal berlayar pada jalur pelayaran yang sempit. Berkaitan dengan optimalisasi dinas anjungan jaga saat memasuki alur sempit untuk meminimalisir situasi berbahaya, penulis membatasi dalam penelitian ini pada optimalisasi dinas anjungan jaga saat kapal masuk dan berlayar di alur sempit saat cuaca buruk. . Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan penjaga jembatan pada saat memasuki jalur pelayaran yang sempit.

Dengan membaca artikel ini, kami harap Anda dapat meningkatkan keterampilan Anda dalam melakukan tugas jaga anjungan saat memasuki jalur pelayaran yang sempit untuk meminimalkan situasi berbahaya. Dengan membaca dan melakukan pelayanan jaga anjungan sesuai dengan prosedur dan aturan P2Tl, penulis, pembaca, pelaut dan masyarakat umum diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penjaga anjungan untuk mengarungi alur pelayaran yang sempit, meminimalkan situasi berbahaya hingga batas .

Landasan Teori

  • Definisi-definisi
  • Dinas Jaga Anjungan
  • Alur Pelayaran Sempit

Saat melakukan jaga navigasi, perwira jaga harus melakukan putaran observasi dengan hati-hati dan jika timbul situasi yang tidak biasa, hal itu harus dilaporkan kepada perwira jaga. Perwira yang bertanggung jawab atas jaga navigasi adalah wakil nakhoda dan memiliki tanggung jawab utama untuk navigasi yang aman dan kepatuhan terhadap peraturan untuk mencegah tubrukan di laut di laut. Perwira tugas jaga navigasi dapat menjadi satu-satunya orang yang melakukan pengamatan sehari-hari, asalkan situasinya telah dinilai dengan cermat dan keselamatannya tidak diragukan lagi, semua faktor yang relevan telah dipertimbangkan sepenuhnya dan bantuan segera dapat diberikan. diberikan ke jembatan jika perubahan situasi membutuhkannya.

Saat membuat keputusan tentang komposisi tugas jaga di anjungan, termasuk bawahan yang memenuhi syarat, faktor-faktor berikut harus diperhitungkan. Sebelum mengambil alih tugas jaga, perwira pengganti harus mendapatkan konfirmasi tentang posisi kapal yang sebenarnya atau yang diasumsikan, serta mendapatkan kejelasan tentang haluan dan kecepatan kapal, dan harus mencatat kemungkinan bahaya navigasi selama tugas jaga. 13. diancam, maka penggantian tugas jaga harus ditunda sampai tindakan atau gerakan yang bersangkutan selesai.

Meskipun ada tugas dan tanggung jawab seorang penerbang, namun kehadiran seorang penerbang di atas kapal tidak menggantikan tugas dan tanggung jawab nakhoda dan perwira jaga keselamatan kapal. Kapten atau petugas jaga harus bekerja dengan pilot dan mengawasi posisi dan pergerakan kapal. Jika ada keraguan tentang tindakan dan niat nakhoda, perwira jaga kapal harus meminta penjelasan dari nakhoda, tetapi jika keraguan itu tidak hilang, dia harus memberi tahu nakhoda sesegera mungkin dan mengambil tindakan yang tepat.

Kerangka Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Pemilihan Informan
  • Teknik Analisis Data

Penelitian ini dilakukan oleh penulis di POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA, sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) melalui Dinas Perhubungan Matra Laut. Selanjutnya penulis akan melanjutkan penelitian, saat penulis melakukan Praktek Kelautan (PRALA) yang dilaksanakan pada Semester V dan VI di kapal KMP. Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi langsung dan wawancara.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden atau objek penelitian. Hal itu merupakan hasil pengamatan langsung terhadap kegiatan operasional kapal, terutama pada saat perwira jaga sedang melakukan tugas jaga laut di anjungan kapal. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, biasanya berupa data dokumenter dan arsip resmi, yang telah diusahakan untuk dikumpulkan oleh penulis sendiri, selain dari sumber yang diteliti.

Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan pokok bahasan proposal penelitian atau berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan bekal formal dari kondisi observasi yang sebenarnya. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah para awak kapal niaga yang nantinya akan ditempati sebagai tempat pelaksanaan Praktek Kerja Kelautan (PRALA). Untuk memperoleh kelengkapan informasi sesuai dengan fokus penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui apakah awak kapal dapat melakukan tugas pengawasan di anjungan untuk meminimalkan situasi berbahaya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia observasi adalah penilaian yang cermat, dapat diartikan bahwa observasi adalah melakukan pengamatan dengan secermat-cermatnya untuk mendapatkan informasi yang jelas. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui prosedur yang dilakukan oleh awak kapal jika terjadi keadaan darurat di atas kapal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan, artinya dokumentasi mengumpulkan data dan mengelompokkannya berdasarkan kebutuhan penelitian, kemudian mengolahnya menjadi informasi. Dokumentasi yang ditunjukkan dalam contoh ini adalah semua dokumentasi yang berkaitan dengan institusi dan administrasi, struktur manajemen dan struktur kontrol dalam mengatasi situasi berbahaya dan melatih awak kapal untuk menghadapi situasi darurat di atas kapal dan lainnya. Penulis akan menganalisa data primer dan data sekunder guna mencari solusi untuk mengoptimalkan pelayanan penjaga jembatan saat memasuki jalur pelayaran yang sempit.

Referensi

Dokumen terkait

It is a peer-reviewed journal of Education, including: English Language Teaching, Arabic Language Teaching, and Islamic Education.. The journal is published twice