• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Apotek Hidup dengan Pemanfaatan Limbah Plastik dengan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Apotek Hidup dengan Pemanfaatan Limbah Plastik dengan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 31

PELITA MASYARAKAT

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/pelitamasyarakat

Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Apotek Hidup dengan Pemanfaatan Limbah Plastik dengan Prinsip 3R

(Reduce, Reuse, Recycle)

Optimizing Community Empowerment Through The Pharmacy Program Living by Utilizing Plastic Waste with The 3R Principle

(Reduce, Reuse, Recycle)

Riris Andriati1)*, Andriyani Rahmah Fahriati2), Fenita Purnama Sari Indah3) & Firdha Senja Maelaningsih2)

1)Program Studi Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia

2)Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia

3)Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia Diterima: 06 Juli 2023; Direview: 22 September 2023; Disetujui: 22 September 2023

*Corresponding Email: ririsandriati@wdh.ac.id Abstrak

Tujuan pada PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) ini antara lain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Pasireurih dalam menanam dan mengolah TOGA (Tanaman Obat Keluarga) serta pengolahan limbah melalui 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Selain itu meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Pasireurih.

Metode yang dipakai dalam mencapai tujuan dari PkM ini adalah dengan cara ceramah (penyuluhan) dan pelatihan.

Serangkaian kegiatan meliputi Penyuluhan tentang Tanaman Obat Keluarga, Pelatihan tentang Penanaman dan Pengolahan TOGA, serta penyuluhan tentang Pengolahan Limbah. Hasil kegiatan PkM ini adalah semua rangkaian kegiatan PkM ini berjalan secara lancar dan memberikan hasil yang memuaskan. Kegiatan PkM yang telah dilakukan ini memiliki manfaat di beberapa sektor. Sektor utama yang paling berpengaruh yaitu Kesehatan dan lingkungan. Keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan dilihat dari beberapa komponen yaitu: terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai TOGA dan pengolahan limbah melalui 3R. Selain itu penanaman TOGA di rumah warga meningkat signifikan, dan masyarakat telah terampil dalam mengolah tanaman obat menjadi minuman herbal. penanggung jawab TOGA juga telah tercipta kepengurusannya.

Kata Kunci: Tanaman Obat Keluarga (TOGA); Pengolahan Limbah plastic; 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Abstract

The objectives of this Community Service include increasing the knowledge and skills of the Pasireurih Village community in planting and processing Family Medicinal Plants as well as processing waste through 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Apart from that, it improves the skills of the people of Pasireurih Village. The method used to achieve the objectives of Community Service is by means of lectures (counseling) and training. A series of activities include counseling on family medicinal plants, training on planting and processing Family Medicinal Plants, as well as counseling on waste management. The result of this Community Service activity is that all series of Community Service activities run smoothly and provide satisfactory results. The Community Service activities that have been carried out have benefits in several sectors. The main sectors that have the most influence are health and the environment. The success of implementing activities can be seen from several components, namely: there is an increase in public knowledge regarding Family Medicinal Plants and waste processing through 3R. Apart from that, Family Medicinal Plants in people's homes has increased significantly, and people have become skilled in processing medicinal plants into herbal drinks. The person responsible for Family Medicinal Plants has also created its management.

Keywords: Family Medicinal Plants; Plastic Waste Management; 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

How to Cite: Andriati, R., Fahriati, A.R., Indah, F.P.S., & Maelaningsih, F.S., (2023). Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Apotek Hidup Dengan Pemanfaatan Limbah Plastik Dengan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pelita Masyarakat: 5 (1): 31-42.

(2)

Pandemik Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang melanda seluruh Negeri termasuk Indonesia menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat non-bencana alam, yang tidak hanya menyebabkan kematian saja namun juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar, sehingga perlu upaya penanggulangan termasuk pencegahan dan pengendaliannya. Salah satu cara untuk pencegahan dan pengendalian dari merebaknya virus ini yakni dengan menjaga kesehatan sehingga dapat beradaptasi dengan situasi pandemik COVID-19 ini. Terus berkembang dan bermutasinya COVID-19 ini menyebabkan masa pandemi diperkirakan akan berlangsung panjang, sehingga masyarakat harus bersiap dengan pola hidup baru yakni dengan upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat (Budisusila, 2021 ; Sunaryo, 2020).

Prinsip pencegahan dan pengendalian COVID-19 di masyarakat salah satunya melalui pemanfaatan kesehatan tradisional dengan melaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisional, yakni dengan memanfaatkan lahan yang ada di pekarangan untuk ditanami tanaman obat yang biasa dikenal dengan apotek hidup atau Tanaman Obat Keluarga (TOGA), karena hal ini mudah dibudidayakan dan dimanfaatkan dengan cepat.

Tumbuhan di Indonesia banyak yang digunakan sebagai Obat Tradisional. Tanaman obat yang tergolong dari rempah-rempah, bumbu dapur, tanaman pagar, buah dan sayur atau bahkan tanaman liar dapat pula di tata di pekarangan rumah sebagai Apotek hidup (Naway, 2021 ; Febriansyah, 2017).

Selain itu di era teknologi yang semakin maju, dimana masyarakat hidup modern, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin menipis. Banyak limbah tidak terpakai yang terdapat di lingkungan masyarakat dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Limbah yang dinilai tidak berguna, nantinya dapat merusak lingkungan, bila dikelola dengan baik akan menjadi suatu yang bermanfaat dan berdampak positif (Ramadhani dan Indahingwati, , 2021).

Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan dari PkM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Pasireurih dalam menanam dan mengolah TOGA, memberikan pemahaman masyarakat mengenai pengolahan limbah melalui 3R, membuat kepengurusan penanggung jawab TOGA yang bertugas untuk memantau setiap warga dalam pemanfaatan TOGA dan pengolahan limbah, menghasilkan luaran yang dicapai dari program Pengabdian kepada Masyarakat,

(3)

33

dan melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan Mahasiswa sebagai bentuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mini project di Desa

ANALISIS SITUASIONAL

Berdasarkan analisis situasi yang didapatkan bahwa Desa Pasireurih diketahui bahwa mitra memiliki permasalahan yakni berkaitan dengan kesehatan dan lingkungan.

Permasalahan kesehatan terkait dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan. Permasalahan lingkungan terakit pengetahuan dan keterampilan dalam pemanfaatan limbah plastik dengan metode 3R. Peningkatan pengetahuan kepada masyarakat di Desa Pasireurih disebabkan rendahnya tingkat Pendidikan yang juga disebabkan oleh faktor-faktor yang lebih kurang sama, yakni keterbatasan sarana dan sulitnya akses. Mengingat Desa Pasireurih terletak di dataran tinggi dan masih menjalankan berbagai kearifan lokal dalam penjagaan hutan dan ketahanan pangan yang diwariskan oleh leluhur. Bagi masyarakat Desa Pasireurih hutan merupakan faktor terpenting dalam menunjang kehidupan masyarakat terutama sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sehingga masyarakat Desa Pasireurih mayoritas adalah petani dalam bidang pertanian dan perkebunan.

Gambar 1. Lokasi Desa Pasireurih, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang (Sumber: Google Map, 2022)

(4)

METODE PELAKSANAAN

PkM dilakukan di Lokasi Desa Pasireurih Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang dengan jumlah penduduk sebanyak 4.326 jiwa. Sasaran dari program PkM ini yaitu masyarakat Desa Pasireurih Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang yang terdiri dari 7 RT. Metode yang dipakai dalam mencapai tujuan dari PkM ini adalah dengan cara ceramah (penyuluhan) dan pelatihan. Serangkaian kegiatan meliputi Penyuluhan 1 tentang TOGA, Pelatihan 1 tentang Penanaman TOGA, Penyuluhan 2 tentang Pengolahan Limbah dan Pelatihan 2 tentang Pengolahan TOGA.

Pembuatan Serbuk

Sebelum melakukan kegiatan PkM ke Desa Pasireurih, tim pengabdi terlebih dahulu membuat serbuk sediaan herbal di salah satu Industri Obat Herbal. Hasil dari serbuk sediaan herbal tersebut menjadi alat bantu pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan mengenai pengolahan TOGA. Tanaman obat yang dipilih dalam pengolahan TOGA yaitu rimpang jahe, kunyit, dan kencur.

Focus Group Discussion (FGD) Bersama Mitra

Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan oleh tim pengabdi dengan mitra, diperoleh beberapa permasalahan yang terjadi di Desa Pasireurih. Permasalahan yang ditemukan di Desa Pasireurih berkaitan dengan Kesehatan dan lingkungan. Sebagian besar warga di Desa Pasireurih adalah petani, namun para warga banyak yang belum mengetahui bahwa banyak tanaman yang dapat berkhasiat menjadi obat atau disebut juga dengan TOGA. Para warga hanya membeli obat warung saat ada anggota keluarga yang sakit. Hal ini disebabkan karena warga belum mengetahui berbagai jenis dan khasiat TOGA, sehingga belum memanfaatkan TOGA dengan baik menjadi minuman obat. Selain itu, mengenai masalah lingkungan, Desa Pasireurih tidak memiliki tempat pembuangan sampah sehingga sampah selalu dibakar oleh warga secara rutin. Sebenarnya Desa sudah memfasilitasi dengan memberikan tong sampah, namun kesadaran masyarakat masih rendah sehingga pembuangan sampah masih di sembarang tempat. Rendahnya tingkat pengetahuan warga mengenai TOGA dan pemanfaatannya serta perihal terkait sampah ini menjadi alasan tim pengabdi untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat terkait TOGA dan Pengolahan Limbah dengan Reduce, Reuse, Recycle (3R). Pengabdian kepada masyarakat dalam pemanfaatan TOGA sebagai bentuk pencegahan suatu penyakit dan

(5)

35

dalam memanfaatkan limbah-limbah rumah tangga. Untuk menyelesaikan beberapa masalah tersebut disepakati untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat Desa Pasireurih melalui dua metode yaitu penyuluhan dan pelatihan.

Pada tahap ini juga diberikan lembar observasi yang harus diisi oleh para kader saat sebelum implementasi penanaman toga di rumah Desa Pasireurih. Lembar observasi berisi informasi ada/tidaknya TOGA di rumah warga dan rencana tindak lanjut.

Kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan Penyuluhan 1 : TOGA

Metode yang digunakan pada kegiatan penyuluhan ini adalah berupa sosialisasi dengan memberikan materi tentang definisi, pengenalan tentang aneka jenis tanaman obat dan khasiatnya, bagaimana seharusnya penanaman, dan perawatan TOGA. Selain itu, memberikan sosialisasi, kerja obat secara farmakologi, khasiat obat, cara penggunaan, dosis, takaran penggunaan dan lama pemakaian.

Pelatihan 1 : Penanaman TOGA

Peserta melakukan praktek menanam apotek hidup didampingi oleh tim pengabdi, tenaga ahli (apoteker), Pihak Dinas Kesehatan dan Pihak Puskesmas. Melaksanakan pelatihan kepada kelompok masyarakat meliputi pengenalan Kembali tentang aneka jenis tanaman obat dan khasiatnya serta tata cara penanaman tanaman yang baik.

Penyuluhan 2 : Pengolahan Limbah Plastik Dengan Prinsip 3R

Pemberian materi tentang pemanfaatan limbah plastik dengan prinsip 3R. Pada penyuluhan ini warga dihimbau utnuk mengurangi sampah dan menghemat pemakaian barang. Contohnya saat belanja ke pasar tidak menggunakan plastik kresek. Warga juga dihimbau untuk menggunakan kembali sampah secara langsung ataupun mendaur ulang nya, misalnya memanfaatkan kaleng bekas untuk pot TOGA, mengolah gabus sterofoam menjadi batako atau pot TOGA dan mengolah sampah organik menjadi kompos.

Pelatihan 2 : Pengolahan TOGA

Kegiatan pelatihan pengolahan TOGA menjadi minuman herbal. Peserta melakukan praktek pengolahan tanaman obat didampingi oleh tim pengabdi, Pihak Puskesmas Cipeucang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.

(6)

Monitoring Pasca PkM

Pada Monitoring Pasca PkM, tim pengabdi memberikan form monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan pengabdian masyarakat dosen kepada para Perangkat Desa dan warga. Form monev pelaksanaan PkM berisi informasi terkait kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu inventaris yang diberikan, hambatan yang dirasakan, manfaat yang didapatkan saat penyuluhan dan pelatihan, dan saran yang diberikan untuk tim pengabdi. Selain itu, pada tahap ini juga diberikan lembar observasi monitoring implementasi penanaman TOGA di rumah Desa Pasireurih. Lembar observasi berisi ada/tidaknya TOGA di rumah warga dan rencana tindak lanjut. Sebelumnya, pada saat FGD telah diberikan juga lembar observasi sebelum dilakukan implementasi penanaman TOGA.

HASIL KEGIATAN

Hasil kegiatan PkM berisikan luaran atau fokus utama kegiatan yang digunakan sebagai solusi yang diberikan kepada masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu:

pada dua jenis penyuluhan tersebut nilai saat post-test mengalami peningkatkan dibandingkan nilai saat pre-test. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan warga setelah dilakukan penyuluhan mengenai TOGA dan pengolahan limbah dengan cara 3R. Rata-rata pengetahuan mengenai TOGA meningkat dari 6,16 menjadi 8,74 sedangkan pada pengolahan limbah meningkat dari 6,32 menjadi 8,62.

Tabel 1. Hasil Pre-test dan Post-test Penyuluhan dan Pelatihan Penyuluhan dan Pelatihan Jumlah Peserta Nilai Rata-Rata

Pre-test Post-test

Mengenai TOGA 152 orang 6,16 8,74

Pengolahan Limbah 3R 163 orang 6,32 8,62

Open tabelSelain itu terbentuknya pengurus TOGA dari perwakilan warga yang berperan untuk memantau tiap warga untuk menanam, merawat dan memanfaatkan TOGA sehingga implementasi pelatihan menjadi optimal. Selanjutnya terciptanya kebun apotek hidup atau kebun TOGA di fasilitas umum Desa Pasireurih. Kebun apotek hidup atau kebun TOGA dapat dimanfaatkan warga dalam mencari tanaman berkhasiat saat ada anggota keluarga yang sakit. Setiap tanaman diberi keterangan mengenai nama tanaman, nama latin dan juga khasiat nya bagi tubuh. Adapun tanaman yang ditanam bersama

(7)

37

warga tersebut terdiri dari Jahe, Kunyit, Kencur, Kumis Kucing, Bidara, Kemangi, Kembang Telang, Saga, Handeleum, Jarak dan berbagai TOGA lainnya.

Adapun dokumentasi kegiatan PkM sebagai berikut:

Pelatihan 1 : Penanaman TOGA

Gambar 2. Kegiatan Pelatihan Penanaman TOGA (Sumber: Data Primer, 2022)

Pelatihan 2 : Pengolahan TOGA

(8)

Gambar 3A – 3F. Pelatihan Pengolahan TOGA (Sumber: Data Primer, 2022)

Monitoring dan Evaluasi oleh Tim Pengabdi Pasca PkM

Gambar 4. Monev oleh Tim Pengabdi Pasca Kegiatan PkM (Sumber: Data Primer, 2022)

A B

C D

E F

(9)

39

Fungsi dan Manfaat Hasil Pengabdian kepada Masyarakat

Kegiatan PkM yang telah dilakukan ini memiliki manfaat di beberapa sektor. Sektor utama yang paling berpengaruh yaitu Kesehatan dan lingkungan. Beberapa manfaat dari kegiatan PkM di sektor Kesehatan dan lingkungan yaitu sebagai berikut :

a. Sektor Kesehatan

Meningkatkan pengetahuan warga setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan mengenai TOGA. Rata-rata pengetahuan mengenai TOGA meningkat dari 6,16 menjadi 8,74. Dapat meningkatkan Kesehatan masyarakat karena masyarakat sudah mengetahui cara mengolah TOGA menjadi menjadi produk yang dapat dikonsumsi untuk menjaga Kesehatan, Memperbaiki status gizi keluarga, Terbentuknya kepengurusan penanggung jawab TOGA yang bertugas untuk memantau setiap warga dalam pemanfaatan TOGA dan pengolahan limbah 3R sehingga implementasi dalam pelatihan dapat diterapkan secara maksimal, Terciptanya kebun apotek hidup atau kebun TOGA di fasilitas umum (halaman MDTA) Desa Pasireurih. Kebun apotek hidup atau kebun TOGA dapat dimanfaatkan warga dalam mencari tanaman berkhasiat saat ada anggota keluarga yang sakit.

b. Sektor Lingkungan

Meningkatkan pengetahuan warga setelah dilakukan penyuluhan mengenai pengolahan limbah dengan cara 3R. Rata-rata pengetahuan pengolahan limbah meningkat dari 6,32 menjadi 8,62, Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan limbah plastik dengan metode 3R secara sosialisasi, Dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pemanfaatan limbah plastik sebagai wadah penyimpanan rumah tangga, Dapat mengurangi sampah rumah tangga sehingga lingkungan menjadi lebih terjaga kebersihannya dan dapat melestarikan alam dan sarana penghijauan pekarangan rumah

Dalam pelaksanaan PkM ini memiliki beberapa kendala atau hambatan yang terjadi dibagi menjadi kendala teknis dan non-teknis. Kendala teknis ini berasal dari tim pengabdi dan pihak yang terlibat dalam kegiatan PkM ini, meliputi selama kegiatan penyuluhan terdapat peserta yang tidak fokus terhadap materi karena beberapa membawa bayi dan anak kecil, kurangnya referensi dari peserta sehingga pada saat praktek maasih merasa kesulitan, dan minimnya kesadaran untuk kebersihan pasca pelatihan.

(10)

ini, meliputi : a. Transportasi

Tidak ada transportasi umum untuk menuju Desa Pasireurih, untuk menuju lokasi PkM harus menggunakan kendaraan pribadi. Terdapat “ojek” di depan jalan raya menuju Desa Pasireurih namun jumlahnya sangat sedikit dan tidak ada “ojek” ketika hujan.

b. Akses jalan menuju Desa

Jalan menuju Desa Pasireurih masih didominasi oleh tanah berbatu dan paving block dan jalan sempit menjadi sulit untuk dilalui. Karena hal tersebut juga, masyarakat Desa Pasireurih menjadi sulit akses menuju Dusun lain, Desa lain, dan ke Kabupaten Pandeglang.

c. Koneksi jaringan

Ketika berada di Desa, koneksi jaringan atau sinyal sangat sulit. Akibatnya, komunikasi selama kegiatan PkM berlangsung menjadi terhambat.

d. Jarak ke pusat perbelanjaan

Karena akses yang sulit dan letak Desa Pasireurih yang berada di pergunungan menyebabkan jauh untuk menuju pusat perbelanjaan. Dalam mendukung kegiatan PkM ini diperlukan barang-barang yang harus dibeli di pusat perbelanjaan. Namun, karena jarak dari Desa Pasireurih ke pusat perbelanjaan sangat jauh maka menjadi salah satu hambatan kegiatan PkM ini.

PEMBAHASAN

TOGA merupakan tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat obat.

penanaman TOGA dapat dilakukan di pot atau di lahan sekitar rumah, jika lahan yang ditanami cukup luas maka sebagian hasil panen dapat dijual dan menambah pendapatan keluarga (Munir dan Nurhayati, 2022 ; Sari, dkk, 2015). Adapun pemanfaatan TOGA selain sebagai obat, juga dapat dimanfaatkan untuk : 1) penambahan gizi keluarga (pepaya, timun, bayam), 2) bumbu atau rempah-rempah masakan (kunyit, kencur, jahe, serai, daun salam), 3) menambah keindahan (mawar, melati, bunga matahari, kembang sepatu, tapak dara, kumis kucing) (3). Dengan pesatnya perkembangan teknologi, Tanaman Obat Keluarga atau yang disingkat dengan TOGA semakin banyak terlupakan oleh masyarakat (Susanto, 2017). Selain itu di era teknologi yang semakin maju, dimana masyarakat hidup modern, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin menipis. Banyak limbah

(11)

41

tidak terpakai yang terdapat di lingkungan masyarakat dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Limbah yang dinilai tidak berguna, nantinya dapat merusak lingkungan, bila dikelola dengan baik akan menjadi suatu yang bermanfaat dan berdampak positif.

Pengolahan limbah secara 3R sampai sekarang masih merupakan cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahan (Dongoran, et al., 2018) . Penerapan Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Reuse yang dapat dilakukan sehari- hari oleh masyarakat misalnya pemilihan wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang (Abdussamad, et al, 2022).

Misalnya menggunakan serbet dari kain daripada menggunakan tissue. Reduce dapat juga diaplikasikan oleh masyarakat dengan membeli produk yang dapat didaur ulang. Gunakan produk yang dapat diisi ulang atau di refill dan menghindari penggunaan barang-barang yang hanya sekali pakai. Proses Recycle dapat juga dimanfaatkan oleh masyarakat, misalnya lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos, melakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang dapat bermanfaat, misalnya sebagai wadah dalam penanaman atau pembibitan TOGA sehingga dapat digunakan sebagai hiasan dipekarangan rumah.

Dihasilkannya keterampilan masyarakat mengenai penanaman TOGA dan pemanfaatan barang bekas menjadi barang layak pakai sehingga masyarakat dapat membuka lapangan pekerjaan dan mendukung program eco-green dan sekaligus sebagai warga masyarakat dapat ikut berperan serta menyelamatkan, melestarikan lingkungan.

SIMPULAN

Kegiatan PkM di Desa Pasireurih, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang telah terlaksana dengan baik. Program kegiatan ini meliputi pembuatan apotek hidup dan pemanfaatan limbah plastik berprinsip 3R. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai TOGA dan pengolahan limbah melalui 3R telah meningkat. Selain itu telah

(12)

setiap warga dalam pemanfaatan TOGA dan pengolahan limbah 3R.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapakan terimakasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah mendanai kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, J., Tui, F. P., Mohamad, F., & Dunggio, S. (2022). Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Melalui Program Bank Sampah Di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone Bolango. Publik: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik, 9(4), 850-868.

Budisusila, A. (2021). Transformasi Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid 19. Sanata Dharma University Press.

Dongoran, H. S., Harahap, R. H., & Tarigan, U. (2018). Implementasi Peraturan Walikota Medan tentang Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Kebersihan dan Bank Sampah. Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8(1), 47-64.

Febriansah, R. (2017). Pemberdayaan kelompok tanaman obat keluarga menuju keluarga sehat di Desa Sumberadi, Mlati, Sleman. BERDIKARI: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks, 5(2), 80-90.

Googel Map. (2022). available at:

https://www.google.com/maps/place/Pasireurih,+Kec.+Cipeucang,+Kabupaten+Pandeglang,+Bant en/@-

6.3507635,105.963729,14z/data=!3m1!4b1!4m15!1m8!3m7!1s0x2e423ae8d6d3ca3b:0xd4d6514e 4b073bb6!2sPasireurih,+Kec.+Cipeucang,+Kabupaten+Pandeglang,+Banten!3b1!8m2!3d-

6.348474!4d106.0081819!16s%2Fg%2F12391_jy!3m5!1s0x2e423ae8d6d3ca3b:0xd4d6514e4b07 3bb6!8m2!3d-6.348474!4d106.0081819!16s%2Fg%2F12391_jy?hl=id&entry=ttu

Khairunnisa, K., Jiwandono, I. S., Nurhasanah, N., Dewi, N. K., Saputra, H. H., & Wati, T. L. (2019). Kampanye Kebersihan Lingkungan melalui Program Kerja Bakti Membangun Desa di Lombok Utara. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat, 2(2).

Munir, A., & Nurhayati, N. (2022). Kampanye Kebersihan Lingkungan Melalui Program Kerja Bakti Membangun Desa Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat, 2(1), 1-9.

Naway, F. A., Arifin, A., & Ardini, P. P. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dalam Rangka Pencegahan Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat), 10(1), 149-164.

Ramadhani, Y. C., & Indahingwati, A. (2021). Penyusunan Portofolio Kampung Pendidikan Arek Surabaya. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(4), 823-835.

Sari, I. D., Yuniar, Y., Siahaan, S., Riswati, R., & Syaripuddin, M. (2015). Tradisi masyarakat dalam penanaman dan pemanfaatan tumbuhan obat lekat di pekarangan. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 123-132.

Sunaryo, D. (2020). Optimalisasi Pendapatan Masyarakat dalam Pembuatan Produk Bandrek Jahe Susu Sebagai Peningkatan Imunitas Disaat Pandemik Covid-19 di Desa Sukaratu Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang. KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 30-41.

Susanto, A. (2017). Komunikasi dalam Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Kecamatan Margadana. Parapemikir: Jurnal Ilmiah Farmasi, 6(1).

Referensi

Dokumen terkait